Anda di halaman 1dari 15

MODUL 04

DIFRAKSI, PANJANG GELOMBANG CAHAYA, DAN


POLARISASI

Nama Praktikan : Erwin Yoshua Rianto Hasibuan

NIM : 104120034

Kelas : CV 2 B

Tanggal Praktikum : 06 Maret 2021

Pimpinan Praktikum : Rizky Miftahul


I. INTISARI
Praktikum kali ini yang berjudul Difraksi, Panjang gelombang Cahaya, dan
polarisasi yang memiliki tujuan memahami persitiwa fisis, menentukkan
panjang gelombang, memahami fenomena gelombang cahaya, dan memahami
perputaran fenomena perputaran bidang polarisasi. Praktikum kali ini
digunakan kisi difraksi yang bertujuan dalam menentukkan panjang
gelombang cahaya. Untuk panjang yang dihasilkan dari penggunaan kisi
difraksi sebesar 52.96, 37.52, dan 35.96
Kata kunci : Difraksi, Panjang gelombang, dan Kisi difraksi, dan Polarisasi.

II. PENDAHULUAN

2.1. Tujuan
1. Memahami peristiwa fisis yang dialami oleh cahaya dengan prinsip
difraksi oleh kisi.
2. Menentukan panjang gelombang cahaya tampak dengan
menggunakan kisidifraksi.
3. Memahami fenomena polarisasi gelombang cahaya.
4. Memahami fenomena perputaran bidang polarisasi oleh benda padat.

2.2. Teori Dasar


Cahaya sebagai gelombang dapat mengalami peristiwa yang disebut
difraksi. Difraksi merupakan suatu peristiwa pembelokan gelombang ketika
menjalar melalui celah sempit atau tepi yang tajam. Dalam peristiwa difraksi
dikenal suatu kisi difraksi yang terdiri atas sebaris celah sempit yang saling
berdekatan dalam jumlah banyak. Kisi difraksi biasanya digunakan untuk
menentukan panjang gelombang cahaya. Umumnya kisi difraksi yang
digunakan dalam eksperimen siswa adalah kisi difraksi standar. Penggunaan
kisi difraksi standar dalam eksperimen tersebut, biasanya hanya terbatas dalam
menentukan panjang gelombang cahaya tampak. Fenomafenomena fisika
banyak terjadi dari hal-hal sederhana, contohnya kita bisa mengamati pola
difraksi dengan menggunakan kisi difraksi alam (Tipler, 2001).

Kisi difrasi adalah kepingan kaca yang digores sejajar dan berjumlah
sangat banyak dan memiliki jarak yang sama(biasanya dalam ordo 1000 per
mm). Cahaya terdifraksi setelah diteruskan melalui kaca atau dipantulkan oleh
spekulum menghasilkan cahaya maksimum pada dan berkurangsampai
minimum (intensitas = nol) pada sudut . Untuk melewati pola difraksicahaya
, cahaya dilewatkann melalui suatu celah tunggal dan mengamati cahaya yang
diteruskan oleh celah pada suatu film (Supriyanto, 2007).

Difraksi merupakan penyebaran arah rambar gelombang ketika


melewati suatu celah yang sempit. Peristiwa ini adalah konsekuensi dari
prinsip Huygens, ketika suatu gelombang masuk melewati celah yang
sempit maka tiap titik pada celah berperan sebagai sumber gelombang
baru dengan arah rambat radial. Gelombang yang melewati celah
merupakan hasil superposisi gelombang-gelombang baru pada celah.
Penyebaran arah rambat gelombang akan membentuk pola difraksi berupa
pita gelap-terang dengan intensitas maksimum berada pada bagian pusat
pita. Persamaan umum dari peristiwa difraksi adalah:

𝑚𝜆 = 𝑑 sin (2.1)

dimana 𝜆 adalah panjang gelombang cahaya, d adalah jarak antara celah


kisi, θ adalah sudut difraksi dan m adalah orde pola difraksi.

θ
Gambar 2.1. Difraksi pada kisi

tan = (2.2)

tan sin (2.3)

Dengan mensubstitusi persamaan 4.3 ke persamaan 4.1 maka diperoleh.

y= (2.4)

y merupakan jarak dari pusat ke titik terang pertama.

Gelombang cahaya merupakan gelombang elektromagnetik,


gelombang elektromagnetik akan terpolarisasi jika arah vektor medan
listrik pada bidang osilasi yang sama. Gelombang cahaya umumnya tidak
terpolarisasi atauterpolarisasi dengan arah yang acak.

Gambar 2.2. Bidang osilasi dari gelombang cahaya yang terpolarisasi

Ketika filter polarisasi diletakkan pada suatu sumber cahaya yang


tidak terpolarisasi maka hanya medan listrik yang arahnya paralel dengan
arah filter polarisasi yang akan diteruskan sehingga intensitas cahaya yang
diteruskan (I) akan menjadi setengah dari intensitas sumber cahaya (I0):
𝐼 = 𝐼0 (2.5)
Namun pada sumber cahaya yang terpolarisasi intensitas cahaya yang
diteruskan akan bergantung pada sudut (θ) antara arah polarisasi sumber
cahaya dengan arah polarisasi dari filter polarisasi, sehingga intensitas
yang diteruskan (I):

𝐼 = 𝐼0𝑐𝑜𝑠2 (2.6)

(a)

(b)

Gambar 2.3. (a) Cahaya yang tidak terpolarisasi menjadi terpolarisasi setelah melewati filter
polarisasi. (b) Jumlah cahaya yang diteruskan oleh filter P2 bergantung pada sudut antara arah
polarisasi filter P2 dan filter P1 dimana cahaya yang akan diteruskan oleh filter P2 yang telah
terpolarisasi pada filterP1.

2.3. Daftar Peralatan


Tabel 2.1. Daftar alat-alat percobaan difraksi dan panjang
gelombang cahaya.

Nama Alat Jumlah

Kotak cahaya 1

Pemegang kotak cahaya 1

Rel presisi 2

Penyambung rel 1
Kaki rel 2

Pemegang slaid diafragma 2

Kisi difraksi 1

Diafragma celah tunggal 1

Keping penutup 2

Diafragma 4 lingkaran 1

Layar putih 1

Tumapakan berpenjepit 6

Lensa f=+50mm 1

Lensa f=+100mm 1

Diafragma anak panah 1

Catu daya 1

Kabel probe 2

Tabel 2.2. Daftar alat-alat percobaan polarisasi


Nama Alat Jumlah

Kotak cahaya 1

Pemegang kotak cahaya 1

Rel presisi 2

Penyambung rel 1

Kaki rel 2

Slaid polarisasi 1

Filter polarisasi 1

Layar putih 1
Tumapakan berpenjepit 6

Lensa f=+50mm 1

Lensa f=+100mm 1

Pemegang slaid diagfragma 1

Catu daya 1

Kabel probe 2

2.4. Prosedur Percobaan


Pada modul ini dilakukan 4 percobaan yaitu difraksi pada kisi, mengukur
Panjanggelombang cahaya, polarisasi cahaya, dan perputaran bidang.
polarisasi oleh benda padat. Langkah-langkah percobaan dapat dilihat pada
video percobaan.
1. Difraksi dan Panjang Gelombang Cahaya
Percobaan 1: Difraksi pada Kisi
1. Peralatan percobaan dipersiapkan.

2. Peralatan dirangkai sesuai dengan gambar 2.4.

3. Catu daya dinyalakan.

4. Atur kedudukan lensa f= 100 mm sehingga terbentuk

bayangan cerah tunggal yang tajam dilayar.


5. Pasang kisi difraksi pada slide diafragma, menggunakan kisi

difraksi sebesar 100 garis/ mm dan amati pola yang terbentuk


pada layar.
6. Amati perubahan pola yang terjadi pada layar.
Gambar 2.4. Percobaan difraksi pada kisi

Percobaan 2: Mengukur Panjang Gelombang Cahaya


1. Letakkan filter berwarna merah didepan sumber cahaya.
2. Catat besaran yang diukur, yaitu Y yang merupakan jarak antara pusat
terang orde 0 dengan pusat terang orde 1.
3. Catat besaran D, yaitu jarak fisik layar.
4. Lakukan pengukuran pada filter warna lainnya.

Gambar 2.5. Percobaan pengukuran panjang gelombang cahaya dengan

prinsip kisi difraksi

2. Polarisai
Percobaan 1: Polarisasi Cahaya
1. Hubungkan kotak cahaya dengan catu daya.
2. Catu daya dinyalakan.
3. Variasi sudut dibuat sesuai tabel.
4. Amati perubahan yang terjadi.

Gambar 2..6 Percobaan polarisasi cahaya

Percobaan 2: Perputaran Bidang Polarisasi oleh Benda Padat

1. Sebuah sayap polarisasi yang sudah diselipkan filter polarisasi di


masukkan diantara 2 buah polarisator.

2. sudut polarisator diatur sesuai dengan data yang terdapat pada tabel 3.3.

3. Tambahkan filter merah, hijau dan biru pada ujung kotak cahaya.

4. Setelah ditambahkan filter merah, lakukan pencarian sudut hingga


mencapai bayangan pada layar dengan intensitas terbesar.

5. Lakukan hal yang sama pada filter biru dan hijau.

6. Kemudian sudut yang didapat tadi dicatat.


Gambar 4.6. Percobaan perputaran bidang polarisasi oleh benda padat

III. DATA DAN PEMGOLAHAN DATA

1. Difraksi dan Panjang Gelombang Cahaya

Percobaan 1

Tabel 3.1. Hasil pengamatan difraksi pada kisi


No Orde Difraksi Susunan Cahaya
Putih

1 Orde 0 (Terang pusat)

Hijau, Kuning, Jingga dan merah

2 Orde 1

Biru, hijau, kuning, jingga dan merah

3 Orde 2

Ungu, biru, hijau, kuning, dan merah

4 Orde 3
Percobaan 2

Tabel 3.2. Hasil pengamatan panjang gelombang

Warna
No y (mm) L (mm) ʎ (nm)
Cahaya

1 Merah 52.96 150 706

2 Hijau 37.52 150 500

3 Biru 35.96 150 479

Catatan :y = jarak antara pusat terang orde 0 dengan pusat terang orde 1
L = jarak kisi ke layar
Diketahui : - N (jumlah kisi) = 500 garis/mm
- m (orde) =1
- d (lebar celah) = 1/N

Jawab:

= = 706 nm

= = 500 nm

= = 479 nm
2. Polarisasi
Percobaan 1. Polarisasi Cahaya

Tabel 3.3. Hasil pengamatan percobaan polarisasi cahaya

Sudut Sudut
No Cahaya pada layar No Cahaya pada layar
rotasi rotasi
1 00 Terang 3 1350 Terang
2 450 Redup 4 1800 Redup
3 900 Gelap 5 2700 Gelap

Percobaan 2
Tabel 3.4. Hasil pengamatan percobaan perputaran bidang polarisasi oleh
benda padat (tanpa filter Warna).

Sudut Sudut
No Cahaya pada layar No Cahaya Pada Layar
rotasi Rotasi

Kuning Merah, Hijau


1 00 4 1350

Kuning, Jingga Merah


2 450 5 1800

Hijau Hijau, Biru


3 900 6 2700

IV. PEMBAHASAN
Dari percobaan yang di dilakukan didapatkan hasil pola cahaya difraksi
yang muncul di layar. Pola cahaya difraksi yang didapat dari berbagai orde, yaitu
pada orde 0 susunan cahaya yang terlihat yang berwarna putih, untuk orde 1
susunan cahaya yang terlihat berwarna Hijau, Kuning, Jingga dan merah. Pada
orde 2 didapat susunan cahayanya yaitu berwarna Biru, hijau, kuning, jingga dan
merah. Sedangkan pada orde 3 didapat susunan cahaya yang berwarna Ungu, biru,
hijau, kuning, dan merah.

Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak warna dan
panjang gelombang. Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya putih. Pada saat
terjadinya polarisasi maka menghasilkan cahaya dengan berbagai warna seperti
yang didapat dari percobaan. Sedangkan cahaya monokromatik adalah cahaya
yang hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang. Contoh warnanya
seperti merah, biru, dan hijau.

Pengaruh perubahan jarak antara kisi ke layar terhadap pola cahaya yang
di hasilkan adalah berbanding lurus, yaitu semakin jauh jarak kisi kelayar maka
jarak antara pola cahaya semakin jauh.
Apabila filter polarisasi 1 dan filter polarisasi 2 dibuat
dengan sudut yang berbeda-beda maka cahaya yang menembus
lensa berubah sehingga bayangan yang muncul di layar juga berubah
seperti hasil yang didapat.
Dalam mencari panjang gelombang digunakan sebuah
persamaan yaitu , dimana adalah panjang gelombang, m
adalah orde, d adalah lebar celah, y merupakan jarak dari pusat ke
titik terang pertama, dan L adalah jarak dari kisi ke layar.
secara umum yang mempengaruhi kualitas pencahayaan
antara lain kontras, silau, refleksi cahaya, dan kualitas warna cahaya
(temperatur warna dan renderasi warna).
 Kontras (contrast) adalah perbedaan antara luminan
(kecerahan, brightness) benda yang kita lihat dan
luminan permukaan disekitarnya. Semakin besar
kontras, semakin mudah kita melihat atau mengenali
benda tadi. Di ruang yang redup, kontras semakin
berkurang pula
 Silau (glare) terjadi jika kecerahan dari suatu bagian
dari interior jauh melebihi kecerahan dari interior
tersebut pada umumnya. Sumber silau yang paling
umum adalah kecerahan yang berlebihan dari
armatur dan jendela, baik yang terlihat langsung atau
melalui pantulan. Ada dua macam silau, yaitu
disability glare yang dapat mengurangi kemampuan
melihat (terjadi jika terdapat daerah yang dekat
dengan medan penglihatan 16 yang mempunyai
luminansi jauh diatas luminansi objek yang dilihat),
dan discomfort glare yang dapat menyebabkan
ketidaknyamanan penglihatan (terjadi jika beberapa
elemen interior mempunyai luminansi yang jauh
diatas luminansi elemen interior lainnya). Kedua
macam silau ini dapat terjadi secara bersamaan atau
sendiri-sendiri
 Refleksi dan reflektansi (Reflection and Reflectance).
Besarnya pencahayaan dalam ruangan tidak hanya
ditentukan oleh pencahayaan langsung dari lampu
tanpa atau dengan armatur, tetapi juga dipengaruhi
oleh refleksi atau pantulan cahaya dari berbagai
permukaan yang ada pada ruangan tersebut. Besaran
pantulan cahaya dinyatakan dalam prosentase.

Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa panjang gelombang yang


didapatkan sudah sesuai dengan referensi yang didapat. Pada referensi yang
didapatkan cahaya yang dapat dilihat oleh manusia adalah cahaya dengan
panjang gelombang 400-700 nm, didalam percobaan didapat panjang gelombang
sebesar 706 nm, 500 nm, dan 479 nm.

V. KESIMPULAN
1. Dalam peristiwa difraksi dikenal suatu kisi difraksi yang terdiri atas sebaris
celah sempit yang saling berdekatan dalam jumlah banyak. Kisi difraksi
biasanya digunakan untuk menentukan panjang gelombang cahaya. Umumnya
kisi difraksi yang digunakan dalam eksperimen siswa adalah kisi difraksi
standar. Penggunaan kisi difraksi standar dalam eksperimen tersebut, biasanya
hanya terbatas dalam menentukan panjang gelombang cahaya tampak.

2. Kisi difraksi, yang terdiri atas sejumlah besar garisatau celah sejajar yang
berjarak sama pada permukaan datar. Kisi demikian dapat dibuat dengan
memotong alur-alur yang berjarak sama pada kaca atau pelat logam dengan
mesin penggaris presisi.

3. Polarisasi adalah proses pembatasan gelombang vektor yang membentuk suatu


gelombang transversal sehingga menjadi satu arah. Tidak seperti interferensi
dan difraksi yang dapat terjadi pada gelombang transversal dan longitudinal,
efek polarisasi hanya dialami oleh gelombang transversal. Cahaya dapat
mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya termasuk gelombang
transversal. Pada cahaya tidak terpolarisasi, medan listrik bergetar ke segala
arah, tegak lurus arah rambat gelombang. Setelah mengalami pemantulan atau
diteruskan melalui bahan tertentu, medan listrik terbatasi pada satu arah.
Polarisasi dapat terjadi karena pemantulan pada cermin datar, absorpsi selektif
dari bahan polaroid, dan bias kembar oleh kristal.
4. Hasil dari fenomena perputaran bidang polarisasi oleh benda padat
dapat dilihat pada tabel 2.6.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Tipler. 2001. Fisika Dasar untuk Sains dan Teknik. (terjemahan). Erlangga, 2001.

Supiyanto, FISIKA untuk SMA kelas XII, Phibeta, Jakrta, 2007.

Anda mungkin juga menyukai