Anda di halaman 1dari 24

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SANTRI TENTANG

PENERAPAN 3M DALAM PENCEGAHAN COVID-19 DI PONDOK

PESANTREN AL-HIDAYAH KECAMATAN BARON

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

Genta Tri Agustian

NIM : 201914401018

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

STIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pondok pesantren merupakan salah satu bentuk lembaga

pendidikan keagamaan yang tumbuh dan berkembang dari oleh dan untuk

masyarakat yang berperan penting dalam pengembangan sumber daya

manusia, diharapkan para santri dan para pemimpin serta pengelola

pondok pesantren tidak saja mahir dalam aspek pembangunan moral dan

spiritual dengan intelektual yang bernuansa agamis, namun dapat pula

menjadi penggerak motivator dan innovator dalam pembangunan

kesehatan, serta menjadi teladan dalam berperilaku hidup bersih dan sehat

bagi masyarakat sekitar. Dalam masa pandemi yang melanda Indonesia

sejak bulan Januari 2020 semua warga masyarakat tidak ketinggalan untuk

melakukan pencegahan terhadap virus corona vovid-19. Masyarakat warga

pondok pesantren khususnya santriwan dan santriwati telah melakukan

beberapa upaya dalam rangka mencapai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS). Perilaku cuci tangan dengan sabun dan pemakaian masker. Cuci

tangan pakai sabun (CTPS) merupakan salah satu indikator output dari

strategi nasional STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), yaitu setiap

rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti

sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal, pondok

pesantren) tersedia fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan),

sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar (Kementrian

1
Kesehatan RI, 2014). Wabah Covid-19 menjadi ancaman nyata bagi siapa

pun, termasuk lingkungan komunal seperti pondok pesantren, Seperti yang

kita ketahui bahwa pesantren merupakan pendidikan berbasis keagamaan

yang proses interaksi santri-kyai dan santri-santri saling

berkesinambungan. Keterbatasan daya tampung pesantren, ditambah lagi

dengan banyak fasilitas yang dipakai secara bersama, menimbulkan

kekhawatiran baru bahwa pesantren diprediksi pada kemunculan klaster

baru penularan Covid-19.

Update data Covid-19 per tanggal 13 September 2021 sudah

terdapat 224.511.226 total kasus terkonfirmasi di seluruh dunia dengan

4.627.540 kematian (Covid-19.go.id, 2021). Di Indonesia sendiri update

data Covid-19 per tanggal 13 September 2021 sudah melaporkan

4.170.088 terkonfirmasi positif dengan 3.391.227 sembuh dan 139.165

meninggal (Kementrian Kesehatan RI, 2021). Di Jawa timur update data

Covid-19 per tanggal 13 September 2021 sudah melaporkan 390.920

terkonfirmasi positif dengan 356.770 sembuh dan 29.116 meninggal.

Sedangkan Kabupaten Nganjuk update data per tanggal 13 September

2021 sudah melaporkan 12.404 terkonfirmasi positif dengan 11.220

sembuh dan 740 meninggal (infocovid19.jatimprov.go.id).

Coronavirus 2019 (Covid-19) merupakan jenis penyakit baru yang

belum pernah terdeteksi pada manusia sebelumnya. Virus penyebab

Covid-19 disebut SARS-CoV-2. Kasus Covid-19 yang parah dapat

menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal serta

2
kematian (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020; Handayani,

2020). Upaya untuk pencegahan terhadap persebaran virus Covid-19 maka

dapat dilakukan penerapan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan

penerapan protocol kesehatan 3M (mencuci tangan pakai sabun,

menggunakan masker dan menjaga jarak). Cuci Tangan Pakai Sabun

(CTPS) merupakan upaya pencegahan sebagai perlindungan tubuh supaya

terhindar dari kuman atau penyakit menular. Mencuci tangan baik

dilakukan sebelum makan atau sesudah makan, setelah memegang barang

serta membuang ingus (Sugiarto et al., 2019). Penerapan protokol 3M

(mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, dan menjaga jarak)

sangatlah penting untuk diterapkan dalam masa pandemi Covid-19 salah

satunya mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak minimal 1 meter,

menggunakan masker dengan baik dan benar (WHO, 2020).

Memakai masker sangat penting sebagai upaya mencegah

terjadinya penularan Covid-19, terutama ketika berada di kerumunan atau

berdekatan seperti di pasar, stasiun, transportasi umum (misalnya bus) dan

tempat-tempat umum lainnya. Masker dapat menghalau percikan air liur

yang keluar saat berbicara, menghela napas, ataupun batuk dan bersin

sehingga dapat mengurangi penyebaramn virus tersebut (Penanganan &

Virus, 2020). Mencuci tangan bermanfaat agar tangan menjadi bersih dan

dapat membunuh mikroorganisme yang ada di tangan, dan telah

dibuktikan dari study terdahulu dapat mencegah penyakit infeksi di

masyarakat seperti diare, infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan flu burung

3
serta Covid-19. Walaupun demikian pentingnya perilaku cuci tangan pakai

sabun (CTPS) untuk mencegah penyakit-penyakit menular tampaknya

masib belum dimengerti masyarakat luas termasuk santri di pondok

pesantren serta masih belum banyak dilakukan dalam kehidupan sehari-

hari (Panduan CTPS DepKes RI, 2013 dalam Asda P, 2020).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Santri Tentang

Penerapan 3M dalam Pencegahan Covid-19 Di Pondok Pesantren Al-

Hidayah Kecamatan Baron”.

B. Rumusan Masalah

“Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan santri tentang

penerapan 3M dalam pencegahan Covid-19 di pondok pesantren Al-

Hidayah Kecamatan Baron”?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan santri tentang

penerapan 3M dalam pencegahan Covid-19 di pondok pesantren Al-

Hidayah Kecamatan Baron.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui gambaran tingkat pengetahuan santri tentang

penerapan 3M dalam pencegahan Covid-19 di pondok pesantren Al-

Hidayah Kecamatan Baron.

4
2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan ilmu dan

referensi bagi profesi keperawatan dalam memberikan pendidikan

tentang penerapan 3M dalam pencegahan Covid-19 di pondok

pesantren.

3. Bagi Santri

Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi santri tentang

penerapan 3M dalam pencegahan Covid-19.

4. Bagi Instansi

Dapat digunakan sebagai bahan masukan serta memberikan pandangan

dalam memberikan solusi bagi santri tentang penerapan 3M dalam

pencegahan Covid-19.

E. Sistematika Penulisan

Karya tulis ini disusun secara sistematis menjadi lima bab dengan susunan

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat dan sistematika

penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisi tentang konsep dasar

pengetahuan, Konsep remaja dan konsep Covid-19.

5
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas teori-teori dan

permasalahan yang menjadi acuan dalam penulisan

karya tulis ilmiah ini.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan berisi tentang kesenjangan anatara

tinjauan pustaka dan metodologi penelitian.

BAB V : PENUTUP

Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan disampaikan beberapa konsep dasar berdasarkan tinjauan

pustaka meliputi konsep dasar pengetahuan, konsep remaja dan konsep Covid-19.

A. Konsep Dasar Teori

1. Pengetahuan

a) Definisi

Pengetahuan adalah suatu hal terpenting yang mempengaruhi

dalam membentuk tindakan seseorang, dimana tindakan tidak akan

bertahan lama tanpa didasarkan oleh pengetahuan (Moudy & Syakurah,

2020).

Pengetahuan merupakan hasil dari informasi yang ditangkap

memalui pengindraan terhadap suatu objek tertentu, ketika seseorang

mendapatkan informasi, informasi tersebut dianalisa untuk selanjutnya

diproses dan ditempatkan sesuai dengan tempatnya maka muncullah

yang dinamakan pengetahuan (Islam & Khan, 2014) (Irnawati, 2019).

b) Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau

tingkatan yang berbeda-beda. Menurut Notoatmodjo (2010) tingkat

pengetahuan secara garis besarnya dibagi menjadi 6 tingkat :

7
1) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori

yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan, dan sebaginya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus

dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang

diketahui tersebut.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang telah diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

atau memisahkan dan mencari hubungan antara komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi

bahwa pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkat analisi

adalah apabila seseorang tersebut telah dapat membedakan atau

8
mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap

pengetahuan atas objek tersebut.

5) Sintesis (synthesis)

Sistesis menunjukkan kepada suatu kemampuan seseorang

untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang

logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

Dengan kata lain sistesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri.

c) Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut

Notoatmodjo (2010) yaitu :

1) Umur

Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada

pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada

unsur-unsur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan

penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.

9
2) Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

belajar dan berfikir abstrak guna menyelesaikan diri secara mental

dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil proses belajar. Intelegensi bagi seseorang

merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai

informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai

lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan

intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat

pengetahuan.

3) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan

pengaruh terutama bagi seseorang, dimana seseorang dapat

mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk

tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang

akan memperoleh suatu pengetahuan.

4) Sosial Budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya

dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami

suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahun.

10
5) Pendidikan

Pada umunya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin

baik pula pengetahuannya.

6) Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah

tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media

misalnya tv, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang.

7) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut

dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun

dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

pada masa lalu.

11
2. Konsep Remaja

a) Definisi

Remaja merupakan generasi penerus bangsa, mereka merupakan

aset calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Remaja

merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa, rentang umur

mereka adalah 12-21 tahun atau yang masih menduduki bangku sekolah

(Riswanto, 2019).

b) Fase Remaja

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19

tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,

remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia

remaja adalah 10-24 tahun dan belum manikah. Masa remaja adalah masa

peralihan atau masa transisi dari anak menuju masa dewasa. Pada masa

ini begitu pesat mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik

maupun mental. Sehingga dapat dikelompokkan remaja terbagi dalam

tahapan berikut ini :

1) Pra Remaja (11 atau 12-13 atau 14 tahun)

Pra remaja ini mempunyai masa yang sangat pendek,

kurang lebih hanya satu tahun, untuk laki-laki usia 12 atau 13

tahun - 13 atau 14 tahun. Dikatakan juga fase ini adalah fase

negative, karena terlibat tingkah laku yang cenderung negatif. Fase

yang sukar untuk hubungan komunikasi antara anak dengan orang

12
tua. Perkembangan fungsi-fungsi tubuh juga terganggu karena

mengalami perubahan-perubahan termasuk perubahan hormonal

yang dapat menyebabkan perubahansuasana hati yang tak terduga.

Remaja menunjukkan peningkatan reflekivenes tentang diri mereka

yang berubah dan meningkat berkenan dengan apa yang orang

pikirkan tentang mereka. Seperti pertanyaan: Apa mereka pikirkan

tentang aku? Mengapa mereka menatapku? Bagaimana tampilan

rambutku? Apakah aku salah satu anak keren dan lain-lain.

2) Remaja Awal (13 atau 14 tahun – 17 tahun)

Pada fase ini perubahan-perubahan terjadi sangat pesat dan

mencapai puncaknya. Ketidakseimbangan emosional dan

ketidakstabilan dalam banyak hal terdapat pada usia ini. Ia mencari

identitas diri, karena masa ini statusnya tidak jelas. Pola-pola

hubungan sosial mulai berubah. Menyerupai orang dewasa muda,

remaja sering merasa berhak untuk membuat keputusan sendiri.

Pada masa perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan

identitas sangat menonjol, pemikiran semakin logis, abstrak dan

idealistis dan semakin banyak waktu dihilangan di luar keluarga.

3) Remaja Lanjut (17-20 atau 21 tahun)

Dirinya ingin menjadi pusat perhatian, ia ingin

menonjolkan dirinya, caranya lain dengan remaja awal, ia idealis,

mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan mempunyai energy

13
yang besar. Ia berusaha memantapkan identitas diri, dan ingin

mencapai ketidaktergantungan emosional.

c) Ciri-Ciri Sosial Pada Remaja

Berikut merupakan ciri-ciri sosial pada remaja yang disampaikan

oleh Sidik Jatmika (Saputro, 2018) :

1) Remaja mulai menunjukkan kebebasannya melalui haknya untuk

mengemukakan pendapatnya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan

ketegangan dan perselisihan dengan lingkungannya.

2) Remaja lebih mudah dipengaruhi oleh lingkungannya. Hal ini

disebabkan oleh makin berkurangnya pengawasan orang tua,

remaja cenderung melakukan berbagai kegiatan yang bahkan

bertentangan dengan keluarganya.

3) Perubahan fisik yang terlihat, baik secara penampilan dan seksual.

Perasaan seksual yang muncul dapat menyebabkan ketakutan,

kebingungan, dan perasaan salah dan frustasi

4) Dengan emosinya yang semakin meningkat, kepercayaan diri yang

dimiliki remaja juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan

sulitnya menerima nasihat dari orang-orang terdekatnya.

14
3. Konsep Covid-19

a) Definisi Covid-19

Kemenkes (2020) dan Tim Kerja Kementrian Dalam Negeri untuk

Dukungan Gugus Tugas Covid-19 (2020) mengemukakan Coronavirus

merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari

ringan hingga berat. Coronavirus yang dapat menyebabkan gejala ada dua

yaitu Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

jenis penyakit yang sebelumnya belum terdeteksi pada manusia. Virus

Covid-19 ini dinamakan SARS-CoV-2. Covid-19 bersifat zoonosis yang

artinya ditularkan antara hewan dan manusia.

Covid-19 adalah penyakit menular yang diakibatkan infeksi virus

Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diketahui muncul pertama kali di

Wuhan, Cina pada Desember 2019 (WHO, 2020).

b) Cara Penularan Covid-19

Peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di masyarakat didukung

oleh proses penyebaran virus yang cepat, baik dari hewan ke manusia

ataupun antara manusia. Penularan virus SARS-CoV-2 dari hewan ke

manusia utamanya disebabkan oleh konsumsi hewan yang terinfeksi virus

tersebut sebagai sumber makanan manusia, utamanya hewan kelelawar.

Proses penularan Covid-19 kepada manusia harus diperantarai oleh

resevior kunci yaitu alphacoronavirus dan betacoronavirus yang

memiliki kemampuan menginfeksi manusia. Kontak yang erat dengan

15
pasien terinfeksi Covid-19 akan mempermudah proses penularan Covid-

19 antara manusia. Proses penularan Covid-19 disebabkan oleh

pengeluaran droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke udara oleh

pasien terinfeksi pada saat batuk ataupun bersin. Droplet di udara

selanjutnya dapat terhirup oleh manusia lain di dekatnya yang tidak

terinfeksi Covid-19 melalui hidung ataupun mulut. Droplet selanjutnya

masuk menmbus paru-paru dan proses infeksi pada manusia yang sehat

berlanjut (Shereen, Khan, Kazmi, Bashir, & 2020; Wei et al., 2020).

Secara klinis, representasi adanya infeksi virus SARS-CoV-2 pada

manusia dimulai dari adanya asimtomatik hingga pneumonia sangat

berat, dengan sindrom akut pada gangguan pernapasan, syok septik dan

kegagalan multiorgan, yang berujung pada kematian (Guan et al., 2020).

Covid-19 dapat menular dari orang yang terinfeksi kepada orang

lain di sekitarnya melalui percikan batuk atau bersin. Covid-19 juga dapat

menular melalui benda-benda yang terkontaminasi percikan batuk atau

bersin penderita Covid-19. Orang lain yang menyentuh benda-benda

terkontaminasi tersebut lalu menyentuh mata, hidung dan mulut mereka

dapat tertular penyakit ini (WHO, 2020).

Penyakit Covid-19 bersifat zoonosis, tetapi seperti yang kita

ketahui bahwa SARS-CoV-2 dapat menular dari manusia ke manusia.

Penyebaran virus ini terjadi terjadi dalam waktu yang sangat cepat.

Penularannya terjadi melalui droplet yaitu percikan-percikan dari hidung

dan mulut, kontak dengan droplet dan fekal-oral. Percikan-percikan

16
tersebut akan menempel pada benda dan orang bisa terinfeksi jika

menyentuh benda tersebut. Virus Covid-19 dapat bertahan hingga 72 jam

pada plastic dan stainless steel, kurang dari 24 jam pada karton dan

kurang dari 4 jam pada tembaga (Chan et al., 2020; WHO, 2020).

c) Manifestasi Klinis Covid-19

Gejala awal Covid-19 tidak spesifik. Gejala umum muncul dengan

demam, batuk dan kelelahan, yang kemudian dapat sembuh secara

spontan atau berkembang menjadi sesak napas, dyspnea, dan pneumonia,

yang menyebabkan ARDS, gagal ginjal, disfungsi koagulasi, multipen

kegagalan organ bahkan kematian. Gejala yang lebih jarang yaitu rasa

nyeri, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, sakit kepala bahkan

kehilangan indera penciuman atau rasa. Gejala yang dialami oleh

penderita biasanya bersifat ringan dan munculnya bertahap, tetapi ada

juga yang tidak memiliki gejala atau bahkan gejalanya lebih parah dan

serius pada beberapa orang (Chen et al., 2020; WHO, 2020; Guan.,

2020).

Beberapa orang terinfeksi orang SARS-CoV-2 tetapi hanya

memiliki gejala yang ringan bahkan ada yang tidak memiliki gejala.

Sebagian besar pasien yang terinfeksi virus ini dapat pulih tanpa perlu

perawatan yang khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi virus ini

menderita sakit yang lebih serius dan parah bahkan pada beberapa orang

sampai kesulitan bernapas. Orang-orang dengan usia lanjut dan orang

yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes atau hipertensi memiliki

17
kemungkinan yang lebih besar mengalami sakit yang lebih serius. Orang-

orang usia lanjut dan orang yang mempunyai penyakit penyerta lebih

berisiko tinggi untuk terkena Covi-19 (WHO, 2020).

Gejala infeksi Covid-19 muncul setelah inkubasi dalam jangka

waktu sekitar 5,2 hari. Periode sejak awal gejala Covid-19 hingga

kematian berkisar antara 6 hingga 41 hari dengan rata-rata 14 hari.

Periode ini tergantung dari usia pasien dan status system kekebalan

pasien. Lebih pendek pada pasien berusia di atas 70 tahun (Wang Wet al.,

2020).

d) Cara Pencegahan Covid-19

Beberapa langkah pencegahan Covid-19 yang direkomendasikan

oleh WHO pada tahun 2020 antara lain :

1) Sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau

antiseptik berbahan alcohol. Deterjen pada sabun dan alcohol pada

antiseptic dapat membunuh virus pada tangan.

2) Jara jarak dengan orang lain minimal 1 meter. Hal ini untuk

mencegah tertular virus penyebab Covid-19 dari percikan bersin

atau batuk.

3) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut sebelum Anda

memastikan tangan Anda bersih dengan mencuci tangan

menggunakan sabun dan air mengalir atau antiseptik. Tangan yang

terkontaminasi dapat membawa membawa virus ini ke mata,

18
hidung dan mulut yang menjadi jalan masuk virus ini ke dalam

tubuh dan menyebabkan penyakit Covid-19.

4) Tetaplah berada di dalam rumah agar tidak tertular oleh orang lain

di luar tempat tinggal.

Cara efektif untuk mencegah Covid-19 adalah dengan

menggunakan hand sanitizer untuk kebersihan tangan. Jika tangan anda

tidak terlalu kotor, atau jika tangan anda terlihat kotor, cuci tangan

dengan sabun, hindari menyentuh mata, hidung dan praktikkan etika

batuk atau bersin gunakan bagian dalam lengan atau tisu untuk menutupi

hidung dan mulut, lalu letakkan tisu ke tempat sampah. Jika mengalami

gejala pernapasan, mohon kenakan masker. Setelah membuang masker,

bersihkan tangan dan jaga jarak tertentu (minimal 1 meter) dari orang

yang mengalami gejala pernapasan (Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, 2020; Marzuki, 2021).

e) Tatalaksana Covid-19

Menurut buku diagnosis dan tatalaksana Covid-19 di Indonesia

yang disusun oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) tahun

2020, tatalaksana untuk pasien Coronavirus Disease 2019 dibagi menjadi

tatalaksana orang tanpa gejala (OTG), orang dengan gejala ringan,

sedang, dan berat. Adapun penjelasan ketiganya sebagai berikut :

1) Orang tanpa gejala (OTG)

Untuk orang tanpa gejala, isolasi mandiri di rumah selama

14 hari dan dipantau oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer

19
(FKTP) melalui telepon. Jika terdapat penyakit penyerta

(komorbit), lanjutkan mengonsumsi obat-obatan yang telah rutin

dikonsumsi. Jika obat rutin pasien adalah Angiotensin Reseptor

Blocker dan Ace-inhibior, harap berkonsultasi pada dokter spesialis

dalam dan dokter spesialis jantung. Dianjurkan meminum vitamin

C, B, E, dan Zink selama 14 hari. Berbagai pilihan vitamin C yang

dapat dipilih yaitu vitamin tablet isap (500mg per 12 jam oral

selam 30 hari), dan vitamin C tablet non acid (500mg per 6-8 jam

oral untuk 14 hari).

2) Orang dengan gejala ringan

Untuk pasien dengan gejala ringan, melakukan isolasi

mandiri di rumah selama 14 hari dan ditangani serta dikontrol oleh

FKTP (puskesmas) selama 14 hari sebagai pasien rawat jalan.

Untuk pilihan terapi yang dapat digunakan pada orang dengan

gejala ringan yaitu :

a) Minum multivitamin berupa vitamin C, B, E, dan Zink

b) Vitamin C tablet isap 500 mg per 12 jam oral selama 30 hari

c) Klorokuin fosfat 500mg per 12 jam oral untuk 5 hari /

Hidroksiklorokuin (sedianan 200mg) 400mg per 24 jam oral

dalam 5 hari

d) Azitromisin 500mg per 24 jam oral untuk 5 hari alternative

menggunakan levofloxacin 750mg per 24 jam selama 5 hari

e) Simptomatik bila demam beri paracetamol

20
f) Antivirus berupa oseltamivir 75mg per 12 jam per oral atau

favipiravir 600mg per 12 jam per oral dalam waktu 5 hari.

3) Orang dengan gejala sedang

Harus dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 dan

diisolasi selama 14 hari. Untuk pilihan terapi yang dapat digunakan

pada orang orang dengan gejala sedang yaitu :

a) Konsumsi vitamin C 200-400 mg per 8 jam (100 cc NaCl

0,9%) habis 1 jam (drip intravena).

b) Klorokuin fosfat 500 mg per 12 jam oral selama 5-7 hari /

Hidroksiklorokuin (sediaan 220 mg) sebanyak 400 mg per 12

jam oral dilanjutkan 400 mg per 24 jam per oral dalam 5-7

hari.

c) Azitromisin 500 mg per 24 jam per intravena atau peroral

dalam 5-7 hari alternative menggunakan levofloxacin 750 mg

per 24 jam per intravena atau per oral dalam waktu 5-7 hari.

d) Simptomatik bila demam diberi paracetamol

e) Antivirus berupa oseltamivir 75 mg per 12 jam oral atau

favipiravir (sediaan 200 mg) dengan loading dose 1600 mg

per 12 jam per oral pada hari pertama dan dilanjutkan 2x600

mg pada hari ke 2-5.

21
4) Orang dengan gejala berat

Harus isolasi diri di rumah sakit rujukan serta dirawat

secara kohorting (ruang isolasi). Untuk pilihan terapi yang

digunakan pada orang dengan gejala berat adalah :

a) Klorokuin fosfat 500 mg per 12 jam oral pada hari ke 1-3

selanjutnya 250 mg per 12 jam per oral pada hari ke 4-10

atau Hidroksiklorokuin 400 mg per 24 jam per oral dalam 5

hari dan kontrol EKG setiap 3 hari sekali.

b) Azitromisin 500 mg per 24 jam dalam 5 hari atau

levofloxacin 750 mg per 24 jam per iv dalam 5 hari.

c) Antivirus menggunakan oseltamivir 75 mg per 12 jam per

oral atau favipiravir (sediaan 200 mg) dengan loading dose

1600 mg per 12 jam per oral pada hari pertama dan

dilanjutkan denagn 2 x 600 mg pada hari ke 2-5.

d) Konsumsi vitamin C dosis 200-400 mg per 8 jam (100 cc

NaCl 0,9%) dan habis dalam waktu 1 jm (drip intravena).

e) Vitamin B1 1 ampul per 24 jam per iv

f) Hydroxycortison 100 mg per 24 jam per iv pada 3 hari

pertama.

g) Meneruskan obat-obatan pernyakit penyerta (komorbit) dan

obat komplikasi (jika terjadi komplikasi).

22
B. Kerangka Konseptual

Penerapan 3M Remaja pondok pesantren usia


10-19 tahun
1. Memakai Masker
2. Mencuci Tangan
3. Menjaga Jarak

Faktor yang mempengaruhi


Tingkat Pengetahuan : pengetahuan :

1. Tahu 1. Umur
2. Memahami 2. Intelegensi
3. Aplikasi 3. Lingkungan
4. Analisis 4. Sosial Budaya
5. Sistesis 5. Pendidikan
6. Evaluasi 6. Informasi
7. Pengalaman

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka konseptual gambaran tingkat pengetahuan santri


tentang penerapan 3M dalam pencegahan Covid-19 di Pondok
Pesantren Al-Hidayah Kecamatan Baron.

23

Anda mungkin juga menyukai