Anda di halaman 1dari 4

Nama : Luthfiatun Najah

NPM : 2111060045

Kelas : 1C

Mata kuliah : B. Indonesia

Tugas Abstrak dan Ringkasan

 Contoh abstrak

Abstrak
Dalam pembuatan makalah ini dilatarbelakangi oleh simpang siur tentang persekusi yang sering terjadi,
terutama di Indonesia.

Persekusi sendiri bisa diartikan sebagai perlakukan Buruk atau penganiayaan secara sistematis oleh
individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lainnya.

Penganiayaan yang sering dilakukan karena perbedaan karena suku, agama, dan pandangan politik.

Adapun dari latar belakang tersebut kemudian dibuatlah rumusan masalah bagaimana persekusi
menurut hukum pidana dan juga hukum jinayat atau menurut hukum agama.

Selain itu, dalam pengumpulan data menggunakan studi pustaka dimana data primer bersumber dari
buku-buku yang sesuai dengan tema yang dibahas.

Kemudian setelah data terkumpul dianalisis dengan menggunakan Metode Deskriptif, Metode Induktif
dan Metode Komparatif.

Dari hasil analisis data primer dan sekunder, persekusi menurut Hukum pidana adalah kejahatan yang
menyebabkan perasaan tidak enak (penderitaan), rasa sakit, atau luka.

Lebih lanjut, menurut hukum pidana yang dimaksud dengan persekusi adalah penganiayaan yang
disebutkan dalam pasal 351, 352, 354, dan 356 KUHP.

Untuk sanksi yang didapat dari tindak pidana persekusi yaitu Hukuman Penjara, Kurungan, Denda dan
Hukuman mati.

Lebih lanjut jika dilihat menurut agama, dalam hal ini mengkaji di dalam ilmu fiqih jinayyah, persekusi
merupakan perbuatan menyakiti orang lain yang mengenai badannya, tetapi tidak sampai menghilang
kan nyawanya. Persekusi di dalam Fiqih Jinayah disebut Jar’aim.
Adapun hukuman yang didapatkan bagi pelaku penganiayaan persekusi tersebut adalah hukuman Qishas
dan membayar Diyat.

Nah dalam Hukum Pidana dan Fiqih Jinayah, persamaan dari persekusi adalah melukai seseorang yang
kemudian menimbulkan rasa sakit atau luka, bahkan ada yang menimbulkan kematian.

Kemudian perbedaan persekusi dalam hukum pidana dan fiqih jinayah terletak pada sanksi hukuman.

Untuk hukum Pidana, hukuman dari persekusi adalah hukuman penjara, kurungan, denda dan hukum
mati sesuai dengan tindak kejahatan yang dilakukan.

Sedangkan hukuman persekusi di dalam fiqih jinayah adalah dengan cara disanksi dengan Qishas dan
membayar Diyat.

Kata Kunci: Persekusi, Hukum Pidana dan Fiqih Jinayah.

 Contoh Ringkasan

Ringkasan
TOMY PERDANA. Pemodelan Dinamika Sistem Rancangbangun Manajemen Rantai Pasokan
Industri Teh Hijau. Di bawah bimbingan E. Gumbira-Sa’id, M. Syamsul Ma’arif, dan M. Tasrif.

Dalam persaingan saat ini, para pelaku bisnis dituntut untuk menyadari bahwa persaingan yang
terjadi adalah persaingan antar jaringan rantai pasokan. Kondisi tersebut menuntut adanya teori
dan praktek manajemen rantai pasokan yang mampu mengintegrasikan pengelolaan berbagai
fungsi bisnis dalam suatu hubungan antar-organisasi. Upaya penerapan teori dan praktek
manajemen rantai pasokan pada agribisnis dan agroindustri di negara berkembang seperti
Indonesia menimbulkan beberapa pertanyaan yang menarik untuk dikaji, yaitu : Apakah teori
manajemen rantai pasokan yang berasal dari industri manufaktur di negara maju dapat
diterapkan dan dikembangkan pada agribisnis dan agroindustri di Indonesia yang
karakteristiknya berbeda secara budaya dan kebijakan pemerintahnya? Apakah penerapan teori
manajemen rantai pasokan tersebut akan meningkatkan kinerja para pelaku bisnis agribisnis dan
agroindustri yang terlibat dalam suatu rantai pasokan? Siapakah yang mendapatkan manfaat
yang paling banyak dari penerapan teori manajemen rantai pasokan? Faktor-faktor apakah yang
menentukan keberhasilan dan atau ketidakberhasilan penerapan teori manajemen rantai
pasokan di negara berkembang seperti Indonesia?.

Research ini bertujuan untuk membuat rancangbangun manajemen rantai pasokan industri teh
hijau Kosngosan. Selain itu, research ini juga menghasilkan suatu sistem pengukuran kinerja
manajemen rantai pasokan yang mengintegrasikan pengukuran kinerja berimbang (balanced
scorecard) dengan pengukuran nilai tambah. Dalam upaya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, research ini menggunakan metodologi Dinamika Sistem (System Dynamics) yang
adalah pendekatan pemodelan berbasis berpikir sistemik dan menggunakan perspektif
berdasarkan umpan balik informasi dan delays untuk memahami dinamika perilaku yang
kompleks dari sistem fisika, sistem biologis dan sistem sosial yang terjadi pada manajemen
rantai pasokan industri teh hijau.

Perbisnisan The Channel Master dalam menjalankan manajemen rantai pasokan industri teh
hijau melakukan strategi integrasi vertikal (vertical integration) dengan memiliki perkebunan teh
dan pabrik pengolahan, menerapkan strategi koordinasi vertikal (vertical coordination) dengan
perkebunan rakyat dan melakukan pembelian teh jadi (made tea) dari pasar terbuka yang
berasal dari industri pengolahan teh hijau lainnya. Penerapan ketiga strategi tersebut
menyebabkan jaringan rantai pasokan yang terbentuk menjadi multiple levels dan kompleks.

Model rancangbangun manajemen rantai pasokan industri teh hijau dibuat berdasarkan praktek
manajemen rantai pasokan teh hijau yang terjadi saat ini dan hasil percobaan simulasi rancang
ulang manajemen rantai pasokan industri teh hijau. Model rancangbangun tersebut terdiri atas
dua belas sub model, yaitu sub model pengiriman pucuk teh ke pabrik, sub model pemetik
perkebunan perbisnisan, sub model penjualan pucuk teh kebun rakyat, sub model pemetik
perkebunan rakyat, sub model manajemen kapasitas pabrik teh, sub model tenaga kerja pabrik,
sub model rekayasa kualitas, sub model proses akhir di pabrik, sub model manajemen
persediaan teh di pusat distribusi, sub model pasar dan pesanan teh, sub model keuangan
pekebunan rakyat dan sub model keuangan perbisnisan.

Secara spesifik dalam model rancangbangun tersebut dikembangkan penerapan sistem produksi
hibrida (hybrid production system) yang menggabungkan sistem dorong (push system) yang
menjadi karakteristik khas perkebunan dengan sistem tarik (pull system) yang menempatkan
pusat distribusi sebagai titik pemisahnya (customer order decoupling point/CODP).

Sistem dorong terjadi pada rangkaian sub model rekayasa kualitas teh, sub manajemen
kapasitas pabrik, sub model pengiriman pucuk ke pabrik dan sub model penjualan pucuk kebun
rakyat, sedangkan sistem tarik terjadi pada rangkaian sub model manajemen persediaan di
pusat distribusi dan sub model proses akhir di pabrik.

Dalam model rancangbangun tersebut dikembangkan pula sub model rekayasa kualitas industri
pengolahan teh hijau yang terdiri atas rekayasa kualitas teh curah dan rekayasa kualitas pucuk
teh. Rekayasa kualitas teh curah dilakukan dengan cara penyesuaian kualitas dari kelompok
kualitas yang lebih tinggi ke kelompok kualitas yang lebih rendah, sedangkan rekayasa kualitas
pucuk teh dilakukan dengan menetapkan arahan pemetikan pucuk teh menjadi kualitas pucuk
teh yang lebih baik. Pengembangan sistem produksi hibrida dan rekayasa kualitas dalam
manajemen rantai pasokan industri teh hijau tersebut dilakukan dalam upaya merespon
dinamika pesanan konsumen teh hijau.

Upaya mengetahui kinerja penerapan strategi manajemen rantai pasokan industri teh hijau,
dilakukan pengembangan sistem pengukuran kinerja berimbang antara aspek efisiensi
(efficiency) dan keadilan (justice). Pengukuran aspek efisiensi dilakukan dengan menggunakan
indikator kinerja kartu berimbang (balanced scorecard), sedangkan aspek keadilan diukur
dengan indikator
nilai tambah (value added). Secara implisit, dalam balanced scorecard yang dikembangkan
dilakukan juga pengukuran efektivitas, fleksibilitas dan inovasi.

Upaya mengembangkan manajemen rantai pasokan industri teh hijau agar meningkatkan nilai
tambah dan keuntungan bagi perkebunan rakyat dan perbisnisan, dilakukan pengembangan
model rancang bangun dengan melakukan percobaan simulasi berupa penerapan tiga skenario
pengembangan yang terdiri atas : (I) peningkatan jumlah luas lahan produktif perkebunan rakyat
menjadi 400 hektar, artinya terjadi penambahan jumlah perkebunan rakyat yang bermitra
dengan perbisnisan, (II) perbisnisan menetapkan kebijakan pengurangan cakupan persediaan
untuk setiap kelompok kualitas teh dari 30 hari menjadi 15 hari, dan (III) melakukan rancang
ulang manajemen rantai pasokan industri teh berupa pengembangan inovasi kelembagaan
rantai pasokan industri teh.

Skenario I dan II dilakukan perubahan parameter model, hasil yang diperoleh adalah terjadi
peningkatan keuntungan bisnis yang diperoleh perbisnisan The Channel Master, sedangkan
perkebunan rakyat tidak mengalami perubahan pada keuntungan bisnisnya. Dalam skenario III
dilakukan perubahan struktural model yang dibagi ke dalam dua bagian, yaitu skenario IIIA yang
menerapkan inovasi kelembagaaan berupa tata kelola hubungan kebun rakyat dengan koperasi
agroindustri berupa sistem penyerahan pucuk teh, sedangkan skenario IIIB menerapkan tata
kelola hubungan kebun rakyat dengan koperasi agroindustri berupa sistem transaksi pucuk teh.
Hasil skenario IIIA mampu meningkatkan nilai tambah dan keuntungan yang diperoleh
perkebunan rakyat dan mampu meningkatkan keuntungan perbisnisan dan memelihara
kepuasan konsumen secara bersamaan. Hasil skenario IIIB hanya mampu meningkatkan
keuntungan perbisnisan dan memelihara kepuasan konsumen saja, sedangkan peningkatan
keuntungan dan nilai tambah perkebunan rakyat tidak terjadi.

 Perbedaan Antara dan Abstrak dan Ringkasan?


1. Abstrak adalah bentuk singkat dari makalah penelitian, singkatnya. Sedangkan ,
ringkasan adalah bentuk singkat esai atau bab dalam sebuah buku atau sebuah tindakan
dalam sebuah drama.
2. Sebuah abstrak diminta untuk diajukan sebelum makalah penelitian panjang
dipresentasikan pada seminar atau konferensi, sedangkan Ringkasan biasanya
dipresentasikan pada akhir esai atau kertas.
3. Sebuah abstrak dikatakan mencerminkan pikiran penulis makalah penelitian. Sebuah
ringkasan, sedangkan ringkasan dikatakan untuk mencerminkan kejadian tindakan
tertentu dalam sebuah drama, secara singkat.

Anda mungkin juga menyukai