Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI PERENCANAAN
(PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA)
Dosen Pengampu : Tati Atmayanti, M,Ec,Dev.

Disusun Oleh
Kelompok 1:

Ratna Kusumawati (190501148)


Ira Irpiana (190501156)
M. Lutfi Sahroni (190501161)
Shinta Nour Baity (190501166)
Hijir Ismail Yamani (190501173)
Hafizah (190501175)
Zaitun Islamiati (190501188)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MATARAM
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil
menyelesaikan makalah "Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja" ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah kelompok ini disusun untuk melengkapi tugas kelompok pada mata kuliah Ekonomi
Perencanaan program studi Ekonomi Syariah di Universitas Islam Negeri Mataram. Makalah ini dibuat
dengan berbagai tinjauan pustaka dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa
dipertanggung jawabkan hasilnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Mataram, Oktober 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI
COVER
Kata Pengantar .................................................................................................................................. i
Daftar Isi ........................................................................................................................................... ii
Latar Belakang................................................................................................................................... 1
 VISI – MISI .......................................................................................................................... 1

Pembahasan ..................................................................................................................................... 3
 Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Generasi Muda .............................................. 6
 Kasus Narkoba di Mataram ................................................................................................ 6
 Peran Badan Narkotika Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat Dan Kepolisian Resort Kota
Mataram Dalam Menanggulangi Pengedaran Dan Penyalahgunaan Narkoba .................. 7
 Faktor penghambat yang dihadapi Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mataram
dalam upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba pada siswa SMA di Kota
Mataram................................................................................................................. 9

Kesimpulan ..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 11

ii
LATAR BELAKANG.

Indonesia merupakan pangsa pasar narkotika terbesar di Asia Tenggara. Dari kebutuhan
narkotika untuk Asia Tenggara, 45 persen diantaranya untuk Indonesia. Hal ini jelas berdampak pada
multi sektoral, pemerintah Indonesia telah melakukan upaya yang sangat serius dalam memutus mata
rantai pengedar dan pengguna narkoba di Indonesia, baik upaya-upaya dalam aspek hukum juga sosial
masyarakat.
Dampak penyalahgunaan Narkoba sangat buruk bagi kesehatan mental maupun fisik, terutama
pada pengguna yang tergolong remaja. Pengguna akan mengalami retardasi mental, retardasi emosional
dan retardasi spiritual. Perubahan mental pengguna berdampak pada tatanan sosial secara umum.
Propinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Pulau Lombok sebagai destinasi wisatawan mancanegara
maupun domestik sangat berpotensi sebagai tempat masuknya narkoba di Indonesia sebagai wilayah
peredaran juga pengguna Narkoba.
Dalam rangka Pencegahan dan Pemberantas Penyalahgunaan dan Peredaran gelap Narkoba,
yang sangat merugikan dan membahayakan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, Badan
Narkotika Nasional Kota Mataram melakukan rencana strategis yang dimana menjadi acuan pelaksanaan
program tahunan. Badan Narkotika Nasional Kota Mataram menetapkan visi sebagai berikut:
 Visi : “Menjadi Lembaga Perwakilan Badan Narkotika Nasional di wilayah
Kabupaten/Kota yang mampu menggerakkan seluruh Komponen masyarakat yang ada
di daerah Kabupaten/Kota dalam Program Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba ( P4GN )”
Dalam upaya untuk mewujudkan visi di atas, maka Badan Narkotika Nasional Kota Mataram
menetapkan misi yang harus dilaksanakan. Misi Badan Narkotika Nasional Kota Mataram adalah sebagai
berikut:
 Misi :
1. Bersama instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat, bangsa, dan negara
melaksanakan pencegahan, pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum
dan kerjasama di bidang pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkotika, psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya.
2. Bersama instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat, bangsa dan negara
mewujudkan penduduk Kota Mataram hidup sehat tanpa narkoba, dan menolak segala bentuk
penyalahgunaan maupun peredaran gelap narkotika, psikotropika, prekusor, dan bahan aditif
lainnya.

1
Rencana Strategis Badan Narkotika Nasional Kota Mataram Tahun 2015-2019 ini bertujuan
untuk mengaktualisasi capaian target kinerja tahunan, untuk melaksanakan amanat Undang-undang
Nomor 35 Tahun 2009, Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011, Peraturan Kepala BNN Nomor:
PER/4/V/2010/BNN Tahun 2010, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Wajib Lapor Pecandu Narkoba maupun suksesi program Reformasi Birokrasi di lingkungan BNN untuk
mengaktualisasi organisasi sebagai instansi pemerintah, sebagai cita-cita luhur yang akan diwujudkan
Badan Narkotika Nasional Kota Mataram.
Penyalahgunaan narkoba merupakan realita kejahatan yang ditemui di dalam masyarakat.
Secara nasional pada saat ini peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba, serta obat-obat berbahaya
makin mengkhawatirkan. Penyalahgunaan narkoba telah menyentuh semua lapisan umur dari orang tua
hingga remaja.
Berdasarkan data kasus narkoba di Kota Mataram mencapai 5.457 orang. Jumlah pengguna ini,
1,8 persen dari jumlah warga Kota Mataram. Pengguna narkoba ini, rata-rata dari usia 10 sampai 59
tahun. Ada juga pengguna narkoba yang berusia di atas usia tersebut. Untuk tahun 2019 dengan
mengungkap 69 kasus. Kasus tersebut dengan jumlah tersangka 104 orang sepanjang tahun 2019.
Rinciannya, 92 tersangka laki-laki dan 12 tersangka perempuan. Sedangkan tahun 2020 mengungkap 68
kasus dengan tersangka 102 orang. Terdiri dari 94 tersangka laki-laki dan 8 tersangka perempuan.
Dari tahun 2020 sampai Februari 2021 Sat Res Narkoba Mataram berdasarkan pendidikan
mencatat pada tahun 2019, anak usia SD sebanyak 18 anak, SMP tercatat 38 anak, SMA 40 anak, dan
S1-S3 sebanyak 6 orang. Sedangkan tahun 2020, anak usia SD sebanyak 17 anak, SMP tercatat 22
anak, SMA 49 anak. Jumlah pengguna dan penyalahguna narkoba di Kota Mataram terus meninggkat.
Berdasarkan hal ini tentunya sangat menarik untuk dikaji dan dibahas tentang penyaahgunaan narkoba
pada remaja.

2
PEMBAHASAN

Narkoba disebut juga NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) adalah obat bahan atau
zat yang berpengaruh pada kerja otak, yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi
tubuh terutama otak (susunan saraf pusat), sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan
fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap
NAPZA tersebut.1 Sesuai yang dipaparkan diatas, narkoba dapat dibagi kedalam tiga jenis, yaitu sebagai
berikut:
1. Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat, juga memiliki daya toleran
(penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi, dimana ketiga sifat inilah yang
menyebabkan pemakai narkotika sulit untuk melepaskan ketergantungannya. Berdasarkan Undang-
undang Nomor 35 Tahun 2009 narkotika diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:
a. Golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya dengan daya adiktif yang sangat tinggi.
Karenanya tidak diperbolehkan penggunaannya untuk terapi pengobatan, kecuali penelitian
dan pengembangan pengetahuan. Narkotika yang termasuk golongan ini adalah ganja,
heroin, kokain, morfin, opium, dan lain sebagainya.
b. Golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Meskipun demikian penggunaan narkotika golongan II untuk
terapi atau pengobatan sebagai pilihan terakhir jika tidak ada pilihan lain. Contoh dari
narkotika golongan II ini adalah benzetidin, betametadol, dan lain-lain.
c. Golongan III adalah jenis narkotika yang memiliki daya adiktif atau potensi ketergantungan
ringan dan dapat dipergunakan secara luas untuk terapi atau pengobatan dan penelitian.
Adapun jenis narkoba yang termasuk dalam golongan III adalah kodein dan metadon,
naltrexon dan sebagainya.
2. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa (psyche)
yang menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 terbagi menjadi 4 golongan, yaitu:
a. Golongan I adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, dilarang digunakan untuk
terapi dan hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, seperti MDMA atau
ekstasi, LSD dan STP.

1 Lydia Herlina Martono dan Satya Joewana, Belajar Hidup bertanggung Jawab, Menangkal Narkoba dan
Kekerasan. Jakarta. Balai Pustaka. 2008, hal. 26

3
b. Golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat, akan tetapi berguna untuk
pengobatan dan penelitian, contohnya amfetamin, metilfenidat atau ritalin.
c. Golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang dan berguna untuk pengobatan
dan penelitian (lumibal, buprenorsina, pentobarbital, Flunitrazepam dan sebagainya).
d. Golongan IV yaitu jenis psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk
pengobatan, seperti nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), diazepam dan lain sebagainya.

3. Bahan Adiktif Merupakan zat-zat yang tidak termasuk dalam narkotika dan psikotropika, tetapi
memiliki daya adiktif atau dapat menimbulkan ketergantungan. Biasanya ketergantungan seseorang
terhadap zat atau bahan adiktif ini merupakan pintu gerbang kemungkinan adiksi mereka terhadap
narkotika dan psikotropika. Adapun zat suatu benda yang termasuk dalam kategori bahan adiktif adalah:
a. Rokok. Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat. Pada
upaya penanggulangan napza di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada
remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering
menjadi pintu masuk penyalahgunaan napza lain yang lebih berbahaya.
b. Kelompok alkohol dan minuman lain yang dapat menimbulkan hilangnya kesadaran
(memabukkan), dan menimbulkan ketagihan karena mengandung etanol etil alkohol, yang
berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan
manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan
narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat atau zat itu dalam tubuh manusia.
c. Thinner dan zat-zat lain yang jika dihirup dapat memabukkan, seperti lem kayu, penghapus
cair, aseton, cat, bensin dan lain sebagainya.

Penyalahgunaan narkoba semakin meningkat dan permasalahan yang ditimbulkan juga semakin
kompleks. Kejahatan narkoba merupakan kejahatan lintas negara (transnational crime), terorganisir
(organized crime), dan serius (serious crime) yang dapat menimpa berbagai lapisan masyarakat. Masalah
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan pelajar dapat dikatakan sulit di atasi, karena
penyelesaiannya melibatkan banyak faktor dan kerjasama dari semua pihak yang bersangkutan, seperti
pemerintah, aparat, masyarakat, media massa, keluarga, dan remaja itu sendiri. Penyalahgunaan narkoba
terjadi karena korban kurang atau tidak memahami apa narkoba itu sehingga dapat dibohongi oleh pihak
yang tidak bertanggung jawab (pengedar).

4
Penggunaan narkoba di kalangan remaja dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa
ini dikemudian hari karena generasi muda yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari
semakin rapuh digerogoti oleh zat-zat adiktif penghancur syaraf, sehingga pemuda tersebut tidak dapat
berpikir jernih. Akibatnya generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
kenangan. Tindak kejahatan narkoba saat ini tidak lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tetapi sudah
kerap kali dilakukan secara terang-terangan dilakukan oleh pemakai dan pengedar dalam menjalankan
operasi pengedaran narkoba tersebut. Banyaknya fakta yang disajikan para penyaji berita, baik melalui
media cetak maupun melalui media elektronik serta narkoba telah merebak kemana-mana tanpa
memandang siapapun dan narkoba telah banyak dipergunakan oleh remaja yang merupakan generasi
masa depan bangsa.

Bahaya pemakaian narkoba sangat besar pengaruhnya terhadap negara, jika sampai terjadi
pemakaian narkoba secara besar-besaran di masyarakat, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa
yang sakit, apabila terjadi demikian negara akan rapuh dari dalam karena ketahanan nasional merosot.
Efek dampak penggunaan narkoba bisa dalam berbagai bentuk antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menyebabkan penurunan atau pun perubahan kesadaran.
2. Mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri.
3. Menimbulkan ketergantungan atau adiktif (kecanduan).

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja pelajar antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian.
2. Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai- nilai pelajaran.
3. Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah.
4. Sering menguap, mengantuk, dan malas.
5. Tidak memedulikan kesehatan diri.
6. Suka mencuri untuk membeli narkoba.

5
 Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Generasi Muda

Penyebab penyalahagunaan narkoba pada generasi muda dapat disebabkan oleh banyak
faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor faktor tersebut sebagai berikut :
1. Faktor Internal : faktor yang berasal dari diri seseorang.
a. Keluarga : Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (Broken Home) maka
seseorang akan mudah merasa putus asa dan Frustasi. Akibat lebih jauh, orang akhirnya
mencari kompensasi diluar rumah dengan menjadi konsumen narkoba.
b. Ekonomi : Kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan untuk bekerja menjadi
pengedar narkoba. Seseorang yang ekonomi cukup mampu, tetapi kurang perhatian yang
cukup dari keluarga atau masuk dalam lingkungan yang salah lebih mudah terjerumus jadi
pengguna narkoba.
c. Kepribadian :Apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan mudah dipengaruhi
orang lain maka lebih mudah terjerumus kejurang narkoba.
2. Faktor Eksternal : Berasal dari luar seseorang. Faktor yang cukup kuat mempengaruhi
seseorang.
a. Pergaulan : Teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat bagi terjerumusnya seseorang
kelembah narkoba, biasanya berawal dari ikut-ikutan teman. Terlebih bagi seseorang yang
memiliki mental dan keperibadian cukup lemah, akan mudah terjerumus.
b. Sosial dan masyarakat : Lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan memiliki
organisasi yang baik akan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba. Kebanyakan zat
dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena
berbagai alasan mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut tren, ingin melupakan persoalan,
dan lain lain, maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan
berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan.
 Kasus Narkoba di Mataram

Giat pemberantasan narkoba di kalangan remaja kembali terungkap. Empat orang ditangkap Tim
Satres narkoba Polresta Mataram di wilayah Karang Bagu, Kota Mataram. Dari empat pelaku, salah
seorang diantaranya perempuan berinisial YA (25). YA ditangkap di rumahnya bersama tiga rekannya
berinisial RR 19 tahun, BU 36 tahun, dan MYF 32 tahun.
Dari penangkapan keempatnya, diamankan barang bukti 21 poket sabu-sabu dengan berat kotor
10 gram,” pada Minggu, 23 Mei 2021. Barang bukti tersebut, jelasnya, ditemukan dalam bungkus rokok
Dalam bungkus rokok ditemukan 16 poket sabu.

6
 Peran Badan Narkotika Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat Dan Kepolisian Resort
Kota Mataram Dalam Menanggulangi Pengedaran Dan Penyalahgunaan Narkoba

BNN Provinsi Nusa Tenggara Barat (BNNP NTB) merupakan badan provinsi yang bertugas untuk
membantu gubernur dalam mengkoordinasikan perangkat daerah dan instansi pemerintah di
Kabupaten/Kota, mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam penyusunan kebijakan dan
pelaksanaannya di bidang ketersediaan dan operasional P4GN.
BNNP NTB telah melakukan beberapa kegiatan serta kerjasama yang baik antara dinas terkait.
Sehingga dalam melaksanakan tugas P4GN dapat dilaksanakan dengan baik. Selain itu, Peran BNNP
NTB dalam upaya yang dilakukan dalam penanggulangan penyalahgunan Narkotika ini melalui beberapa
pendekatan yang secara garis besar dikelompokan menjadi tiga bagian, diantaranya ialah:
a. Supply control yaitu upaya secara terpadu melalui kegiatan yang berguna menekankan atau
meniadakan ketersediaan narkotika dipasaran atau di lingkungan masyarakat. Contohnya seperti
mengadakan razia pada tempat hiburan malam atau daerah rawan narkotika.
b. Demand reduction yaitu upaya secara terpadu melalui kegitan yang bersifat rehabilitative yang
berguna meningkatan ketahanan masyarakat sehingga memiliki daya tangkal dan tidak tergoda
untuk melakukan penyalahgunaan Narkotika baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakat
sekelilingnya. Contohnya seperti sosialisasi dan pembinaan tentang bahaya narkotika.
c. Harm reduction yaitu upaya melalui kegiatan yang bersifat rehabili-tative dengan intervensi
kepada korban atau pengguna yang sudah ketergantungan agar tidak semakin parah atau
membahayakan bagi dirinya dan mencegah agar tidak terjadi dampak negative yang secara
berkelanjutan. Contohnya seperti rehabilitasi.

Pentingnya koordinator juga merupakan salah satu faktor yang penting karena dalam pencapaian
hasil kerjasama sangat diperlukan. Koordinasi itu sendiri sebagai berikut:
1. Kerja sama dengan polda NTB
a. Melakukan pembinaan dan sosialisasi di instansi pemerintah, sekolah, perguruan tinggi
dan lingkungan masyarakat.
b. Melakukan razia di tempat-tempat hiburan malam serta daerah yang di curigai menjadi
titik rawan dalam peredaran.

7
2. Dinas Kesehatan
a. Melakukan test urin
b. Mengadakan program IWL (Institusi Wajib Lapor) yang dimaksudkan Dimana dengan
sendirinya serta kesadaran diri bagi pengguna untuk sembuh dan dari pihak dinas
kesehatan
c. Memberikan pengobatan kepada pengguna secara bertahap.
3. Rehabilitasi
a. Merehabilitasi serta memberikan pengobatan kepada pecandu narkoba Sampai sembuh
b. Memberikan pembinaan serta pendidikan moral selama masa rehabilitasi

Dalam kegiatan sosialisasi dan penyuluhan narkoba, tidak ada jadwal rutin bagi kegiatan
tersebut, kegiatan ini berjalan apabila ada persetujuan kerjasama antara BNNP NTB dengan POLRI dan
instansi-instansi terkait tempat diadakannya kegiatan tersebut. Tujuan dari kegiatan sosialisasi dan
penyuluhan narkoba adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi masyarakat tentang bahaya
narkoba. Seksi bidang pencegahan telah melakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan di berbagai
kalangan dan profesi masyarakat Nusa Tenggara Barat, baik itu di kalangan pelajar dan mahasiswa,
kalangan swasta maupun pemerintah, maupun kalangan masyarakat secara umum.

Selain melakukan kerjasama antara Polri maupun Dinas Kesehatan, BNNP NTB juga mempunyai
tempat rehabilitasi yang berada di Rumah Sakit Jiwa Sukma Selagalas Kota Mataram. Untuk kegiatan
konseling dan rehabilitasi, hal ini ditujukan bagi pasien yang terbukti positif menggunakan narkoba pada
saat dilakukan tes urine, BNNP NTB memberikan fasilitas kepada para pengguna yang tertangkap
memakai narkoba dan mempunyai keinginan untuk sembuh dari ketergantungan terhadap obat terlarang
tersebut. Tempat Rehabilitasi ini pun digunakan sebaik mungkin oleh BNNP NTB untuk dapat
memberikan pembelajaran, pengetahuan dan pengobatan.

Pengobatan yang dimaksudkan adalah pengobatan terhadap pemakai yang ketergantungan


terhadap narkotika. Pelatihan untuk petugas layanan rehabilitasi terpadu (OSC) juga tidak kalah penting.
Mereka diharapkan dapat melaksanakan melaksanakan tugasnya dengan maksimal dari mulai pelayanan
detoksifikasi hingga program rehabilitasi berakhir. Sedangkan, untuk memaksimalkan program pasca
rehabilitasi, peran para pelaksana pasca rehabilitasi pun perlu dimaksimalkan dengan harapan dapat
membantu para penyalahguna narkoba untuk reintegrasi di masyarakat.

8
 Faktor penghambat yang dihadapi Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mataram dalam
upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba pada siswa SMA di Kota Mataram

Adapun dalam hal ini kendala yang dihadapi oleh BNN Kota Mataram dalam melakukan upaya
menanggulangi penyalahgunaan narkoba remaja di Kota Mataram yakni:
a. Terbatasnya jumlah tenaga secara kulifikasi keahlian dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan
(fungsional penyuluh, psikologi dll) dan pemberantasan (penyidik dari intelejen, dll) serta
rehabilitasi (para medik perawatan dan non perawatan)
b. Belum optimalnya peran aktif instansi pemerintah terkait, dan sarana pendidikan di kota mataram
dalam pelaksanaan dan penerapan tempat P4GN dimasing-masing organisasi secara mandiri
c. Belum optimalnya peran aktif relawan dan pegiat yang sudah dilatih tempat P4GN di wilayah kota
mataram
d. Posisi geografis kota mataram dengan garis pantai sehingga menyulitkan dalam pemantauan
masuknya narkoba dan atau prekursor secara illegal oleh aparat pemerintah, polri, dll.
e. Belum optimalnya koordinasi dan monitoring dan evaluasi dari instansi diatasnya baik untuk
kegiatan fisik maupun keuangan.

9
KESIMPULAN

Narkoba disebut juga NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) adalah obat bahan atau
zat yang berpengaruh pada kerja otak, yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi
tubuh terutama otak (susunan saraf pusat), sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan
fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap
NAPZA tersebut.
Sesuai yang dipaparkan diatas, narkoba dapat dibagi kedalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat, juga memiliki daya toleran
(penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi, dimana ketiga sifat inilah yang
menyebabkan pemakai narkotika sulit untuk melepaskan ketergantungannya.
2. Golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya dengan daya adiktif yang sangat tinggi.
Golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Golongan III adalah jenis narkotika yang memiliki daya adiktif atau
potensi ketergantungan ringan dan dapat dipergunakan secara luas untuk terapi atau
pengobatan dan penelitian.
3. Bahan Adiktif Merupakan zat-zat yang tidak termasuk dalam narkotika dan psikotropika, tetapi
memiliki daya adiktif atau dapat menimbulkan ketergantungan. Biasanya ketergantungan
seseorang terhadap zat atau bahan adiktif ini merupakan pintu gerbang kemungkinan adiksi
mereka terhadap narkotika dan psikotropika. Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin
sangat luas di masyarakat. Kelompok alkohol dan minuman lain yang dapat menimbulkan
hilangnya kesadaran (memabukkan), dan menimbulkan ketagihan karena mengandung etanol
etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari
kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu.
Penyalahgunaan narkoba semakin meningkat dan permasalahan yang ditimbulkan juga semakin
kompleks. Penggunaan narkoba di kalangan remaja dapat membahayakan keberlangsungan hidup
bangsa ini dikemudian hari karena generasi muda yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin
hari semakin rapuh digerogoti oleh zat-zat adiktif penghancur syaraf, sehingga pemuda tersebut tidak
dapat berpikir jernih. Akibatnya generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
kenangan. Bahaya pemakaian narkoba sangat besar pengaruhnya terhadap negara, jika sampai terjadi
pemakaian narkoba secara besar-besaran di masyarakat, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa
yang sakit, apabila terjadi demikian negara akan rapuh dari dalam karena ketahanan nasional merosot.
Faktor faktor tersebut sebagai berikut :

10
a. Keluarga : Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (Broken Home) maka seseorang
akan mudah merasa putus asa dan Frustasi.
b. Ekonomi : Kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan untuk bekerja menjadi pengedar
narkoba. Seseorang yang ekonomi cukup mampu, tetapi kurang perhatian yang cukup dari
keluarga atau masuk dalam lingkungan yang salah lebih mudah terjerumus jadi pengguna
narkoba.
Faktor Eksternal : Berasal dari luar seseorang. Faktor yang cukup kuat mempengaruhi
seseorang. Terlebih bagi seseorang yang memiliki mental dan keperibadian cukup lemah, akan mudah
terjerumus. Sosial dan masyarakat : Lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan memiliki organisasi
yang baik akan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba. Giat pemberantasan narkoba di kalangan
remaja kembali terungkap. Dari empat pelaku, salah seorang diantaranya perempuan berinisial YA (25).
Dari penangkapan keempatnya, diamankan barang bukti 21 poket sabu-sabu dengan berat kotor 10
gram,” pada Minggu, 23 Mei 2021. BNN Provinsi Nusa Tenggara Barat (BNNP NTB) merupakan badan
provinsi yang bertugas untuk membantu gubernur dalam mengkoordinasikan perangkat daerah dan
instansi pemerintah di Kabupaten/Kota, mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam penyusunan
kebijakan dan pelaksanaannya di bidang ketersediaan dan operasional P4GN.
BNNP NTB telah melakukan beberapa kegiatan serta kerjasama yang baik antara dinas terkait.
a. Supply control yaitu upaya secara terpadu melalui kegiatan yang berguna menekankan atau
meniadakan ketersediaan narkotika dipasaran atau di lingkungan masyarakat.
b. Demand reduction yaitu upaya secara terpadu melalui kegitan yang bersifat rehabilitative yang
berguna meningkatan ketahanan masyarakat sehingga memiliki daya tangkal dan tidak tergoda
untuk melakukan penyalahgunaan Narkotika baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakat
sekelilingnya.
c. Harm reduction yaitu upaya melalui kegiatan yang bersifat rehabili-tative dengan intervensi
kepada korban atau pengguna yang sudah ketergantungan agar tidak semakin parah atau
membahayakan bagi dirinya dan mencegah agar tidak terjadi dampak negative yang secara
berkelanjutan. Pentingnya koordinator juga merupakan salah satu faktor yang penting karena
dalam pencapaian hasil kerjasama sangat diperlukan. Dalam kegiatan sosialisasi dan
penyuluhan narkoba, tidak ada jadwal rutin bagi kegiatan tersebut, kegiatan ini berjalan apabila
ada persetujuan kerjasama antara BNNP NTB dengan POLRI dan instansi-instansi terkait tempat
diadakannya kegiatan tersebut.

11
Tujuan dari kegiatan sosialisasi dan penyuluhan narkoba adalah memberikan pengetahuan dan
pemahaman bagi masyarakat tentang bahaya narkoba. Selain melakukan kerjasama antara Polri maupun
Dinas Kesehatan, BNNP NTB juga mempunyai tempat rehabilitasi yang berada di Rumah Sakit Jiwa
Sukma Selagalas Kota Mataram. Pengobatan yang dimaksudkan adalah pengobatan terhadap pemakai.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ramdan, Sahri dkk. (2018). Upaya Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mataram dalam Menanggulangi
Penyalahgunaan Narkoba pada Siswa. Mataram
Martono, Lydia Herlina dan Joewana Satya. 2008. Belajar Hidup bertanggung Jawab Menangkal Narkoba
dan Kekerasan. Jakarta : Balai Pustaka
Gatra.com (2020, 28 Desember). Parah! Tahun Ini Kasus Narkoba Di Mataram Meningkat Drastis. Dari
https://www.gatra.com/detail/news/499501/hukum/parah-tahun-ini-kasus-narkoba-di-mataram-
meningkat-drastis-

13

Anda mungkin juga menyukai