Anda di halaman 1dari 28

BAGIAN DENTAL PUBLIC HELATH

PROMOSI KESEHATAN UKGS DAN UKGM

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam Melengkapi


Kepaniteraan Klinik di Bagian Dental Public Helath

Oleh
SELVI HARVINA
19100707360804099

Dosen Pembimbing :
drg. Satria Yandi, MDSc
NIDN. 1018128601

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PA D A N G
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan “PROMOSI

KESEHATAN UKGS DAN UKGM” untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan kepanitraan klinik modul 8.

Penulisan laporan kasus ini, bahwa semua proses yang telah dilalui tidak

lepas dari bimbingan bapak drg. Satria Yandi, MDSc selaku dosen pembimbing,

bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak lainnya. Selanjutnya

penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna

sebagaimana mestinya, baik dari segi ilmiah maupun dari segi tata bahasanya,

karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca.

Akhir kata penulis mengharapkan Allah SWT melimpahkan berkah-Nya

kepada kita semua dan semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat serta dapat

memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi semua pihak yang

memerlukan.

Padang, November 2021


Penulis

Selvi Harvina

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4
2.1 Masalah Kesehatan Gigi Dan Mulut Siswa ............................................... 4
2.2 Promosi Kesehatan ..................................................................................... 6
2.2.1 Defenisi Promosi Kesehatan .......................................................... 6
2.2.2 Tujuan Promosi Kesehatan ............................................................ 7
2.2.3 Sasaran Promosi Kesehatan ........................................................... 8
2.3 Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ................................................... 8
2.3.1 Pengertian UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) ..................... 8
2.3.2 Tujuan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) ........................... 9
2.3.3 Sasaran ........................................................................................... 9
2.3.4 Ruang lingkup ................................................................................ 10
2.3.5 Kebijakan ....................................................................................... 11
2.3.6 Strategi ........................................................................................... 11
2.3.7 Metode Pelaksanaan Program UKGS ............................................ 12
2.3.8 Pelaksanaan UKGS di Sekolah ...................................................... 15
2.4 Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat ............................................................ 18
2.4.1 Pengertian UKGM ......................................................................... 18
2.4.2 Tujuan UKGM ............................................................................... 18
2.4.3 Sasaran UKGM .............................................................................. 18
2.4.4 Evaluasi Pelatihan Kesehatan Gigi Dan Mulut ............................. 18

iii
iv

BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 21


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22
DAFTAR
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Promosi Kesahatan ....................................................................... 7

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah adalah lembaga formal yang di dalamnya terdapat kurikulum,

guru, siswa, metode pembelajaran, media pembelajaran dan fasilitas yang

diperlukan dalam melakukan kegiatan pembelajaran.Sekolah dasar ditempuh

dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.Sekolah mempunyai

peranan penting dalam pelayanan promosi kesehatan siswa termasuk kesehatan

gigi. Kesehatan gigi dan mulut dapat terintegrasi dalam kegiatan kesehatan

sekolah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meluncurkan “Global School

Health Initiative” yang dirancang untuk meningkatkan kesehatan siswa melalui

sekolah. Program kesehatan sekolah meliputi promosi kesehatan dan praktik gaya

hidup sehat bagi anak-anak. Kegiatan lebih menekankan pada pengembangan

lingkungan yang sehat dan praktik kesehatan pribadi (Petersen, 2013).

Kisaran usiadiIndonesia pada tingkatan sekolah dasar berada di antara 6

atau 7 tahun sampai 12 tahun. Usia siswa pada kelompok kelas atas sekitar 9 atau

10 tahun sampai 12 tahun, usia 9-12 tahun memiliki ciri perkembangan sikap

individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6-9 tahun dengan ciri perkembangan

sosial yang pesat. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena

pada usia tersebut seorang anak rentan terhadap masalah kesehatan, sehingga

perlu dikelola secara baik dan benar. Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak

usia sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Masalah anak usia SD biasanya

berkaitan dengankebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang

baik dan benar (Firdaus, 2012).

1
2

Penyakit mulut yang paling umum diderita anak-anak adalah gingivitis

dan karies gigi sebesar 60-90% (Petersen, 2013).Usia 8-10 tahun merupakan

kelompok usia yang kritis terhadap terjadinya karies gigi dan mempunyai sifat

khusus yaitu transisi pergantian gigi susu ke gigi permanen. Anak usia 8-10 tahun

prevalensikaries gigi mencapai 60-85% (Widya, 2013). Karies gigi meningkat dan

bertambah dari waktu ke waktu. Jika tidak diberi tindakan akan berefek pada

kualitas hidup anak, seperti kemampuan memakan dan mengunyah pada makanan

yang mereka pilih. Anak yang mempunyai kesehatan mulut yang rendah 12 kali

lebih terbatas aktivitasnya dari pada mereka yang tidak memiliki masalah

kesehatan gigi dan mulut.Karies gigi merupakan penyebab utama luka pada mulut

dan hilangnya gigi (Spiby, 2013).

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya memelihara dan

meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah melalui

pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan

lingkungan kehidupan sekolah sehat. Dampak dari pelaksanaan UKGS (Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah) adalah adanya perubahan pada sikap dan perilaku siswa

antara lain siswa mengerti kapan seharusnya melakukan sikat gigi, siswa

menyikat gigi dengan benar dan siswa memanfaatkan layanan kesehatan gigi

(Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Pemilihan murid Sekolah Dasar (SD) sebagai obyek Usaha Kesehatan

Gigi Sekolah (UKGS) sangat penting mengingat kurangnya perhatian akan

kesehatan gigi anak usia sekolah dasar dan pada dasarnya anak pada usia ini

sangat peka terhadap pendidikan baik dari perilaku maupun pola kebiasaan sedang

dan dalam pertumbuhan masih dapat diperbaiki. Anak usia sekolah merupakan
3

sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan (Kementerian

Kesehatan RI, 2012).

Promosi kesehatan dapat tercapai dengan adanya kerja sama antara

lembaga pendidikan serta lingkungan sekitar untuk meningkatkan kemandirian

dan memberdayakan masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat (Tiraihati., 2017).

Undang-undang no: 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 93 dan 94,

dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk

peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi

dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan

berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanana kesehatan gigi

mayarakat, usaha kesehatan gigi sekolah, serta pemerintah dan pemerintah daerah

wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat kesehatan

gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana masalah gigi dan mulut siswa

sekolah
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masalah Kesehatan Gigi Dan Mulut Siswa

Masalah kesehatan gigi dan mulut siswa terjadi akibat kurang menjaga

kesehatan gigi seperti makan-makanan yang rendah nutrisi dan tinggi gula (makan

permen dan makanan ringan). Terdapat beberapa masalah akibat perilaku yang

tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut antara lain: (Decker, 2014: 28)

1) Sakit gigi

Kondisi dimana terasa sakit atau linu pada gigi yang berlubang ketika

gigi terkena rangsangan dingin, panas, makanan asam dan manis atau apabila

lubang gigi kemasukan makanan.

2) Nafas bau

Suatu kondisi yang disebabkan karena kurang menjaga kebersihan

gigi dan mulut.

3) Gigi berlubang (Karies)

Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi yang disebabkan oleh

asam yang ada dalam karbohidrat melalui perantara mikroorganisme yang

ada dalam saliva. Gigi yang berlubang akan menjadi jalan masuknya bakteri

untuk menginfeksi pulpa. Pulpa yang terinfeksi akan meradang. Ketika

jaringan pulpa telah terinfeksi, lama-kelamaan akan mati. Walaupun mati,

gigi berlubang tetap menjadi pintu gerbang yang lebar bagi bakteri yang ada

di rongga mulut untuk masuk ke jaringan di bawah gigi.

4
5

Karies adalah salah satu penyakit infeksi kronis yang paling

umum.Karies gigi merupakan penyakit menular mikroba yang mengakibatkan

pembubaran dan penghancuran struktur gigi. Faktor host (bakteri, air liur) dan

faktor lingkungan (asupan fermentasi karbohidrat dalam makanan dan cairan,

kebersihan mulut, dan faktor-faktor makanan lainnya) mempengaruhi proses

perluasan lubang yang terjadi pada permukaan gigi (Decker, 2014).

4) Karang gigi

Lapisan kerak berwarna kuning yang menempel pada gigi dan terasa

kasar, dapat menyebabkan masalah pada kesehatan.

5) Penyakit periodontal

Radang gusi dan periodontitis (penyakit periodontal) adalah penyakit

inflamasi yang dapat menyebabkan berbagai faktor kompleks yang

disebabkan oleh mikroorganisme dalam plak gigi dan respon host yang

memiliki efek pendukung jaringan di sekitar gigi.

Peradangan pada jaringan gusi disebabkan oleh iritasi dari plak yang

menumpuk di pinggiran gusi, karena plak yang menumpuk dan tidak

dibersihkan mengundang bakteri dan bakteri akan menghasilkan racun yang

membuat iritasi pada gusi. Pada kondisi ini, biasanya gusi berwarna merah,

bengkak dan gampang berdarah jika menyikat gigi. Dalam periodontitis,

peradangan meluas ke jaringan yang mempengaruhi peralatan pelekat gigi

dan merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa (Decker,

2014).
6

6) Kehilangan gigi

Kondisi yang bisa saja dialami oleh semua orang jika tidak merawat

gigi dengan baik. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh pencabutan gigi

akibat kerusakan gigi (gigi berlubang) atau infeksi pada gigi.

7) Gigi sensitif

Kondisi yang disebabkan oleh terbukanya lapisan dentin. Gigi akan

terasa linu jika makan atau minum yang panas, dingin, asam atau manis.

2.2 Promosi Kesehatan

2.2.1 Defenisi Promosi Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merumuskan promosi

kesehatan sebagai berikut: “Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh,

untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya

setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.” Hal

tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.

1114/Menkes/SK/VIII/2016 (Kemenkes., 2016).

Promosi kesehatan sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat di

Indonesia dalam mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia. Undang-

Undang Kesehatan RI no 36 tahun 2009, disebutkan bahwa visi pembangunan

kesehatan adalah “Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya, sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif secara sosial

dan ekonomi” (Kemenkes., 2016)


7

2.2.2 Tujuan Promosi Kesehatan

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka tujuan dari penerapan

promosi kesehatan pada dasarnya merupakan visi promosi kesehatan itu sendiri,

yaitu menciptakan atau membuat masyarakat yang: (Kemenkes, 2016).

1) Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya

2) Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya

3) Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit

4) Melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan

5) Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan

kesehatannya.

Gambar 2.1 Promosi Kesahatan

Tujuan promosi kesehatan dapat dilihat dari beberapa hal yaitu:

Tujuan Promosi Kesehatan menurut WHO

a. Tujuan Umum

Mengubah perilaku individu atau masyarakat di bidang Kesehatan


8

b. Tujuan Khusus

a) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai bagi masyarakat.

b) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

c) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

pelayanan kesehatan yang ada.

2.2.3 Sasaran Promosi Kesehatan

1) Sasaran Primer sesuai misi pemberdayaan, misalnya kepala keluarga, ibu

hamil atau menyusui, anak sekolah

2) Sasaran Sekunder sesuai misi dukungan sosial. Misalnya Tokoh

masyarakat, tokoh adat, tokoh agama

3) Sasaran Tersier sesuai misiadvokasi. Misalnya Pembuat kebijakan mulai

dari pusat sampai ke daerah. (Setyabudi, RG. 2018)

2.3 Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

2.3.1 Pengertian UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan

masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan

mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya

kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang

memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut (Kementerian Kesehatan, 2012).

Upaya kesehatan masyarakat pada UKGS berupa kegiatan yang terencana,

terarah dan berkesinambungan, meliputi (Kementerian Kesehatan, 2012) :


9

1) Intervensi perilaku

Penggerakan guru, dokter kecil, orangtua murid melalui lokakarya

atau pelatihan. Pendidikan kesehatan gigi oleh guru, sikat gigi bersama

dengan menggunakan pasta gigi berflour, penilaian kebersihan mulut oleh

guru/dokter kecil. Pembinaan oleh tenaga kesehatan.

2) Intervensi lingkungan

Pembinaan kerjasama lintas program/lintas sektor melalui Tim

Pembina UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).

2.3.2 Tujuan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)

Tujuan program usaha kesehatan gigi sekolah adalah sebagai berikut

(Kementerian Kesehatan, 2012):

1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan tindakan peserta didik dalam

memelihara kesehatan gigi dan mulut.

2. Meningkatnya peran serta guru, dokter kecil, orang tua dalam upaya

promotif- preventif.

3. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta didik

yang memerlukan.

2.3.3 Sasaran

Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi

Sekolah) meliputi (Kementerian Kesehatan, 2012):

1. Sasaran primer: peserta didik (murid sekolah) TK-SD-SMP-SMA dan

sederajatnya.

2. Sasaran sekunder: guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan, orangtua

murid setiap Tim Pembina UKS disetiap jenjang.


10

3. Sasaran tersier:

a) Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada sekolah

lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama serta pondok pesantren

beserta lingkungannya.

b) Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.

c) Lingkungan, yang meliputi: lingkungan sekolah, keluarga dan

masyarakat.

2.3.4 Ruang lingkup

Ruang lingkup program UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) sesuai

dengan Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS)

(Kementerian Kesehatan, 2012) yang meliputi: pendidikan kesehatan, pelayanan

kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, maka ruang

lingkup UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) yaitu:

1. Penyelenggaraan pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang meliputi:

a) Pemberian pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.

b) Latihan atau demonstrasi cara memelihara kebersihan dan kesehatan gigi

dan mulut.

c) Penanaman kebiasaan pola hidup sehat dan bersih agar dapat

diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk:

a) Pemeriksaan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut peserta didik.

b) Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perorangan.

c) Pencegahan/perlindungan terhadap penyakit gigi dan mulut.

d) Perawatan kesehatan gigi dan mulut.


11

e) Rujukan kesehatan gigi dan mulut.

3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah kerjasama antara masyarakat

sekolah (guru, murid, pegawai sekolah, orang tua murid, dan masyarakat).

2.3.5 Kebijakan

Kebijakan program usaha kesehatan gigi sekolah adalah (Kementerian

Kesehatan, 2012):

1. Mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang optimal, Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah harus diutamakan pada upaya meningkatkan

kemampuan self care (pelihara diri) melalui kegiatan UKGS.

2. Upaya kesehatan masyarakat berupa upaya promotif-preventif dilaksanakan

oleh tenaga non-profesional terutama guru/dokter kecil sebagai bagian

integral dari UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).

3. Upaya kesehatan perorangan dilaksanakan oleh tenaga profesional (dokter

gigi, perawat gigi).

4. UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) diselenggarakan oleh pemerintah

maupun swasta, di bawah binaan Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)

dan Tim Pembina UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).

2.3.6 Strategi

Strategi untuk pemerataan jangkauan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi

Sekolah) dan target, maka diterapkan strategi pertahapan UKGS (Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah) yang disesuaikan dengan paket-paket UKS (Usaha

Kesehatan Sekolah) sebagai berikut (Kementerian Kesehatan, 2012):


12

1) Target jangka pendek2014

a) Penjaringan kelas 1 pada awal tahun ajaran tercapai 100%.

b) Prevalensi bebas karies sebanyak 50%.

c) Penyuluhan dilaksanakan satu kali pertriwulan 80%SD.

d) Kegiatan sikat gigi bersama dilaksanakan setiap hari di sekolah di 50%

SD.

2) Target jangka panjang 2020

a) Angka bebas karies (gigi bercampur) umur 6 tahun sama dengan atau

lebih dari 50%.

b) Angka bebas karies kelas 6 adalah sama dengan atau lebih dari 70%.

c) DMF-T (Decay Missing Filled-Teeth) usia 12 tahun sama dengan atau

kurang dari1.

d) Angka Dentally Fit kelas 6 adalah sama dengan atau lebih dari 85%.

2.3.7 Metode Pelaksanaan Program UKGS

Terdapat tiga paket dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

(UKGS) yaitu (Kementerian Kesehatan, 2012):

1) UKGS tahap I/Paket minimal UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI yang

belum terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Tim pelaksana

UKS di SD dan MI melaksanakan kegiatan yaitu: Pelatihan kepada guru

pembina UKS dan dokter kecil tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut

secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh dinas pendidikan dengan nara

sumber tenaga kesehatan gigi.


13

a. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

penjaskes (pendidikan jasmani dan kesehatan) atau guru pembina UKS

atau dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku untuk semua

murid kelas 1-6, dilaksanakan minimal satu kali setiap bulan.

b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat

gigi bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II dan III dibimbing oleh

guru dengan memakai pasta gigi yang mengandung flour.

2) UKGS tahap II/Paket standar UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid SD dan MI sudah

terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas, kegiatannya

adalah:

a. Pelatihan kepada guru pembina UKS dan dokter kecil tentang

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan

dilaksanakan oleh dinas pendidikan dengan nara sumber tenaga

kesehatan gigi.

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

penjaskes (pendidikan jasmani dan kesehatan) atau guru pembina UKS

atau dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku untuk semua

murid kelas 1-6, dilaksanakan minimal satu kali setiap bulan.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat

gigi bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II dan III dibimbing oleh

guru dengan memakai pasta gigi yang mengandung flour.

d. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.

e. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun
14

ajaran diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya

tanggal, dengan persetujuan tertulis (informed consent) dari orangtua dan

tindakan dilakukan oleh tenaga kesehatan gigi.

f. Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh (dilakukan

di sekolah atau dirujuk sesuai kemampuan), bila pada penjaringan murid

kelas I dijumpai murid dengan gigi tetap ada yang karies atau bila gigi

susu karies lebih dari 8 gigi dilakukan fissure sealant pada gigi molar

yang sedang tumbuh.

g. Rujukan bagi yangmemerlukan.

3) UKGS tahap III / Paket optimal UKGS

Pelatihan kepada guru pembina UKS dan dokter kecil tentang

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan

dilaksanakan oleh dinas pendidikan dengan nara sumber tenaga kesehatan

gigi.

a. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru

penjaskes (pendidikan jasmani dan kesehatan) atau guru pembina UKS

atau dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku untuk semua

murid kelas 1-6, dilaksanakan minimal satu kali setiap bulan.

b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan kegiatan sikat

gigi bersama setiap hari minimal untuk kelas I, II dan III dibimbing oleh

guru dengan memakai pasta gigi yang mengandung flour.

c. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru.

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun

ajaran diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya


15

tanggal, dengan persetujuan tertulis (informed consent) dari orangtua dan

tindakan dilakukan oleh tenaga kesehatan gigi.

e. Surface protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh (dilakukan

di sekolah atau dirujuk sesuai kemampuan) pada murid kelas I dan II atau

dilakukan fissure sealant pada gigi molar yang sedang tumbuh.

f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I sampai

dengan kelas VI (care ondemand).

g. Rujukan bagi yang memerlukan.

2.3.8 Pelaksanaan UKGS di Sekolah

Pelaksanaan usaha kesehatan gigi sekolah di sekolah dasar adalah sebagai

berikut (Kementerian Kesehatan, 2012):

1) Pembinaan Kebersihan Perorangan Murid oleh Guru

Kegiatan yang bertujuan agar murid mempunyai kemampuan dan

kebiasaan untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut secara benar. Kegiatan

ini meliputi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan pada jam

pelajaran Penjas (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan) dan kegiatan

menggosok gigi dilakukan satu kali per bulan (Kementerian Kesehatan, 2012).

2) Penjaringan Kesehatan Murid Kelas I

Pemeriksaan gigi dan mulut murid kelas I oleh tenaga para non medis

gigi yang sudah terlatih dalam pemeriksaan gigi, lalu mencatat kelainan-

kelainan pada kartu penjaringan bila ditemukan gigi kotor, gigi berlubang,

kelainan gusi (bengkak, berdarah, luka).Kegiatan ini bertujuan untuk

menemukan sedini mungkin kelainan-kelainan gigi dan mulut murid kelas I

sehingga dapat dilaksanakan tindakan yang diperlukan seperti pencegahan,


16

pengobatan dan rujukan (Kementerian Kesehatan, 2012).

3) Bimbingan Teknis Pada Guru dalam Rangka Meningkatkan Peran Serta

dan Keterampilan Dalam Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

Kegiatan yang bertujuan agar guru mampu berperan aktif dalam

membimbing anak didiknya dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.

Kegiatan berupa pengarahan atau penyuluhan untuk guru mengenai cara

penilaian kebersihan atau keadaan mulut meliputi penyakit karies gigi dan

penyakit gusi serta penjelasan mengenai upaya atau program yang perlu

dijalankan (Kementerian Kesehatan, 2012).

4) Pengobatan Ringan Dan Pertolongan Pertama Di Sekolah oleh Guru atau

Dokter Kecil

Kegiatan bertujuan agar guru atau dokter kecil dapat mengenal

kelainan atau penyakit gigi dan mulut serta menghentikan proses kelainan atau

penyakit tersebut pada tahap dini sehingga dapat dicegah terjadinya keadaan

yang lebih parah. Kegiatan berupa pengobatan ringan dan pertolongan

pertama terhadap kelainan atau penyakit gigi dan mulut dapat diberikan oleh

guru atau dokter kecil di sekolah antara lain:

a) Bila ada murid dengan gejala linu bila makan atau minum yang manis,

asam, dingin, panas atau bila gigi berlubang kemasukan makanan,

tindakan yang dilakukan adalah murid diminta untuk berkumur dengan air

rebusan sirih atau larutan garam hangat, diberi tablet paracetamol

sebanyak ½ tablet untuk umur 6-12 tahun dan 1 tablet untuk 12 tahun ke

atas, selanjutnya dirujuk ke Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat).


17

b) Bila ada murid dengan pembengkakan dalam mulut yang disertai rasa sakit

atau setelah pencabutan gigi yang mengalami sakit serta terjadi

pendarahan lebih dari 1 jam setelah pencabutan, maka tindakan yang

dilakukan adalah memberikan tablet paracetamol dan dirujuk ke

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) (Kementerian Kesehatan, 2012).

5) Rujukan Medik

Rujukan ini merupakan rujukan pelayanan yang terutama meliputi

penyembuhan dan pemulihan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut,

bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah akibat lebih lanjut dari

kelainan atau penyakit gigi dan mulut. Kelainan atau penyakit gigi yang akan

dirujuk ke Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) antara lain karang gigi,

gigi berlubang, gigi goyang, gigi bertumpuk, gusi jaringan mulut luka, gusi

berdarah, gusi bengkak. Kelainan gigi dan mulut yang tidak dapat

ditanggulangi di Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) akan dirujuk ke

jajaran pelayanan yang lebih mampu (Kementerian Kesehatan, 2012).

6) Pelatihan Dokter Kecil

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dokter kecil agar mampu menjalankan

tugasnya sebagai dokter kecil dalam bidang kesehatan gigi. Kegiatan berupa

pelatihan yang dilakukan 1 kali dalam setahun dengan materi pelatihan

tentang pengetahuan dasar mengenai bentuk, jenis dan fungsi gigi serta

jaringan lunak mulut serta mengenai kelainan atau penyakit gigi dan mulut,

cara pemeliharaan kesehatan gigi dan melatih keterampilan dalam hal

pemeriksaan, pelatihan menggosok gigi dan kumur-kumur dengan larutan

flour, rujukan dan pencatatan (Kementerian Kesehatan, 2012).


18

2.4 Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat

2.4.1 Pengertian UKGM

Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) adalah suatu pendekan

edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta

masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya

promotif, preventif kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat yang berlandaskan pendekatan Primary Health Care (Posyandu, Bina

Keluarga Balita, Polindes, Ponstren, Taman kanak-kanak dsb). Pendekatan ini

secara global dikenl sebagai primary oral health care aproach (Depkes RI, 2004).

2.4.2 Tujuan UKGM

Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan pemeliharaan diri

masyarakat di bidang kesehatan gigi dan mulut dalam rangka terciptanya perilaku

hidup sehat (Fitriani, 2018)

2.4.3 Sasaran UKGM

Kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi dan mulut

(Bumil, Balita, Apras dan Anak sekolah). Agar masyarakat dapat berperan serta

perlu dibekali pelatihan-pelatihan (Setiawan, dkk. 2017)

2.4.4 Evaluasi Pelatihan Kesehatan Gigi Dan Mulut

Pelatihan Kader adalah proses alih pengetahuan dan keterampilan tentang

kesehatan gigi dan mulut kepada kader kesehatan (guru, dokter kecil, kader

posyandu) agar mereka dapat berperan serta aktif dalam upaya peningkatan

kesehatan gigi dan pencengahan penyakit gigi. (Kemenkes, 2015)


19

Maksudnya agar kader mampu dan mau: (Kemenkes, 2015)

1. Memberikan peyuluhan dan memotivasi masyarakat untuk dapat

berprilaku sehat.

2. Melakukan deteksi dini.

3. Melakukan pengobatan darurat sederhana.

Mampu melakukan rujukan. (Kemenkes, 2015)

Evaluasi adalah proses penilaian, atau dapat diartikan sebagai proses

pengukuran akan evektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai

tujuan organisasi/institusi. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut

akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya. (Kemenkes, 2015)

Terdapat urutan atau proses yang mendasari sebelum melakukan evaluasi,

yakni:

1. Mengembangkan konsep dan mengadakan penelitian awal. Konsep perlu

direncanakan secara matang sebelum diadakan eksekusi pesan dan perlu

diadakan uji coba untuk mengecek kesesuaian antara draft yang dibuat

dengan eksekusi pesannya.

2. Dengan uji coba yang dilakukan, pengevaluasi mencoba mencari

tanggapan dari khalayak. Tanggapan dari khalayak ini penting untuk

mengukur efektifitas pesan yang disampaikan. (Kemenkes, 2015)

Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan

diakhir (posttest).Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk

menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan. Sedangkan, posttest merupakan

evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai

masukan untuk analisis situasi berikutnya. (Kemenkes, 2015)


20

Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan. Evaluasi yang

diadakan di dalam ruangan pada umumnya menggunakan metode penelitian

laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok percobaan.

Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat diterapkan. Sementara,

evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan menggunakan metode penelitian

lapangan dimana kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari

lingkungan sekitar. Realisme dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan

sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas,

mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain penelitian,

melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis data

yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian.

Evaluasi yang dapat dilakukan pasca pelatihan kader adalah: (Kemenkes,

2015)

1. Evaluasi pelaksanaan pelatihan kader, apakah sudah sesuai dengan jadwal,

kandungan materi apakah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan

2. Evaluasi tujuan pelatihan, apakah sasaran sudah memahami materi yang

disampaikan

3. Penilaian terhadap perubahan perilaku dari hasil pelatihan dilakukan enam

bulan sekali disesuaikan dengan tenaga yang ada


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan

masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan

mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya

kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang

memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut(Kementerian Kesehatan RI,

2012).

Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat ( UKGM ) adalah suatu pendekatan

edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta

masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya

promotif, preventif kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat yang berlandaskan pendekatan Primary Health Care (Posyandu, Bina

Keluarga Balita, Polindes, Ponstren, Taman kanak-kanak dan sebagainya) .

21
DAFTAR PUSTAKA

Decker, Riva T., Mobley, C., and Epstein, Joel B., 2014, Nutrition and Oral
Medicine, Humana Press, New York.

Firdaus, J. Kunoli, dan PutuCandriasih, 2012, Penerapan Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat (PHBS) pada Tatanan Rumah Tangga dan Di Sekolah di
Kecamatan Parigi Kabupaten ParigiMoutong, Promotif, Vol.2 No.1 Okt
2012 Hal 1-7.

Fitriani AI. 2018. SOP Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM). UPTD
Puskesmas Solo

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Pedoman Usaha Kesehatan


Gigi Sekolah (UKGS). Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan, Jakarta.

Kemeneterian Kesehatan RI. 2015. Modul Pelatihan Jabatan Fungsional Perawat


Gigi Kategori Keahlian. Jakarta.

Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2016. Nomor 1114/Menkes/SK/VIII/2016


Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Di Daerah.

Setyabudi RG. 2018. Analisis Strategi Promosi Kesehatan dalam Rangka


Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat oleh Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.
RM. SoedjarwadiProvinsi Jawa Tengah. Jurnal komunikasi P-ISSN: 1907-
898X, E-ISSN: 2548-7647 Volume 12, Nomor 1, Oktober 2017

Setiawan, A. dkk. 2017. Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Mengenai


Kesehatan Gigi Dan Mulut Melalui Penyuluhan Di Lingkungan Wilayah
Kerja Puskesmas Ahmad Yani. Case Report. Departemen Ilmu Kesehatan
Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
Bandung 2017. Hlm.

Spiby, J., 2013, Screening for Dental Caries in Children Aged 6 to 9 Years, NSC,
UK National.

Tiraihati.Z.W, 2017.‘Analisis Promosi Kesehatan Berdasarkan Ottawa Charter Di


Rs OnkologiSurabaya’.JurnalPromkes, Vol. 5, No.1, Hal 1–11.

Petersen P.E., 2013, Promoting Oral Health of Children Through Schools-Results


From a WHO Global Survey 2012, Community Dental Health 30, October
2013, p. 204-218.

Widya Hary Cahyati, 2013, Konsumsi Pepaya (Carica Papaya) Dalam


Menurunkan Debris Index, Kemas, Volume 2, No 8, Januari 2013, hlm.
127-136.

22
23

Soal :

1. Seorang dokter gigi melakukan screening rutin kondisi gigi dan mulut siswa
kelas 1 pada program UKGS. Dokter gigi dibantu oleh 1 perawat gigi dan 2
guru UKS. Pelatihan untuk guru, tenaga kesehatan dan kader disekolah
dijalankan secara rutin. Pelayanan medik dasar paripurna sesuai kebutuhan
(tretment need) pada kelas terpilih belum dilakukan. Apakah paket dalam
pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh dokter
gigi di sekolah dasar tersebut ?
a. Paket minimal UKGS
b. UKGS Tahap 3
c. UKGS Tahap 1
d. UKGS Tahap 2

2. Manfaat pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah . . .


A. Masyarakat menjadi lebih mandiri
B. Masyarakat dapat mengetahui derajat kesehatan gigi dan mulutnya
C. Masyarakat dapat berpartisipasi
D. Masyarakat dapat terbantu mendapatkan derajat kesehatan gigi dan mulut
yang optima

3. Standar preventif pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah . . .


A. Standar penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
B. Standar pelatihan kader
C. Standar pembersihan karang gigi
D. Standar Atraumatic Restorative Treatment (ART)

Anda mungkin juga menyukai