Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam melengkapi


Kepaniteraan Klinik pada Modul 4

Oleh

REZKI ALFURQAN
1110070110026

PEMBIMBING: drg. Okmes Fadriyanti, Sp.Pros


drg. Resa Ferdina
drg. Ricky Amran
drg. Widya Puspita Sari, MDSc

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2016
GIGI TIRUAN SEBAGIAN KERANGKA AKRILIK

Nama Pasien : Vivi

Umur : 32 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Alamat : Pasir sebelah

Tanggal Pemeriksaan : 5 April 2016

ii
PROSEDUR KERJA
( RA : Klas III Modifikasi 3 )
( RB : Klas I )

No Jenis Pekerjaan Tanggal Paraf Keterangan


1 Diagnosa dan Prognosis
2 Cetak Anatomis RA & RB
3 Membuat studi model
4 Diskusi
5 Desain studi model
6 Membuat sendok cetak
fisiologis
7 Cetak fisiologis
8 Membuat work model
9 Surveyor & Blocking
10 Desain work model
11 Membuat cangkolan
12 Try-in Basis
13 Menentukan gigitan kerja
14 Artikulator
15 Pemilihan warna gigi
16 Penyusunan gigi
17 Try-in gigi tiruan wax
18 Wax countouring
19 Processing
20 Polis
21 Insersi
22 Reparasi
23 Kontrol I
24 Kontrol II

Pembayaran Dosen Pembimbing

(………….…………..) drg. Okmes Fadriyanti, Sp.Pros

iii
LAPORAN KASUS

A. IDENTIFIKASI PASIEN

Nama Pasien : vivi aulia rahim

Umur : 32 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : IRT

Alamat : Pasir sebelah

Tanggal Pemeriksaan : 28 maret 2016

B. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Motivasi : Datang untuk membuat gigi tiruan.

Keluhan Utama : - Menganggu estetis.

- Sulit mengunyah makanan karena tidak adanya

gigi belakang.

Riwayat kesehatan gigi : Pernah dicabut giginya dan tanpa komplikasi

Riwayat kesehatan umum : Tidak menderita penyakit sistemik dan tidak alergi

obat-obatan

Riwayat keluarga : Ayah : Sehat tidak menderita penyakit sistemik

Ibu : Sehat tidak menderita penyakit sistemik

iv
C. PEMERIKSAAN OBJEKTIF

General Jasmani : sehat

Rohani : komunikatif dan kooperatif

Lokal :

EO : Wajah : Simetris IO : Palatum : tidak ada Torus

Palatinus

Pipi : Simetris Mukosa : Normal

Bibir : Simetris Gingiva : Normal

TMJ : Normal Lidah : Normal

FORMULA GIGI

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Rencana Perawatan Awal :


Calc/stain 2/1 : pro scalling

Rencana Perawatan Akhir :

18,16,14,12,11,21,22,25,26,
48,47.46,35,36,37 : missing : pro prostho

KLASIFIKASI :

Rahang Bawah : Klas III Modifikasi 3 Kenedy


Rahang Atas : Klas I Kenedy

v
D. LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN DESAIN KERANGKA

AKRILIK

Langkah I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)


RB : Klas I Kenedy , RA : Klas III Modifikasi 3
Langkah II : Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel :
RB dan RA dukungan mukosa dan gigi
Langkah III : Menentukan macam retainer
- Direct retainer
RA : Cangkolan 3 jari pada gigi 35
- Lengan retentive pada bagian bukal
- Lengan resi prokal pada bagian lingual.
- Rest oklusal pada oklusal pada bagian mesial
Cangkolan 3 jari pada gigi 45
- Lengan retentive pada bagian bukal
- Lengan resi prokal pada bagian lingual.
- Rest oklusal pada oklusal pada bagian mesial

RB : Cangkolan 3 jari pada gigi 35


- Lengan retentive pada bagian bukal
- Lengan resi prokal pada bagian lingual.
- Rest oklusal pada oklusal pada bagian mesial
Cangkolan 3 jari pada gigi 45
- Lengan retentive pada bagian bukal
- Lengan resi prokal pada bagian lingual.
- Rest oklusal pada oklusal pada bagian mesial
- Indirect retainer
Pada RB sampai perluasan basis dibawah daerah singulum pada
bagian anterior dan perluasan basis pada daerah retromolar pad.

vi
Langkah IV : Menentukan macam konektor
RB : basis akrilik lingual

E. DESAIN GTSL LEPASAN KERANGKA AKRILIK

Rahang AtasRahang Bawah

Keterangan :

1. Basis Protesa
2. Sadel
3. Klamer / Cangkolan
a. Lengan retentive
b. Lengan resiprokal
c. Rest
4. Elemen Gigi Tiruan
5. Gigi Asli

vii
I. SKEMA TAHAP RENCANA PERAWATAN

Tahap Klinis Tahap Laboratoris

Cetak study model I. Pembuatan study model


Cetak work model
II. Sendok cetak individu
Try in base plate akrilik
III. Pembuatan work model
Tentukan MMR + CRR
- Fiksasi bite rim RA dan RB IV. Survey model
Try in, check overbite, overjet, median
V. Membuat cangkolan
line, estetis dan fonetik
VI. Pembuatan basis malam
Try in, check overbite, overjet, oklusi,
estetis, fonetik, retensi dan VII. Pembuatan basis akrilik
stabilisasi
VIII. Prosessing
Preminary Insertion, check
IX. Try in base plate
- Oklusi
X. Menentukan gigitan kerja
- Retensi
- Stabilisasi XI. Cetak
- Remounting/pema
XII. Model ditransfer ke
sangan gigi tiruan
articulator
- Instruksi pasien
Kontrol, lakukan XIII. Penyusunan gigi RA/RB
- Pemeriksaan
XIV. Proses pembuatan akrilik
subyektif
sampai polis, GTSL siap
- Pemeriksaan
obyektif dipasang
- Final remounting

viii
IV. PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN

A. Kunjungan Pertama

1. Anamnesa Indikasi

2. Membuat Studi Model

a. Alat : Sendok cetak No. 2

b. Bahan Cetak : Hyidrokoloid Irreversible (alginat)

c. Metode Mencetak : Mucostatik

Posisi operator : RA : di kanan belakang pasien

RB : di kanan depan pasien

Posisi pasien : RA : pasien duduk tegak dan bidang oklusal

sejajar lantai posisi mulut setinggi bahu

operator.

RB : pasien duduk tegak dan bidang oklusal

sejajar lantai posisi mulut setinggi siku

operator.

d. Cara mencetak

Mula-mula dibuat adonan sesuai dengan perbandingan P/W yaitu 3:1,

setelah dicapai konsistensi yang tepat dimasukkan ke dalam sendok

cetak dengan merata, kemudian dimasukkan ke dalam mulut pasien

dan tekan posisi ke atas atau ke bawah sesuai dengan rahang yang

dicetak. Di samping itu dilakukan muscle triming agar bahan cetak

mencapai lipatan mukosa. Posisi dipertahankan sampai setting,

kemudian sendok dikeluarkan dari mulut dan dibersihkan dari saliva.

ix
Hasil cetakan diisi dengan stone gips dan di-boxing.

B. Kunjungan Kedua

1. Membuat work model

a. Alat : sendok cetak fisiologis

Cara membuat sendok cetak fisiologis :

1. Dilakukan bloking pada gigi-gigi yang masih ada pada model studi

(ditutup dengan gips putih)

 Buat gambar disain mencakup seluruh gigi dan jaringan lunak.

 Harus tepat untuk memperoleh perlekatan otot, perlekatan

frenulum.

2. Lapis lembar malam dengan ketebalan 2 mm di atas permukaan

jaringan dan gigi-geligi pada model sebagai ruang/spacer untuk

bahan cetak.

3. Buat stopper bila perlu.

4. Oleskan permukaan model yang berkontak dengan bahan resin

akrilik self-curing dengan bahan separasi (CMS).

5. Campur resin akrilik self-curing dan adaptasikan ke model dengan

jari, menutupi malam spacer dan daerah palatal seal, bentuk sesuai

dengan ukuran dan ketebalannya merata.

6. Buat tangkai dari resin self-curing atau kawat untuk memudahkan

dalam melakukan pencetakan.

7. Setelah resin self-curing mengeras, lepaskan sendok cetak individu

dari model.

x
8. Bersihkan wax yang tertinggal dan haluskan tepi sendok cetak.

b. Cobalah dalam mulut pasien, dan periksa apakah sendok cetak

perlu disempurnakan.

c. Bahan cetak : - hydrokoloid irreversible (alginat) untuk daerah

yang bergigi.

- Silicon adhesive (monophase) untuk daerah

tidak bergigi.

d. Metode mencetak : double impression

e. Cara mencetak

Rahang Atas :

Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu

dimasukkan ke dalam sendok cetak. Posisi operator di samping kanan

belakang. Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut,

sehingga garis tengah sendok cetak berimpit dengan garis median

wajah. Setelah posisinya benar sendok cetak ditekan ke atas.

Sebelumnya bibir dan pipi penderita diangkat dengan jari telunjuk kiri,

sedang jari manis, tengah dan kelingking turut menekan sendok dari

posterior ke anterior. Pasien disuruh mengucapkan huruf U dan dibantu

dengan trimming.

Rahang Bawah :

Bahan cetak diaduk, setelah mencapai konsistensi tertentu

dimasukkan ke dalam sendok cetak. Pasien dianjurkan untuk

membuang air ludah. Posisi operator di samping kanan depan.

xi
Masukkan sendok cetak dan bahan cetak ke dalam mulut, kemudian

sendok ditekan ke processus alveolaris. Pasien diinstruksikan untuk

menjulur lidah dan mengucapkan huruf U. dilakukan muscle trimming

supaya bahan mencapai lipatan mucobuccal. Posisi dipertahankan

sampai setting.

2. Pembuatan cangkolan yang akan digunakan untuk retensi gigi tiruan

dengan melakukan survey model terlebih dahulu untuk rahang atas dengan

menggunakan cangkolan 3 jari pada gigi 18,15 dan cangkolan 1 jari pada

gigi 23 sedangkan rahang bawah menggunakan cangkolan 3 jari pada gigi

dan 35 dan cangkolan 1 jari pada gigi 43.

3. Pembuatan basis gigi tiruan dengan menggunakan malam merah yang

dibuat sesuai dengan desain gigi tiruan.

C. Kunjungan Ketiga

1. Try – in basis gigi tiruan akrilik diperiksa cangkolan, sayap (sadel), retensi

dan stabilisasi.

2. Dilakukan penyesuaian terhadap basis dan cangkolan.

D. Kunjungan Keempat

Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTSL lepasan dalam mulut

pasien. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Arah pemasangan dan arah pelepasan GTSL.

Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat

pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan dapat dihilangkan dengan cara

xii
pengasahan permukaan gigi tiruan (hanya pada bagian yang perlu saja).

2. Retensi

Yaitu kemampuan GTSL untuk melawan gaya pemindah yang cenderung

memindahkan gigi tiruan ke arah oklusal. Retensi gigi tiruan ujung bebas

di dapat dengan cara :

a. Retensi fisiologis, diperoleh dari relasi yang erat antara basis gigi

tiruan dengan membarana mukosa di bawahnya.

b. Retensi mekanik, diperoleh dari bagian gigi tiruan yang bergesekan

dengan struktur anatomi. Retensi mekanik terutama diperoleh dari

lengan traumatic yang menempati undercut gigi abutment.

3. Stabilisasi

Yaitu perlawanan atau ketahanan GTSL terhadap gaya yang menyebabkan

perpindahan tempat/gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan

berfungsi, misal pada saat mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan

dengan cara menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan secara

bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergeseran pada saat tes

ini.

4. Oklusi

Yaitu pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral, dan

anteroposterior. caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan

di bawah gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan

gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi pasien diminta

melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi diangkat dan

xiii
dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna

yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang

tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi

yang bersangkutan dengan metode selective grinding. Pengecekan oklusi

ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.

Selective grinding yaitu pengrindingan gigi-gigi menurut hukum MUDL

(pengurangan bagian mesial gigi RA dan distal RB) dan BULL

(pengurangan bagian bukal RA dan lingual RB).

Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien

1. Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut, pasien diminta memakai gigi

tiruan tersebut terus menerus selama beberapa waktu agar pasien terbiasa.

2. Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus selalu dijaga. Sebelum dipakai

sebaiknya gigi tiruan disikat sampai bersih.

3. Pada malam hari atau bila tidak digunakan, protesa dilepas dan direndam

dalam air dingin yang bersih agar gigi tiruan tersebut tidak berubah

ukurannya.

4. Jangan dipakai untuk makan makanan yang keras dan lengket.

5. Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan pasien harap segera kontrol.

6. Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi.

E. Kunjungan Kelima

Kontrol dilakukan untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin

terjadi. Tindakan yang perlu dilakukan :

xiv
1. Pemeriksaan subjektif

Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat

pemakaian gigi tiruan tersebut.

2. Pemeriksaan objektif

a. Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut

b. Melihat keadaan GTSL baik pada plat dasar gigi tiruannya maupun

pada mukosa di bawahnya.

c. Melihat posisi cangkolan.

d. Melihat keadaan gigi abutment dan jaringan pendukungnya.

e. Memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi tiruan.

xv
V. DISKUSI

Pasien berusia 32 tahun terdapat kasus pada rahang atas Klas III modifikasi 3

Kenedy dengan kehilangan gigi rahang atas gigi 18,16,14,12,11,21,22,25, dan 26,

kasus pasien pada rahang bawah Klas I Kennedy dengan kehilangan gigi

48,47.46,35,36, dan 37, Untuk itu perlu dibuatkan gigi tiruan sebagian Rahang

Atas Bawah sehingga fungsi pengunyahan dan estetis dapat normal kembali.

Dalam membuat gigi tiruan sebagian lepasan perlu dipertimbangkan hal-

hal sebagai berikut: retensi, stabilisasi, oklusi, estetis dan kenyamanan

pemakaian.

Ditinjau dari segi daerah yang tidak bergigi pada rahang penderita, maka

GTSL ini disebut dengan GTSL lepasan dukungan mukosa dan gigi. GTSL yang

akan dibuat pada rahang atas dan rahang bawah adalah GTSL kerangka akrilik.

Rahang Bawah dibuat cangkolan tiga jari pada gigi 35 dan 45 (dengan

diameter klamer 0,8)sebagai direct retainer dan indirec retaine perluasan basis

dibawah daerah singulum pada bagian anterior, dan perluasan basis sampai retro

molar pad. Telah dilakukan exo dan skelling pada gigi yang telah disiapkan untuk

dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan.

xvi
VI. PROGNOSA

Hasil perawatan diperkirakan Sedang, dengan alasan

1. Oral Hygiene pasien sedang

2. Keadaan jaringan pendukung di dalam rongga mulut baik, linggir sisa

Rahang Atas sedang dan linggir sisa rahang bawah sedang.

3. Kesehatan umum pasien baik

4. Pasien kooperatif dan komunikatif

5. Tidak ada kelainan sistemik

6. Retensi dan stabilisasi baik

xvii
VII. KESIMPULAN

1. Untuk mendapatkan GTSL yang baik diperlukan perancangan yang tepat dan

baik.

2. Pemakaian GTSL bertujuan untuk mencegah hal-hal yang timbul akibat

hilangnya gigi asli. Selain itu GTSL berfungsi dalam pengunyahan, berbicara,

estetis pasien akan terpenuhi serta percaya diri.

3. Keberhasilan pemakaian GTSL sangat ditentukan kerja sama pasien dalam

penggunaan dan perawatan GTSL.

4. Jika pasien dapat menjaga dan memelihara kebersihan mulut dan gigi

tiruannya maka GTSL tersebut dapat bertahan lama.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Applegate, 1960, Essentials of Removable Partial Denture Prothesis, 2nd edition,


W.B. Saunders Co. Philadelphia

Haryanto, A.G., 1995, Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid II,
Cetakan I, Hipokrates, Jakarta

Itjiningsij, 1980, Dental Teknologi, cetakan I, Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Trisakti, Jakarta

Soelarko, R.M dan Wachijati, H., 1980, Diktat Prostodonsia Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran,
Bandung

Swenson, M.G., dan Terkla, I.G., 1959. Partical Denture, C.V., Mosby Co., St.
Louise

xix

Anda mungkin juga menyukai