LAPORAN KASUS
Skenario Kasus
seluruh gigi rahang atas dan bawah ompong serta pasien ingin dibuatkan gigi palsu yang
dapat dilepas pasang. Sebelumnya pasien mengatakan bahwa dulu pernah dibuatkan gigi
palsu, tetapi saat ini pasien sudah tidak nyaman lagi dengan gigi palsu sebelumnya
dikarenakan sudah terasa longgar. Pemeriksaan ekstra oral tidak ditemukan adanya
kelainan. Pemeriksaan intraoral RA dan RB edentolus. Pasien ingin dibuatkan gigi palsu
Identitas pasien
Nama : Yulismar
Umur : 62 tahun
Keluhan utama
seluruh gigi rahang atas dan bawah ompong serta pasien ingin dibuatkan gigi palsu yang
Tidak ada, pasien dalam keadaan sehat, tidak ada kelainan sistemik
Sebab kehilangan gigi : berlubang besar, ada beberapa gigi yang lepas sendiri dan
Bila pernah :
Pengalaman : saat ini gigi palsu sudah dirasakan longgar terutama pada rahang bawah
1. Ekstraoral
2. Intraoral
Rahang atas :
Rahang bawah :
atas
Bentuk Square/oval/ lancip Square/oval/lancip Square/oval/lancip
Ketinggia Tinggi/sedang/renda Tinggi/sedang/renda Tinggi/sedang/renda
n h h h
Tahanan Flabby/tinggi/rendah Flabby/tinggi/rendah Flabby/tinggi/rendah
jaringan
Bentuk Rata/tidak ada Rata/ tidak ada Rata/ tidak ada
permukaa
bawah
Bentuk Square/oval/ lancip Square/oval/lancip Square/oval/lancip
Ketinggian Tinggi/sedang/rendah Tinggi/sedang/rendah Tinggi/sedang/rendah
jaringan
Bentuk Rata/tidak ada Rata/ tidak ada Rata/ tidak ada
permukaan
Frenulum :
- Labialis superior : sedang
- Lingualis : sedang
Palatum :
Persegi/oval/segitiga
Dalam/sedang/dangkal
Tuber maksila :
Kanan : besar/kecil
Kiri besar/kecil
Ruangan retromilohioid :
Kanan : dalam/sedang/dangkal
Kiri : dalam/sedang/dangkal
Diagnosis :
BAB 4
RENCANA PERAWATAN
POST DAM
Cara penentuan post dam pada model kerja :
1. Menentukan letak A-H line posterior (A)
2. Menentukan letak posterior palatal seal didepan A-H line posterior lebih kurang 1-2
mm (B)
3. Buat garis batas dari tuber maksilaris kiri dan kanan ©
4. Buat garis batas dari torus palatinus jika ada (D)
5. Buat garis batas post dam dengan bentuk blow line dari palatal seal (bagian tengah 2-3
mm dan tepi dekat tubermaksilaris 4-6 mm) sampai tubermaksilaris dan berakhir
sampai hamular notch (0,5-1 mm) (E)
6. Lakukan pengerokkan pada batas yang sudah ditentukan dengan kedalaman 1-1,5 mm
(F)
Gambar
Kunjungan 3
Klinis Laboratorium
1. Try in basis 2. Desain bite rim
3. Membuat galangan gigit RA dan
RB
1. Try in basis
Basis rahang atas dan bawah diuji coba ke rongga mulut pasien. Pembuatan oklusal rim
dan garis pedoman ditempatkan pada oklusal rim rahang atas yang meliputi garis
tengah ( mid line ), garis bibir terendah ( low lip line), garis senyum, garis bibir
tertinggi ( High lip line) dan garis kaninus.
2. Pembuatan galangan gigit/ bite rim
Bite rim / occlusal rim adalah galengan yang diletakkan diatas base plate lebih kurang
diatas processus alveolaris (Fadriyanti, 2009). Didesain pada model kerja
Gambar : bite rim rahang atas dan rahang bawah yang diletakkan diatas linggir alveolar
Prosedur pembuatan bite rim dilakukan dilaboratorium dengan menggunakan wax
merah yang diletakkan diatas basis
Gambar : pembuatan bite rim dengan wax
1. Tentukan dimensi awal bite rim rahang atas dan rahang bawah
a. RA :
- Lebar, anterior : 3-4 mm dan posteriror : 5-6 mm
- Tinggi, anterior : 10-12 mm dan posterior : 8-10 mm
b. RB :
- Lebar, anterior : 3-4 mm dan posterior : 5-6 mm
- Tinggi, anterior : 8-10 mm dan posterior : 10-12 mm
Tinggi bite rim rahang bawah sama dengan tinggi daerah retromolar pad
2. Desain bite rim pada model kerja
a. Desain pada rahang atas
Gambar. Desain garis pedoman bite rim rahang atas pada model kerja
- Lingkarlah papilla insisif dan ruge palatina. Tujuannya adalah
untuk menetukan garis median line. Lalu Tarik garis dari papilla
insisif sampai A-H line
- Lalu buatlah garis 2 buat diatas ridge alveolar kiri dan kanan
dengan pedoman hamular notch. Garisnya tepat ditengah prosesus
alveolaris
- Pembuatan garis tadi dilebihkan sampai ke tepi model dengan
tujuan untuk pedoman pemasangan bite rim
b. Desain pada rahang bawah
Gambar. Desain garis pedoman bite rim rahang bawah pada model kerja
- Buatlah garis median line
- Bagian yang ditunjuk oleh panah adalah bagian retromolar pad
- Lalu tariklah garis disamping retromolar pad tepat diatas prosesus
alveolaris
3. Letak bite rim pada model kerja
Gambar. Bite rim diletakkan tepat diatas ridge alveolar dengan perbandingan 2:1
- Bite rim diletakkan di ridge alveolar dengan menarik garis khayal dengan
menarik tepat dipuncak linggir pada rahang bawah sampai retromolar pad
dan rahang atas sampai hamular notch dengan perbandingan 2:1 ( 2 untuk
bukal (4mm) dan 1 linguar (2mm))
- Bite rim diletakkan membentuk huruf U dan disesuaikan dengan lengkung
rahang
- Bite rim RA dan RB dibuat sesuai dengan hubungan rahang atas dan
rahang bawah
Kunjungan 4
Klinis Laboratorium
1. Try in galangan gigit 4. Transfer articulator
2. Penetapan gigitan/MMR 5. Penyusunan gigi
3. Pemilihan gigi
a. Metode Gysi
Jika posisi relasi sentrik sudah benar, buat garis vertikal pada record block
RA dan RB pada midline, caninus kiri dan kanan, garis ketawa dan juga garis
horizontal dimana RB dalam keadaan retrusif. Kemudian fiksasi dengan membuat
double V groove.
1. Posisikan pasien duduk relaks dan dental unit direbahkan (semi supine),
kepala miring terhadap lantai membentuk sudut 30 derajat dan posisikan
pasien relasi sentrik.
Gambar. Posisi Kepala benar
2. Insersikan basis dan galangan gigit RA dan RB lalu posisikan pasien pada
relasi sentrik.
3. Buat tanda yang segaris disisi anterior dan posterior galangan gigit RA dan
RB sebagai garis panduan. Dimana garis pedoman pada bite trim adalah :
Garis Median
Median line merupaka garis tengah wajah yang ditarik dari bibir
atas sampai bibir bawah dengan pedoman pada Philtrum ,
frenulum labialis . Digoreskan pada biterim rahang atas dan
rahang bawah yang berada tepat pada bagian tengah model .
Garis yang dibuat pada biterim anterior rahang atas yang bertujuan
untuk menentukan tinggi gigi atau menentukan letak servik gigi .
Pembuatan garis dilakukan waktu tertawa kecil (tersenyum)
kemudian ditandai pada biterim rahang atas batas bibir atas.
4. Pasien kembali diminta untuk membuka dan menutup mulut, periksa
apakah garis panduan pada anterior dan posterior galangan gigit RA dan
RB tetap segaris.
Cara memfixir :
b. Interocclusal record
Cara dengan bahan wax dengan pembuatan double V groove :
Pemilihan gigi yang paling cocok bagi tiap pasien sangat menentukan
berhasil atau tidaknya pembuatan GTL. Gigi yang tidak serasi dengan warna,
bentuk dan ukuran wajah pasien akan menimbulkan masalah dalam pembuatan
GTL. Efektifitas pemilihan gigi tergantung dari kemampuan dokter gigi untuk
menginterpretasikan apa yang diloihatnya. Pada fase inilah dokter gigi
berkesempatan untuk mengungkapkan kemampuan seninya (Fadriyanti, 2010).
Penyusunan gigi
- Inklinasi labio-palatal
- Bidang oklusal
- Inklinasi labio-palatal
- Inklinasi labio-lingual
- Bidang oklusal
- Inklinasi labio-lingual
- Inklinasi mesio-distal
- Bidang oklusal
- Inklinasi labio-lingual
Long axisnya miring, tepi distal agak lurus dengan bidang oklusal.
- Bidang oklusal
Posterior atas
1. Premolar Satu
- Inklinasi mesio-distal
- Bidang oklusal
- Inklinasi mesio-distal
Sama dengan P1
- Bidang oklusal
3. Molar satu
- Inklinasi mesio-distal
4. Molar dua
- Inklinasi mesio-distal
Sama dengan M1
- Bidang oklusal
Posterior bawah
Kunjungan 5
Kli laboratorium
nis
1. Try in penyusunan gigi 2. Wax conturing
3. Prossesing
Estetis : pemilihan warna gigi yang sesuai umur, jenis kelamin dan warna
kulit pasien dan pemilihan ukuran gigi yang sesuai.
2. Wax conturing
3. Prossesing
Kunjungan 6
Prosedur kerja:
Tahapan persiapan:
Kunjungan 7
Kontrol
Pasien ditanya apa ada keluhan rasa sakit atau rasa mengganjal saat
pemakaian gigi tiruan tersebut.
b) Pemeriksaan objektif
Melihat keadaan mulut dan jaringan mulut, melihat keadaan gigi tiruan
dan memperhatikan oklusi, retensi, dan stabilisasi gigi tiruan.