Anda di halaman 1dari 7

1

Laporan Kasus Pembuatan Telescopic Overdenture pada RA dan Gigi


Tiruan Kerangka Logam pada RB
Nama residen : Jefry Chandra
Pembimbing : Dr. drg. Erna Kurnikasari, Sp. Pros (K)

Pendahuluan
Telescopic overdenture merupakan salah satu alternative perawatan prostodontik yang
banyak digunakan saat ini. Telescopic overdenture ini merupakan gigi tiruan overdenture yang
terdiri dari inner coping pada gigi penyangga dan outer crown yang dihubungkan dengan sadel
gigi tiruan. Menurut Wenz dkk (2001), survival rate telescopic overdenture adalah 71-85%
setelah 10 tahun pemakaian. Menurut Behr,dkk. (2000) ketika jadwal kontrol, biasanya
kegagalan dari telescopic overdenture adalah lepasnya sementasi, karies sekunder, lesi atau
hilangnya gigi penyangga.

Tinjauan Pustaka
Telescopic double crown retained overdenture terdiri dari “primary crown” berupa inner
coping yang diluting dan “outer crown”lepasan yang dihubungkan dengan kerangka logam
dari basis gigi tiruan (Gambar 2.1). Pada awalnya, mahkota ini terbuat dari logam mulia. Outer
crown dapat di-veneer dengan komposit. Kerangka logam basis gigi tiruan dapat dicor dengan
alloy cobalt chromium. Outer crown dan casting dihubungkan bersama dengan fiksasi adhesif
atau soldering. Gigi artifisial menggantikan bagian yang hilang, dan defek tulang alveolar
ditutup oleh bahan basis resin kopolimer metakrilat. Ketika inner coping diluting pada gigi
penyangga, outer coping bersamaan dengan kerangka logam dan sadel gigi tiruan dapat dilepas
sebagai satu kesatuan oleh pasien.
2

Keuntungan dari telescopic overdenture ini adalah:1


1) Gigi tiruan ini tidak menggunakan elemen retentive yang terlihat misalnya cangkolan dan
kaitan presisi apapun.
2) Gigi tiruan ini terlihat dan bekerja seperti gigi tiruan cekat yang berarti bahwa banyaknya
jumlah gigi yang hilanh memilik estetika dan kenyamanan yang didapat dari gigi tiruan
cekat.
3) Gigi tiruan ini dapat dilepas dan dibersihkan dan diperbaiki.
Ada tiga desain gigi tiruan telescopic overdenture, yaitu (Gambar 2.2):
1) Conical crown (CC) retaining by wedging
Jenis ini diindikasikan untuk kasus yang memerlukan penyangga dengan ligament
periodontal yang sehat atau implant. . Gaya tarikan pada jenis ini dapat dimanipulasi
dengan adanya sudut konus sebesar 5,5o untuk logam mulia untuk mendapatkan gaya
retentive (tarikan secara aksial) sebesar 5-10 N antara inner coping dan outer crown. Jika
ada kerusakan ligament periodontal, sudut lebih besar dapat diatur sebesar 8 o untuk
mengurangi beban tarikan.
2) Parallel sides friction fit (FF) crown (beban retensi 5-10 N)
Jenis ini juga diindikasikan untuk kasus yang memerlukan penyangga dengan ligament
periodontal yang sehat atau implant. Gaya tarikan hanya terbats 5-10 N.
3) Special parallel sided crown dengan jarak kecil antara inner dan outer crown yang
memberikan efek smooth gliding antara kedua mahkota tanpa retensi apapun (clearance
fit/CF)
Jenis CF diindikasikan untuk overdenture dengan gigi tersisa di atas 3 gigi per rahang
dengan kerusakan ligament periodontal. Jika mobility gigi lebih dari grade 1 maka tidak
boleh ada gaya tarikan terhadap gigi penyangga ketika gigi tiruan dilepaskan.
3

Laporan Kasus
Nama : Rusmandi Djuhalim
Umur : 56 tahun
Kasus : RA  Kelas II Kennedy Mod. 2
RB  Kelas I Kennedy Mod. 2
Rencana Perawatan :
1. Pemeriksaan subjektif :
Pasien datang ke bagian Prostodonsia FKG Unpad ingin dibuatkan gigi tiruan atas dan bawah. Gigi
tiruan atas lama pasien patah.

2. Pemeriksaan Objektif :
 Ekstra oral :
o Wajah : lonjong
o Profil : cembung
o Bibir : sedang & hipotonus
o Lebar bukaan mulut : normal
o Pembesaran kelenjar : (-)
o Sendi TMJ : (-)
 Intra oral
o Ukuran lengkung : RA: besar RB : besar
o Bentuk lengkung : RA :lonjong RB : lonjong
o Bentuk linggir : RA: persegi RB : lancip
o Kesejajaran linggir : sejajar
o Jarak antar lengkung rahang : cukup
o Hubungan horizontal RA-RB : normal
o Tuberositas maksilaris : normal
o Torus : (-)
o Bentuk palatum : datar dan sedang
o Palatum lunak : Kelas I dan pasif
o Frenulum : normal
o Ludah : normal
o Kebersihan mulut : baik
o Reflex muntah : normal
4

 Odontogram

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
14,17,37 : tambalan
13,12,11: sisa akar
23 : karies superfisialis klas V
34 : karies akar dan tambalan komposit

3. Gambaran radiografi :

4. Fotografi :
5

5. Pencetakan dan pembuatan model studi


6. Pengambilan gigitan kerja tentative dan penentuan VD dan CR tentatif
7. Surveying model RA/RB
8. Pemilihan warna gigi artifisial
9. Pembuatan parallel guiding pin pada model studi
10. Pembuatan sendok cetak fisiologis
11. Border molding
12. Preparasi gigi
Preparasi maksimal dengan sudut kekonusan 4o dan dengan chamfer finish line
dengan bur diamond. Perhatikan arah pasang yang sama pada semua gigi penyangga.
Ruang 2x0,4 mm diperlukan untuk ketebalan mahkota. Untuk bagian labial, perlu
tambahan 1 mm untuk facing. Pengurangan oklusal sebanyak 2 mm
13. Retraksi gusi dan pencetakan fisiologis dengan double impression dengan PVS
14. Pembuatan konstruksi inner coping yang paralel di laboratorium
6

15. Try-in inner coping dan pencetakan mukosa fisiologis kedua dengan polieter.
16. Pengambilan gigitan kerja tentative kedua
17. Percobaan bite rim, pengukuran VD dan CR kembali, permukaan labial, penentuan
profil, tinggi bite rim, perluasan landasan, garis midline, garis bibir, dll.
18. Konstruksi outer crown dan casting
19. Percobaan outer crown/casting dengan inner coping dan pencetakan fisiologis ketiga
dengan bahan PVS
20. Facing dan pemasangan gigi artifisial
21. Percobaan facing dan gigi artifisial
22. Finishing di laboratorium
23. Luting inner coping dan insersi overdenture
24. Pembuatan desain GTSKL RB

Gigi 37  akers clasp


Gigi 33  C-clasp
Gigi 23  C-clasp
Gigi 25  akers clasp
Konektor mayor  linguoplate
25. Preparasi rest seat pada gigi penyangga
26. Pencetakan fisiologis dan pembuatan model kerja
27. Pembuatan pola lilin RB
28. Percobaan kerangka logam RB, pemeriksaan oklusi, retensi, dll.
29. Pencetakan dengan alter cast technique
30. Pembuatan bite rim pada bagian sadel dan penentuan VD kembali
7

31. Penyusunan gigi dan percobaan dalam mulut


32. Packing di laboratorium
33. Try-in GTSKL RB dan insersi
34. Pemeriksaan VD, CR, oklusi, warna, adaptasi landasan, retensi, dll.
35. kontrol

DAFTAR PUSTAKA

1. Behr M., Buergers R., Hahnel S, Kolbeck C. Telescopic double crown-retained


removable partial and complete overdenture. New York: Nova Science Publishers.
2012.
2. Wulfes H. Telescopic double crowns. Germany. 2009.

Anda mungkin juga menyukai