Anda di halaman 1dari 2

Tujuan Pembelajaran:

Melalui skenario ini, mahasiswa mampu:


1. Menganalisis kolaborasi peran antara dokter dan perawat dalam penanggulangan kasus tetanus.
2. Menjelaskan pandangan Islam terkait kasus.

“Menyeringai Kesakitan”

Tn. Didi, 50 tahun, seorang tukang bangunan dibawa keluarganya ke IGD RSMP dengan keluhan kejang
berulang sejak 1 hari yang lalu, lama setiap kejang ± 15 menit, Tn. Didi dalam kondisi sadar, kejang tercetus
jika mendengar suara dan terkena cahaya, bentuk kejang kaku seluruh tubuh, wajah tampak menyeringai, mulut
tidak bisa dibuka lebar.
Satu minggu yang lalu, kaki Tn. Didi terluka tertusuk besi berkarat dan hanya diberi obat merah. Tiga hari
yang lalu, Tn. Didi demam, sakit kepala, susah menelan, tanpa disertai mual dan muntah. Riwayat kejang
sebelumnya tidak ada. Riwayat imunisasi tidak lengkap. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama tidak
ada.
Pada saat di IGD dokter jaga yang bertugas meminta perawat untuk melakukan perawatan luka pada kaki
Tn. Didi. Perawat bertanya kepada dokter apakah boleh melakukan perawatan luka padahal kondisi pasien
masih kejang.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: apatis
Tanda Vital: TD 120/80mmHg, nadi 96 x/menit (isi dan tegangan cukup), frekuensi napas 24x/menit. Suhu
38.5oC
Keadaan Spesifik:
Kepala : mata: pupil isokor, muka ricus sardonicus, trismus (+).
Leher : neck rigidity (+)
Thorak : dalam batas normal
Abdomen : perut kaku seperti papan, epistotonus (+), hepar dan lien tidak bisa dinilai.
Extremitas: inferior sinistra: tampak luka tusuk sepanjang 1 cm dengan kedalaman 4 cm, dengan kondisi
bernanah dan kemerahan.

Status neurologikus:
Nn. Craniales: tidak ada kelainan
Fungsi motorik:
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan dan
Kekuatan Belum bisa dinilai
Tonus Hipertonus Hipertonus Hipertonus Hipertonus
Klonus - - - -
Refleks Fisiologis normal normal normal Normal
Refleks Patologi - - - -
Fungsi sensorik: tidak ada kelainan
Gejala rangsang meningeal: tidak ada

Anda mungkin juga menyukai