Anda di halaman 1dari 4

Nama Rahmi Sari

Nim : 200407560029

Kelas : 30B

Tugas Per 15

1. Coba rancang bagaimana mengajar IPA yang baik untuk kls 5 dan 6 SD
Jawab :
Pembelajaran IPA harus dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang terkait dengan fenomena
gejala alam yang setiap saat akan selalu berubah, dengan demikian pembelajaran IPA tidak boleh
terpisah dengan hakikatnya yaitu terdapat proses dimana siswa harus melakuakan pengamatan tentang
gejala alam tadi, yang selanjutnya harus dianalisis dan disimpulkan sebagai produk dan juga harus
terjadi internalisasi sikap ilmiah pada siswa.

2. Tunjukkan kesalahan kesalahan guru selama ini dalam mengajarkan IPA di SD


Jawab :
1) Tidak Ada Persiapan Ketika Mengajar
Adakah diantara teman-teman pendidik yang merasa mengajar dengan baik di kelas walaupun
tanpa persiapan sama sekali? Tentu tidak. Seharusnya, teman-teman pendidik selalu
mempersiapkan segala hal sebelum mengajar, mulai dari RPP (Rencana Persiapan Pengajaran),
perangkat atau media pembelajaran., sampai bahan-bahan evaluasi materi. Teman-teman
pendidik harus selalu ingat bahwa mengajar tampa persiapan merupakan tindakan yang dapat
merugikan perkembangan siswa.
Tentu solusinya adalah buatlah persiapan yang matang sebelum teman-teman pendidik
mengajar di kelas. Seorang guru dalam merancang pembelajaran juga harus semakin terampil
dalam mengelola kelas sesuai dengan karakteristik peserta didik untuk mencapai akhir dari
tujuan materi yang diajarkan. Ingatlah bahwa dalam proses pembelajaran, tidak ada
pembelajaran yang berhasil tanpa persiapan yang benar.
Tipsnya, teman-teman pendidik dapat merancang kegiatan pembelajaran keseluruhan secara
weekly ketika teman-teman sedang tidak mengajar (hari minggu). Semoga tidak merepotkan ya!
Nah, caranya adalah membuat perancangan yang sangat mudah, yaitu membuat RPP hanya satu
halaman saja. RPP satu halaman saja semacam RPP untuk diri kita sendiri yang terdiri dari tujuan
pembelajaran, apersepsi, rancangan evaluasi, media yang digunakan, alur pembelajaran, dan
inspirasi yang dibagikan. RPP satu halaman sangatlah simple dan semoga saja sangat membantu
teman-teman pendidik mempersiapkan diri sebelum mengajar di kelas.
2) Mamaksa Peserta Didik Harus Bisa Memahami Materi yang Kita Ajarkan
“Saya sudah bersungguh-sungguh mengajari siswa itu, tapi ketika ulangan sudah dibagikan
hasilnya sangat mengecewakan!”
“Siswa ini sudah dijelaskan berkali-kali tapi tetap saja tidak mengerti!”
Pernahkah teman-teman pendidik mengeluhkan seperti itu?
Sejujurnya, penulis pernah mengeluh seperti itu. Penulis pernah berpikir egosentris terhadap
peserta didik yang tidak paham materi yang diajarkan. Dan saat itu, rasanya jengkel sekali. Rasa
kejengkelan itu dapat berimbas kepada peserta didik lainnya lho. Target materi menjadi tidak
tercapai karena keegoisan guru untuk membuat satu atau dua peserta didik tersebut harus
paham materi yang diajarkan. Tentu ini kesalahan paling mendasar tetapi kurang disadari oleh
kita. Adakah diantara teman-teman pendidik mengalami hal yang sama dengan penulis?
Diantara teman-teman pendidik mungkin pernah memaksa peserta didik untuk benar-benar
paham dengan materi yang kita ajarkan, padahal memori peserta didik tidak terlalu besar untuk
menampung semua materi pelajaran. Dan sejujurnya, kita pun memiliki keterbatasan dalam
menguasai pelajaran yang kita ajarkan. Nah, bagaimana mungkin kita memaksa peserta didik
untuk menguasai setiap mata pelajaran? Perlu teman-teman pendidik ketahui, tentu setiap
peserta didik memiliki perbedaan karakteristik tentang gaya belajarnya. Nah, kita tidak bisa
memaksa gaya mengajar guru harus acceptable bagi peserta didik.
Ingatlah bahwa setiap peserta didik memiliki keahlian yang berbeda-beda dalam menguasai
pelajaran. Untuk itu, teman-teman pendidik sangat perlu memberikan motivasi dan inspirasi
kepada para peserta didik untuk memperdalam pelajaran yang dikuasai dan disukai. Jika kita
memaksa, kemungkinan besar kemampuan peserta didik hanya berada di tengah-tengah tanpa
keahlian pasti. Amanah kita sebagai pendidik adalah mendidik mereka untuk menjadi seseorang
yang berguna bagi bangsa dan negara.
3) Merasa Diri Paling Pandai Saat di Kelas
Adakah diantara teman-teman pendidik yang pernah merasa paling pandai ketika mengajar di
kelas? Atau, adakah diantara teman-teman pendidik yang menganggap peserta didik adalah
sebuah “tong kosong” yang harus diisi dengan sesuatu yang sangat penting?
Terutama peserta didik di kota-kota besar, tentu mereka dengan sangat mudah menikmati
internet dan berlangganan koran atau majalah. Tak dapat dipungkiri media pembelajaran saat ini
sangatlah luas dan up to date. Jika teman-teman pendidik tidak meng-upgrade diri terus
menerus, bukan tidak mungkin jika peserta didik kita lebih pandai daripada gurunya. Dan bahkan
kita bisa belajar dari peserta didik sekalipun, atau saling membelajarkan.
Namun apa yang terjadi jika peserta didik bertanya tentang sesuatu hal yang belum kita ketahui?
Maka akui sajalah bahwa kita belum mengetahui jawaban yang ditanyakan. Tapi teman-teman
pendidik harus berjanji untuk mencari tahunya, dan menjelaskan kembali di pertemuan
selanjutnya. Kuncinya adalah seorang guru pun harus selalu belajar karena kita yang
diamanahkan untuk membantu peserta didik membuka gerbang inspirasinya.
Nah, untuk mengatasi hal ini, teman-teman pendidik harus menjadi pembelajar yang terus
menyesuaikan ilmu pengetahuan dimiliki dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat.
Dengan kata lain, bahwa guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat. Tipsnya adalah kita
bisa menyusun jadwal rutin berapa buku yang harus dibaca dalam satu hari atau satu minggu
untuk menambah wawasan kita. Selain itu, kita juga harus sering melakukan penelitian atau
menulis sebuah artikel agar kita bisa lebih banyak mengamati dan menganalisa kejadian-
kejadian di sekitar, serta rajin mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada. Yuk, jadi
pendidik hebat!
4) Tidak Peka dengan Perilaku Peserta Didik yang Membanggakan Ketika Sedang Belajar
Dalam pembelajaran di kelas, teman-teman pendidik berhadapan dengan sejumlah peserta didik
yang semuanya ingin diperhatikan. Mereka senang jika mendapat pujian dari guru dan merasa
kecewa jika kurang diperhatikan. Betul? Namun, sayangnya kebanyakan diantara kita sering
mengabaikan perkembangan kepribadian peserta didik, serta lupa memberikan pujian kepada
mereka yang berbuat baik dan tidak membuat masalah ketika sedang belajar di kelas.
Biasanya guru lebih sering memberikan perhatian kepada peserta didik ketika ribut, tidur di
kelas, ataupun tidak memperhatikan pelajaran. Kondisi tersebut sering kali mendapatkan
tanggapan yang salah dari peserta didik. Mereka beranggapan bahwa untuk mendapatkan
perhatian dari guru, maka peserta didik harus berbuat salah, burbuat gaduh, menganggu atau
melakukan tindakan tidak disiplin lainnya.
Kita perlu sekali belajar untuk menangkap perilaku positif yang ditunjukan oleh para peserta
didik, lalu segera memberi hadiah atas perilaku tersebut dengan pujian dan perhatian.
Kedengarannya hal ini sederhana. tetapi memerlukan upaya sungguh-sungguh untuk tetap
mencari dan memberi hadiah atas perilaku-perilaku positif peserta didik, baik secara kelompok
maupun individual.
Disisi lain, teman-teman pendidik juga harus memperhatikan perilaku-perilaku peserta didik
yang negatif dan mengeliminasi perilaku-perilaku tersebut agar tidak terulang kembali. Teman-
teman pendidik bisa mencontohkan berbagai perilaku peserta negatif, misalnya melalui ceritera
dan ilustrasi, serta memberikan pujian kepada mereka karena tidak melakukan perilaku negatif
tersebut. Kita juga sebaiknya menetapkan rules yang jelas dalam proses pembelajaran. Agar
suasana kelas menjadi kondusif dan peserta didik ikut belajar untuk disiplin, komitmen, dan
bertanggung jawab terhadap proses pembejaran di kelas.
5) Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan, kelemahan,
minat, dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar belakang sosial
ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam aktifitas, kreatifitas, intlegensi,
dan kompetensinya. Dalam hal ini, teman-teman pendidik juga harus memahami ciri-ciri peserta
didik yang harus dikembangkan dan yang harus diarahkan kembali.
Dalam proses pembelajaran, mungkin teman-teman pendidik pernah mengabaikan perbedaan
peserta didiknya di kelas. Hal ini dapat diterlihat dari penggunaan metode pembelajaran yang
kurang bervariasi. Anak didik yang kita hadapi, masing-masing memiliki tingkat kemampuan dan
kompetensi yang berbeda dalam menyerap pelajaran. Oleh sebab itu, penggunaan metode
pembelajaran yang bervariasi sangatlah dianjurkan.
Aspek-aspek peserta didik yang peru dipahami teman-teman pendidik antara lain, kemampuan,
potensi, minat, kebiasaan, hobi, sikap, kepribadian, hasil belajar, catatan kesehatan, latar
belakang sekolah dan kegiatannya disekolah. Informasi tersebut dapat dieroleh dan dipelajari
dari laporan atau catatan sekolah, informasi dari peserta didik lain (teman dekat), observasi
langsung dalam situasi kelas, dan dalam berbagai kegiatan lain di luar kelas, serta informasi dari
peserta didik itu sendiri melalui wawancara, percakapan, dan autobiografi.
Selain itu, teman-teman pendidik dapat berkunjung ke rumah peserta didik yang sedang
membutuhkan perhatian terutama kepada peserta didik yang bermasalah di sekolah, barangkali
perlu diterapkan sehingga terjalin komunikasi terbuka, dan kita bisa memahami karakteristik
peserta didik tersebut. Penulis pernah melakukan beberapa kunjungan ke rumah peserta didik,
dan hasilnya adalah sangat mengubah persepsi yang selama ini belum terpecahkan, selain itu
inspirasi sangat terbuka luas untuk mengatasi berbagai problem kependidikan di sekolah.
6) Memperlakukan Peserta Didik Secara Tidak Adil
Pembelajaran yang baik dan efektif adalah yang mampu memberi kemudahan belajar secara adil
dan merata (tidak diskriminatif), sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensinya
secara optimal. Keadilan dalam pembelajaran merupakan kewajiban guru dan hak peserta didik
untuk memperolehnya.
Dalam praktiknya, mungkin banyak diantara teman-teman pendidik yang tidak adil, sehingga
merugikan perkembangan peserta didik, dan ini merupakan kesalahan yang sering kita lakukan,
terutama dalam penilaian peserta didik selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam
memberikan penilaian harus dilakukan secara adil, dan benar-benar merupakan cermin dari
perilaku peserta didik.
Ketidakadilan dalam proses pembelajaran akan memunculkan persaingan yang tidak sehat pada
peserta didik. Disisi lain, sebagian peserta didik mungkin bersemangat dalam belajarnya, tetapi
disisi lain pula ada peserta didik yang merasa tersisihkan. Perhatian meyeluruh dan penuh rasa
cinta pada setiap peserta didik harus selalu ditumbuhkembangkan pada diri seorang guru untuk
mengatasi ketidakadilan tersebut.
7) Tidak Sadar Memberikan Contoh Tindakan Kurang Tepat Pada Peserta Didik
Teman-teman pendidik merupakan contoh dan panutan bagi peserta didik. Tanpa disadari,
tindakan guru adalah doktrin yang melekat pada peserta didik. Perlu teman-teman pendidik
ketahui, peserta didik adalah penyontoh paling andal. Mereka mampu menyontoh gaya guru
menyampaikan materi dan bagaimana alur pikir guru dalam memahami materi.
Untuk itu, jangan pernah melakukan tindakan yang kurang tepat pada peserta didik, seperti
mengeluarkan kata keras dan kotor, menghina peserta didik di depan kelas, memerintah pada
sesuatu yang tidak dilakukan oleh kita sendiri, sering terlambat masuk ke kelas, merokok, dan
lain-lainnya. Wibawa kita sebagai seorang guru akan hilang dimata peserta didik. Dan hal
tersebut cukup menyulitkan kita ketika mengajar di dalam kelas
3. Apa yang anda akan lakukan berkaitan Guru dalam mengajarkan IPA JIka anda sebagai kepala
sekolah, kepala dinas atau Ketua Kelompok Kerja Guru IPA agar IPA ke depan semakin mudah
dipahami siswa atau kualitas IPA siswa semakin tinggi?
Jawab :
1. Hendaknya dalam penyampaian materi IPA di kelas , guru dapat menggunakan metode
demostrasi karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang perubahan sifat benda,
hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa melalui peningkatan skor perolehan pada
tes akhir tindakan.
2. Hendaknya guru menggunakan metode demonstrasi materi IPA dan mata pelajaran lainnya
karena dapat memotivasi serta dapat meningkatkan percaya diri siswa dan juga keaktifan
siswa dalam belajar.
3. Dalam menyiapkan pembelajaran hendaknya selalu direncanakan dengan baiksesuai kondisi
siswa.
4. Pemaduan metode dan media yang sesuai agar lebih sering ditarapkan guna meningkatkan
proses pembelajaran dan hasil yang ingin dicapai.
4. Buat juga video pembelajaran sebagai implementasi teori teori yg telah diperoleh
Jawab : https://youtu.be/7LqYt3K7Rdo

Anda mungkin juga menyukai