AGUS SILAHUDIN
Abstract
248
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
249
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
250
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
251
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
252
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
253
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
254
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
255
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
256
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
257
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
Menjadikan
Akidah Memenuhi
Berfikir
Sebagai Kebutuhan Jasmani
Landasan dan Naluri
Kepribadian
258
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
aqliyah Islam dan nafsiyah Islam. haram. Demikian juga tidak cukup
Dengan aqliyah dan nafsiyah inilah jika seseorang hanya memiliki
kepribadian islami terbentuk. Inilah nafsiyah Islam, sementara
konsep kepribadian secara umum aqliyahnya tidak. Akibatnya, bisa jadi
menurut pandangan Syaikh beribadah kepada Allah dengan
Taqiyuddin an-Nabhani. kebodohan. Misalnya, berpuasa
pada hari yang diharamkan; shalat
1. Konsep Kepribadian Islami pada waktu yang dimakruhkan, dan
Menurut Syaikh Taqiyuddin an- bermuamalah dan bersedekah
Nabhani, Islam telah memberikan dengan riba, dengan anggapan bisa
solusi terhadap manusia dalam mendekatkan diri kepada Allah,
mewujudkan kepribadian islami, namun justru telah berbuat dosa.
yaitu dengan menjadikan akidah Dengan demikian kepribadian islami
Islam sebagai landasan berfikir, akan terwujud pada diri seseorang
yang diatas landasan tersebut ketika memiliki aqliyah Islam dan
dibangun seluruh pemikirannya serta nafsiyah Islam. Yakni seseorang
dibentuk pemahamannya dalam yang mempelajari hukum-hukum
memberikan solusi atas perbuatan- syara, bukan sekadar untuk
perbuatan manusia yang timbul dari diketahui, tetapi untuk diterapkan
kebutuhan jasmani dan nalurinya dalam segala urusannya, baik
dengan hukum-hukum syara’ yang dengan Penciptanya, dengan dirinya
terpancar dari akidah Islam. Dengan sendiri, maupun dengan sesamanya,
demikian setiap orang yang berpikir sesuai dengan akidah Islam. Jika
berdasarkan akidah Islam dan hawa aqliyah dan nafsiyahnya telah terikat
nafsunya dikembalikan kepada dengan Islam, berarti seseorang
akidah Islam maka seseorang tersebut telah memiliki kepribadian
tersebut memiliki kepribadian islami islami. Berdasarkan hal ini, ketika
(An-Nabhani, 2003). akidah Islam yang dijadikan satu-
Kepribadian islami terwujud satunya tolak ukur umum terhadap
pada diri seseorang ketika aqliyah seluruh pemikiran dalam
dan nafsiyahnya menyatu dengan menghukumi fakta, maka
Islam, dan tidak cukup hanya terbangunlah pemahaman islami
dengan aqliyahnya saja yang islami, yaitu aqliyah Islam. Dan ketika
di mana misalnya seseorang bisa akidah Islam yang dijadikan satu-
mengeluarkan keputusan hukum satunya tolak ukur umum dalam
tentang benda dan perbuatan sesuai pemenuhan dorongan kebutuhan
hukum-hukum syara’, sehingga jasmani dan nalurinya secara praktis
orang tersebut mampu menggali dan riil, maka terbangunlah pola
hukum, mengetahui halal dan sikap islami yaitu nafsiyah Islam (An-
haram. Semuanya itu belum cukup, Nabhani, 2003). Dengan demikian,
kecuali setelah nafsiyahnya juga ketika seluruh perbuatan seseorang
menjadi nafsiyah Islam, sehingga dibangun berdasarkan aqliyah Islam
bisa memenuhi tuntutan kebutuhan dan nafsiyah Islam maka
jasmani dan nalurinya dengan terwujudlah kepribadian islami, yaitu
landasan Islam. Sehingga orang kepribadian yang memiliki ciri khas
tersebut mengerjakan shalat, puasa, Islam. Kepribadian islami pada diri
zakat, haji, serta melaksanakan seseorang dapat dilihat dari
yang halal dan menjauhi yang perbuatan-perbuatannya dan
259
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
Menjadikan Memenuhi
Berfikir Akidah Islam Kebutuhan
sebagai landasan Jasmani & Naluri
Kepribadian Islami
260
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
261
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
262
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
263
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
264
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
265
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
266
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
267
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
268
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
269
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
270
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
271
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
272
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
273
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
274
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
275
Al-Fikra: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 17, No. 2, Juli – Desember, 2018 (249 –
278)
276
Agus Silahudin; Perbandingan Konsep Kepribadian Menurut Barat Dan Islam.
277