Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 3

1. ALISAH
2. MARSIANA AMIANI
3. JAJAR MARTONO
4. MOY SHANTI
5. HEPY NURMAYANTI
6. IGNATIUS YULIADI. S

Latihan Pokok Bahasan 1

Kasus 1

Pada hari ini, di Poliklinik Puskesmas ditemukan 3 anak berobat yang didiagnosis
dokter sebagai penderita campak (belum ada konfirmasi pemeriksaan
Laboratorium). Satu anak diantaranya dirawat inap di Puskesmas karena sesak
nafas berat. Ketiga anak tersebut berasal dari Desa Sumber Mulya Petugas
Imunisasi menginformasikan kalau Desa Sumber mulya memiliki cakupan imunisasi
campak rendah rata-rata 40 % selama 5 tahun terakhir ini.

Diskusi :

DO Campak sebagai kriteria utama dan menjadi filter terkait kasus lainnya.

Pemantauan peningkatan kasus campak pada kurun waktu yang ditentukan

Belum bisa ditetapkan KLB karena data masih belum lengkap, tapi memiliki resiko untuk menjadi KLB
karena capaian vaksin masih rendah sehingga menjadi faktor resiko yang tinggi

Kasus 2

Dinkes Kab. Margoparung mendapatkan informasi dari Ka.Puskesmas Sukasuka,


bahwa dalam waktu 24 jam menerima kunjungan pasien diare yang awalnya 5 kasus
menjadi 30 kasus. Semua penderita berasal dari Kp.Sukasari Desa sukamanah,
mengeluhkan gejala diare, cair,mules dan muntah-muntah setelah menghadiri
hajatan di rumah pamiodongdesa di Kampung tersebut. Sebagai petugas Surveilans
yang kompeten, bagaimana sdr memberikan gambaran kejadian tersebut ,
diskusikan dalam kelompok.

Diskusi:

Masuk KLB Keracunan Pangan dengan kriteria peningkatan kasus lebih dari 3x dan terdapat 2 orang
atau lebih yang menderita kesakitan yang sama atau hampir sama pada tempat yang sama sebagai
sumber keracunan adalah makanan. Dengan gejala yang sama, sesuai etiologi KLB dan kurva
epidemik agar mengetahui atau menggambarkan waktu penderita kapan mulai KLB dan berakhir,
periode serangan dan periode paparan, masa inkubasi dan sumber penularan. Waktu, Orang dan
Tempat sebagai variabel utama dengan analisis epidemiologi analitik untuk mengetahui hubungan
penyakit dan sumber makanan.

Kasus 3

Di Barak pengungsian gempa terjadi peningkatan kejadian kesakitan. Dalam sejak


periode minggu kedua menempati barak peningkatan kasus terjadi sangat signifikan,
dari 12 orang di minggu sebelumnya menjadi 31 orang penderita, Gejala kesakitan di
duga penemonia. Petugas menduga ini adalah KLB. Apakah Kriteria kerja yang paling
tepat menjadi acuan penetapan KLB pnemonia di barak pengungsian ini sesuai dengan
Permenkes nomor 1501 tahun 2010 ?

Diskusi:

Iya, kasus tersebut merupakan KLB. Berdasarkan Permenkes Nomor 1501 tahun 2010, KLB adalah
timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah.

◦ Terjadinya peningkatan kasus yang signifikan dari 12 orang di minggu sebelumnya menjadi
31 orang penderita;

◦ Peningkatan kejadian dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam
kurun waktu mingguan.

Kasus 4

Berdasarkan wawancara semua penduduk di daerah yang diduga terjadi KLB ditemukan peningkatan
sangat tajam jumlah anak yang menderita demam menggigil dalam 5 hari terakhir dibandingkan
keadaan hari-hari sebelumnya. Apakah Kriteria kerja KLB yang paling tepat menjadi acuan penetapan

Diksusi:

Ditentukan DO terlebih dahulu, mencari gejala terbanyak dari keluhan masyarakat berdasarkan
wawancara kepada masyarakat secara langsung. Terjadi peningkatan kesakitan berdasarkan keluhan
masyarakat dalam 5 hari terakhir sesuai kriteria terjadi peningkatan secara terus menerus selama 5
hari berturut-turut.
Latihan Pokok Bahasan 2

Latihan 1

Pada KLB keracunan, kegiatan manakah yang menjadi bagian penting dari upaya
penanggulangannya

Diskusi:

- Menentukan penyebab keracunan, sumber keracunan dan siapa saja yang menjadi
korban keracunan
- Melakukan penanggulangan cepat dangan diagnosis dan melakukan rujukan ke fasilits
kesehatan terdekat untuk mendpatkan penanganan medis seperti kumbah lambung
atau terapi anti dot dan rumatan cairan
- Memisahkan bahan makanan atau bahan lain yang dicurigai sebagai sumber penyebab
keracunan dari kontak dengan orang lain yang beresiko terkena
- Penanggulangan lanjutan sesuai kondisi masing- masing pasien yang terdampak
keracunan.
- Melakukan penyelidikan dengan mencari sumber utama, surveilans tetap memantau
sesuai waktu, tempat dan orang dan tetap melakukan monitoring, pengobatan untuk
menghindari kematian dan penanggulangan sumber yaitu segera memusnahkan sumber
- Koordinasi Lintas Sektor untuk penanganan dan isolasi

Latihan 2

Di Puskesmas Pandanwangi terjadi peningkatan kunjungan pasien yang datang berobat


ke fasilitas pelayanan kesehatan sejak tanggal 1 Desember 2017 dengan gejala yang
sama yaitu demam, dan bercak kemerahan . Tim surveilans puskesmas lalu melakukan
penyelidikan epidemiologi dan memastikan telah terjadi KLB dengan dugaan sementara
sebagai kasus campak. Bagaimana pendapat sdr tentang kejadian ini ? Jelaskan
jawaban saudara, Bagaimana Tim dapat memastikan kejadian ini sebagai KLB campak ?

Diskusi:

- Adanya peningkatan kasus kunjungan dalam periode waktu yang sama


- Perlu pemeriksaan laboratoium sebagai konfirmasi kebenaran kasus campak
- Gambaran pola penyakit yang ada memiliki pola yang sama yaitu adanya demam dan
bercak kemerahan
- Kejadian kasus tersebut melebihi insiden biasa
- Apabila benar bahwa kasus tersebut adalah konfirmasi KLB campak maka akan ada
populasi yang beresiko tertular
Latihan 3

Sesudah hajatan dirumah Ketua RW Sukasari , 10 tamu dibawa ke Rumah Sakit karena
tiba-tiba mual, muntah dan lemes. Ternyata di Rumah sakit juga sudah dirawat 22
orang yang sudah pulang dari hajatan yang sama. Hasil analisis riwayat makan
rame-rame sebelum sakit, hanya acara hajatan Ketua RW Sukasari ini, sehingga
dilakukan Wawancara terhadap jenis makanan yang dimakan pengunjung hajatan yang menjadi
korban keracunan Jika sumber keracunan hanya berasal dari satu jenis makanan saja,
jenis makanan manakah yang masih diduga kuat sebagai sumber keracunan. Menu
hajatan tersebut terdiri dari Mie goreng, Sambel goreng krecek, Gado-gado dan
Lemper.

a. Dari 20 korban yang diwawancara, 10 korbannya saja makan Mie Goreng.


b. Dari semua korban , ada 12 korban yang tidak makan dengan sambal goreng krecek.
c. Dari 10 korban yang sempat diwawancara, ternyata hanya satu orang yang tidak
makan gado gado.
d. Dari wawancara semua korban, hanya ada 12 korban yang tidak makan lemper.

Diskusi :

Metode Penghitungan Attack Rate

a. AR = 10/20 x 100 = 50 % (Mie Goreng)


b. AR = 20/32 x 100 = 62,5 % (Sambal Goreng Krecek)
c. AR = 9/10 x 100 = 90 % (Gado-gado)
d. AR = 20/32 x 100 = 65,5 % (Lemper)

Kesimpulan : yang mungki menjadi penyebab adalah gado-gado


Latihan Pokok Bahasan 3

Latihan 1

Pada KLB keracunan makanan , kegiatan-kegiatan apa yang menjadi bagian penting dari upaya
penanggulangannya ? Jelaskan jawaban saudara

Diskusi : Penyelidikan KLB, Pengobatan dan Pencegahan serta surveilans Ketat

Latihan 2

Di Kecamatan Sukamulia, Kotabara, selama sebulan ini ditemukan 12 penderita tifus


perut dengan kematian 6 orang. Padahal biasanya di Kecamatan tersebut terdapat
sekitar 15-18 kasus perbulan dengan kematian <2 orang perbulan. Bagaimana sdr
menyatakan kondisi masalah kesehatan diwilayah tersebut ? Apakah sudah dapat
dinyatakan sebagai KLB ? Apa yang kemudian dilakukan oleh petugas?

Diskusi : Termasuk KLB sesuai peningkatan angka kematian lebih dari 50% pada kasus, melakukan
langka-langkah PE

Menurut kami kasus di Kecamatan Sukamulia, Kotabara, dimana ditemukan 12 penderita tifus perut
dengan kematian 6 orang. Padahal biasanya di Kecamatan tersebut terdapat sekitar 15-18 kasus
perbulan dengan kematian <2 orang perbulan. Hal ini sudah termasuk KLB (Kejadian Luar Biasa).
Karena dalam kriteria KLB disebutkan apabila Angka Kematian Kasus suatu penyakit (Case Fatality
Rate) dalam 1 kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

Latihan 3

Di Wilayah Puskesmas Bukit hijau, telah terjadi kenaikan kasus Diare, KLB
diare ini merupakan keadaan darurat, karena banyaknya korban dalam
waktu yang singkat , petugas surveilans langsung turun kelapangan tanpa
menyusun rencana penyelidikan ,karena membuat proposal penyelidikan
dengan metode penyelidikan tidak dimungkinkan dan buang-buang waktu.
Bagaimana pendapat sdr tentang rencana metode penyelidikan epidemiologi
pada kondisi seperti ini ? Jelaskan jawaban sdr !

Diskusi :

1. Membuat proposal sebelum turun kelapangan untuk menyelidiki atau melaksanakan


kegiatan surveilans karena sudah menjadi ketentuan awal kegiatan PE

Anda mungkin juga menyukai