LAMPIRAN PANDUAN PL
(VERSI 2 - SKENARIO)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kejadian KLB/ wabah dapat diketahui lebih dini jika dilakukan pengamatan yang
teratur, teliti dan terus-menerus. Apabila hasil pengamatan menunjukkan adanya
tersangka KLB/ wabah, maka perlu dilakukan penyelidikan epidemiologis untuk
mengenal sifat-sifat penyebab dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
dan penyebarluasan KLB/ wabah tersebut disamping tindakan penanggulangannya.
Hasil penyelidikan epidemiologis mengarahkan langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam upaya penanggulangan KLB/ wabah. Upaya penanggulangan KLB/ wabah yang
direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara
terkoordinasi dapat menghentikan atau membatasi penyebarluasan KLB/ wabah.
Materi inti 4 Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa (PE-KLB) pada Pelatihan
Surveilans Epidemiologi Puskesmas ini ,peserta harus mencapai kompetensi mampu
melakukan penyelidikan dan penanggulangan KLB yang ada di wilayahnya. Oleh
karena itu selain pembelajaran dengan teori dan penugasan di kelas, peserta juga
perlu mempraktekkan bagaimana melakukan PE-KLB dan penanggulangannya
langsung di lapangan.
Kondisi lapangan dirancang sedemikian rupa yang menggambarkan saat kejadian
KLB penyakit tertentu, sehingga diharapkan akan membantu peserta dalam
mencapai kompetensi pada MI4 ini.
Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto , Perhimpunan Ahli Epidemiologi
Indonesia (PAEI), Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI,
memiliki peran penting dalam meningkatkan kompetensi tenaga surveilans
epidemiologi Puskesmas dalam melakukan PE- KLB/ wabah. Peningkatan kompetensi
tersebut dapat dicapai melalui kegiatan pelatihan. Dalam pelatihan, sejumlah materi
dan metode pembelajaran seperti Praktek Lapangan didesain untuk mencapai tujuan
tersebut. Praktek Lapangan untuk materi inti 4 PE –KLB adalah salah satu bentuk
implementasi secara sistematis dan sinkron antara materi dalam program pelatihan di
kelas dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan kerja
2
secara langsung khususnya kemam[uan dalam PE-KLB. Untuk itu diperlukan petunjuk
Praktik Lapangan (PL1) sebagai acuan kegiatan dilapangan.
B. Tujuan
II. PELAKSANAAN
A. Pembagian Kelompok :
Peserta dibagi dalam 4 kelompok (berdasarkan lokasi /wilayah Puskesmas yang
berdekatan asal peserta (@ 6-7 orang) yang masing-masing terdiri dari 3 petugas
surveilans/epidemiologi petugas surveilans/epidemiologi Puskesmas dan 3
petugas penanggung jawab/pelaksana UKM . Semua kelompok melakukan praktik
lapangan di 1 wilayah untuk melakukan simulasi penyelidikan dan
penanggulangan wabah/KLB di wilayah tersebut.
B. Waktu Pelaksanaan:
Pelaksanaan terbagi dalam beberapa tahap kegiatan:
KEGIATAN TEMPAT KETERANGAN
3
wilayah desa yang pernah terjadi KLB
Waktu : 3 JPL
Penyakit.
SKENARIO
4
dirasakan, tindakan yang diambil. dll.
SKENARIO:
5
Lapangan cukup data, hasil dari penyelidikan
Ruang
wabah/KLB (hasil kunjungan pada rumah
Waktu : 2 JPL Pertemuan Balai
korban) kembali ke posko.
Desa/Puskesma
2. Peserta berkumpul kembali bersama
s
kelompoknya untuk berdiskusi mengenai
informasi yang didapat dan merangkai
potongan-potongan informasi yang
untuk menjadi suatu kesatuan hasil
investigasi wabah.
3. Peserta berdiskusi menuliskan laporan
awal (preliminary report) hasil investigasi
wabah
4. Peserta ditugaskan membuat paparan
hasil investigasi beserta rekomendasi
penanggulangan yang akan disampaikan
kepada Kepala Puskesmas / Dinas
Kesehatan untuk ditembuskan kepada
Bupati
5. Peserta membuat point penting untuk
penanggulangan terkait KLB Campak
yang ada. Termasuk penyuluhan
terhadap rendahnya cakupan Imunisasi
di Puskesmas.
6
local leader: Bupati, Kepala Dinas
Waktu : 2 JPL
Kesehatan, Sekda, dll.
Waktu: 1 JPL
III. PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
7
Lampiran 1:
SKENARIO:
Lampiran 2:
Setting:
ALUR SIMULASI
8
SETTING
Sumber : Mortality Rate from Measles Decreases for the First Time Ever (cbsnews)
Situasi pedesaan Sumur Agung , orang satu dengan yang lainnya sangat dekat,
berada area pedesaan yang relatif padat penduduk . Sebagian dari masyarakat
mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah dan tingkat ekonomi
menengah ke bawah. Jarak pemukiman dengan Puskesmas relatif jauh
9
Step investigasi 1: Pembentukan tim investigasi (what to do) (siapa saja
dan apa perannya)
2. Wawancara di masyarakat.
Step invetigasi 4 & 5: Definisi kasus dan PE dan Risk mapping (what to do)
termasuk Koordinasi lintas sectoral (pembentukan tim gabungan).
4. Ada cerita yang beredar di medsos dan masyarakat di Desa Sumur Agung ,
bahwa keluarga mereka memang tidak diimunisasi waktu masih bayi, resah
karena isu vaksin imunisasi dianggap tidak halal . Sehingga melarang
anak-anak mereka untuk di Imunisasi.
Lampiran 3:
SKENARIO DI MASYARAKAT
10
Tanggal XXXXX
Setting Situasi pedesaan, orang satu dengan yang lainnya sangat dekat, berada
perkampungan yang padat penduduk.
Sebagian besar adalah buruh tani dimana lahannya berada di sekitar lokasi
tinggal.
● Pak Jaya, usia 35 tahun, tinggal dengan 1 istri (Bu Minah, 32 tahun)
dan 2 orang anak (Agus 11 tahun dan Yuli 6 tahun). Rumah pak Jaya
di dekat rumah Pak Kadar .
● Agus 11 tahun dan Yuli 6 tahun menderita penyakit yang sama ,
mengalami demam dua hari berselang setelah Yono ke Puskesmas
yaitu tanggal 22 November 2018 .Mata kedua anak tersebut
memerah , belum ada tanda lain selain panas /demam , pilek dan
diare . Orang tuanya sudah memberikan obat turun panas/pilek .
Tidak berobat hanya diberikan obat turun panas yang dibeli di toko
obat . Muncul bercak merah tipis di beberapa tempat .
● Pekerjaan sehari-hari bertani di sawah, saat ini selesai musim tanam.
11
● Pak Suryadi tinggal dengan 1 orang anak perempuannya (Bu Lilik 38
tahun). Bu Lilik mempunyai anak 1 dari perkawinannya dengan Nurhadi,
bernama Wiwin yang berumur 4 tahun. Nurhadi bekerja di Jakarta
sebagai pekerja bangunan dan dua bulan sekali baru pulang ke Desanya.
● Wiwin belum pernah dibawa untuk vaksinasi,karena jauh.
● Wiwin mulai mengeluh demam tinggi dan sesak nafas beberapa hari
sebelum masuk RS, bercak meluas dari punggung hingga ke lengan atas. ,
belakang telinga . Berobat ke bidan tapi belum membaik. Keluarga
memutuskan untuk memeriksakan ke RS Salak , dan di RS disarankan
untuk nginap untuk di observasi per tanggal XXXX. 2 hari di RS karena
kondisi memburuk dengan penurunan kesadaran,sesak sehingga
dimasukkan ke ICU.
● Bu Lilik bertanya kepada tim investigasi “anak saya sakit apa ya ?
penyakit apa itu ,kok sampai harus di pasang alat alat ,serem ....”
● Pak Suyoto, usia 40 tahun dan tinggal dengan istrinya (Bu Yati).
Anaknya baru kelas 1 SMP usia 14 tahun bernama Andi , teman
satu sekolah SMP Negeri II dengan Yono anak Bpk Kadar.
● Andi baru merasakan demam sejak 3 hari yang lalu tepatnya tanggal
26 November 2018.
● Bersamaan dengan Andi beberapa temannya Nanang dan Wida yang
rumahnya tidak terlalu jauh dari Yono juga menderita gejala yang
sama.Mereka sudah 3 hari tidak masuk sekolah.
● Di SMP Negeri II ini anak laki-laki dan perempuan mengenakan
seragam putih biru. Laki-laki bercelana pendek, perempuan
mengenakan rok sebatas lutut ,sama seperti seragam SMP negeri
lainnya, tidak seperti SMP-IT yang mengenakan celana panjang
untuk laki-laki dan rok panjang se mata kaki.
●
Wawancara 5 Pak Kepala Desa : Pak Eko Suwarno
12
1 tim melakukan wawancara secara bergantian sehingga hanya dibutuhkan
masing-masing untuk setting 1 lokasi saja dan baiknya di masing-masing
terdapat gate keeper.
13