Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

IMUNISASI DASAR LENGKAP

Disusun oleh :

RISA SRI WULANDARI

2030282041

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

2021
SAP IMUNISASI DASAR LENGKAP

Pokok Bahasan : Imunisasi Dasar Lengkap


Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Tempat : Puskesmas
Hari/ Tanggal : Senin, 16 Agustus 2021
Waktu : Pukul 10.00-10.35 (35 Menit)
Penyuluh : Mahasiswa Praktek Profesi Ners Universitas Perintis
Bukittinggi

A. Latar Belakang
Imunisasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa
tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang dilakukan terhadap seorang anak, tidak hanya
memberikan perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak lainnya
karena terjadi tingkat imunitas imun yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi
(Prayogo, dkk, 2009). Imunisasi yang wajib diperoleh anak adalah imunisasi dasar,
imunisasi ini harus diperoleh sebelum usia 12 bulan. Imunisasi dasar lengkap adalah
tercapainya imunisasi untuk 1 dosis BCG, 4 dosis hepatitis B, 3 dosis DPT, 4 dosis polio,
dan 1 dosis campak secara lengkap pada anak sebelum usia satu tahun (Ikatan Dokter
Anak Indonesia, 2008).
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam
menurunkan Angka Kematian Bayi dan Balita dan tidak dapat ditunda pelaksanaannya
(Prayoga, dkk, 2009). Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain TBC,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Poliomyelitis, dan Campak. Pemberian imunisasi
pada bayi dan anak tidak hanya memberi pencegahan penyakit tertentu, tetapi juga
memberikan dampak yang lebih luas karena dapat mencegah penularan penyakit untuk
anak lain. Oleh karena itu pengetahuan dan sikap orang tua terutama ibu sangat penting
untuk memahami tentang manfaat imunisasi bagi anak Indonesia (Ranuh, 2008 ).
Faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi adalah status ekonomi dan
tingkat pengetahuan ibu. Status ekonomi dan pengetahuan tentang imunisasi akan
mempengaruhi motivasi ibu untuk mengimunisasikan bayinya dengan tepat sesuai jadwal
yang telah ditentukan (Ayubi, 2009). Kelompok masyarakat yang rendah penerimaannya
terhadap imunisasi sering mempunyai karakteristik-karakteristik khusus seperti status
sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyastuti (2008) tentang faktor –
faktor yang mempengaruhi drop out hasil cakupan imunisasi terhadap anak sebanyak 946
orang didapatkan hasil antara lain: hampir seluruh responden (97,6%) mengatakan bahwa
akibat efek samping yang terjadi setelah pemberian imunisasi adalah anak menjadi
demam. Tentang penyebab demam pada anak setelah imunisasi 26,8% responden
menjawab dengan benar sedangkan 73,2% responden menjawab tidak tahu. Dilaporkan
juga responden yang menjawab dengan baik tentang vaksin yang bisa menyebabkan
demam (DPT dan Campak) sebanyak 21,9%, yang menjawab DPT saja 17,1%, Campak
saja 0,1% sedangkan yang tidak tahu atau menjawab salah 56,1%.8. Keadaan tersebut
disebabkan oleh rendahnya tingkat penegetahuan orang tua akan pentingnya imunisasi
bagi anak serta status ekonomi yang rendah juga berperan dalam mempengaruhi prilaku
orang tua untuk mengikut sertakan dalam kegiatan imunisasi (Widyaastuti, 2008).
Selama dinas seminggu dinas di ruang poli anak ini kami mendapatkan bahwa
banyak pasien yang tidak melakukan imunisasi secara lengkap. Data ini kami dapatkan
dari hasil wawancara kami dengan keluarga atau ibu pasien sendiri.Dengan itu kami ingin
melakukan penyuluhan kepada kelurga maupun ibu dari pasien agar mereka mengetahui
pentingnya imunisasi bagi anak.
B. Tujuan intruksional
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang
Imunisasi Dasar Lengkap pada anak.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
1) Menjelaskan pengertian Imunisasi Dasar Lengkap
2) Menjelaskan tujuan Imunisasi Dasar Lengkap
3) Menjelaskan jenis-jenisImunisasi Dasar Lengkap
4) Menjelaskan manfaat Imunisasi Dasar Lengkap
5) Menjelaskan penyakit yang bisa dicegah dengan Imunisasi Dasar Lengkap
6) Menjelaskan kerugian bila tidak melakukan Imunisasi Dasar Lengkap
7) Menjelaskan kontraindikasi Imunisasi Dasar Lengkap
8) Menjelaskan jadwal imunisasi dasar lengkap
C. Sub pokok bahasan
1. Pengertian Imunisasi Dasar Lengkap
2. Tujuan Imunisasi Dasar Lengkap
3. Macam-macam Imunisasi Dasar Lengkap
4. Manfaat Imunisasi Dasar Lengkap
5. Penyakit yang bisa dicegah dengan Imunisasi Dasar Lengkap
6. Kerugian bila tidak melakukan Imunisasi Dasar Lengkap
7. Kontraindikasi Imunisasi Dasar Lengkap
8. Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap
D. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik Penyuluhan
Imunisasi Dasar Lengkap
2. Sasaran
Pasien dan Keluarga pasien
3. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Diskusi dan Tanya Jawab
c. Demonstrasi
4. Media dan Peralatan
a. Leaflet
b. Infocus
c. Laptop
5. Tempat
Penyuluhan akan dilaksanakan Di puskesmas
6. Waktu

Hari/Tanggal : Senin, 16 Agustus 2021


Jam : 10.00-10.35 WIB

Setting tempat penyuluhan


Keterangan:

: Ketua

: Moderator

: Penyaji

: Pembimbing

: Observer

: Pasien dan keluarga

: Media

: Fasilitator

: Notulen

: Dokumentasi

E. Pengorganisasian dan tugas


1. Ketua
sebagai orang yang memimpin dan mengerahkan penyuluhan agar terlaksana dengan
baik.
2. Moderator
a. membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
penyuluhan.
b. Menjelaskan maksud dan tujuan penyuluhan
c. Mengatur proses dan lama waktu penyuluhan
d. Menutup acara penyuluhan
3. Penyaji
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami dan dimengerti oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
4. Observer
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta serta menempatkan diri sehingga
proses penyuluhan berjalan lancer
b. Mengevaluasi dan Menyampaikan hasil evaluasi selama penyuluhan
5. Fasilitator
a. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
b. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
6. Notulen
a. Mencatat pertanyaan yang diberikan oleh peserta dan mencatat hasil dari
penyuluhan
7. Dokumentasi
mengabadikan semua proses penyuluhan dengan cara memfoto dan memvideokan
penyuluhan.

F. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan peserta Metode Media
Pembukaa
n 5 Menit Mendengarkan Ceramah -

 Membuka dengan
salam
 memperkenalkan diri
dan tim kepada
peserta penyuluhan. Memperhatikan
 Menjelaskan maksud
dan tujuan
penyuluhan
 Kontrak serta
Mengatur proses dan
lama waktu
penyuluhan
 Menutup acara
penyuluhan
Penyajian 20 menit  Menggali pengetahuan  Menjawab Ceramah Materi
peserta sebelum pertanyaan Tanya ppt
dilakukan penyuluhan Jawab dengan
tentang : Infocus
1. Pengertian
Imunisasi Dasar
Lengkap
2. Tujuan Imunisasi
Dasar Lengkap
3. Macam-macam
Imunisasi Dasar
Lengkap
4. Manfaat Imunisasi
Dasar Lengkap
5. Penyakit yang
bisa dicegah
dengan Imunisasi
Dasar Lengkap
6. Kerugian bila
tidak melakukan
Imunisasi Dasar
Lengkap
7. Kontraindikasi
Imunisasi Dasar
Lengkap
8. Jadwal Imunisasi
Dasar Lengkap

 Menjelaskan tentang :  Mendengarkan Ceramah


1. Pengertian  Memperhatikan
Imunisasi Dasar
Lengkap
2. Tujuan Imunisasi
Dasar Lengkap
3. Macam-macam
Imunisasi Dasar
Lengkap
4. Manfaat Imunisasi
Dasar Lengkap
5. Penyakit yang bisa
dicegah dengan
Imunisasi Dasar
Lengkap
6. Kerugian bila
tidak melakukan
Imunisasi Dasar
Lengkap
7. Kontraindikasi
Imunisasi Dasar
Lengkap
8. Jadwal Imunisasi
Dasar Lengkap

 Menggali pengetahuan  menjawab Ceramah


peserta setelah pertanyaan Tanya
dilakukan penyuluhan  memberikan Jawab
tentang : tanggapan
1. Pengertian balik
Imunisasi Dasar
Lengkap
2. Tujuan Imunisasi
Dasar Lengkap
3. Macam-macam
Imunisasi Dasar
Lengkap
4. Manfaat Imunisasi
Dasar Lengkap
5. Penyakit yang bisa
dicegah dengan
Imunisasi Dasar
Lengkap
6. Kerugian bila
tidak melakukan
Imunisasi Dasar
Lengkap
7. Kontraindikasi
Imunisasi Dasar
Lengkap
8. Jadwal Imunisasi
Dasar Lengkap
Penutup 10 menit  Memberi kesempatan  Memberikan Ceramah Leaflet
untuk bertanya/diskusi pertanyaan Diskusi
tentang materi  Memberikan dan Tanya
penyuluhan tanggapan jawab
 Menyimpulkan hasil balik
kegiatan penyuluhan
 Menutup dengan salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang sudah direncanakan
b. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c. Pre Planning telah disetujui
d. 75% audien menghadiri penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
c. 75% audien berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi hasil
Pada evaluasi hasil diharapkan 75% audien mengerti dan memahami materi
penyuluhan.
Diharapkan audien dapat mengulang materi yang telah diberikan dan
memahami materi yang telah diberikan seperti :
1. Mampu menjelaskan kembali Pengertian Imunisasi Dasar Lengkap (10%)
2. Mampu menjelaskan kembali Tujuan Imunisasi Dasar Lengkap (15%)
3. Mampu menjelaskan kembali Macam-macam Imunisasi Dasar Lengkap (10%)
4. Mampu menjelaskan kembali Manfaat Imunisasi Dasar Lengkap (15%)
5. Mampu menjelaskan kembali Penyakit yang bisa dicegah dengan Imunisasi
Dasar Lengkap (10%)
6. Mampu menjelaskan kembali Kerugian bila tidak melakukan Imunisasi Dasar
Lengkap (15%)
7. Mampu menjelaskan kembali Kontraindikasi Imunisasi Dasar Lengkap (10%)
8. Mampu menjelaskan kembali Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap (15%)

LAMPIRAN 1
A. PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten.Anak diimunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.Anak kebal atau resisten terhadap
suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain (Buku Ajar
Imunisasi, 2015).
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Sumber:
Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013).
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen
lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit
tertentu. (Proverawati, 2010)
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhada
penyakit tertentu. (Alimul, 2009)

B. TUJUAN IMUNISASI
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang
sering berjangkit (Proverawati, 2010).
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Alimul,
2009).

C. JENIS IMUNISASI
1. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin)
agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan
terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan
meresponnya.Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan campak. Dalam
imunisasi aktif terdapat beberapa unsur-unsur vaksin, yaitu :
a. Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan, eksotoksin
yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin yang terikat pada protein pembawa
seperti polisakarida, dan vaksin dapat juga berasal dari ekstrak komponen-
komponen organisme dari suatu antigen. Dasarnya adalah antigen harus
merupakan bagian dari organisme yang dijadikan vaksin.
b. Pengawet/stabilisator, atau antibiotik. Merupakan zat yang digunakan agar vaksin
tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya
mikroba. Bahan-bahan yang digunakan seperti air raksa atau antibiotik yang biasa
digunakan.
c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan yang
digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya telur, protein serum, bahan
kultur sel.
d. Adjuvan, terdiri dari garam aluminium yang berfungsi meningkatkan sistem imun
dari antigen. Ketika antigen terpapar dengan antibodi tubuh, antigen dapat
melakukan perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka
semakin tinggi peningkatan antibodi tubuh.
2. Imunisasi Pasif
Merupakan suatau proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara
memberikan zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses
infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapatkan bayi dari
ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi
mikroba sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS pada orang yang mengalami
luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana
bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta
selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak. (Proverawati, 2010)

D. MANFAAT IMUNISASI
a. Untuk Anak: Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan
cacat atau kematian.
b. Untuk Keluarga: Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c. Untuk Negara: Memperbaiki tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. (Proverawati, 2010)
E. PENYAKIT YANG BISA DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
Ada banyak penyakit menular di Indonesia yang dapat dicegah dengan imunisasi
selanjutnya disebut dengan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Dengan mempelajari konsep dalam tabel berikut ini, Anda dapat mengetahui jenis
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain sebagai berikut.
1. Difteri
a. Defenisi
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria.Ditularkan
melalui kontak fisik dan pernafasan.
b. Gejala
 Radang tenggorokan
 Hilang nafsu makan
 Demam ringan
 Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada tenggorokan dan
tonsil.
c. Komplikasi
Gangguan pernafasan yang berakibat kematian
2. Pertusis
a. Defenisi
Penyakit pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella
pertusis (batuk rejan).Ditularkan melalui percikan ludah (droplet infection) dari
batuk atau bersin.
b. Gejala
 Pilek
 Mata merah
 Bersin
 Demam
 Batuk ringan yang lama-kelamaan menjadi parah dan menimbulkan batuk
yang cepat dan keras.

c. Komplikasi
Pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian
3. Tetanus
a. Defenisi
Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang menghasilkan
neurotoksin.Ditularkan melalui kotoran yang masuk ke dalam luka yang dalam.
b. Gejala
 Gejala awal : kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher, kesulitan
menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam.
 Pada bayi terdapat gejala berhenti menetek ( sucking) antara 3 sampai 28 hari
setelah lahir.
 Gejala berikutnya kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku.
c. Komplikasi
 Patah tulang akibat kejang
 Pneumonia
 Infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian
4. Tuberculosis (TBC)
a. Defenisi
Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa disebut juga batuk
darah. Ditularkan Melalui pernafasan lewat bersin atau batuk
b. Gejala
 Gejala awal : lemah badan, penurunan berat badan, demam, dan keluar
keringat pada malam hari.
 Gejala selanjutnya : batuk terus-menerus, nyeri dada dan (mungkin) batuk
darah.
 Gejala lain: tergantung pada organ yang diserang.
c. Komplikasi
Kelemahan dan kematian
5. Rubella
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi
virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis
(peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan
karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam
kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: -
Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak
Koplik - nyeri otot - mata merah ( conjuctivitis )2-4 hari kemudian muncul bintik
putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik).
Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah
timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang
mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam
tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping.
Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai,
sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu
tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita
mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama
beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan
merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
F. KERUGIAN TIDAK IMUNISASI
Sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO (Badan
Kesehatan Dunia), Pemerintah Indonesia menetapkan ada 12 imunisasi yang harus
diberikan kepada anak-anak. 5 Diantaranya merupakan imunisasi yang wajib diberikan
sebab fungsinya adalah untuk mencegah anak dari serangan penyakit – penyakit seperti :
1. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanya di
negara berkembang tetapi juga di negara maju. Tuberkulosis tetap merupakan salah
satu penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian, baik di negara berkembang
maupun di negara majufaktor resiko infeksi dan faktor resiko progresi infeksi menjadi
penyakit ( resiko penyakit ).
Resiko Infeksi TB Faktor resiko terjadinya infeksi TB antara lain adalah : anak
yang memiliki kontak dengan orang dewasa dengan TB aktif, daerah endemis,
penggunaan obat-obat intravena, kemiskinan, serta lingkungan yang tidak sehat.
2. Hepatitis B yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati
Penyakit hepatitis B pada bayi menjadi kronik jauh lebih besar (lebih dari 90
persen) dibandingkan kemungkinan pada orang dewasa. "Oleh karena itu, bagi bayi
vaksin hepatitis B mutlak perlu.
Ciri-ciri penderita hepatitis B umumnya tak diketahui secara jelas karena
penderita seperti orang sehat. Akibatnya ia tak segera menyadari dirinya telah tertular
virus hepatitis B, bahkan sudah menularkannya kepada orang lain. "Sebaiknya,
mereka yang memiliki gejala kuning pada mata, kulit, lesu, tak memiliki nafsu makan
serta sakit lambung-seperti maag yang tak sembuh dalam tempo enam bulan-segera
periksa ke dokter.
Virus hepatitis B diketahui sebagai salah satu virus yang paling mudah menular.
Bahkan, penularan virus ini 100 kali lebih menular daripada HIV (virus penyebab
AIDS), dan diperkirakan menginfeksi 10 kali lebih banyak daripada HIV. Virus itu
menyerang hati dan merusak organ tubuh secara tak langsung melalui gangguan
sistem kekebalan. Pada serangan tahap awal masih bisa disembuhkan jika segera
diobati. Namun, jika penyakit berkembang lebih berat maka ia akan mencapai tahap
hepatitis akut, sirosis (pengerasan hati), sampai kemudian mengakibatkan munculnya
kanker hati.
3. Penyakit polio. Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang
yang terinfeksi. Anak yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh.
Poliomyelitis atau Polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan
oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus
(PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat
memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya
otot dan kadang kelumpuhan.
4. Penyakit campak (tampek)
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus
yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan
selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi
virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak.
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam
kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Penyebab Campak, rubeola, atau measles Adalah penyakit infeksi yang sangat
mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari
pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus
campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun
tenggorokan penderita campak (air borne disease ). Masa inkubasi adalah 10-14 hari
sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan
kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung
selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur
lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda
yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: -
Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak
Koplik - nyeri otot - mata merah ( conjuctivitis )2-4 hari kemudian muncul bintik
putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik).
Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah
timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang
mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam
tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping.
Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai,
sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu
tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita
mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama
beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak
ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
5. Difteri, pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang menyerang tenggorokan
dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.
Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya pada anak anak.
Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama daerah saluran pernafasan
bagian atas. Penularan biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang
membawa kuman ke orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini bisa juga ditularkan
melalui benda atau makanan yang terkontaminasi.
Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae, suatu bakteri gram
positif yang berbentuk polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Gejala
utama dari penyakit difteri yaitu adanya bentukan pseudomembran yang merupakan
hasil kerja dari kuman ini. Pseudomembran sendiri merupakan lapisan tipis berwarna
putih keabu abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung, mulut sampai
tenggorokan. Disamping menghasilkan pseudomembran, kuman ini juga
menghasilkan sebuah racun yang disebut eksotoxin yang sangat berbahaya karena
menyerang otot jantung, ginjal dan jaringan syaraf (www.blogdokter.net).
Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti
menegang. Penyakit ini adalah penyakit infeksi di mana spasme otot tonik dan
hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya
punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang dan spasme dan paralisis pernapasan
(wikipedia.org).
Penyakit tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang terdapat di
tanah, kotoran hewan, debu, dan sebagainya. Bakteri ini masuk ke dalam tubuh
manusia melalui luka yang tercemar kotoran. Di dalam luka bakteri ini akan
berkembang biak dan membentuk toksin (racun) yang menyerang saraf.
Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi bakterial yang menyerang
sistem pernapasan yang melibatkan pita suara (larinks), trakea dan bronkial. Infeksi
ini menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan serangan
batuk yang parah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang
bersarang di saluran pernapasan dan sangat mudah tertular (www.warmasif.co.id).
G. KONTRAINDIKASI IMUNISASI
a. Analfilaksis atau reaksi hipersensitifitas yang hebat merupakan kontraindikasi mutlak
terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih dari 38oC
merupakan kontraindikasi pemberian DPT, hepatitis B-1 dan campak.
b. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda dan gejala AIDS,
sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan.
c. Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi yang
sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali lagi ketika bayi
sudah sehat (Proverawati, 2010)
H. FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHALANGI PEMBERIAN IMUNISASI
Faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi adalah status ekonomi dan
tingkat pengetahuan ibu. Status ekonomi dan pengetahuan tentang imunisasi akan
mempengaruhi motivasi ibu untuk mengimunisasikan bayinya dengan tepat sesuai jadwal
yang telah ditentukan (Ayubi, 2009). Kelompok masyarakat yang rendah penerimaannya
terhadap imunisasi sering mempunyai karakteristik-karakteristik khusus seperti status
sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah.
Faktor – faktor yang mempengaruhi drop out hasil cakupan imunisasi terhadap
anak mengatakan bahwa akibat efek samping yang terjadi setelah pemberian imunisasi
adalah anak menjadi demam dan rendahnya tingkat pengetahuan orang tua akan
pentingnya imunisasi bagi anak serta status ekonomi yang rendah juga berperan dalam
mempengaruhi prilaku orang tua untuk mengikut sertakan dalam kegiatan imunisasi
(Widyaastuti, 2008).
I. JADWAL IMUNISASI
1. BCG
 Imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 3 bulan. namun dianjurkan
pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan.
 Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak (>1 tahun).
 Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.
 Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberculosis, namun dapat mencegah
komplikasinya.
 Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji
tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
2. Polio
 Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio -1, 2, dan 3. (1.OPV,
hidup dilemahkan, tetes, oral.; 2.IPV, in-aktif, suntikan).
 Polio-0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI sebagai tambahan untuk
mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi.
 Untuk imunisasi dasar (polio-2, 3, 4) diberikan pada umur 2,4, dan 6 bulan,
interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.
 OPV diberikan 2 tetes per-oral.
IPV dalam kemasan 0,5 ml, intramuscular. Vaksin IPV dapat diberikan
tersendiri atau dalam kemasan kombinasi (DPT/IPV)
3. Pentabio
a. DPT(Difteri, Pertusis, Tetanus)
 Imunisasi DPT primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh
diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu. Interval terbaik
diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT-2 pada umur 4
bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan.
 Dosis DPT adalah 0,5 ml, intramuskular, baik untuk imunisasi dasar maupun
ulangan.
 Vaksin DPT dapat diberikan secara kombinasi dengan vaksin lain yaitu
DPT/Hepatitis B dan DPT/IPV.
b. HB (Hepatitis B)
 Imunisasi hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah
lahir.
 Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari imunisasi
hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk mendapatkan respon imun
optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan hepatitis B-3 minimal 2 bulan,
terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan pada umur 3-6 bulan.
 Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi
hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B dengan jadwal 3 kali
pemberian.
c. Hib (Haemophylus influenzae tipe b)
 Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari imunisasi
hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk mendapatkan respon imun
optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan hepatitis B-3 minimal 2 bulan,
terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan pada umur 3-6 bulan.
 Kemudian dilanjutkan ketika anak berusia 1,5 tahun, yang kita kenal sebagai 
imunisasi booster (lanjutan).
 Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi
hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B dengan jadwal 3 kali
pemberian.
4. Vaksin Measles Rubella (MR)
Pada tahun 2011, WHO merekomendasikan agar semua negara yang belum
mengintroduksikan vaksin rubella dan telah menggunakan 2 (dua) dosis vaksin
campak dalam program imunisasi rutin untuk memasukkan vaksin rubella dalam
program imunisasi rutin.
Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) juga telah mengeluarkan
rekomendasi pada tanggal 11 Januari 2016 mengenai introduksi, agar
mengintegrasikan vaksin Measles Rubella ke dalam program imunisasi nasional untuk
menurunkan angka kejadian penyakit rubella dan Congenital Rubella Syndrome.
a. Kemasan
Vaksin rubella tersedia dalam bentuk monovalent maupun kombinasi
dengan vaksin virus yang lain misalnya dengan campak (Measles Rubella/MR)
atau dengan campak dan parotitis (Measles Mumps Rubella/MMR). Semua vaksin
rubella dapat menimbulkan serokonversi sebesar 95% atau lebih setelah
pemberian satu dosis vaksin dan efikasi vaksin diperkirakan sekitar 90% - 100%.
Vaksin Measles Rubella (MR) adalah vaksin hidup yang dilemahkan (live
attenuated), berupa serbuk kering dengan pelarut. Kemasan vaksin adalah 10
dosis per vial.
b. Cara pemberian
Vaksin MR diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hanya
boleh dilarutkan dengan pelarut yang disediakan dari produsen yang sama. Vaksin
yang telah dilarutkan harus segera digunakan paling lambat sampai 6 jam setelah
dilarutkan.
c. Kontra indikasi pemberian vaksin MR:
Individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid, imunosupresan dan
radioterapi; wanita hamil; eeukemia, anemia berat dan kelainan darah lainnya;
kelainan fungsi ginjal berat; decompensatio cordis (gagal jantung); setelah
pemberian gamma globulin atau transfusi darah; riwayat alergi terhadap
komponen vaksin (neomicyn).
Pemberian imunisasi ditunda pada keadaan sebagai berikut: demam, batuk
pilek dan diare.
d. Hal yang perlu diperhatikan
Pastikan vaksin MR yang digunakan masih dalam kondisi baik. Pada tutup
vial vaksin terdapat indikator paparan suhu panas berupa Vaccine Vial Monitor
(VVM). Vaksin yang boleh digunakan hanyalah vaksin dengan kondisi VVM A

atau B. Setelah dioplos/rekonstitusi pastikan vaksin dijaga suhunya 2-8 0C (ditaruh


di foam pad) dan hanya dapat digunakan dalam batas waktu 6 (enam) jam.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.

IDAI.2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Jakarta: Satgas Imunisasi.

Marimbi, Hanum.2010.Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada


Balita.Yogyakarta:Nuha Medika.

Proverawati, Atikah.2010.Imunisasi dan Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset.

Anda mungkin juga menyukai