Anda di halaman 1dari 11

TEORI BELAJAR OPERANT CONDITIONING

(B.F. SKINNER)

OLEH:

Alexandra Auliffe
16110501026

Diserahkan Kepada Dosen


Dr. Dermawan Waruwu, S. Th., M.Si
Sebagai Tugas dari Matakuliah Psikologi Komunikasi

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS DHYANA PURA
BADUNG
2018
DAFTAR ISI Halaman

Halaman Judul..................................................................................................1
Daftar Isi...........................................................................................................2
1. Biografi B.F. Skinner....................................................................................3
2. Teori Operant Conditioning.........................................................................4
2.1 Demonstrasi Eksperimen Skinner...............................................................5
2.1.1 Proses Dasar Operant Conditioning.................................................................7
2.1.2 Penguatan Positif dan Penguatan Negatif.........................................................10
Pustaka Acuan............................................................................................................11

2
1. Biografi B.F. Skinner

Burrhus Frederic Skinner dilahirkan pada tanggal 20 Maret 1904 di


Susquehanna, Pensylvania, Amerika Serikat. Ayahnya adalah seorang pengacara
yang menjadi General Counsel di sebuah perusahaan batu bara besar, dan ibunya
adalah seorang ibu rumah tangga yang cerdas. Skinner dididik oleh orang tuanya
dengan didikan model kuno dan disiplin. Skinner merupakan anak yang kreatif dan
ingin sekali menjadi seorang penulis dan ia pun mencobanya dengan mengarang lalu
mengirim puisi dan cerita pendek. Skinner terus saja menulis dan selalu berkarya
sampai akhir hayatnya. Skinner pun meninggal pada tanggal 18 Agustus 1990, karena
Leukimia. Ia telah berhasil menjadi seorang tokoh psikologi yang paling terkenal
sejak Sigmund Freud.

Setelah lulus dari sekolah menengah, Skinner pun melanjutkan belajarnya di


Hamilton College, di dekat Uthica. Setelah lulus dari Hamilton College Skinner
masih menulis. Skinner berhenti menulis dan mengikuti kuliah psikologi di Harvard
pada tahun 1928 dengan mengkhususkan diri pada bidang tingkah laku hewan.
Sebelum mengambil keputusan untuk kuliah jurusan psikologi. Skinner berhasil
meraih gelar doctor pada tahun 1931. Beberapa tokoh yang mempengaruhi pemikiran
Skinner yaitu Crozier, Jacques Loeb, C.S. Sherington, Ivan Pavlov, J.B. Watson dan
E.L. Thorndike. Skinner menjalani karir sebagai pengajar Universitas Minnesota dan
pernah ditunjuk sebagai dekan Fakultas Psikologi Universitas Indiana. Setelah itu,
Skinner kembali ke Harvard dan di sana menerima jabatan guru besar psikologi di
Universitas Harvard.

Selama tahun 1930-an dan 1940-an, Skinner mengembangkan teorinya


dengan melakukan eksperimen-eksperiman pengondisian operan (operant
conditioning). Pada tahun 1954, Skinner ikut serta dalam sebuah symposium tentang
kecenderungan-kecenderungan modern dalam psikologi. Skinner menggunakan
media ketika proses belajar mengajar Berdasarkan prinsip-prinsip yang mengaturnya.

3
Presentasi tersebut dipublikasikan dalam Harvard Educational Review pada tahun
1954 dan menobatkan Skinner sebagai “pencipta teknologi pendidikan”.

2. Teori Operant Conditioning

Tahun 1930, Skinner menciptakan teori belajar yang disebut dengan operant
conditioning yaitu proses belajar yang dipengaruhi oleh peristiwa stimulus yang
mengikuti respon khususnya konsekuensi. Istilah operant conditioning berasal dari
keyakinannya bahwa dalam jenis respon ini, suatu organisme beroperasi pada
lingkungan dan bukan hanya bereaksi terhadap rangsangan. Pembelajaran terjadi
karena tanggapan memengaruhi hasil yang mengikutinya. Dengan demikian, operant
conditioning adalah suatu bentuk pembelajaran dimana tanggapan dikendalikan oleh
konsekuensinya.

Para teoretikus belajar awalnya membedakan antara classical conditioning


dan operant conditioning sebagai dua bentuk pembelajaran terpisah dengan alasan
bahwa classical conditioning mengatur respon refleksif, tak sadar (involuntary
responses), sedangkan operant conditioning mengatur respon sadar (voluntary
responses). Beberapa ahli teori berpendapat bahwa classical dan operant
conditioning harus dipandang sebagai dua aspek yang berbeda dari satu proses
pembelajaran.

Prinsip dasar operant conditioning sangat sederhana. Skinner menunjukkan


bahwa organisme cenderung mengulangi respons yang diikuti oleh konsekuensi yang
menguntungkan. Prinsip fundamental ini diwujudkan dalam konsep reinforcement
(penguatan) milik Skinner. Penguatan terjadi ketika suatu peristiwa setelah respon
meningkatkan kecenderungan organisme untuk melakukan respon tersebut. Dengan
kata lain, respon diperkuat karena mengarah pada konsekuensi yang bermanfaat.

Prinsip penguatan mungkin sederhana, tetapi efeknya sangat kuat. Skinner dan
para pengikutnya telah menunjukkan bahwa banyak perilaku sehari-hari diatur oleh

4
penguatan. Misalnya, Anda memasukkan uang ke mesin penjual minuman soda dan
mendapatkan minuman kaleng sebagai hasilnya; Anda pergi bekerja karena perilaku
ini mengarah ke gaji yang Anda terima; Anda menceritakan lelucon, dan teman-
teman Anda tertawa sehingga Anda menceritakan lebih banyak lagi. Prinsip
penguatan jelas mengatur aspek-aspek kompleks dari perilaku manusia.

Stimulus dikatakan penguatan setelah adanya fakta, dalam hal efeknya pada
perilaku (memperkuat respon). Sesuatu yang jelas memperkuat untuk suatu
organisme mungkin tidak berfungsi sebagai penguat nantinya. Misalnya makanan
mungkin tidak memperkuat jika suatu organisme tidak lapar. Demikian pula, sesuatu
yang berfungsi sebagai penguat untuk satu orang mungkin tidak berfungsi sebagai
penguat bagi orang lain. Misalnya, persetujuan orang tua adalah penguat poten untuk
kebanyakan anak, tetapi tidak berlaku untuk semua anak. Untuk mengetahui apakah
suatu peristiwa adalah penguat, para peneliti harus membuatnya bergantung pada
respons dan mengamati apakah tingkat respons ini meningkat.

2.1 Demonstrasi Eksperimen Skinner

B.F. Skinner sangat mengangumi karya Pavlov dan menggunakannya sebagai


landasan untuk teorinya sendiri, bahkan meminjam beberapa terminology Pavlov.
Seperti Pavlov, Skinner melakukan beberapa penelitian yang tampak sederhana yang
menjadi sangat berpengaruh. Skinner memulai kerjanya dengan kesulitan dimana
buku pertamanya, “The Behavior of Organisms (1938)” terjual hanya 80 eksemplar
dalam empat tahun pertamanya di media cetak.

Seperti Pavlov, Skinner menciptakan prototipe prosedur eksperimental yang


telah diulang dengan variasi ribuan kali. Dalam prosedur ini, seekor hewan, biasanya
tikus atau burung merpati, ditempatkan di ruang operan yang lebih dikenal sebagai
“Skinner Box”. Sebuah ruang operan atau Skinner box, adalah kandang kecil di mana
seekor hewan dapat membuat respon spesifik yang dicatat sementara konsekuensi
responsnya dikontrol secara sistematis. Dalam kotak yang dirancang untuk tikus,

5
respon utama yang tersedia adalah menekan tuas kecil yang dipasang pada satu sisi
dinding. Dalam kotak yang dibuat untuk merpati, respon yang ditunjuk adalah
mematus disk kecil yang dipasang di dinding samping.

Skinner box memungkinkan eksperimen untuk mengontrol kontinjensi


penguatan yang berlaku untuk hewan. Reinforcement contingencies adalah aturan
atau keadaan yang menentukan apakah respon mengarah pada penyajian penguat.
Biasanya, eksperimen memanipulasi apakah konsekuensi positif terjadi ketika hewan
membuat respon yang ditentukan. Konsekuensi positif utamanya adalah pemberian
sedikit makanan ke dalam cangkir makanan yang dipasang di ruangan. Hewan
dikondisikan dalam keadaan kurang makan untuk sementara waktu sebelum sesi
eksperimental, sehingga rasa lapar mereka hampir memastikan bahwa makanan
berfungsi sebagai penguat.

Variabel dependen adalah kunci dalam sebagian besar penelitian dari waktu
ke waktu. Tingkat penekanan tuas atau mematuk disk pada hewan di Skinner box
dimonitor secara terus-menerus oleh alat yang disebut perekam kumulatif. Perekam
kumulatif membuat Skinner box sebagai fungsi waktu. Perekam bekerja dengan
gulungan kertas yang bergerak dengan kecepatan tetap di bawah pena yang bisa
digerakkan. Ketika tidak ada tanggapan, pena tetap diam dan menggambar garis
horizontal lurus yang mencerminkan berlalunya waktu. Setiap kali respon yang
ditunjuk terjadi, pena bergerak ke atas. Gerakan pena menghasilkan ringkasan grafis
dari respon hewan dari waktu ke waktu. Pena juga membuat tanda garis miring untuk
mencatat pengiriman setiap penguat (reinforcer).

Hasil studi operant conditioning biasanya digambarkan dalam grafik. Dalam


grafik ini, sumbu horizontal digunakan untuk menandai berlalunya waktu, sementara
sumbu vertical digunakan untuk menujukkan akumulasi respon. Pertimbangan utama
dalam menafsirkan grafik adalah kemiringan yang curam, sedangkan tingkat respon
yang lambat menghasilkan kemiringan yang dangkal. Catatan respon yang bersifat

6
kumulatif membuat garis tidak pernah turun, hanya dapat naik karena lebih banyak
respon dibuat atau diratakan jika tingkat respon melambat menjadi nol.

Teoretisi operan membuat perbedaan antara unlearned, atau primary,


reinforcers sebagai lawan dari conditioning, atau secondary, reinforcers. Penguat
utama (primary reinforcers) adalah peristiwa yang secara inheren memperkuat karena
memenuhi kebutuhan biologis. Spesies tertentu memiliki sejumlah penguat primer
terbatas karena mereka terkait erat dengan kebutuhan fisiologis. Pada manusia,
penguat utama termasuk makanan, air, kehangatan, seks, dan mungkin afeksi yang
diungkapkan melalui pelukan dan kontak tubuh yang dekat. Penguat sekunder, atau
terkondisi adalah peristiwa yang memperoleh kualitas penguatan dengan dikaitkan
dengan penguat utama. Peristiwa yang berfungsi sebagai penguat sekunder bervariasi
di antara anggota suatu spesies karena mereka bergantung pada pembelajaran. Contoh
penguat sekunder umum pada manusia termasuk uang, nilai bagus, perhatian, attery,
pujian, dan tepuk tangan. Demikian pula, orang belajar untuk menemukan pakaian
bergaya, mobil sport, perhiasan mewah, dan liburan memperkuat.

2.1.1 Proses Dasar Operant Conditioning

Proses akuisisi, extinction, generalisasi, dan diskriminasi terjadi dalam


pengkondisian operan.

1) Akusisi dan shaping


Respon operan biasanya dibentuk melalui proses bertahap yang
disebut pembentukan (shaping), yang terdiri dari penguatan yang berulang-
ulang dan pendekatan lebih dekat dari respons yang diinginkan sampai
respons yang diinginkan tercapai.

2) Extinction
Dalam pengkondisian operan, kepunahan (extinction) mengacu pada
melemahnya secara bertahap dan hilangnya kecenderungan respon karena

7
respon tidak lagi diikuti oleh penguatan. Kepunahan dimulai dalam
pengkondisian operan kapan pun saat sebelumnya penguatan yang ada
dihentikan. Masalah utama dalam pengkondisian operan adalah berapa banyak
resistensi terhadap kepunahan organisme akan ditampilkan ketika penguatan
dihentikan.
Resistensi terhadap kepunahan terjadi ketika suatu organisme terus
membuat respons setelah pengiriman penguat telah dihentikan. Semakin besar
resistensi terhadap kepunahan, semakin lama respon akan berlanjut. Orang
sering ingin memperkuat respons sedemikian rupa sehingga relatif akan tahan
terhadap kepunahan. Misalnya, sebagian besar orang tua ingin melihat respons
belajar anak mereka bertahan bahkan jika anak itu mencapai perubahan ketika
belajar tidak mengarah pada penguatan (nilai bagus).

3) Kontrol stimulus: Generalisasi dan diskriminasi


Respon operan pada akhirnya dikendalikan oleh konsekuensinya,
karena organisme mempelajari asosiasi response-outcome (R-O). Namun,
rangsangan yang mendahului respon juga dapat memberikan pengaruh yang
besar terhadap perilaku operan. Ketika respon secara konsisten diikuti oleh
penguat di hadapan stimulus tertentu, stimulus yang datang untuk melayani
sebagai "sinyal" menunjukkan bahwa respon cenderung mengarah ke penguat.
Begitu suatu organisme mempelajari sinyal, ia cenderung merespons dengan
tepat. Misalnya, pematuk disk merpati mungkin diperkuat hanya ketika lampu
kecil di belakang disk dinyalakan. Ketika cahayanya padam, mematuk tidak
mengarah pada hadiah. Merpati dengan cepat belajar mematuk disk hanya
ketika sedang menyala. Cahaya yang menandakan ketersediaan penguatan
disebut stimulus diskriminatif.
Stimulus diskriminatif adalah isyarat yang mempengaruhi perilaku
operan dengan menunjukkan kemungkinan konsekuensi (penguatan atau non-
penguatan) dari respon. Stimulus diskriminatif memainkan peran kunci dalam

8
pengaturan perilaku operan. Reaksi terhadap stimulus diskriminatif diatur oleh
proses generalisasi rangsangan dan diskriminasi stimulus. Misalnya,
membayangkan kucing yang datang berlari ke dapur setiap kali mendengar
bunyi pembuka kaleng karena suara itu telah menjadi stimulus diskriminatif
yang memberi sinyal peluang bagus untuk diberi makan. Jika kucing juga
merespon bunyi alat dapur baru (misalnya blender), respons ini akan mewakili
generalisasi - merespons stimulus baru seolah-olah itu adalah yang asli.
Diskriminasi akan terjadi jika kucing belajar hanya menanggapi pembuka
kaleng dan tidak ke blender.

Tabel 1.
Proses Dasar Operant Conditioning
Proses dan Definisi Deskripsi
Acquisition: Tahap awal pembelajaran Respon secara bertahap meningkat
karena penguatan, mungkin melalui
shaping.
Extinction: Pelemahan dan hilangnya Respon secara bertahap melambat dan
bertahap dari kecenderungan respons berhenti setelah penguatan diakhiri.
yang terkondisi
Stimulus generalization: Organisme Respon mengalami peningkatan dalam
menanggapi rangsangan selain stimulus kehadiran stimulus baru yang
asli yang digunakan dalam menyerupai stimulus diskriminatif asli.
pengkondisian.
Stimulus discrimination: Kurangnya Respon tidak meningkatkan dalam
tanggapan organisme terhadap kehadiran stimulus baru yang
rangsangan yang mirip dengan stimulus menyerupai stimulus diskriminatif asli.
asli yang digunakan dalam pengkondisian

2.1.2 Penguatan Positif dan Penguatan Negatif

9
Menurut Skinner, penguatan bisa mengambil dua bentuk, yang ia sebut
penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif terjadi ketika respon
diperkuat karena diikuti oleh presentasi stimulus yang bermanfaat. Contoh penguatan
positif seperti nilai bagus, makanan lezat, cek gaji, beasiswa, promosi, pakaian bagus,
perhatian, dan pujian. Sebaliknya, penguatan negatif terjadi ketika respon diperkuat
karena diikuti oleh penghapusan stimulus yang tidak menyenangkan. Seperti semua
penguatan itu melibatkan hasil yang menguntungkan yang memperkuat
kecenderungan respons. Namun, penguatan ini terjadi karena respon mengarah pada
penghapusan stimulus yang tidak menyenangkan daripada kehadiran stimulus yang
menyenangkan.
Perilaku manusia sehari-hari tampaknya diatur secara ekstensif oleh
penguatan negatif. Pertimbangkan beberapa contoh: Anda bergegas pulang di musim
dingin untuk keluar dari udara dingin. Anda membersihkan rumah untuk
menyingkirkan kekacauan. Anda menyerah pada teman sekamar atau pasangan untuk
mengakhiri argumen yang tidak menyenangkan. Penguatan negatif memainkan peran
kunci dalam pembelajaran melarikan diri (escape learning) dan menghindari
pembelajaran (avoidance learning). Dalam escape learning, suatu organisme
memperoleh respon yang mengurangi atau mengakhiri beberapa rangsangan
permusuhan. Belajar melarikan diri sering kali mengarah pada pembelajaran
penghindaran. Dalam avoidance learning suatu organisme memperoleh respon yang
mencegah beberapa rangsangan tidak menyenangkan dari terjadi.

PUSTAKA ACUAN

10
Weiten, W. (2012). Psychology themes and variations (9th ed.). Belmont, CA:
Wadsworth.

11

Anda mungkin juga menyukai