PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
NIA ANGGRAINI
NIM. 11907005
RUMUSAN MASALAH
2. Perbankan konvensional
a. Definisi perbankan konvensional
Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran secara umum berdasarkan prosedur
dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh negara. Selain itu
bank syariah hanya akan pada sektor yang halal.
a. landasan hukum
1. Dasar Hukum
Dasar hukum perbankan konvensional ialah
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998 (UU Perbankan), sedangkan dasar hukum
perbankan syariah ialah Al-Qur’anul Karim, yang
kemudian ketentuan-ketentuan di dalamnya dirumuskan
kembali dalam hukum positif Indonesia melalui Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
2. Badan hukum
Badan hukum bank umum konvensional dapat
dilihat dalam Pasal 21 ayat (1) UU Perbankan, meliputi:
Perseroan Terbatas, koperasi, dan perusahaan daerah.
Badan hukum bank umum syariah sebagaimana diatur
dalam Pasal 7 UU Perbankan Syariah ialah hanya dalam
bentuk Perseroan Terbatas.
3. Bunga bank
Dalam perbankan konvensional dikenal bunga bank
dan time value of money. Yaitu, bahwa uang yang
diinvestasikan dapat menghasilkan uang kembali dengan
adanya bunga. Hal ini tidak dikenal dalam perbankan
syariah, dan justr dianggap sebagai riba yang dilarang. Oleh
karena itu, perbankan syariah lebih mengenal sistem bagi
hasil dengan nasabah atas dasar kemitraan. Bagi hasil ini
bisa dilakukan melalui beberapa pilihan akad pembiayaan
seperti mudharabah, musyarakah, dan yang paling sering
dilakukan saat ini yaitu murabahah.
4. Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Syariah
Nasional
Karena lembaga keuangan syariah harus beroperasi
berdasarkan prinsip-prinsip syariah, maka pada setiap
lembaga keuangan syariah diwajibkan adanya Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang mengawasi serta
memberikan saran bagi lembaga keuangan syariah. DPS
juga memastikan agar kegiatan operasional perbankan
syariah sesuai dengan fatwa yang ditetapkan oleh Dewan
Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN). DSN
adalah lembaga yang didirikan oleh MUI untuk
memastikan bahwa kegiatan ekonomi Indonesia
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip syariah dan
memiliki wewenang untuk menetapkan fatwa. Fatwa ini
yang harus diikuti oleh lembaga keuangan syariah di bawah
pengawas DPS. Kedua lembaga tersebut tidak dikenal
dalam perbankan konvensional