SOAL:
1. Darimana sajakah sumber dana kebajikan diperoleh dan dapat digunakan untuk apa saja dana kebajikan?
Jelaskan!
2. Jelaskan ketentuan syar’i terkait dengan pinjaman qardh?
3. Apakah perbedaan akuntansi kas kecil sistem dana tetap dengan sistem dana berfluktuatif?
4. Jelaskan objek pajak dan tarif pajak yang terdapat pada bank syariah?
5. Jelaskan tentang sharf dan ketentuan akad sharf yang sesuai dengan syariah?
6. Jelaskan mengenai berakhirnya akad wakalah?
7. Bagaimana perlakuan akuntansi al-kafalah bagi pihak penjamin dan bagi pihak yang memintan jaminan?
8. Bagaimana mekanisme asuransi syariah? Jelaskan!
9. Jelaskan perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional?
10. Jelaskan fungsi pasar modal?
JAWABAN:
1. Berikut penjelasan mengenai sumber dana kebajikan, yaitu:
a) Infak dan sedekah, yaitu dana yang diterima dari pihak luar atau rekening nasabah atas permintaan
nasabah.
b) Sumbangan, ialah dana yang diterima dari nasabah atas permintaan nasabah dan tanpa paksaan
diperuntukan guna kepentingan sosial.
c) Denda adalah berasal dari kompensasi yang wajib dilakukan oleh nasabah karena melanggar aturan,
terlambat atau tidak melunasi pinjaman yang mana pembayaran angsuran tersebut dilakukan dengan
cara pendebetan ke rekening nasabah atau dibayarkan secara tunai (cash) atau melakukan
pemindahbukuan (overbooking) atau transfer maupun dengan cara lain yang disetujui pihak bank yang
bersangkutan.
d) Pendapatan non halal merupakan dana yang bersumber dari penerimaan jasa giro dari bank
konvensional atau penerimaan lainnya yang tidak dapat dihindari dalam kegiatan operasional bank.
Penggunaan dana tersebut digunakan seperti namanya yaitu digunakan untuk kebajikan.
Menurut Antonio (2013:133) penggunaan dana qardhul hasan (dana kebajikan) digunakan
untuk membantu usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial. Jenis kegiatan
penyaluran dana kebajikan dapat meliputi: pembangunan/ renovasi sarana dan prasarana
جامعة اإلحياء اإلسالمية كونينجان
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
FAKULTAS ILMU KEISLAMAN
Alamat : Kampus 1 Jl. Mayasih No. 11 Kel. Cigugur Kuningan Telp./Fax. (0232) 873186
Kampus 2 Jl. Lapang Gintung No. 09 Selajambe Kuningan
Kampus 3 Jl. Siliwangi KM. 15 Ciawigebang Kuningan
Status :Terakreditasi, Izin Pendirian : SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 95/E/0/2014 Tgl. 16 Mei 2014
5. Ash-sharf yaitu perjanjian jual-beli mata uang asing (valuta asing) atau transaksi pertukaran emas
dengan perak, dimana mata uang asing dipertukarkan dengan mata uang domestik atau mata uang asing
lainnya yang secara tunai.
Ketentuan akad sharf dijelaskan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.28/DSN-MUI/III/2002
Tentang JUAL-BELI MATA UANG (AL-SHARF) di-syari‟atkan dengan ketentuan yaitu: a) Tidak
untuk spekulasi (untung-untungan). b) Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan). c)
Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan secara tunai
(attaqabudh). d) Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku
pada saat transaksi dilakukan dan secara tunai.
6. Akad wakalah berakhir jika terjadi salah satu dari hal-hal sebagai berikut:
a. Matinya salah seorang dari yang berakad karena salah satu syarat sah akad adalah orang yang
berakadmasih hidup.
b. Bila salah seorang yang berakad gila, karena syarat sah akad salah satunya orang yang berakad
mempunyai akal.
c. Dihentikannya pekerjaan yang dimaksud, karena jika telah berhenti, dalam keadaan seperti ini
wakalah tidak berfungsi lagi.
d. Pemutusan oleh yang mewakilkan terhadap wakil meskipun wakil belum mengetahui (pendapat
Syafi’i dan Hambali). Menurut Madzab Hanafi wakil wajib mengetahui putusan yang mewakilkan.
Sebelum ia mengetahui hal itu, tindakannya itu tak ubah seperti sebelum diputuskan, untuk segala
hukumnya.
e. Wakil memutuskan sendiri, menurut Madzab Hanafi tidak perlu orang yang mewakilkan mengetahui
pemutusan dirinya atau tidak perlu kehadirannya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
f. Keluarnya orang yang mewakilkan dari status kepemilikan
7. A. Bagi pihak penjamin
1. Pada saat menerima imbalan tunai (tidak berkaitan dengan jangka waktu)
Keterangan Debit Kredit
Db. Kas XXX
Kr. Pendapatan kafalah XXX
2. Pada saat membayar beban
Keterangan Debit Kredit
Db. Beban kafalah XXX
Kr. kas XXX
8. Proses yang dilalui mekanisme kerja asuransi syariah, yaitu Pertama, underwriting adalah proses
penafsiran jangka hidup seorang calon peserta yang dikaitkan dengan besarnya resiko untuk menentukan
besarnya premi. Kedua, polis asuransi adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta asuransi
جامعة اإلحياء اإلسالمية كونينجان
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
FAKULTAS ILMU KEISLAMAN
Alamat : Kampus 1 Jl. Mayasih No. 11 Kel. Cigugur Kuningan Telp./Fax. (0232) 873186
Kampus 2 Jl. Lapang Gintung No. 09 Selajambe Kuningan
Kampus 3 Jl. Siliwangi KM. 15 Ciawigebang Kuningan
Status :Terakreditasi, Izin Pendirian : SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 95/E/0/2014 Tgl. 16 Mei 2014
dengan perusahaan asuransi. Polis asuransi merupakan bukti auntetik berupa akta mengenai adanya
perjanjian asuransi. Ketiga, Premi asuransi bagi peserta secara umum bermanfaat untuk menentukan
besar tabungan peserta asuransi, mendapatkan santunan kebajikan atau dana klaim terhadap suatu
kejadian yang mengakibatkan terjadinya klaim, menambahkan investasi pada masa yang akan datang.
Keempat, Pengelolaan dana asuransi (premi) dapat dilakukan dengan akad mudharabah, mudharabah
musyarakah, atau wakalah bilujrah.
9. Perbedaan asuransi Syariah dan asuransi konvensional:
A. Prinsip Dasar
Prinsip dasar atau cara kerja asuransi syariah dan konvensional cukup berbeda yaitu:
Pada asuransi syariah, pertanggungan risiko adalah antara perusahaan asuransi dengan peserta (risk
sharing). Peserta saling membantu dan tolong menolong. Pengumpulan dana dikelola dengan cara
membagi risiko kepada perusahaan dan peserta asuransi itu sendiri.
Pada asuransi konvensional, pemindahan risiko dari peserta ke perusahaan adalah bersifat penuh
(risk transfer). Secara sepenuhnya, asuransi akan menanggung risiko atas nama tertanggung, baik
untuk aset, kesehatan, jiwa. Ini tentunya menyesuaikan dengan catatan yang berlaku.
B. Akad atau Perjanjian
Untuk asuransi syariah, akad yang menjadi landasan adalah akad takaful yaitu tolong menolong. Jika
terjadi masalah atau musibah pada salah satu peserta, peserta lain akan membantu dengan dana
tabarru’ (dana sosial).
Pada asuransi konvensional, prinsipnya adalah akad tabaduli yaitu akad jual-beli. Akad ini
dijalankan menurut syara’ yaitu harus ada kejelasan hal-hal seperti pembeli, penjual, objek yang
diperjualbelikan, harga, dan ijab qabul. Dalam hal ini, setiap pihak saling memahami dan menyetujui
transaksi yang terjadi.
C. Kepemilikan Dana & Pengelolaan
Pada asuransi syariah, dana dimiliki semua peserta asuransi sehingga perusahaan hanya berperan
sebagai pengelola dana tanpa hak memiliki. Dana ini lalu akan dikelola semaksimal mungkin untuk
keuntungan peserta asuransi dengan sistem transparan.
Pada pengelolaan dana asuransi syariah, bisa melibatkan objek-objek yang halal dan tidak boleh
mengandung ketidakjelasan/kesamaran (syubhat) baik secara hukum, sifat, maupun faktanya.
instrumen investasi yang dipilih harus sesuai syariat Islam.
Pada asuransi konvensional, dana premi harus dibayarkan nasabah/tertanggung sama seperti
transaksi jual-beli pada umumnya. Dana ini akan dikelola sesuai perjanjian, misalnya dialihkan
sebagian ke biaya dan investasi, atau pertimbangan lain sesuai jenis produk asuransi yang dipilih
demi mendapatkan keuntungan maksimal.
D. Pengawasan Dana
Pengawasan dana asuransi sangat penting sifatnya, berikut perbedaan antara kedua jenis asuransi ini:
جامعة اإلحياء اإلسالمية كونينجان
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
FAKULTAS ILMU KEISLAMAN
Alamat : Kampus 1 Jl. Mayasih No. 11 Kel. Cigugur Kuningan Telp./Fax. (0232) 873186
Kampus 2 Jl. Lapang Gintung No. 09 Selajambe Kuningan
Kampus 3 Jl. Siliwangi KM. 15 Ciawigebang Kuningan
Status :Terakreditasi, Izin Pendirian : SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 95/E/0/2014 Tgl. 16 Mei 2014
Pada asuransi syariah, ada melibatkan pihak ketiga sebagai pengawas kegiatan asuransi yaitu Dewan
Pengawas Syariah (DPS). DPS bertugas mengawasi proses transaksi perusahaan agar tetap
memegang prinsip syariah. DPS bertanggung jawab kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dalam asuransi konvensional, tidak ada badan pengawas khusus tertentu untuk kegiatan dan
transaksi perusahaan. Namun prinsipnya, setiap perusahaan asuransi resmi dan terdaftar harus
menurut pada peraturan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
E. Dana Hangus
Istilah dana hangus terjadi ketika tidak ada klaim dalam jangka periode asuransi yang disepakati,
misalnya dana hangus pada asuransi perjalanan ketika trip telah digenapi, atau dana asuransi properti
hangus ketika masa polis berakhir.
Asuransi syariah tidak memberlakukan istilah dana hangus. Dana tetap akan bisa diambil meskipun
nantinya ada sebagian kecil yang diikhlaskan sebagai dana tabarru. Ketika seseorang tidak sanggup
melanjutkan asuransi syariah, dana tetap dapat ditarik sepenuhnya sesuai yang sudah pernah
dibayarkan kepada perusahaan asuransi syariah.
Berbeda dengan asuransi konvensional. Status dana langsung hangus ketika periode polis berakhir,
tidak sanggup membayar premi berjalan, dan ketentuan lainnya.
10. Fungsi Pasar Modal.
Fungsi pertama yang wajib diketahui oleh semua orang yaitu sebagai sarana untuk menambah modal
usaha. Para pelaku bisnis harus mengetahui hal ini sebab tidak menutup kemungkinan jika di kemudian
hari membutuhkan modal usaha tambahan. Selain meminjam ke bank, para pengusaha juga bisa memilih
untuk terjun di dalam pasar ini dalam rangka mencari modal. Jadi perusahaan atau sebuah bisnis bisa
menjual sebagian saham nya di tempat ini. Saham yang dijual tersebut nantinya akan dibeli baik oleh
masyarakat, suatu lembaga, atau bisa juga oleh pemerintahan. Dari sanalah para pebisnis bisa
mendapatkan modal usaha tambahan.
Mungkin masih banyak yang belum sadar bahwa salah satu fungsi dari pasar yang satu ini juga adalah
untuk pemerataan pendapatan. Jadi dalam jangka waktu tertentu, saham yang telah dibeli oleh
masyarakat tersebut akan memberikan sebuah dividen. Nah bagi yang belum tahu, deviden ini
merupakan hak pemilik saham jika suatu perusahaan telah memperoleh keuntungan. Jadi masyarakat
yang sebelumnya telah membeli saham akan memperoleh bagi hasil dari keuntungan yang dimiliki
perusahaan. Semakin banyak orang yang sadar dengan hal yang satu ini maka diharapkan pendapatan
juga akan bisa merata.
Para pelaku bisnis atau pengusaha tentunya akan sangat diuntungkan dengan adanya saham yang bisa
diperjualbelikan. Dari saham yang telah terjual, maka perusahaan akan mendapatkan suntikan modal.
Nah jika modal yang dimiliki sudah meningkat otomatis produktivitas dari perusahaan juga akan
meningkat pula. Jadi bisnis yang dijalankan bisa semakin maju.
Fungsi dari pasar modal ini memang memiliki efek yang cukup luas. Bahkan bisa dikatakan bahwa efek
yang ditimbulkannya juga merupakan efek domino. Selain akan menguntungkan perusahaan dan pemilik
saham, rupanya pasar yang satu ini juga bisa membuka untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini
dikarenakan dengan suntikan modal yang didapatkan oleh perusahaan, maka aktivitas dari perusahaan
itu sendiri juga akan meningkat. Nah seiring peningkatan aktivitas yang terjadi pasti membutuhkan
tenaga kerja yang baru. Jadi tidak salah jika dikatakan bahwa salah satu fungsinya untuk membuka
lapangan pekerjaan baru.
Nah fungsi selanjutnya yaitu dapat meningkatkan pendapatan negara. Kenapa hal ini bisa terjadi? Sebab
pemerintah akan menerima pajak dari dividen yang dibagikan perusahaan kepada pemilik atau
pemegang saham. Nah dari sana otomatis pendapatan pemerintah pun bisa meningkat.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengukur perekonomian dari suatu negara bisa dilihat dari
aktivitas di pasar ini. Semakin banyak transaksi yang terjadi, berarti hal tersebut menandakan bahwa
aktivitas perekonomian di negeri tersebut memang baik.