Anda di halaman 1dari 13

RUANG LINGKUP ILMU KONSERVASI

“FRAKTUR GIGI”

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Nama : Nova Tirana Sari
NIM : PO.71.25.1.20.043
Kelas :B
Semester :3

Dosen Pembimbing :
drg. Saluna Deynilisa, M.Pd
Andre Sastrawijaya, SKG

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKTIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KESEHATAN GIGI
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fraktur“ selesai tepat waktu.
Makalah “Fraktur“ disusun guna memenuhi tugas dari Ibu drg. Saluna
Deynilisa, M.Pd dan bapak Andre Sastrawijaya, SKG pada bidang mata kuliah Restorasi
Gigi diInstansi Poltekkes Palembang. Selain itu, Saya juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang “Fraktur“.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu drg. Saluna
Deynilisa, M.Pd dan bapak Andre Sastrawijaya, SKG selaku dosen mata kuliah Restorasi
Gigi. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang dalam kehidupan sehari-hari serta yang ditekuni penulis. Saya juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan Saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 13 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
LATAR BELAKANG.............................................................................................1
LANDASAN TEORI...............................................................................................2
A. Pengertian Fraktur gigi.................................................................................2
B. Tanda-tanda Fraktur gigi..............................................................................2
C. Gejala-gejala fraktur gigi.............................................................................3
D. Penyebab fraktur gigi...................................................................................3
E. Klasifikasi fraktur gigi.................................................................................4
F. Macam-macam fraktur gigi..........................................................................4
G. Cara mengobati fraktur gigi.........................................................................5
H. Cara mencegah fraktur gigi..........................................................................6
PENUTUP................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8
SOAL...................................................................................................................... 9

ii
LATAR BELAKANG

Ilmu konservasi gigi merupakan cabang ilmu kedokteran gigi yang khusus
mempelajari tentang cara menanggulangi kelainan/penyakit jaringan keras gigi, pulpa, dan
periapeks untuk mempertahankan gigi di dalam mulut melalui restorasi dan perawatan
endodonti, baik secara konvensional maupun bedah. Perkembangan konservasi gigi
diarahkan ketiga bidang kekhususan yaitu: kariologi, endodontologi, dan teknologi
restorasi. Sebelum merencanakan perawatan konservasi gigi, kita harus terlebih dahulu
menegakkan diagnosa. Diagnosis merupakan identifikasi suatu penyakit atau suatu
keadaan dengan memperhatikan tanda dan gejala serta menentukan asal muasalnya.dalam
menegakkan diagnose, perlu dilakukan prosedur penegakan diagnosa secara sistematis,
seperti seperangkat data yang lengkap tentang keadaan penderita dari hasil pemeriksaan,
baik pemeriksaan subyektif (anamnesa), klinis),serta pemeriksaan pemeriksaan obyektif
(pemeriksaan penunjang, pemeriksaan radiografi,dll). ( Nurfauziah, 2017)
Pemeriksaan yang cermat dan seksama sangat penting dan perlu dilakukan untuk
menentukan diagnosis suatu penyakit dengan tepat dalam Kedokteran Gigi, termasuk
dalam bidang konservasi gigi. Selain diperlukan pemeriksaan, hal yang harus dimiliki
dalam menegakkan diagnosis secara tepat, termasuk dalam bidang konservasi gigi adalah
pengetahuan tentang keadaan normal serta macam-macam kelainan yang terdapat pada
jaringan keras gigi, pulpa, maupun periapikal beserta gejala khusus dari kelainan-kelainan
tersebut. Atas dasar ilmu pengetahuan tersebut di atas kemudian informasi dikumpulkan
melalui prosedur pemeriksaan secara teliti dan sistematis agar didapatkan seperangkat data
yang lengkap dan tepat. Melalui data yang telah dikumpulkan ini kemudian diagnosis
ditetapkan. Setelah mengetahui diagnosis suatu penyakit, maka kita dapat menentukan
rencana perawatan apa yang akan kita lakukan untuk mengatasi kelainan yang ada, baik itu
pada jaringan keras gigi, pulpa, maupun kelainan periapikal. Setelah menentukan diagnosa
dan rencana perawatan, kita dapat menentukan prognosa dari kelainan yang ada.
(Nurfauziah,2017)

1
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Fraktur
Fraktur gigi adalah kondisi di mana gigi retak atau patah. Tergantung dari tipenya,
fraktur pada gigi bisa menimbulkan nyeri dan pembengkakan. Tapi kondisi ini juga
mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Tidak semua gigi patah dengan cara yang
sama. (Nina Hartiwi Putri 2019)
Fraktur gigi adalah hilangnya atau lepasnya fragmen dari suatu gigi utuh biasanya
disebabkan oleh trauma atau benturan. Dampak fraktur adalah nekrosis, menurunnya
estetika dan abses. ( Saluna Deynilisa, 2018)
Fraktur (Patah) gigi dapat terjadi akibat goncangan kerana kontak yang tiba-tiba.
Benturan dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung pada gigi. Trauma yang
terjadi tergantung pada hebatnya benturan. Hebatnya benturan dapat menyebabkan
peradangan pada selaput periodontium dan pulpa. Jika pada fraktur juga mengenai
pulpa, pulpa akan terbuka. Matinya pulpa adalah akibat putusnya pulpa atau terjadinya
trombosit dalam pembuluh darah (teristimewa pada apeks). Pengobatanyya
bergantung pada hebatnya kerusakan. (Saluna Deynilisa 2016)

Gambar 1: Fraktur gigi

Sumber : Adi Pratama,2013

B. Tanda-Tanda Fraktur Gigi


Tidak semua orang yang mengalami fraktur gigi akan merasakan gejala. Bahkan,
beberapa orang ada yang tidak menyadari dirinya mengalami kondisi ini. Beberapa
tipe fraktur gigi pun tidak berbahaya dan tidak membutuhkan perawatan. Namun saat

2
menimbulkan gejala, beberapa kondisi di bawah ini bisa Anda rasakan: ( Nina Hertiwi
putri, 2019)
1. Muncul rasa nyeri saat makan, terutama saat mengunyah dan menggigit makanan.
2. Gusi bengkak di sekitar gigi yang patah.
3. Gigi tiba-tiba terasa sensitif saat mengonsumsi makanan atau minuman manis.
4. Rasa nyeri yang bisa muncul dan hilang tiba-tiba.
5. Muncul rasa nyeri di sekitar gusi dan gigi, tapi tidak jelas sumbernya.

C. Gejala Fraktur Gigi


Menururt Saluna Deynilisa ( 2016 ) Gejala-gejala dari Fraktur adalah sebagai
berikut :
1. Peradangan pada periodontium memberi gejala seperti periodontitis akut.
2. Peradangan periodontium dan pulpa memberi gejala seperti periodontitis akut dan
pulpitis akut.
3. Matinya pulpa memberi gejala perubahan warna gigi, yang didahului oleh rasa
sakit karena periodontitis akut dan abses alveolaris akut. Untuk fraktur kecil yang
hanya mengenai email dan sedikit dentin, gejala yang timbul adalah gigi ngilu jika
terkena makanan atau minuman dingin dan panas.
4. Pada fraktur yang hebat gigi akan goyang, dan sanhgat sakit jika disentuh.

D. Penyebab Fraktur Gigi


Menurut Nina Hertiwi Putri (2019) Fraktur gigi bisa disebabkan oleh berbagai hal
berikut:
1. Tekanan akibat kebiasaan menggeretakan gigi.
2. Tambalan gigi yang berlebihan, sehingga berbenturan dengan gigi lain di atas atau
di bawahnya saat menggigit.
3. Mengunyah atau menggigit makanan keras, seperti permen, es batu, dan kacang.
4. Kecelakaan yang mengenai mulut, misalnya jatuh, tertabrak, atau cedera saat
berolahraga.
5. Perubahan temperatur yang ekstrem di rongga mulut, seperti langusung
mengonsumsi makanan yang panas setelah mengonsumsi minuman yang sangat
dingin.

3
E. Klasifikasi Fraktur Gigi
Terdapat beberapa klasifikasi untuk fraktur gigi, yaitu: (Josephine darmawan,2017)
1. Klasifikasi Ellis
 Ellis I: melibatkan korona sampai enamel. Umumnya tidak nyeri ataupun
diskolorasi.
 Ellis II: melibatkan enamel dan dentin. Umumnya nyeri dengan rangsangan
sentuh atau udara. Lapisan dentin berwarna kuning dapat terlihat pada saat
pemeriksaan.
 Ellis III: melibatkan enamel, dentin, dan pulpa. Umumnya nyeri dan terlihat
darah atau bagian berwarna kemerahan pada bagian tengah gigi.

2. Klasifikasi Silvestri dan Singh


 Fraktur komplit: fraktur yang membagi gigi menjadi 2 fragmen terpisah, terdiri
dari fraktur oblique dan vertikal.
 Fraktur inkomplit: fraktuk yang tidak membagi gigi menjadi dua fragmen
terpisah, terdiri dari fraktur oblique dan vertikal.

3. Klasifikasi American Association of Endodontists (AAE)


 Fraktur craze line: melibatkan enamel saja
 Fraktur tonjolan gigi/cusp fracture: melibatkan korona gigi hingga dentin dan
berakhir pada bagian servikal gigi
 Gigi retak/cracked tooth: keretakan gigi pada permukaan oklusal ke arah apikal
tanpa membagi gigi menjadi dua fragmen
 Split tooth: keretakan pada gigi mulai dari batas marginal ke arah mesiodistal
yang membelah gigi menjadi dua fragmen terpisah
 Fraktur akar gigi/root fracture: fraktur pada akar gigi, dapat berupa fraktur
komplit ataupun inkomplit.

F. Macam-macam Fraktur Gigi


1. Fraktur kecil adalah fraktur yang mengenai sedikirt sekali dentin sehingga
perawatannya cukup dengan menghaluskan pinggiran email yang tajam. Akan
tetapi lebih baik jika hal ini diteruskan kedokter gigi sehingga dapat diberi foto

4
rongsen untuk mengetahui ada tidaknyafraktur akar. Ada baiknya gusi yang
menutupi akar diolesi dengan yodium 3%.
2. Fraktur mengenai pulpa jika sebagian email dan dentin hilang dan pulpa terbuka.
Pulpa sangan sensitif pada sentuhan panas, dingin,manis dan asam. Segera setelah
terjadinya fraktur pulpa, mungkin mengalami pendarahan yang hebat. Pemberian
fenol pada permukaan pulpa dapat menghindari gejaya yang tidak enak sehingga
harus diteruskan kedokter gigi.
3. Fraktur akar sukar diketahui kecuali dengan foto rongsen. Mahkota gigi yang dapat
digoyangkan lebih dari biasa, krepitasi dan sakit menunjukkan adanya fraktur akar.
Krepitasi ialah suara yang disebabkan oleh bergesernya bagian-bagian fraktur,
suaranya seperti jika memeras amalgam. Kondisi ini harus diteruskan kedokter gigi.
(Saluna deynilisa, 2016)

G. Cara Mengobati Fruktur Gigi


Perawatan yang dilakukan akan bergantung pada tingkat keparahan fraktur gigi
yang terjadi. Beberapa jenis penanganan yang dapat dilakukan meliputi: ( Nina
Hertiwi Putri, 2019 )
1. Penambalan gigi
Prosedur ini dapat dilakukan jika gigi yang retak tidak terlalu parah, dan
bentuknya masih bisa dikembalikan dengan penambalan. Saat penambalan gigi,
dokter juga akan mengikis tepi-tepi gigi yang patah menggunakan bur agar halus
dan dapat ditambal dengan baik.

2. Pemasangan veneer
Jika fraktur yang terjadi tidak terlalu besar, veneer dapat dijadikan pilihan
untuk mengembalikan gigi ke bentuk semulanya. Anda dapat berdiskusi dengan
dokter mengenai jenis veneer yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi Anda.

3. Pemasangan mahkota jaket


Berbeda pula dengan penanganan untuk gigi patah cukup besar, misalnya
hingga menghilangkan sebagian besar mahkota gigi, namun akar giginya masih
kuat. Pada kondisi ini, pemasangan mahkota jaket bisa menjadi pilihan perawatan
yang ideal.Mahkota jaket adalah sejenis gigi palsu, yang dipasangkan menutupi sisa

5
gigi asli. Mahkota jaket akan ditempel ke gigi asli menggunakan bahan khusus dan
bersifat permanen.

4. Perawatan saluran akar


Jika fraktur gigi yang terjadi sudah mencapai lapisan yang terdapat saraf
gigi, dokter gigi mungkin akan menyarankan perawatan saluran akar. Tujuannya
adalah mengangkat saraf gigi yang telah rusak.Setelah perawatan saluran akar
selesai, dapat dilakukan perawatan lanjutan berupa pemasangan mahkota jaket pada
gigi. Prosedur ini akan mengembalikan bentuk gigi menjadi baik seperti semula.

5. Pencabutan gigi
Pencabutan adalah pilihan perawatan terakhir. Langkah medis ini dilakukan
jika fraktur gigi yang terjadi sudah sangat parah dan tidak memungkinkan
dilakukan perawatan lainnya.

H. Cara Mencegah Fraktur Gigi


Gigi yang patah memang tidak sepenuhnya bisa dicegah, terutama jika berkaitan
dengan kecelakaan tidak terduga. Namun beberapa langkah di bawah ini mungkin
dapat membantu Anda untuk menghindarinya: (Nina Hertiwi Putri,2019)
 Jangan mengunyah atau menggigit benda keras, seperti es batu atau pulpen.
 Hentikan kebiasaan menggeretakkan gigi.
 Jika Anda memiliki kebiasaan menggeretakkan gigi saat tidur, konsultasikan
kondisi tersebut ke dokter gigi agar dibuatkan alat pelindung gigi. Alat ini bisa
Anda pakai saat tidur.
 Gunakan alat pelindung gigi saat berolahraga, terutama olahraga yang banyak
melakukan benturan fisik.

6
PENUTUP
Fraktur gigi merupakan salah satu dari penyebab utama kerusakan pada gigi setelah
karies dan penyakut jaringan periodontal. Fraktur gigi adalah suatu kondisi ggigi geligi
yang memperlihatkan hilangnya atau lepasnya fregmen dari suatu gigi utuh. Kondisi ini
biasanya disebabkan oleh trauma pada bagian wajah atau gigi geligi seperti olahraga yang
melakukan kontak fisik atau terlibat dalam kecelakaan mobil. Fraktur gigi biasanya terjadi
bersamaan dengan cedera mulut lainnya. ( Saluna Deynilisa,2018)

7
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Josephine. 2017. Diagnosa Fraktur Gigi. https://www.alomedika.com/penyakit


kesehatan-gigi-dan-mulut/fraktur-gigi/diagnosis ( diakses Pada tanggal 13 September
2021)

Deynilisa, Saluna. 2018. Bahan Ajar Penatalaksanaan Restorasi Gigi ( Dental Restorative )

Deynilisa, Saluna. 2016. Ilmu Konservasi Gigi. Buku Kedikteran EGC

Hertiwi, Putri, Nina. 2019. Fraktur Gigi. https://www.sehatq.com/penyakit/fraktur-gigi


(Diakses Pada Tanggal 13 September 2021)

Nurfauziah. 2017.Ilmu Konservasi. https://pdfcoffee.com/qdownload/bab-i-konservasi-


pdf-free.html ( Diakses pada tanggal 13 September 2021 )

Pratama, Adi. 2013. Klasifikasi Fraktur Ellis. https://adifkgugm.blogspot.com/2013/10/


klasifikasi-fraktur-ellis.html ( Diakses pad tanggal 13 September 2021 )

8
SOAL
1. Ada seorang pasien datang ke klinik gigi dengan keluhan giginya mengalami retak
yang disebabkan oleh kecelakaan motor saat berkendara dijalan raya.
Kasus pada teks diatas adalah......
a. Abses
b. Fraktur gigi
c. Atrisi
d. Erosi
e. Abrasi
Jawaban : b. Fraktur gigi

2. Pasien berusia 30 tahun datang keklinik gigi, pasien tersebut merasakan nyeri
dengan rangsangan sentuh atau udara. Lapisan dentin berwarna kuning dapat
terlihat pada saat pemeriksaan.
Hal diatas merupakan Kalsifikasi....
a. Farktur ellis II
b. Fraktur ellis I
c. Fraktur ellis III
d. Farktur komplit
e. Fraktur inkomplit
Jawaban : a.Fraktur ellis II

3. Seorang dokter gigi di klinik dental care menyatakan bahwa ada suatu kondisi gigi
geligi yang memperlihatkan hilangnya atau lepasnya fragmen dari suatu gigi utuh.
Dokter tersebut sedang menjelaskan definisi.....
a. Karies gigi
b. Atrisi gigi
c. Abrasi gigi
d. Erosi
e. Fraktur gigi
jawaban : e. Fraktur gigi

9
4. Matinya pulpa memberi gejala perubahan warna gigi, yang didahului oleh rasa sakit
karena periodontitis akut dan abses alveolaris akut. Untuk fraktur kecil yang hanya
mengenai email dan sedikit dentin.
Termasuk ke identifikasi apakah kalimat diatas...
a. Pengertian fraktur gigi
b. Gejala fraktur gigi
c. Macam-macam fraktur gigi
d. Klasifikasi fraktur gigi
e. Cara mencegah fraktur gigi
Jawaban : b. Gejala fraktur gigi

5. Pasien datang dengan Mahkota gigi yang dapat digoyangkan lebih dari biasa,
krepitasi dan sakit menunjukkan adanya fraktur akar. Krepitasi ialah suara yang
disebabkan oleh bergesernya bagian-bagian fraktur, suaranya seperti jika memeras
amalgam.
Kondisi diatas merupakan fraktur..
a. Fraktur mengenai pulpa
b. Fraktur kecil
c. Fraktur akar sukar
d. Fraktur mengenai dentin
e. Fraktur mengenai pulpa
Jawaban : c. Fraktur akar sukar

10

Anda mungkin juga menyukai