2018 Hukum Sesi 14 Rima Kebijakan Kriminal Dalam Hukum Kesehatan
2018 Hukum Sesi 14 Rima Kebijakan Kriminal Dalam Hukum Kesehatan
DALAM PELAYANAN
KESEHATAN :
PERSPEKTIFHUKUMPIDANA
HUKUM PIDANA :
bagian dari aturan hukum yang berlaku di suatu
negara.
RUANG LINGKUP HUKUM PIDANA :
Hukum Pidana Materiil = Hukum Pidana
Substantif = HUKUM PIDANA.
Hukum Pidana Formil = HUKUM ACARA PIDANA.
Hukum Pelaksanaan Pidana = HUKUM
PENITENSIER.
HUKUM PIDANA (2)
HUKUM PIDANA (MATERIIL) :
mengatur tiga persoalan (trias hukum pidana) :
tindak pidana, sanksi pidana dan
pertanggungjawaban pidana.
HUKUM ACARA PIDANA :
mengatur proses penyelesaian perkara tindak
pidana (sistem peradilan pidana) yang meliputi
tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan dan
pemeriksaan sidang pengadilan.
HUKUM PENITENSIER :
mengatur tata cara pelaksanaan (eksekusi)
sanksi pidana.
ISTILAH DAN PENGERTIAN
MALPRAKTIK (1)
Malpraktik = Malpraktek = Malapraktik =
Malapraktek.
Malpraktik bukan merupakan istilah yuridis,
tetapi istilah sosiologis.
Malpraktik = Mal dan Praktik.
Mal (bahasa Yunani) : buruk.
Praktik (KBBI) : menjalankan pekerjaan (misal
dokter, pengacara).
Malpraktik : menjalankan pekerjaan secara
buruk.
Malapraktik (KBBI) : praktik kedokteran yang
salah, tidak tepat, menyalahi undang-undang
atau kode etik.
ISTILAH DAN PENGERTIAN
MALPRAKTIK (2)
J. Guwandi :
Malpraktik
merupakan istilah yang memiliki
konotasi buruk, bersifat stigmatis,
menyalahkan.
Malpraktik adalah praktik buruk dari seseorang
yang memegang suatu profesidalamartiumum
(seperti profesi medis, ahli hukum, akuntan).
CATATAN : malpraktik dalam pelayanan
kesehatan sering disebut dengan “malpraktik
medik”.
PENGERTIAN MALPRAKTIK MEDIK (1)
Ari Yunanto & Helmi :
medik adalah kesalahan baik disengaja
Malpraktik
maupun tidak disengaja (kelalaian) dalam
menjalankanprofesimedikyang tidaksesuaidengan
Standar Profesi Medik dan Standar Prosedur
Operasional dan berakibat buruk/fatal dan atau
mengakibatkankerugianlainnyapadapasien, yang
mengharuskan dokter bertanggung jawab secara
administrasi,perdata, dan atau pidana.
Catatan :
Pengertian Standar Profesi dan Standar Prosedur
Operasional bisa dibaca pada Penjelasan Pasal 50 UU
No. 29 Tahun 2004.
PENGERTIAN MALPRAKTIK MEDIK (2)
Adami Chazawi :
Malpraktik medik terjadi jika dokteratauorang
yangadadibawahperintahnya dengan sengaja
atau karena kelalaianmelakukan perbuatan(aktif
atau pasif) dalam praktik medik terhadap
pasiennya dalam segala tingkatan yang
melanggar standar profesi, standar prosedur ,
atau prinsip-prinsip kedokteran, atau dengan
melanggar hukum tanpa wewenang, dengan
menimbulkan akibat kerugian bagi tubuh,
kesehatan fisik maupun mental, nyawa pasien,
sehingga membentuk pertanggungjawaban
hukum.
PENGERTIAN MALPRAKTIK MEDIK (3)
MALPRAKTIK MEDIK DAN KELALAIAN MEDIK :
Malpraktik Medik (Medical Malpractice):
perbuatannya bisa dilakukan dengan sengaja
(kesengajaan) maupun tidak dengan sengaja
(kelalaian).
KelalaianMedik (Medical Negligence) :
perbuatannya dilakukan tidak dengan sengaja
(kelalaian).
KESIMPULAN :
Malpraktik dalam pelayanan kesehatan bisa
diberikan pengertian luas sebagai “medical
malpractice” dan pengertian sempit sebagai
“medicalnegligence”.
MALPRAKTIK MEDIK :
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA (1)
Malpraktikmedik : PERSPEKTIF HUKUM
ADMINISTRASI, HUKUM PERDATA, HUKUM
PIDANA.
Malpraktik medik : PERSPEKTIF HUKUM
ADMINISTRASI :“pelanggaran disiplin”.
Malpraktik medik : PERSPEKTIF HUKUM
PERDATA : “timbulnya kerugian”.
Malpraktik medik : PERSPEKTIF HUKUM PIDANA
: “tindak pidana”.
CATATAN :
Bandingkan dengan Pasal 66 UU No. 29 Tahun
2004.
MALPRAKTIK MEDIK :
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA (2)
Malpraktik medik dalam perspektif hukum
pidana : “tindak pidana”.
Tindak pidana : “perbuatan” yang dilarang dan
diancam dengan “sanksi pidana” di dalam
peraturan perundang-undangan .
Sanksi pidana : pidana pokok dan
pidana tambahan.
Pidana pokok : pidana mati, penjara, kurungan,
denda, tutupan.
Pidana tambahan : pencabutan hak-hak tertentu,
perampasan barang-barangtertentu,
pengumuman putusan pengadilan.
MALPRAKTIK MEDIK :
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA (3)
Malpraktik medik Peraturan dalam perspektif
hukum pidana berkaitan dengan “tindak pidana”
dalam
“peraturan perundang-undangan”.
perundang-undangan yang mengatur dan
merumuskan “tindak pidana” serta bisa dikaitkan
dengan malpraktik medik :
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
2. UU No. 29 Tahun 2004 (6-10-2004/2005).
3. UU No. 36 Tahun 2009 (13-10-2009). 4. UU
No. 36 Tahun 2014 (17-10-2014).
MALPRAKTIK MEDIK
DALAM KUHP (1)
Pasal 267 KUHP : Pemalsuan Surat Keterangan
Dokter
Seorang dokter yang dengan sengaja memberikan
surat keterangan palsu tentang ada atau tidaknya
penyakit, kelemahan, atau cacat (pidana penjara
maksimal 4 tahun).
Keterangan diberikan dengan maksud untuk
memasukkan seseorang ke dalam RS atau untuk
menahannya di RS (pidana penjara maksimal 8
tahun 6 bulan).
Orang yang dengan sengaja menggunakan surat
keterangan palsu di atas (pidana penjara maksimal
4 tahun).
MALPRAKTIK MEDIK DALAM KUHP (2)
Pasal 322 KUHP : Rahasia Kedokteran
Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia
yang wajib disimpannya karena jabatan atau
pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang
dahulu (pidana penjara maksimal 9 bulan atau
denda maksimal Rp. 600,00).
Perbuatan di atas hanya dapat dituntut atas
pengaduan orang yang bersangkutan (korban
pembukaan rahasia jabatan).
MALPRAKTIK MEDIK DALAM KUHP (3)
Pasal 75 :
Setiap dokter atau dokter gigi yang dengan
sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa
memiliki STR (pidana penjaramaksimal3tahun
atau denda maksimal Rp. 100 juta).
Setiap dokter atau dokter gigi WNA yang dengan
sengaja melakukan praktik kedokteran tanpa
memiliki STR sementara/bersyarat (pidana
penjara maksimal 3 tahun atau denda maksimal
Rp. 100 juta).
MALPRAKTIK MEDIK DALAM UU NO.
29/2004 (2)
Pasal 76 : setiap dokter atau dokter gigi yang
dengan sengaja melakukan praktik kedokteran
tanpa memiliki SIP (pidana penjaramaksimal3
tahunatau denda maksimal Rp. 100 juta).
Pasal 77 : setiap orang yang dengan sengaja
menggunakan identitas berupa gelar atau bentuk
lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat
seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter
atau dokter gigi yang telah memiliki STR
dan/atau izin praktik (pidana penjara maksimal 5
tahun atau denda maksimal Rp. 150 juta).
MALPRAKTIK MEDIK DALAM UU NO.
29/2004 (3)
Pasal 78 : setiap orang yang dengan sengaja
menggunakan alat, metode atau cara lain dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
menimbulkan kesan seolah-olah yang
bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang
telah memiliki STR dan/atau izin praktik (pidana
penjara maksimal 5 tahun atau denda maksimal
Rp. 150 juta).
Pasal 79 : setiap dokter atau dokter gigi yang
dengan sengaja tidak memasang papan nama,
atau tidak membuat rekam medis, atau tidak
memenuhi kewajiban dalam Pasal 51 huruf a,b,c,d
atau e (pidana kurunganpalinglama1 tahunatau
denda maksimal Rp. 50 juta).
MAPRAKTIK MEDIK DALAM UU NO.
29/2004 (4)
Pasal 80 :
Setiap orangyang dengan sengaja
mempekerjakan dokter atau dokter gigi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 (pidana
penjara maksimal 10 tahun atau denda maksimal
Rp. 300 juta).
Pelaku perbuatan korporasi dipidana denda
maksimal Rp. 300 juta ditambah dengan 1/3 atau
pencabutan izin.
MALPRAKTIK MEDIK DALAM UU NO.
36/2009 (1)
Pasal 190 :
Pimpinanfasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau
pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan
yang dengan sengaja tidak memberikan
pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam
keadaan gawat darurat (pidana penjara maksimal
2 tahun “dan” denda maksimal Rp. 200 juta).
Perbuatan mengakibatkan kecacatan/kematian
(pidana penjara maksimal 10 tahun “dan” denda
maksimal Rp. 1 miliar).
MALPRAKTIK MEDIK DALAM UU NO.
36/2009 (2)
Pasal 191 : setiap orang yang tanpa izin
melakukan praktik pelayanan kesehatan
tradisional yang menggunakan alat dan teknologi
sehingga mengakibatkan kerugian harta benda,
luka berat atau kematian (pidana penjara
maksimal 1 tahun “dan” denda maksimal Rp. 100
juta).
Pasal 192 : setiap orang yang dengan sengaja
memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh
dengan dalih apapun (pidana penjara maksimal
10 tahun “dan” denda maksimal Rp. 1 miliar).
MALPRAKTIK MEDIK DALAM UU NO.
36/2009 (3)
Pasal 193 : setiap orang yang dengan sengaja
melakukan bedah plastik dan rekonstruksi untuk
tujuan mengubah identitas seseorang (pidana
penjara maksimal 10 tahun “dan” denda
maksimal Rp. 1 miliar).
Pasal 194 : setiap orang yang dengan sengaja
melakukan aborsi tidak sesuai dengan Pasal 75
ayat 2 (pidana penjara maksimal 10 tahun “dan”
denda maksimal Rp. 1 miliar).
Pasal 195 : setiap orang yang dengan sengaja
memperjualbelikan darah dengan dalih apapun
(pidana penjara maksimal 5 tahun “dan” denda
maksimal Rp. 500 juta).
MALPRAKTIK MEDIK DALAM UU NO.
36/2009 (4)
Pasal196 : setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi
dan atau alat kesehatan yang tidak memenuhi
standar dan atau persyaratan keamanan, khasiat
atau kemanfaatan dan mutu (pidana penjara
maksimal 10 tahun “dan” denda maksimal Rp. 1
miliar).
Pasal 197 : setiap orang yang dengan sengaja
memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi
dan atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin
edar (pidana penjara maksimal 15 tahun “dan”
denda maksimal Rp. 1,5 miliar).
Pasal 198 : setiap orang yang tidak memiliki
keahlian dan kewenangan untuk melakukan praktik
kefarmasian (pidana denda maksimal Rp. 100 juta).
MALPRAKTIK MEDIK DALAM UU NO.
36/2014 (1)
Pasal-pasaldalam UU No. 36/2014 yang memuat
tindak pidana yaitu : Pasal 83-86.
Pasal 83 : Setiap orang yang bukan Tenaga
Kesehatan melakukan praktik seolah-olah
sebagai Tenaga Kesehatan yang telah memiliki
izin dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun.
CATATAN :
Bandingkan Pasal 88 UU No. 36/2014 dengan
Pasal 77 UU No. 29/2004.
Apakah Pasal 83 UU No. 36/2014 bisa menjadi
ketentuan “lex specialis” dari Pasal 77 dan Pasal
78 UU No. 29/2004 ?
MALPRAKTIK MEDIK DALAM UU NO.
36/2014 (2)
Pasal 84 ayat (1) : Setiap Tenaga Kesehatan
yang melakukan kelalaian berat yang
mengakibatkan Penerima Pelayanan
Kesehatan luka berat dipidana dengan pidana
penjara paling lama 3 (tiga) tahun.
Pasal 84 ayat (2) : Jika kelalaian berat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan kematian, setiap Tenaga
Kesehatan dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun.
CATATAN : pasal di atas bisa menjadi ketentuan
khusus (lex specialis) dari Pasal 359-360 KUHP.
MALPRAKTIK MEDIK DALAM UU NO.
36/2014 (3)
Pasal 85 ayat (1) : Setiap Tenaga Kesehatan
yang dengan sengaja menjalankan praktik
tanpa memiliki STR dipidana dengan pidana
denda paling banyak Rp 100 juta.
Pasal 84 ayat (2) : Setiap Tenaga Kesehatan
warga negara asing yang dengan sengaja
memberikan pelayanan kesehatan tanpa
memiliki STR Sementara dipidana dengan
pidana denda paling banyak Rp 100 juta.
CATATAN : pasal di atas bisa menjadi ketentuan
khusus (lex specialis) dari Pasal 75 UU No.
29/2004.
MALPRAKTIK MEDIK DALAM UU NO.
36/2014 (4)
Pasal 86 ayat (1) : Setiap Tenaga Kesehatan
yang menjalankan praktik tanpa memiliki izin
(SIP) dipidana dengan pidana denda paling
banyak Rp 100 juta.
Pasal 86 ayat (2) : Setiap Tenaga Kesehatan
warga negara asing yang dengan sengaja
memberikan pelayanan kesehatan tanpa
memiliki SIP dipidana dengan pidana denda
paling banyak Rp 100 juta.
CATATAN : pasal di atas bisa menjadi ketentuan
khusus (lex specialis) dari Pasal 76 UU No.
29/2004.
PENEGAKAN HUKUM PIDANA
MALPRAKTIK MEDIK (1)
Proses penegakan hukum pidana malpraktik
dalam pelayanan kesehatan menggunakan UU
No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
atau Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP). Mekanisme :
1. Penyelidikan
2. Penyidikan.
3. Penuntutan.
4. Pemeriksaan Sidang Pengadilan.
5. Pelaksanaan Putusan.
PENEGAKAN HUKUM PIDANA
MALPRAKTIK MEDIK (2)
Penyelidikan : tindakan penyelidik untuk mencari
dan menemukan peristiwa yang diduga sebagai
tindak pidana guna menentukan dapat atau
tidaknya dilakukan penyidikan.
Penyidikan: tindakan penyidik untuk mencari dan
mengumpulkan bukti guna membuat terang
tindak pidana yang terjadi dan menemukan
tersangka pelakunya.
PENEGAKAN HUKUM PIDANA
MALPRAKTIK MEDIK (3)
EtikaKedokterandanHukumKesehatan (M.
Jusuf Hanafiah dan Amri Amir).
HukumMedik(J. Guwandi).
MalpraktikKedokteran:TinjauanNormadan
DoktrinHukum(Adami Chazawi).
Sumpah Hippocrates : Aspek Hukum
MalpraktikDokter(Munir Fuady).
HukumPidanaMalpraktikMedik(Ari Yunanto
dan Helmi).
Tuntutan Pidana dan Perdata Malpraktik
(Mudakir Iskandarsyah).
REFERENSI (2)
Batas Pertanggungjawaban Hukum
MalpraktikDokter(Hendroyono Soewono).
Hukum Malpraktik Kedokteran (Rinanto
Suryadhimirtha).
Asas-asasHukumPidana(Moeljatno).
Asas-Asas Hukum Pidana (Bambang
Poernomo).
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
UU No. 29 Tahun 2004.
UU No. 36 Tahun 2009.
UU No. 36 Tahun 2014.