Didirikan pada 17 Juli 1905 di Jakarta, organisasi ini awalnya beraktivitas di bidang
pendidikan dasar dan mengirim para pelajar ke Turki dan merupakan satu – satunya
organisasi pendidikan modern di Indonesia. Guru – gurunya didatangkan dari Tunisia,
Sudan, Maroko, Mesir dan Arab. Korespondensi mereka dengan tokoh – tokoh
pergerakan dan juga surat kabar di luar negeri turut menyebarkan kabar mengenai
kekejaman pemerintah Belanda.
MIAI dibentuk untuk menjadi wadah bagi ormas – ormas Islam di Indonesia pada zaman
sebelum kemerdekaan. Didirikan pada Selasa Wage, 15 Rajab 1356 atau 21 September
1937 dengan prakarsa KH Hasyim Asy’ari. Beberapa ormas Islam anggota MIAI adalah
Muhammadiyah, NU, Al Irsyad, Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Al Khoiriyah,
Persyarikatan Ulama Indonesia (PUI), Al Hidayatul Islamiyah, Persatuan Islam (Persis),
Partai Islam Indonesia (PII), Partai Arab Indonesia (PAI), Jong Islamiaten Bond, Al
Ittihadiyatul Islamiyah dan Persatuan Ulama Seluruh Aceh (PUSA). Pada awalnya MIAI
hanya menjadi koordinator untuk berbagai kegiatan, tetapi kemudian berkembang
menjadi wadah yang mempersatukan para umat Islam tanah air untuk menghadapi
politik Belanda yang memecah belah para ulama dan partai Islam. Pada periode 1939 –
1945 para ulama bergabung bersama dalam satu majelis.
c. Muhammadiyah
Arti namanya adalah Kebangkitan Ulama, suatu ormas Islam yang didirikan oleh para
ulama yang berasal dari pesantren pimpinan KH. Hasyim Asy’ari di Surabaya pada 31
Januari 1926. Sangat banyak pondok pesantren besar yang didirikan NU di berbagai
wilayah di Indonesia, selain itu juga mengelola sekolah – sekolah formal seperti SD, SMP,
SMA sampai tingkat perguruan tinggi. Ketika bergabung dalam MIAI, NU akhirnya
terlibat dalam dunia politik sampai pembubaran MIAI pada 1943.
Ormas ini didirikan oleh KH Abdul Halim, yang merupakan seorang ulama pengasuh di
Pondok Pesantren Majalengka, Jabar pada 1911. PUI adalah gabungan dari dua
organisasi Islam yang ada di Jawa Barat yaitu Persyarikatan Umat Islam dan organisasi
Al Ittihad Al Islamiyah pimpinan KH Ahmad Sanusi di Sukabumi. PUI kemudian
mendirikan banyak sekolah serta pondok pesantren di Jawa Barat.
Tempat/Tanggal Lahir:
Ngayogyakarta Hadiningrat, 11 November 1785
Wafat:
Makassar, 8 Januari 1855
Kiprah:
Memimpin Perang Jawa atau Perang Diponegoro melawan Belanda, 1825-1830
Penghargaan:
Babad Diponegoro diakui UNESCO sebagai Warisan Ingatan Dunia (Memory of the
World) pada 21 Juni 2013
b. Idham Calid
Tempat/Tanggal Lahir:
Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921
Wafat:
Jakarta, 11 Juli 2010
Kiprah:
• Menjadi penerjemah dalam beberapa pertemuan petinggi Jepang dengan alim
ulama NU
• Panitia Kemerdekaan Indonesia Daerah di Kota Amuntai
• Persatuan Rakyat Indonesia, partai lokal, kemudian pindah ke Serikat Muslim
Indonesia
• Pada 1950 menjadi anggota DPRS mewakili Masyumi tapi pada 1952 Idham
bergabung dengan Partai Nahdlatul Ulama
• Dalam Pemilu 1955, menjadi wakil perdana menteri. Pada tahun yang sama, dia
terpilih menjadi Ketua Umum PBNU pada usia 34 tahun.
Tempat/Tanggal Lahir:
Ujung Harapan, Bekasi, 1914
Wafat:
Kiai Wahid Hasyim
Tempat/Tanggal Lahir:
Jombang, 1 Juni 1914
Kiprah:
• Menerapkan sistem tutorial di lingkungan Pondok Pesantren Tebuireng, dan
memasukkan ilmu pengetahuan umum
• Menginisiasi pembentukan laskar Hizbullah pada 4 Desember 1944
• Ikut mendirikan Masyumi
• Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
• Menteri Agama dalam tiga kabinet
29 Januari 1992
Istri:
Siti Rahmah
Orang Tua:
Anwar bin Layu dan Maemunah binti Tarbin
Kiprah:
• Mendirikan Pondok Pesantren At-Taqwa di Ujungmalang atau Ujung Harapan
Bekasi
• Memimpin pertempuran melawan Belanda di Pondok Ungu, 29 September 1945
• Bersama Jenderal Oerip Soemohardjo mendirikan Markas Pusat Hizbullah-
Sabilillah
• Memimpin gerilya laskar Rakyat Bekasi Hizbullah di Karawang dan Bekasi, 1947-
1948
d. Kiai Wahid Hasyim
Tempat/Tanggal Lahir:
Jombang, 1 Juni 1914
Kiprah:
• Menerapkan sistem tutorial di lingkungan Pondok Pesantren Tebuireng, dan
memasukkan ilmu pengetahuan umum
• Menginisiasi pembentukan laskar Hizbullah pada 4 Desember 1944
• Ikut mendirikan Masyumi
• Anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
• Menteri Agama dalam tiga kabinet
Sumber https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20160518/10-Pahlawan-Santri-/