Anda di halaman 1dari 13

USULAN PENELITIAN

GAMBARAN KUNJUNGAN LANSIA PENDERITA HIPERTENSI


KE POSBINDU DI MASA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

BAGUS WITA DHARMA SUTA ARPIN


NIM.17C10047

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal penelitian dengan judul “Gambaran Kunjungan Lansia Penderita Hipertensi


ke Posbindu di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Kerja Puskesmas II
Denpasar Barat”, telah mendapatkan persetujuan pembimbing untuk diajukan dalam
ujian proposal penelitian.

Denpasar, 14 Januari 2021


Pembimbing I Pembimbing II

I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS Ns. I Nengah Adiana,S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B


NIDN 0829097901 NIDN 0820058504
PERNYATAAN PERSETUJUAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Proposal penelitian dengan judul “ Gambaran Kunjungan Lansia Penderita


Hipertensi ke Posbindu di Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas II
Denpasar Barat”, telah mendapat persetujuan pembimbing dan Rektor ITEKES Bali
untuk dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian yang tertuang dalam proposal
penelitian.

Denpasar, 14 Januari 2021


Pembimbing I Pembimbing II

I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS Ns. I Nengah Adiana,S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B


NIDN 0829097901 NIDN 0820058504

Menyetujui
Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali
Rektor

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D

NIDN. 0823067802
1. Latar Belakang

Coronavirus disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit menular yang


disebabkan oleh jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2 yang menyerang sistem
pernapasan penderitanya. Covid-19 biasanya menyebabkan flu biasa hingga
penyakit serius seperti Middle East Respiratory Syndrom (MERS) dan Syndrom
Pernafasan Akut Berat / Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS). Covid-19
ini dapat menimbulkan gejala gangguan pernafasan akut seperti demam 38° C,
batuk dan sesak nafas, selain itu dapat disertai dengan lemas, nyeri otot dan diare
(Kemenkes RI, 2020).
Pada masa pandemi Covid-19, lansia dan orang dengan penyakit penyerta
merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan terpapar virus Covid-19
(Kemenkes RI, 2020). Oleh karenanya, pemerintah melalui Kementrian
Kesehatan menaruh perhatian serius dan khusus bagi mereka, pasalnya mereka
berpotensi besar mengalami masalah klinis sehingga meningkatkan resiko
kematian. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Satuan Tugas Penanganan
Covid-19 per tanggal 13 Oktober 2020, dari total kasus yang terkonfirmasi
positif Covid-19, sebanyak 1.488 pasien dengan penyakit penyerta. Dengan
persentase terbanyak pasien dengan penyakit penyerta yaitu penyakit hipertensi
50,5 %, kemudian diikuti Diabetes Melitus 34,5 %, dan penyakit jantung 19,6 %
(Kemenkes RI, 2020).
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang belakangan
ini masih menjadi masalah utama kesehatan secara umum. Hipertensi adalah
suatu tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal, secara umum seseorang yang
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg (WHO,
2018). Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi faktor umur,
riwayat keluarga, jenis kelamin, obesitas, kurangnya berolahraga, konsumsi
garam
yang tinggi, konsumsi terlalu banyak minuman yang mengandung kafein, minum
alkohol dan kebiasaan merokok (Janah, 2018).
World Health Organization (WHO, 2018) melaporkan bahwa populasi
penderita hipertensi di negara berkembang lebih besar dibandingkan negara
maju. Data WHO tahun 2018 menunjukan sekitar 1,13 miliyar orang didunia
menderita hipertensi. Hipertensi di negara berkembang meningkat sejumlah 80%
dari 639 juta kasus di tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 1,15 miliar kasus
pada tahun 2025. Dalam hal ini Indonesia juga termasuk dalam negara
berkembang terkait penyakit hipertensi karena adanya peningkatan jumlah kasus
hipertensi sebesar 2,4 % dari 31,7 % pada tahun 2013 menjadi 34,1 % pada tahun
2018 (Riskesdas,2018).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) menyatakan prevalensi
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia lebih dari 18 tahun
sebesar 34,1%. Tertinggi di Kalimantan Selatan (44,1%), sedangkan terendah di
Papua sebesar (22,2%). Berdasarkan Riskesdas (2018) estimasi jumlah kasus
hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di
Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Prevalensi kasus
hipertensi mengalami peningkatan dari tahun 2013 – 2018 sebanyak 2,4% dari
31,7% pada tahun 2013 menjadi 34,1% pada tahun 2018 dan sebagian besar
didapatkan pada usia lanjut sebanyak 254.401 jiwa pada tahun 2018.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali (2019) menyatakan bahwa prevalensi
hipertensi di Provinsi Bali mengalami peningkatan sebesar 10,3% dari 20,8%
pada tahun 2013 menjadi 31,1% pada tahun 2018. Dari 9 kabupaten dan kota
yang ada di Provinsi Bali, Kota Denpasar merupakan salah satu kejadian
prevalensi hipertensi tertinggi di Bali dengan presentase 17,5 %. Menurut data
yang ditemukan Dinas kesehatan Kota Denpasar (2019), prevalensi kejadian
hipertensi tertinggi di Kota Denpasar yaitu di Wilayah Kerja Puskesmas II
Denpasar Barat. Menurut data yang ditemukan di Wilayah Kerja Puskesmas II
Denpasar Barat pada tahun 2018, prevalensi penderita hipertensi > 15 tahun yaitu
jumlah target penemuan penderita hipertensi sebanyak 19.346 jiwa dan yang
mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 2.743 jiwa.
Hipertensi termasuk salah satu penyakit kronis yang sering juga sering
disebut sebagai silent killer karena umumnya penderita tidak menyadari jika
dirinya menderita hipertensi (WHO, 2011). Untuk meningkatkan akses penderita
terhadap pengobatan hipertensi dan pengendalian penyakit hipertensi untuk itu
puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar perlu melakukan
pencegahan primer yaitu kegiatan untuk menghentikan atau mengurangi faktor
resiko hipertensi dengan memberikan promosi kesehatan kepada penderita
hipertesi agar selalu melakukan kontrol ke pelayanan kesehatan (Kemenkes RI,
2017).
Menurut UU No.13/Tahun 1998 tentang dalam Artinawati (2014)
kesejahteraan Lanjut Usia (Lansia) pada Bab 1 Ayat 2 menyatakan bahwa lansia
adalah seseorang yang telah mencapai usia di atas 60 tahun. Banyak faktor
penyebab hipertensi pada lansia jika tidak dapat penanganan yang baik akan
menyebabkan terjadinya komplikasi seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner,
Diabetes, Gagal Ginjal, dan Kebutaan (Kemenkes, 2017). Upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadinya komplikasi pada penyakit
hipertensi yaitu pertama meningkatkan pengetahuan lansia tentang pengendalian
hipertensi dengan perilaku ‘CERDIK’ ( C: Cek kesehatan rutin, E : Enyahkan
asap rokok, R : Rajin aktivitas Fisik, D : Diet Seimbang, I : Istirahat Cukup, dan
K : Kelola Stress). Kedua selalu patuh menjalankan diet hipertensi seperti
kurangi konsumsi garam dan perbanyak konsumsi sayuran. Dan yang terakhir
rutin melakukan pengecekan tekanan darah (Kemenkes, 2017).
Menurut Kemenkes (2020), kunjungan lansia ke fasilitas kesehatan pada
masa pandemi Covid-19 ini mengalami penurunan sekitar 45% dari populasi
lansia yang disebabkan karena khawatiran ataupun takut terhadap layanan
kesehatan. Selain itu, 28% layanan kesehatan kini ditutup dan tidak melayani
pasien lansia. Dan kunjungan lansia ke fasilitas kesehatan menurun karena
anjuran dari pemerintah untuk tidak pergi berobat ke fasilitas kesehatan kecuali
mengalami masalah kegawatdaruratan seperti penurunan kesadaran, nyeri dada
memberat, dan sesak nafas.
Berdasarkan penelitian Aprilla (2019) terkait kunjungan lansia ke fasilitas
kesehatan yang dilakukan sebelum pandemi Covid-19 menunjukan hasil bahwa
dari 105 responden, proporsi lansia yang melakukan kunjungan Posyandu lansia
secara rutin sebanyak 36 (34,3%) responden lebih sedikit dibandingkan lansia
yang tidak rutin melakukan kunjungan posyandu lansia sebanyak 69 (65,7%)
responden. Proporsi lansia yang mendapat dukungan keluarga sebanyak 38
(36,2%) responden lebih sedikit dibandingkan lansia yang tidak mendapat
dukungan keluarga sebanyak 67 (63,8%) responden. Proporsi lansia dengan
tingkat pendidikan tinggi sebanyak 75 (71,4 %) responden lebih banyak
dibandingkan tingkat pendidikan rendah sebanyak 30 (28,6%) responden.
Adapun penelitian lainnya yang juga dilakukan sebelum pandemi Covid-
19 menunjukan hasil bahwa dari 327 responden, proporsi lansia yang melakukan
kunjungan posyandu lansia secara rutin sebanyak 133 (40,6%) responden lebih
sedikit dibandingkan lansia yang tidak rutin melakukan kunjungan posyandu
lansia sebanyak 194 (59,3%) responden. Proporsi lansia pada usia 60-69 tahun
sebanyak 203 (62%) responden lebih banyak dibadingkan lansia usia > 70 tahun
sebanyak 124 (38%) responden. Proporsi lansia pada tingkat pendidikan, lansia
dengan tingkat pendidikan sd terbanyak dengan 222 (67,9%) responden dan yang
paling sedikit sebanyak 2 (0,16 %) responden (Sofiana, 2017)
Berdasarkan uraian data diatas, mengingat tingginya angka kejadian
kasus hipertensi pada lansia dan masih terbatasnya penelitian terkait tentang
kunjungan lansia penderita hipertensi di masa pandemi Covid-19. Maka
dipandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai gambaran kunjungan
lansia penderita hipertensi di masa pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja
Puskesmas II Denpasar Barat. Hasil penelitian nantinya dapat mengungkapkan
kunjungan lansia penderita hipertensi di masa pandemi Covid-19. Temuan
tersebut nantinya dapat dijadikan acuan dan program untuk mengetahui angka
kunjungan penderita hipertensi khususnya pada lansia.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan
masalah sebagai berikut: Bagaimana gambaran kunjungan lansia penderita
hipertensi ke Posbindu di masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas II
Denpasar Barat?
3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran kunjungan lansia penderita hipertensi ke
Posbindu di masa pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Barat.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik umum lansia di wilayah kerja
Puskesmas II Denpasar Barat
b. Untuk mengidentifikasi kejadian hipertensi pada lansia di masa pandemi
Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat
4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ataupun sebagai
landasan teoritis yang memperluas untuk ilmu pengetahuan dan ilmu
kesehatan terutama dalam ilmu keperawatan gerontik seperti gambaran
kunjungan lansia penderita hipertensi ke Posbindu di masa pandemi Covid-19.
2. Manfaat praktis
a. Bagi perawat
Hasil penelitian ini dapat di jadikan acuan, referensi, informasi dan
masukan dalam keperawatan tentang hipertensi dan khususnya dalam
keperawatan gerontik.
b. Bagi peneliti
Sebagai suatu pengalaman belajar dalam kegiatan penelitian, sehingga
dapat memperoleh pengalaman dan meningkatkan wawasan peneliti
tentang gambaran kunjungan lansia penderita hipertensi di masa pandemi
Covid-19
c. Bagi institusi
Manfaat bagi institusi adalah hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai
pembelajaran dalam teori tentang hipertensi dan menjadi salah satu
sumber kepustakaan.
5. Target Luaran
Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa menambah wawasan bagi
pembaca, puskesmas dan lansia tentang gambaran kunjungan lansia penderita
hipertensi ke posbindu di masa pandemi covid-19
6. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
restropektif
7. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Puskesmas II Denpasar Barat dengan waktu
penelitian dari bulan Maret 2021.
8. Populasi, Sampel, Sampling
a) Populasi Lansia penderita hipertensi sebanyak 419.
b) Sampel sebanyak 200.
c) Teknik Sampling pada penelitian ini mengguanakan Teknik non probability
sampling dengan tipe Consecutive sammpling.
9. Instrumen Penelitian
a) Rekam medis dari lansia
b) Lembar observasi penilaian
10. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap persiapan
a. Sebelum melakukan penelitian ada beberapa hal yang perlu
dipersiapkan:
1) Peneliti mengajukan izin berupa surat pengantar yang ditandatangani
oleh Ketua Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali.
2) Peneliti mengurus Etichal Clearance di Komisi Etik ITEKES Bali
3) Peneliti kemudian menyerahkan surat izin penelitian ke Badan
Penanaman Modal Provinsi Bali.
4) Setelah surat izin dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali. Kemudian surat di
tembusan ke Kesbang Pol Kota Denpasar dengan nomor diserahkan
ke Ketua ITEKES Bali.
5) Peneliti telah mendapatkan surat balasan dari Komisi Etik ITEKES
Bali
b. Menyiapkan alat penelitian
1) Lembar observasi penilaian
2) Alat tulis
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti mendatangi Puskesmas II Denpasar Barat untuk
mengumpulkan data dengan menerapkan protokol kesehatan
b. Peneliti menyerahkan surat permohonan untuk mendapatkan data dari
rekam medis pasien kepada puskesmas II Denpasar Barat. Apabila
puskesmas II Denpasar Barat bersedia, maka pihak puskesmas II
Denpasar Barat wajib menandatangani lembar persetujuan (informed
consent).
c. Menentukan responden berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.
d. Mengumpulkan rekam medis pasien.
e. Mencatat rekam medis pasien di lembar observasi penilaian untuk
mendapatkan informasi terkait penelitian yang akan dilakukan.
f. Setelah semua data dikumpulkan, data tersebut dilakukan pengolahan
data.
11. Rencana Analisa Data
1. Analisa data dalam penelitian ini yaitu analisis univariate dengan statistic
deskriptif. Analisa univariat merupakan analisisa data yang terkait dengan
pengukuran suatu variabale pada waktu tertentu (Swarjana, 2015). Analisa
univariate dengan statistic deskriptif bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karateristik variabel tersebut. Pada penelitian ini analisis
univariate dilakukan untuk menganilisis variabel dalam penelitian ini adalah
kunjungan dan karakteristik demografi lansia penderita hipertensi ke
Posbindu di masa pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas II
Denpasar Barat.
12. Etika Penelitian
Dalam penelitian keperawatan, etika penelitian harus diperhatikan, karena
penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia. Prinsip-prinsip
etika dalam penelitian yaitu Lembar persetujuan (Informed Consent), Tanpa
nama (Anonimity), Kerahasiaan (Confidentiality), Kebaikan (Beneficience),
Menghormati Martabat Manusia (Respect for Human Dignity), Keadilan
(Justice) (Swarjana,2015).
DAFTAR PUSTAKA
Adityo Susilo. (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia, 7 (1), 45-67.

Aprilla Vinnia, dkk. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Lansia
Ke Posyandu Lansia Tahun 2019. Excellent Midwifery Journal, 2 (2)
Arnia. (2017). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Lansia Dalam
Mengikuti Kegiatan Posyandu Di Puskesmas Samata. [Skripsi]. Makassar:
Universitas Islam Negeri Alauddin.
Artinawati, S. (2014). Asuhan Keperawatan Gerontik. Bogor: In Media.
Dahlan, M.S. (2014). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto
Diah Handayani. (2020). Corona Virus Disease 2019. Jurnal Respirologi Indonesia,
40 (2), 199-129.
Dinkes Kota Denpasar. (2019). Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2019.
Denpasar: Dinas Kesehatan Kota Denpasar.
Dinkes Provinsi Bali. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2018. Bali: Dinas
Kesehatan Provinsi Bali.
Dharma, Kusuma Kelana. (2011). Metode Penelitian Keperawatan: Panduan
Melaksanakan Dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media
Hafiz Muhammad Bin Mohd Arifin, dkk. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Kelompok Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Upt
Puskesmas Petang I Kabupaten Badung Tahun 2016. E-Jurnal Medika, 5 (7).
Janah, R. 2018. Kejadian Hipertensi Ditinjau Dari Gaya Hidup Dikalangan Dewasa
Muda. Jurnal ilmiah kesehatan Keperawatan, 6 (7).
Kamran, A.et.al. (2014). Sodium Intake, Dietary Knowledge And Illness Perception
Of Controlled And Uncontrolled Rural Hypertensive Patiens. International
Journal Of Hypertension.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Panduan Pelayanan Kesehatan Lansia Era
Covid-19. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI. (2020). Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Manuntung, A. (2018). Terapi Perilaku Kognitif Pada Pasien Hipertensi. Malang:
Wineka Media.
Nursalam. (2014). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Renaka Cipta.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2018). Badan penelitian dan pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Sarayar Christiane dan Lydia Petonengan. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia Di Kampung Kaluwatu
Wilayah Kerja Puskesmas Lapango Kecamatan Manganitu Selatan Kabupaten
Sangihe. Journal Of Community & Emergency, 6 (1).
Senja, A. (2019). Perawatan Lansia Oleh Keluarga Dan Care Giver. Jakarta: Bumi
Medika.
Sofiana Juni, dkk. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia Ke
Posyandu Di Desa Semali Sempor Kebumen. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, 14 (2).
Suprayitno Emdat, dkk. (2019). Gambaran Status Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Desa Karanganyar Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep.
Jurnal Ilmu Kesehatan, 4 (2), 20 – 23.
Swarjana, I Ketut. (2015). Metodelogi Penelitian Kesehatan (Edisi II). Yogyakarta:
Penerbit Andi & STIKES Bali.
Widya Morfi. (2020). Kajian Terkini Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia, 1 (1).
World Health Organization (WHO). (2018). Prevalence hypertention and
cardiovascular disease.

Anda mungkin juga menyukai