Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kukoh Fatchu Rahman

NIM : 202110370311001

Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran
pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan,
perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud pembicara atau penulis. Kalimat efektif
terdiri atas kata-kata yang mempunyai unsur SPOK atau kalimat yang mempunyai ide atau
gagasan pembicara/ penulis. Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri diantaranya:
1. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3. Menggunakan diksi yang tepat.
4. Menggunakan kesepadanan antara struktur Bahasa dan jalan pikiran yang logis dan
sistematis.
5. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
6. Melakukan penekanan ide pokok.
7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8. Menggunakan variasi struktur kalimat.
Kalimat efektif biasanya digunakan pada penulisan ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis,
disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya. Kalimat efektif berbeda dengan kalimat yang dipakai
oleh para sastrawan atau wartawan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam membuat
kalimat efektif.
1. Satu Gagasan
Kalimat efektif harus mempunyai subyek dan predikat, sebagai salah satu syarat kalimat.
Subyek dan predikat tersebut harus saling mcndukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Akan tetapi, jika terdapat tambahan unsur lain (obyek, keterangan, ataupun pelengkap) tetap
harus memiliki satu gagasan.
Sebagai contoh.
Ayah sedang makan.
S P
Ibu membeli sayur.
S P O

2. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dengan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini memiliki beberapa ciri, seperti
berikut ini.
a. Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas.
b. Tidak terdapat subjek yang ganda.
c. Kalimat penghubung intrakalimat tidak digunakan pada kalimat tunggal.

3. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari
kalimat. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, antara lain a.
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (diawal kalimat).
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
e. Menggunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel -lah, --pun, dan -kah.

4. Kehematan
Kehematan adalah penggunaan kata-kata secara hemat, tetapi tidak mengurangi makna
atau mengubah informasi. Kriteria yang perlu diperhatikan untuk melakukan penghematan,
yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek yang sama pada anak kalimat.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman kata dalam kalimat.
d. Tidak menjamak kata-kata yang berbentuk jamak.

5. Keparelaan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan atau kesejajaran bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, jika bentuk pertama menggunakan ungkapan nominal,
bentuk kedua dan seterusnya hendaknya juga menggunakan bentuk nominal. Jika yang
pertama menggunakan bentuk verbal, hendaknya yang kedua dan seterusnya juga
menggunakan bentuk verbal. Misalnya:
Semakin berumur seharusnya manusia itu semakin bermoral, bijaksana, dan bertanggung
jawab.
6. Kecermatan
Kecermatan di sini maksudnya tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan
kata. Perhatikan contoh berikut!
(1) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat. (1) dapat diperbaiki menjadi kalimat. (2) dan (3) sebagaiberikut.
(2) Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
(3) Mahasiswa yang terkenal di perguruan tinggi itu menerima hadiah.
7. Kepaduan
Kepaduan adalah informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu: a. Kallimat tidak
bertele-tele dan harus sistematis.
b. Kalimat yang padu menggunakan pola aspek-agen-verbal atau aspek-verbal-pasien.
c. Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada/tentang.

8. Kelogisan
Kelogisan berarti ide dari kalimat itu mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang
logis/ masuk akal. Sebagai contoh:
(1) Mayat lelaki tua yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.
Agar menjadi logis, maka kalimat (1) harus diperbaiki sehingga menjadi kalimat (2) berikut
ini.
(2) Sebelum meninggal, lelaki tua yang mayatnya ditemukan itu sering mondar-mandir di
daerah tersebut.

Referensi:
Rokhmansyah, Alfian, dkk. 2018. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Semarang: Unnes
Press.
Akhadiah, Sabarti, dkk. 1984/985. Bahasa Indonesia Kalimat Efektif. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Suprihatin, Dewi. 2017. Pokok-pokok Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Absolute Media.

Anda mungkin juga menyukai