Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 20 No.

1, Maret 2017, hal XXX-XXX


pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203
DOI: 10.7454/jki.v20i1.378

PENGALAMAN PERAWAT IGD MERAWAT PASIEN


DO NOT RESUSCITATE PADA FASE PERAWATAN
MENJELANG AJAL
Maria Imaculata Ose1*

1. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan Utara 77123, Indonesia

*E-mail: onijuntak@gmail.com

Abstrak

Do Not Resuscitate (DNR) menjadi keputusan yang tidak mudah diambil oleh dokter dan membutuhkan pertimbangan
dan rekomendasi dari perawat. Keterbatasan pengalaman, pengetahuan dan informasi DNR, kriteria IGD yang lebih
berfokus pada perawatan gawat darurat menyebabkan tidak dapat maksimalnya peran perawat dalam perawatan
menjelang ajal. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi pengalaman perawat di IGD dalam merawat pasien DNR
di ruang IGD. Desain Penelitian dengan metode Kualitatif pendekatan Fenomenologi interpretif, partisipan empat
perawat IGD. Data dikumpulkan melalui Indepth interview, menggunakan analisis tematik Braun dan Clark. Hasil
Penelitian empat tema yaitu 1. Memahami kegagalan resusitasi merupakan pasien DNR, 2. Melakukan resusitasi
sebagai Protap Penanganan awal, 3. Berkolaborasi mengambil keputusan DNR, 4. Menyiapkan kematian pasien dengan
baik. Kesimpulannya yaitu pengambilan keputusan DNR (Do Not Resuscitate) membutuhkan pertimbangan dan
pemahaman pada kriteria DNR, selain itu perawat harus terlibat dalam kolaborasi dengan tim yang merawat pasien,
sehingga keputusan DNR tepat. Perawatan DNR di IGD memberikan resusitasi sebagai tindakan awal dan
mempersiapkan kematian pasien dengan baik dengan melibatkan keluarga pasien.

Kata kunci: DNR, perawatan menjelang ajal, perawat IGD

Abstract

Experience of ER Nurse in Treating Do Not Resuscitate Patients in End of Life Care Phase. Do Not Resuscitate
(DNR) is a difficult decision for doctors to make. In making tKH GHFLVLRQ WKH GRFWRUV QHHG WR FRQVLGHU QXUVHV¶
recommendation. Due to limited knowledge, experiences, and information of DNR, plus the criteria of emergency
department which are only focused on emergency treatments, the nurses cannot maximize their roles in the end of life
FDUH 7KLV VWXG\ WKXV DLPHG WR H[SORUH WKH QXUVHV¶ H[SHULHQFHV LQ WKH HPHUJHQF\ URRPV HVSHFLDOO\ LQ WDNLQJ FDUH RI
DNR patients. This research employed a qualitative method that was interpretive phenomenology approach involving
four nurses who were working in the emergency department. Data was collected through in depth interview, using
thematic analysis suggested by Braun & Clark. The results of the study cover four themes; they are to 1. Understand the
failure of resuscitation during the treatment, 2. Perform resuscitation as an early standard operating procedure to treat
patients 3. Collaborate in making decision on DNR, 4. Prepare patients for a good death. The conclusion is before
deciding to perform DNR (Do Not Resuscitate), doctors need to understand the criteria of DNR and get nurses involved
in it. DNR treatment in the emergency rooms is an early standard operating procedure to treat patients at the end of life
phase and to prepare them for a good death by also engaging their family members.

Keywords: DNR, end of life care, emergency of nursing

Pendahuluan pasien dengan DNR termasuk dalam kategori


sebagai pasien menjelang ajal. Salah satu kom-
Do Not Resuscitate (DNR) merupakan ke- petensi perawat IGD menurut Emergency
putusan untuk tidak melanjutkan tindakan CPR Nursing Association yaitu memecahkan masalah
setelah 30 menit tidak menunjukan ada Return dengan mengunakan prinsip etik dalam peng-
of spontaneous circulation (ROSC). Pasien- ambilan keputusan dan memiliki tanggung
2 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 20, No. 1, Maret 2017, hal XX-XX

jawab dalam memberikan perawatan men- tara perawat dengan pasien, mempertahankan
jelang ajal (Wolf, 2015). komunikasi dan bertindak sebagai pelindung
untuk pasien selama krisis (Bailey, et al., 2011).
Saczynski, et al. (2012) menyebutkan feno- Doran (2013) menyebutkan bahwa adanya ke-
mena pengambilan keputusan DNR cenderung tegangan dalam kepedulian sosial atau caring
meningkat setiap tahunnya, di Massachuesetts pada Perawat yang bekerja di IGD memiliki
pada semua pusat kesehatan pasien mendapat- pengalaman dalam menghadapi banyak situasi
kan DNR adalah sebanyak 1051 orang dari etik yang sulit yang sering mengalami ke-
total jumlah 4182 pasien antara tahun 2001 tegangan emosi dibandingkan dengan perawat
hingga 2007. DNR menjadi keputusan yang lainnya.
tidak mudah diambil oleh dokter dan mem-
butuhkan pertimbangan dan rekomendasi dari Berdasar pengamatan peneliti pada Desember
perawat (Brizzi, 2012). 2015 di IGD RSUD dr. Saiful Anwar, Situasi
IGD yang crowded dengan banyaknya jumlah
Kondisi dilema dirasakan oleh perawat yang kunjungan pasien, Jumlah kunjungan pasien ke
timbul akibat dari kurangnya pengalaman, pe- IGD RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dalam 3
ngetahuan dan informasi terkait DNR. Keter- tahun terakhir yaitu dari tahun 2012 sampai
batasan dan tidak adekuatnya informasi DNR dengan tahun 2014 menunjukkan fluktuasi yaitu
memengaruhi keefektifan pemberian perawatan pada tahun 2012 jumlah pasien sebesar 30.498
yang bermartabat (Amestiasih, 2015). Masalah pasien, tahun 2013 berjumlah 31.416 pasien
yang juga dihadapi perawat yaitu kurang op- dan tahun 2014 berjumlah 29.891 pasien. Ke-
timal dalam pengambilan keputusan terkait matian di IGD selama tahun 2014 sebanyak
tingginya tingkat stres dan kecemasan maupun 730 pasien. (Laporan Tahunan RSUD dr. Saiful
faktor lingkungan IGD (Chan, 2011). Ling- Anwar Malang, 2014).
kungan ramai, tingginya tuntutan dan waktu
tunggu yang lama di IGD menjadi hambatan Hasil dari wawancara dalam studi pendahulu-
bagi perawat dalam menyediakan perawatan an yang dilakukan peneliti pada salah satu
menjelang ajal secara optimal. Hal ini sejalan perawat IGD menjelaskan kurang terlibat dalam
dengan yang diungkapkan Bailey, Murphy, pengambilan keputusan terkait dengan kurang-
dan Porock (2011) bahwa perawatan pasien nya pengetahuan dan pengalaman, dan per-
yang menjelang ajal di IGD terlihat tidak sepsi pada pasien DNR bukan termasuk pasien
maksimal. prioritas selain itu lingkungan IGD yang di-
nilai bukan tempat ideal untuk memberikan
Brizzi (2012) menyebutkan bahwa fokus pe- perawatan Perawatan menjelang ajal. Perawat
rawatan yang diberikan terhadap pasien-pasien IGD mengatakan tidak dapat berpusat dalam
dengan DNR adalah perawatan menjelang ajal. mendampingi, memberikan dukungan spiritual
Alligood dan Tomey (2104) mengungkapkan pada pasien DNR.
bahwa perawatan menjelang ajal mempersiap-
kan pasien menghadapi kematian dengan baik, Fenomena kehadiran pasien DNR di IGD men-
bertujuan pasien merasakan bebas dari nyeri, jadi bagian dari tanggung jawab dari peran
merasa kenyamanan, merasa dihargai, dihor- perawat dalam memberikan perawatan men-
mati dan berada dalam kedamaian dan ke- jelang ajal. Persepsi, pengalaman, pengetahuan
tenangan juga merasa dekat dengan orang di- dan informasi yang tidak adekuat terkait dengan
rawatnya. DNR sehingga perawat mengalami konflik
dalam merawat pasien menjelang ajal. Tujuan
Perawat memiliki tantangan dalam praktik penelitian ini adalah mengeksplorasi peng-
membantu meningkatkan kualitas hidup selama alaman perawat di IGD dalam merawat pasien
di IGD melalui pengembangan hubungan an- DNR di IGD.
Ose, Pengalaman Perawat IGD Merawat Pasien Do Not Resuscitate pada Fase Perawatan Menjelang Ajal 3

Metode kondisi tanda-tanda vital baik dari Tekanan


darah, nadi, suhu, pernafasan, saturasi oksigen
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif maupun status kesadaran.
dengan pendekatan fenomenologi interpretif.
Penelitian ini dilakukan di ruang IGD RSUD ³« awalnya tentu yang dikatakan DNR
dr. Saiful Anwar. Empat orang partisipan dengan itu adalah pasien sudah tidak ada nafas,
teknik purposive sampling berdasarkan kriteria nafasnya tidak spontan, ada cuman jan-
inkulsi. Teknik pengumpulan data dengan In- tungnya aja, kita cek refleks gaps, kita
depth interview. Adapun kriteria partisipan jadikan patokannya, refleks pupil, refleks
adalah: (1) Perawat yang memiliki pengalam- batuk dan menelan, tapi nadinya masih ada
an kerja 8±19 tahun di ruang Critical Care «´ (P1)
IGD RSUD dr. Saiful Anwar, (2) Perawat
yang memiliki pengalaman pengalaman me- Kondisi pasien dengan DNR antara lain pasien
rawat pasien terlantar pada fase Perawatan dengan kondisi kritis dan pasien dengan pe-
menjelang ajal (3) Pendidikan partisipan D3 nyakit terminal. Perawat menyebutkan pasien-
keperawatan±S1 Keperawatan (4) Dalam ke- pasien yang ditemukan pada dengan kondisi
adaan sehat secara fisik, (5) Bersedia sebagai kritis yang sudah tidak menunjukan adanya
partisipan dengan menandatangani surat ke- perbaikan setelah dilakukan resusitasi menun-
sediaan menjadi partisipan. Pada penelitian ini, jukan pasien-pasien tersebut dapat diputuskan
saturasi data dicapai pada wawancara partisi- DNR. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
pan ke empat. Analisis data dilakukan dengan perawat:
menggunakan analisis tematik Braun dan
Clarke (2006) terdiri dari 6 tahapan. Penelitian ³«DNR itu kalau pasiennya mengalami
ini telah mendapatkan laik etik di RSUD dr. kegagalan multidisfunction atau multi-
Saiful Anwar. Keabsahan data untuk mencapai organ failure, jadi diresusitasi tidak res-
Credibility, Dependability, Confirmability dan SRQH« jadi nanti ada beberapa point yang
Transferability dengan melakukan Triagulasi nanti kesimpulannya pasiennya '15«´
data, dan inquiry audit. (P2)

Hasil Selain pada pasien dengan kondisi kritis, pada


pasien yang masuk ke ruang gawat darurat
Hasil penelitian ini ada 4 (empat) tema yaitu: dengan kondisi terminal dan penyakit-
memahami kegagalan resusitasi merupakan penyakit, yaitu seperti kanker, yang memiliki
pasien DNR, melakukan resusitasi sebagai riwayat dirawat dengan penyakit yang sama
Protap Penangan awal, berkolaborasi mengam- dalam kondisi penyakit yang serius atau pe-
bil keputusan DNR, dan menyiapkan kematian nyakit regeneratif.
pasien dengan baik.
³« pasien yang DNR itu umumnya
Memahami Kegagalan Resusitasi. Mema- sebelum di DNR kan pasiennya P1 karena
hami kegagalan resusitasi mengandung makna ada yang sudah dirawat kemudian DNR
konstektual mengetahui secara benar dengan dan ada yang aslinya dari sana sudah
mengenal ciri-ciri secara pasti pasien dalam DNR... artinya begini... sudah dirawat
kondisi DNR (Do Not Resuscitate). DNR pasiennnya sudah sakit kronis pasien
yaitu tidak melakukan tindakan resusitasi pada sepsis sudah lama, sudah berbulan-bulan
pasien. Pada umumnya pasien-pasien DNR dirumah sakit swasta atau rumah sakt
pada awal telah dilakukan tindakan resusitasi, luarlah dirujuk ke kita dengan kondisi
namun pada perjalanan penyakit menunjukan jelek« sehingga dirawat tapi gagal re-
indikasi-indikasi tidak adanya perbaikan pada VXVLWDVL GDQ GL OHEHO '15«´ (P2)
4 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 20, No. 1, Maret 2017, hal XX-XX

³« '15 do not resuscitate artinya pasien ³« sebelum kita ngomong DNR harus ada
itu sudah« contoh pasien bila datang pemeriksaan daUL GRNWHUQ\D« bukan hanya
kesini pasien sudah kronis kayak kanker dari perawatnya. DNR tidak segampang itu
dengan stadium berapa« itu istilahnya se- kita bilang DNR« harus ada banyak rantai
andainya kita resusitasi dia akan mem- SHPHULNVDDQQ\D«´ (P1)
perpanjang« istilah kasihan«´ (P3)
³« kalau misalnya sudah gak ada nafas
Berdasarkan pernyataan di atas dapat dijelas- anggap saja sudah« yah mungkin orang
kan perawat memahami kegagalan resusitasi awam yah kalau sudah tidak ada nafas
merupakan pasien DNR di IGD dengan kon- anggap aja meninggal sudah« orang
disi pasien kritis dan penyakit terminal yang kesehatan kan gak gitu harus pemeriksaan
mana pada pasien tersebut sudah tidak menun- penunjang yang lain ´ (P3)
jukkan adanya perbaikan setelah dilakukan
resusitasi. Berkolaborasi Mengambil Keputusan DNR.
Berkolaborasi merupakan tindakan dan inter-
Melakukan Resusitasi sebagai Protap aksi yang dibutuhkan oleh tim secara kompre-
Penanganan Awal. Pada saat pasien datang hensif terkait dalam mengambil dan menen-
ke IGD maka perawat akan melakukan triage tukan keputusan DNR pada pasien tersebut.
pada pasien tersebut. Pasien-pasien dengan Keputusan dilakukan secara bersama dalam
penyakit kronik dan penyakit terminal yang memberikan label DNR yang nantinya akan
memiliki penurunan kesehatan sangat signifi- digelangkan pada pasien.
kan sehingga perawat melakukan pengkajian
dan pemeriksaan pada tahap awal. Penurunan ³« DNR itu tidak bisa diputuskan oleh 1
kesehatan ditandai dengan adanya manifestasi orang, misalnya dari bedah, anastesi, dan
kegagalan multiorgan ditandai dengan pe- salah satu dari IPD, atau EM nya atau
nurunan dari airway, breathing, circulation syaraf, jadi 3 orang dari secound opini
dan status kesadaran. Pasien yang telah di- (opini alternatif) baru dapat disimpulkan
lakukan penilaian triage maka segera dilaku- SDVLHQ LWX '15«´ (P1)
kan tindakan resusitasi berdasarkan prioritas
sesuai dengan protap yang diberlaku di IGD. ³« perawatnya terlibat pada saat peng-
kajian DNR, controlling akhir pengisian
³« yah tetap kita tangani jadi P1 dulu«´ IRUP '15«´ (P2)
(P1)
DNR diputuskan ketika pasien menunjukan
³« biasanya pasien kalau kesini dia« tidak adanya perbaikan setelah dilakukan re-
biasanya kalau di tanya di anamnese dengan susitasi yang ditunjukan dari status hemostatis
SHQ\DNLWQ\D DSD LQL « memang perlu resu- dan hemodinamik pasien yang dapat diukur
sitasi« resusitasi awal karena« kita ber- dari tanda-tanda vital, nadi, tekanan darah,
anggapan kan kita tidak mengerti« pasti suhu, maupun saturasi pasien atau dari pantuan
pasien diresusitasi dulu«´ (P3) lain. Riwayat penyakit kronis, penyakit terminal
juga menjadi bagian dari pertimbangan dalam
Pemeriksaan penunjang menjadi suatu bagian pengambilan keputusan.
yang dilakukan yang terpenting dilakukan.
Hasil dan pemeriksaan penunjang dapat men- ³« nanti kalau sudah berhasil mungkin
jelaskan penyebab dari kondisi pasien, dan dokter atau siapanya itu« menanyakan
menjadi pertimbangan dalam menentukan in- anamnesenya penyakit apa ini« kalau
tervensi selanjutnya pada pasien dan tidak misalnya penyakit mohon maaf ini misalnya
langsung ditentukan sebagai pasien DNR. penyakit B 24 atau pasien yang kanker
Ose, Pengalaman Perawat IGD Merawat Pasien Do Not Resuscitate pada Fase Perawatan Menjelang Ajal 5

stadium lanjut itu« ow ini pertimbangan- ³«sudah DNR« NH NHOXDUJD« PHPEHUL-


nya banyak, seandainya arrest lagi« kalau kan secara spiritual« karena secara medis
di kita ada namanya form« form DNR itu itu atau kesehatan itu yah sudah kita«´
sama ada stikernya, biasanya kalau sudah (P1)
ada stikernya atau ada formnya«´
³« yang kita lakukan adalah pendam-
Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar memiliki pingan. Kita memanggil keluarganya
standar operasional prosedur dalam memutus- untuk bimbingan pasien itu saja« kalau
kan DNR pada pasien. Standar Operasional tindakan apa itu kita tidak ada,« jadi kita
Prosedur mencakup beberapa point yaitu suruh keluarga untuk mendampingi dan
sebelum diputuskan adanya penjelasan secara mendoakan« itu membantu itu aja«´
komprehensif pada keluarga. (P4)

Keluarga berperan secara aktif dalam peng- Sebagian besar keluarga menyampaikan pada
ambilan keputusan DNR. Penjelasan pada perawat bahwa keputusan DNR yang diambil
keluarga mencakup bagaimana prognosis, berdasarkan alasan perasaan kasihan dan iba
kondisi, maupun harapan hidup dari pasien. pada pasien. Selain itu, keluarga mengingin-
Keluarga yang menyetujui DNR dalam sebuah kan pasien mendapatkan kematian yang baik
inform consent maka pasien tidak lagi dilaku- tanpa dilakukan tindakan yang hanya memper-
kan resusitasi secara aktif, tindakan RJP mau- panjang kondisi kritis pasien.
pun tindakan Invasif dan memberikan kematian
yang baik bagi pasien. ³« yah rata-rata yang sudah berusaha
semaksimal mungkin« bahkan ada yang
³« dikasih informasi ke keluarga seandai- juga belum dilakukan resusitasi keluarga-
nya sewaktu-waktu dia henti jantung, dia nya sudah menyerah duluan karena apa
akan menurun kita« silakan keluarga... yah kata kuncinya adalah keluarga« be-
kita tidak bisa memberikan lama istilahnya gitu keluarga ngomong pasiennya masih
henti jantung kita pijat jantung atau apa layak dikejar kalau keluarga mengizinkan
karena mungkin pasien ada banyak ini yah kita kejar« tapi gak yah sudah gak
SHUWLPEDQJDQ\D ´ (P3) usah dikejar« yah sudah terkait dengan
apa namanya hak kepemilikan« milik
³« kita sudah tidak akan melakukan NHOXDUJD«´ (P2)
tindakan apapun dengan persetujuan ke-
luarga dengan surat pernyataan yang Pembahasan
ditanda-tangani dari pihak keluarga dan
rumah sakit ataupun dari dokter yang DNR merupakan suatu tindakan spesifik untuk
menanganinya« kalau pasien DNR ....´ tidak memberikan resusitasi jantung paru pada
(P4) pasien, namun tetap melakukan perawatan
rutin (Brizzi, 2012). Keputusan DNR diambil
Menyiapkan Kematian Pasien dengan Baik. ketika tindakan CPR selama 30 menit tidak
Peran keluarga menjadi pusat dalam pera- menunjukan ada nadi, pernafasan dan respon
watan pasien dengan DNR. Keluarga diberi- pasien. Penerapan DNR di IGD RSUD Saiful
kan kesempatan untuk berada disamping Anwar yaitu setelah upaya komprehensif men-
pasien untuk memberikan dukungan secara cegah nafas dan henti jantung tidak menun-
emosi, psikologis maupun spiritual dari pasien. jukkan adanya perbaikan.
Dengan demikian, hal ini dapat memberikan
ketenangan pada pasien DNR yang menjelang Kriteria pasien DNR menurut Brizzi (2012)
ajal. yaitu pasien usia 75 tahun dengan penurunan
6 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 20, No. 1, Maret 2017, hal XX-XX

fungsi organ tubuh, telah mengalami stroke an akan sangat kecil untuk tejadi dan begitu
sebelumnya dan perdarahan pada intraventi- pula sebaliknya. Sikap para pelaksana dalam
cular dikaitkan dengan ketidakoptimalan hasil menjalan tugas dan tanggung jawab sebagai
yang dicapai apabila dilakukan CPR. Park pelaksana kebijakan harus dilandasi dengan
(2000) menyebutkan DNR suatu tindakan sikap displin. Di sisi lain, kolaborasi menjadi
penghentian upaya memperpanjang umur klien. suatu wadah untuk meningkatkan informasi
Saczynski (2010) menentukan kriteria DNR dan pengetahuan bagi perawat. Hal yang
yaitu pasien berusia 85 tahun mengalami pe- berbeda disampaikan oleh Boyd, et al., (2011)
nuruanan fungsi tubuh, dan mengalami keter- menyebutkan di lapangan kolaborasi antara
gantungan untuk melanjutkan hidupnya, me- perawat dengan dokter belum berjalan optimal,
miliki riwayat komorbiditas seperti diabetes dan perawat tidak terlibat dalam komunikasi
mellitus (DM) hipertensi, dan gagal jantung. pengambilan keputusan dan cenderung menye-
tujui pendelegasian.
Pemahaman, dan pengetahuan yang baik ter-
kait DNR mendukung perawat dalam meng- Perawat memiliki peran dan tanggung jawab
ambilan keputusan tepat dan efektif terkait dalam merawat pasien yang menjelang kemati-
DNR dan mempersiapkan perawatan menjelang an (Calvin, Kite-Powel, & Hickey, 2007).
ajal. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Perawatan menjelang ajal merupakan salah
oleh Wolf, (2015) yang menyebutkan kurang- satu kompetensi yang harus dimiliki perawat
nya pemahaman patofisiologi penyakit dalam IGD yang disebutkan dalam Emergency Nursing
mengidentifikasi kondisi menjelang ajal men- Association (Wolf, 2015). Kompetensi tersebut
jadi penyebab ketidaksiapan perawat dalam yaitu memiliki pengetahuan dan kemampuan
memberikan dukungan sosial dalam perawatan melakukan perawatan pada fase menjelang
menjelang ajal. Sikap yang positif, keyakinan ajal, bagaimana melakukan persiapan pada
yang tinggi menjadi indikasi perawat dalam pasien maupun memberikan dukungan sosial
memberikan perawatan menjelang ajal yang menjelang kematian (Seiler, et al., 2012).
berkualitas. Perhatian dan kepedulian maupun Chan (2005) dan Wolf (2015) menyebutkan
manajemen holistik menjadi komponen yang bahwa perawatan menjelang ajal dinilai masih
penting dalam perawatan menjelang ajal yang kurang diterapkan dalam pelayanan kesehatan
baik. terutama di IGD.

Lingkungan kerja yang memprioritaskan pe- Perawatan pasien dalam tahap menjelang ajal,
nanganan dalam menyelamatkan nyawa se- yang membutuhkan penanganan yang ber-
hingga tindakan resusitasi merupakan tindakan tujuan untuk memberi rasa nyaman, ketenangan,
penangan awal. Pada pemberiaan label DNR kedekatan support sosial (Beckstrand, et al.,
di IGD mendapatkan tindakan resusitasi pada 2012, Decker, et al., 2015). Alligood dan
tahap awal dan waktu penerapan DNR lebih Tomey (2014) menyebutkan perawatan men-
pendek dibandingkan dengan Penerapan DNR jelang ajal mempersiapkan pasien menghadapi
di ICU. Menentukan status DNR diperlukan kematian dengan baik, bertujuan pasien me-
konsultasi dan kesepakatan antara perawat rasakan bebas dari nyeri, merasa kenyamanan,
dengan dokter yang merawat pasien dan atas merasa dihargai, dihormati dan berada dalam
persetujuan keluarga pasien (Mcmahon, et al., kedamaian dan ketenangan juga merasa dekat
(2009). Kerjasama dan kolaborasi mengarahkan dengan orang dirawatnya. Hal yang berbeda
untuk memastikan agar seluruh staf dapat disampaikan Mcmahon-Parkes, et al. (2009)
bertanggung jawab dalam perawatan pasien. menyebutkan petugas di IGD merasakan kurang
Semakin baik koordinasi dan komunikasi di nyaman dengan adanya kehadiran keluarga
antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses saat melakukan tindakan pada pasien, namun
implementasi, maka terjadi kesalahan-kesalah- memiliki pandangan bahwa pada pasien dengan
Ose, Pengalaman Perawat IGD Merawat Pasien Do Not Resuscitate pada Fase Perawatan Menjelang Ajal 7

kasus kritis dan gawat, keluarga memiliki hak dengan melibatkan keluarga pasien (YA, YU,
untuk tetap disisi dan mendampingi pasien. TN).
Mcmahon, et al. (2009) menyebutkan petugas
di IGD merasakan kurang nyaman dengan
adanya kehadiran keluarga saat melakukan Referensi
tindakan pada pasien, namun memiliki pan-
dangan bahwa pada pasien dengan kasus kritis Alligood, M. R. (2014). Nursing theorists and their
dan gawat, keluarga memiliki hak untuk tetap work. Atlanta, USA: Elsevier Health
disisi dan mendampingi pasien. Sciences.

Peran keluarga sebagai pendukung pasien se- Amestiasih, T., Ratnawati, R., & Rini, I.S. (2015).
Studi fenomenologi: Pengalaman perawat
lama resusitasi masih jarang diberikan. Steiger dalam merawat pasien dengan do not
dan Balog (2010) menjelaskan kehadiran ke- resuscitate (DNR) di Ruang Icu Rsup Dr.
luarga dalam proses resusitasi sejak dahulu Soeradji Tirtonegoro Klaten. Medika Respati,
selalu menjadi kontroversi dan menimbulkan X, 1±11. Diperoleh dari http://journal.resp
berbagai pendapat baik itu yang bersifat men- ati.ac.id/index.php/medika/article/view/391
dukung maupun menolak. Ritme kerja yang
cepat dan tekanan yang tinggi dalam proses Bailey, C., Murphy, R., & Porock, D. (2011).
resusitasi menyebabkan terbatasnya sikap em- Professional tears: Developing emotional
pati, komunikasi dan keterlibatan petugas ke- intelligence around death and dying in
sehatan dengan pasien dan keluarga. Meskipun emergency work. Journal of Clinical
keluarga memiliki kecenderungan emosional, Nursing, 20 (23±24), 3364±3372. doi:
10.1111/j.1365-2702.2011.03860.x.
dan keinginan selalu mendampingi pasien
namun disisi lain keluarga memiliki respon Boyd, D., Merkh, K., Rutledge, D.N., & Randall,
ansietas dan ketakutan saat pasien dilakukan V. (2011 1XUVHV¶ SHUFHSWLRQV DQG
intervensi. Dengan demikian perawat perlu experiences withs end-of-life communication
mengidentifikasi keinginan keluarga dalam and care. Oncology nursing forum, 38 (3),
memfasilitasi kehadiran yang mampu mem- E229±E239.
berikan perasaan nyaman pada pasien, keluarga
maupun tim kesehatan yang merawat. Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic
analysis in psychologi. Qualitative Research
Hasil penelitian ini menjadi bahan masukan in Psychology, 3, 77±101.
dalam pelayanan perawatan pasien untuk di-
Brizzi, M., Abul-Kasim, K., Jalakas, M., Selariu,
lakukan ronde keperawatan dan diskusi dengan
E., Pessah-Rasmussen, H., & Zia, E. (2012).
tenaga kesehatan lain ketika mengambil ke- Early do-not-resuscitate orders in
putusan DNR dan memberikan pelayanan intracerebral haemorrhage; frequency and
perawatan menjelang ajal. predictive value for death and functional
outcome. A retrospective cohort study.
Kesimpulan Scandinavian journal of trauma, resuscitation
and emergency medicine, 20 (1), 1±6.
Pengambilan keputusan DNR (Do Not Resus-
Calvin, A.O., Kite-Powel, D.M., & Hickey, J.V.
citate) membutuhkan pertimbangan dan pe-
(2007). The neurosciencH ,&8 QXUVH¶V
mahaman pada kriteria DNR. Selain itu, perceptions about end of life care. Journal of
perawat harus terlibat dalam kolaborasi dengan Neuroscience Nursing, 39 (3), 143±150.
tim yang merawat pasien, sehingga keputusan
DNR tepat. Perawatan DNR di IGD mem- Chan, G.K. (2005). Understanding end-of-life caring
berikan resusitasi sebagai tindakan awal dan practices in the emergency department.
mempersiapkan kematian pasien dengan baik Nursing Philosophy, 6 (1), 19±32.
8 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 20, No. 1, Maret 2017, hal XX-XX

Chan, G.K. (2011). Trajectories of approaching Seiler, A.J., & Moss, V.A. (2012). The experiences
death in the emergency department: clinician of nurse practitioners providing health care
narratives of patient transitions to the end of to the homeless. Journal of the American
life. Journal of pain and symptom Academy of Nurse Practitioners, 24 (5),
management, 42 (6), 864±881. 303±312.

Doran, K.M., Vashi, A.A., Platis, S., Curry, L.A., Steiger, N.J., & Balog, A. (2010). Realizing
Rowe, M., & Gang, M. (2013). Navigating patient-centered care: Putting patients in the
the boundaries of emergency department center, not the middle. Frontiers of health
care: Addressing the medical and social services management, 26 (4), 15±26.
needs of patients who are homeless. Am J
Public Health, 103 (Suppl 2), S355±S360. Somes, J., & Donatelli, N.S. (2012). Do Not
doi: 10.2105/AJPH.2013.301540. intubate/do not resuscitate: Treating the
severely ill or injured geriatric patient in the
Mcmahon-Parkes, K., Moule, P., Benger, J., & emergency department. Journal of
Albarran, J.W. (2009). The views and Emergency Nursing, 38 (3), 283±286.
preferences of resuscitated and non-
resuscitated patients towards family- Park, Y.R., Kim, J.A., & Kim, K. (2011). Changes
witnessed resuscitation: A qualitative study. in how ICU nurses perceive the DNR
International journal of nursing studies, 46 decision and their nursing activity after
(2), 220±229. implementing it. Nursing ethics, 18 (6),
802±813.
Saczynski, J.S., Gabbay, E., McManus, D.D.,
0F0DQXV 5 *RUH - 0 *XUZLW] - + « Wolf, L.A., Altair, M.D, et al. (2015). Exploring
Goldberg, R.J. (2012). Increase in the the management of death: Emergency
proportion of patients hospitalized with QXUVHV¶ SHUFHSWLRQV RI challenges and
acute myocardial infarction with do-not- facilitators in the provision of end-of-life
resuscitate orders already in place between care in the emergency department. Journal
2001 and 2007: A nonconcurrent of Emergency Nursing, 41 (5), e23±e33.
prospective study. Clinical Epidemiology, 4
(1), 267±274. https://doi.org/10.2147/CLEP. --------- Laporan Tahunan Rumah Sakit dr. Saiful
S32034. Anwar Malang Tahun 2010.

Anda mungkin juga menyukai