Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS MTBS

1. Biodata Klien :
A. Identitas Klien
1. Nama : An. AL
2. Umur : 5,0 Tahun
3.Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : M.Darat
B. Identitas Orang Tua
1. Nama : Ny. UC
2. Umur : 25 Tahun
3. Pekerjaan : IRT
4. Hubungan dengan Klien : Ibu Kandung
II. Riwayat Singkat Klien
Ny. UC datang membawa anaknya ke Puskesmas Simpang Sungai Duren
karena sudah 2 hari anaknya mengeluh demam. Keluhan demam sudah dirasakan
klien sejak kemarin dan belum mendapatkan pengobatan. Keluarga hanya
memberikan kompres saja dan memberikan anak banyak minum. Menurut
ibunya , anak mengalami demam yang naik turun. Karena kondisi anak semakin
lemah, akhirnya keluarga membawa anak ke Puskesmas. Saat dikaji tanggal 25
november 2021 di Poli Anak Puskesmas Simpang Sungai Duren, anak tampak
lemah dengan suhu tubuh 38,5 C, tidak ada kaku kuduk, tidak ada ruam
kemerahan di kulit, berat badan 20 kg dan tinggi badan 105 cm. Dari perhitungan
status gizi, anak termasuk ke dalam berat badan yang normal. Keluarga juga
mengatakan bahwa anaknya sudah mendapatkan imunisasi yang lengkap .

III. Hasil Penilaian MTBS ( Formulir terlampir )

IV. Identifikasi masalah yang timbul terkait asuhan keperawatan yang dilakukan dan
solusi yang diberikan

Dari hasil wawancara dan hasil pemeriksaan sesuai dengan format MTBS pada
klien didapatkan keterangan sebagai berikut :
a. Saat ini anak tidak ada tanda-tanda bahaya umum seperti : tak bisa minum,
memuntahkan semuanya, kejang serta letargis atau tidak sadar.

b. Saat wawancana dengan keluarga, didapatkan keterangan bahwa anak demam


sudah 2 hari. Hasil observasi pada klien diperoleh suhu 38,5 C, tidak ada kaku
kuduk, tidak ada ruam kemerahan di kulit yang menyeluruh.

Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan bahwa anak
saat ini menderita demam bukan malaria.

Adapun tindakan yang dilakukan pada klien yaitu :

1. Memberikan paracetamol sirup 3x1 sdt selama demam

2. Menganjurkan keluarga untuk memberikan kompres hangat dan memakaikan


pakaian yang menyerap keringat pada anak

3. Memberikan penjelasan pada keluarga jika demam tidak turun-turun maka


dilakukan pemeriksaan lanjutan

4. Menasehati keluarga agar terus mengawasi suhu tubuh anaknya selama 7 hari.

Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas dapat diklasifikasikan bahwa


anak ini menderita deman mungkin bukan malaria. Mengingat saat ini suhu
tubuh pasien 38,5 C, maka obat paracetamol diberikan. Dan jika suhu tubuh
pasien masih demam dalam 2 hari maka dilakukan kunjungan ulang, dan jika
demam tiap hari selama 7 hari , rujuk untuk pemeriksaan lanjutan.

5. Dari hasil wawancara dengan keluarga, dikatakan bahwa anak mengalami


demam sudah 2 hari. Saat diwawancara keluarga mengatakan bahwa anaknya
mengalami demam yang naik turun, tidak ada perdarahan hidung dan gusi,
tidak ada nyeri ulu hati, saat dikaji tidak ada petekie. Dari hasil wawancara dan
pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan bahwa anak saat ini menderita
demam mungkin bukan DBD.

Adapun tindakan yang diberikan yaitu :

a. Menasehati keluarga jika anaknya demam tinggi dengan suhu ≥ 38,5 C, agar
diberikan paracetamol.
b. Menganjurkan keluarga agar melakukan kunjungan ulang 2 hari jika tetap
demam
LAPORAN KASUS KPSP

1. Biodata Klien

A. Identitas Klien

1. Nama : An. Rayyan

2. Tempat tanggal lahir : Jambi, 25 November 2019

3. Umur : 24 Bulan

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. Alamat : Simpang Sungai Duren Rt. 07

B. Identitas Orang Tua

1. Nama : Ny.M

2. Umur : 35 Tahun

3. Pekerjaan : IRT

4. Hubungan dengan klien : Ibu Kandung Klien

II. Riwayat Singkat Klien

Klien merupakan anak ketiga dan saat ini berusia 24 bulan . Saat ini klien
dalam keadaan sehat dan tampak ceria saat diajak bermain oleh orang tuanya.
Menurut ibunya, klien hanya bermain dengan keluarga kecilnya seperti dengan
kakaknya. Saat dikaji BB Klien 15 kg, Tinggi badan 120 cm. Berdasarkan hasil
tersebut klien termasuk ke dalam status gizi normal . Menurut keluarga klien
sudah mendapatkan imunisasi lengkap dan pemberian vitamin A. Keluarga juga
berusaha memberikan nutrisi yang baik bagi anaknya agar selalu sehat. Saat
ditanya terkait tumbuh kembang anak, keluarga tampak belum paham dan
berharap mendapatkan penjelasan yang utuh dan lengkap. Keluarga hanya
mengatakan selama ini sudah berusaha memberikan yang terbaik buat anaknya.
Terkait pemeriksaan perkembangan anaknya, keluarga mengatakan jarang
memberikan stimulus karena merasa anaknya sehat-sehat saja. Dari hasil
pemeriksaan KPSP untuk kategori anak usia 22 bulan didapatkan asil 7 jawaban
ya dan 3 jawaban tidak dari 10 pertanyaan yang diajukan pada ibu klien.

III. Hasil penilaian KPSP ( Formulir Terlampir )

IV. Kesimpulan interpretasi hasil KPSP

Dari hasil pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP didapatkan


hasil sbb : dari 10 pertanyaan yang diajukan pada ibu serta berdasarkan hasil
observasi pada anak diperoleh ya ada 7 poin diantaranya poin no 1,2,3,5,6,8,9
sedangkan jawaban tidak ada 3 poin yaitu no 4,7,10 (jawaban terlampir). Dari
hasil diatas, perkembangan anak termasuk kategori perkembangan anak
meragukan (M).

V. Intervensi/ solusi yang diberikan :

a. karena usia anak berada pada kelompok umur stimulasi 18-24 bulan maka
stimulasi perkembanganpun sesuai dengan kelompok usia tersebut. Maka
dalam hal ini, pengkaji menjelaskan kembali terkait stimulasi perkembangan
tersebut pada ibu klien.

b. Mengajari orang tua cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak


untuk mengatasi penyimpangan / mengejar ketertinggalannya. Karena
perkembangan anak meragukan dilihat dari jumlah jawaban ya anya 7 dan
jawaban tidak ada 3 poin. Dari ketiga jawaban tidak tersebut adalah poin 4
(gerak kasar: belum bisa berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa
kehilangan keseimbangan ), poin 7 ( bicara & bahasa : belum bisa
menunjukkan dengan benar paling sedikit satu bagian badannya ) serta poin 10
( gerak kasar : belum bisa menendang bola kecil ke depan tanpa berpegangan
pada apapun).

Intervensi yang diberikan yaitu :

1.1. Poin 4 : Mengajarkan dan menganjurkan pada ibu agar sesring mungkin
melatih keseimbangan tubuh anak dengan memberikan mainan yang dapat
didorong oleh anak dengan posisi berdiri.
1.2. Poin 7 : Mengajarkan dan menganjurkan pada ibu agar sesering mungkin
melatih anak untuk menunjukkan bagian badannya seperti rambut, mata,
hidung, mulut dan bagian tubuh lainnya.

1.3. Poin 10 : Mengajarkan dan menganjurkan pada ibu agar sesering mungkin
melatih anak untuk menendang bola kecil ke depan tanpa berpegangan pada
apapun.

c. Memberikan petunjuk pada orang tua dan keluarga untuk mengintervensi anak
sesering mungkin, penuh kesabaran dan kasih sayang, bervariasi dan sambil
bermain dengan anak agar ia tidak bosan.

Anda mungkin juga menyukai