Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS MTBS

I. Biodata Klien
A. Identitas Klien
Nama : An. S
Usia : 20 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Srondol Kulon 3/V

B. Identitas Orang Tua


Nama : Ny. B
Hubungan Dengan Klien : Ibu

II. Riwayat Singkat Klien


Klien anak S dibawa oleh ibunya ke Puskesmas Srondol pada tanggal 28 Juli 2017
karena diare 3 kali sejak kemarin, feses tidak mengandung darah maupun lendir,
dengan konsistensi encer, terdapat ampas. Ibu belum memberikan pengobatan
apapun kepada anaknya selain memberikan ASI dan susu formula. Saat dikaji anak
tampak rewel, mata tidak tampak cowong, saat diberi susu formula An S mengenyot
dengan lahap. Suhu tubuh 37,60C, saat dicubit kulit perutnya, kulit kembali <2 detik.
Berat badan anak 11,2 kg dengan tinggi badan 87 cm. Dari perhitungan status gizi
berdasarkan panjang badan menggunakan standar antropometri penilaian status gizi
anak, maka anak S tergolong kedalam berat badan normal dengan standar deviasi -1.
Keluarga juga mengatakan bahwa anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap.

III. Hasil Penilaian MTBS (formulir Terlampir)


IV. Identifikasi Masalah Yang Timbul Terkait Asuhan Keperawatan yang Dilakukan dan
Solusi yang Diberikan
Dari hasil wawancara dan hasil pemeriksaan sesuai dengan format MTBS pada
klien An. S, didapatkan keterangan sebagai berikut :
a. Saat dilakukan pengkajian, tidak terdapat tanda bahaya umum pada anak, seperti :
tak bisa minum, memuntahkan semua makanan, kejang serta letargis atau tidak
sadar.
b. Anak diare selama 1 hari.
c. Keadaan umum anak gelisah dan rewel.
d. Mata tidak tampak cekung.
e. Anak tampak haus, terbukti saat diberi susu formula, anak meminum dengan
lahap.
f. Saat dicubit kulit perutnya, turgor kembali dalam waktu <2 detik.
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan bahwa
anak saat ini menderita diare tanpa dehidrasi. Adapun tindakan yang dilakukan pada
anak adalah :
1. Berikan cairan, tablet zinc dan makanan sesuai terapi A, yaitu:
a. Memberikan cairan tambahan sebanyak anak mau dengan memberikan
cairan seperti oralit, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang.
b. Memberikan oralit sebanyak 100-200 ml setiap kali buang air besar.
c. Memberikan tablet zinc selama 10 hari
d. Melanjutkan pemberian makan
2. Mengatakan pada ibu agar meminumkan sedikit demi sedikit tapi sering dari
mangkuk, cangkir, gelas, atau botol. Jika anak muntah, tunggu 10 menit, berikan
cairan lebih lambat. Memberikan cairan tambahan sampai diare berhenti.
3. Nasihati ibu untuk memeriksakan anak kembali jika diare tidak membaik.
LAPORAN KASUS MTBM

V. Biodata Klien
A. Identitas Klien
Nama : An. B
Usia : 28 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Srondol Wetan 2/II

B. Identitas Orang Tua


Nama : Ny. R
Hubungan Dengan Klien : Ibu

VI. Riwayat Singkat Klien


Klien An B dibawa oleh ibunya ke puskesmas Srondol pada tanggal 28 Juli
2017 untuk dilakukannya imunisasi. Sebelumnya bayitelah mendapatkan imunisasi
HB 0 dan pada hari ini bayi akan diberikan imunisasi BCG. Saat dilakukan
pengkajian ditemukan bahwa berat badan An B kurang dari berat badan bayi pada
usia 28 hari, berat badan An B yaitu 3,5 kg dengan z-score = -2.

VII. Hasil Penilaian MTBM (formulir Terlampir)

VIII. Identifikasi Masalah Yang Timbul Terkait Asuhan Keperawatan yang Dilakukan dan
Solusi yang Diberikan
Dari hasil wawancara dan hasil pemeriksaan sesuai dengan format MTBM
pada klien An. B, didiapatkan keterangan sebagai berikut :
a. Saat dilkukan pengkajian, bayi tidak mengalami kejang maupun henti nafas.
b. Ibu mengatakan bahwa dalam satu hari, bayi mendapatkan ASI sebanyak 3-5 kali
dalam sehari, dengan tambahan susu formula sebanyak 2-3 botol (30 ml) dalam
satu hari.
c. Berat badan bayi 3,5 kg.
d. Terdapat bercak putih pada sekitar mulut bayi.
e. Tidak terdapat celah pada langit mulut An B.
f. Saat ibu memraktikkan menyusui, nampak posisi ibu salah sehingga susu yang
keluar dari puting ibu kerap muncrat ke mulut bayi.
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan diatas, dapat diklasifikasikan bahwa
anak saat ini termasuk kedalam klasifikasi berat badan rendah menurut umur dan
atau masalah pemberian ASI. Sehingga dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mengajarkan teknik menyusui yang benar
b. Menasehati ibu untuk menyusui lebih sering. sesuai keinginan bayi, baik siang
maupun malam.
c. Mengajarkan ibu untuk memberikan susu formula kepada bayi dengan
menggunakan cangkir.
d. Menganjurkan kepada ibu untuk mengobati bercak putih pada sekitar mulut
bayi.
e. Menganjurkan kepada ibu untuk kembali ke Puskesmas setelah 14 hari untuk
memantau berat badan bayi.
LAPORAN KASUS
MTBS & MTBM
Di Poli KIA
Puskesmas Srondol, Kota Semarang

Disusun oleh:
Choirun Nisa Nur Aini
P1337420916006

Program Studi Profesi Ners


Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang
2017

Anda mungkin juga menyukai