Anda di halaman 1dari 4

Seorang gadis yang sedang menatap cermin dengan tatapan kosong, dengan rasa takut,

kecewa dan kesal. Ia bernama Nayya. Nayya adalah seorang gadis cantik, tetapi ia selalu
dikucilkan oleh temannya. Entah apa yang membuatnya seperti itu.

Suatu pagi saat Nayya disekolah, tiba tiba seorang cewe yang sering menggangu nya
yang biasa disebut cewe lenjeh dating pada nya.Tak ada yang berani menghentikan
cewe lenjeh itu. Cewe itu bernama Allodya, ia adalah cewe lenjeh yang sangat kasar.
Hampir setiap hari Nayya dibully olehnya .

Tetapi suatu hari Nayya menemukan seseorang gadis yang tergeletak dijalan, tanpa
pikir panjang Nayya langsung membawa nya kerumah sakit. Setelah gadis itu sadar,
Nayya menanyakan apa yang telah terjadi kepada gadis itu. Gadis itu bernama Dina,
Dina menceritakan apa yang telah terjadi. Ia mengatakan bahwa ia ditabrak oleh
seseorang yang bertanggung jawab. Selesai bercerita cerita ternyata mereka satu
sekolah, Dina baru saja pindah dari Surabaya dan ternyata rumah baru Dina berdekatan
dengan rumah Nayya.

Esok harinya mereka berangkat ke sekolah bersama. Saat mereka disekolah, seperti
biasa Allodya selalu menggangu Nayya tetapi kali ini Allodya sangat amat kasar pada
Nayya. Allodya menarik rambut Nayya dengan kencang, Dina tidak tinggal diam. Ia
langsung membalas apa yang dilakukan Allodya, Dina tidak tahu Allodya adalah cewe
terkasar disekolah nya.
“Lo siapa sih berani berani nya ngelawan gue” Allodya melepas rambut Nayya
“lhoo, lo sendiri punya masalah apa sama Nayya, kasar banget lagi” Dina menjawab
perkataan Allodya.

Seketika Allodya terdiam dan pergi meninggalakn Dina dan Nayya. Nayya hanya terdiam.
Ia selalu diam saat Allodya membully nya bahkan saat Allodya mengasarinya ia tetap
diam dan tidak melawan. Dina dan Nayya sangat heran mengapa Allodya bersikap
sekasar itu. Setelah kejadian itu Nayya tidak masuk sekolah selama beberapa hari.

Suatu hari Allodya dipanggil oleh Bu Gita yaitu guru BK disekolah nya, ada seseorang
yang melaporkan Allodya pada Bu Gita karena sudah sangat geram pada sifatnya itu. Bu
Gita membawa nya keruang BK dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, awalmya
ia tidak mau jujur tetapi Bu Gita mendesak Allodya untuk menceritakan apa yang terjadi,
akhirnya ia mau mengatakan apa yang sebenarnya. “Sebenarnya
saya iri dengan Nayya bu, walaupun ia tak punya banyak teman tetapi ia tidak pernah
merasa sendiri bu. Lagi pula kecantikan Nayya selalu membuat saya iri, berbeda dengan
saya walaupun saya mempunyai banyak teman tetapi saya sangat merasa kesepian.”
Allodya menjelaskan semua sambil menahan tangis.
“Kalau begitu kenapa kamu tidak gabung bersamanya?” jawab Bu Gita dengan tenang.
“Saya malu kaerna saya dulu sering membully nya, masa iya sekarang saya gabung sama
dia” Allodya mengatakan dengan rasa malu.
“Semua orang pasti punya kesempatan kedua, kamu masih bisa meminta maaf pada
Nayya lalu kalian bisa berteman kan?” lagi lagi Bu Gita menjawab dengan tenang.
“Tapi bu…” ucapam Allodya terhenti dan meminta izin untuk keluar dari ruang BK dan
Bu Gita hanya menggelengkan kepala Karena sudah sangat paham dengan sifat Allodya.

Saat Allodya keluar dari ruang BK, ia menuju kelasnya dan berdiri didepan balkon
kelasnya sambil termenung.
“Kenapa gue jahat banget sih, kalo gue minta maaf nanti Nayya malah ngetawain gue.
Duh gue harus gimana” ucap Allodya kesal.
Tiba tiba ada yang nemepuk pundak Allodya seorang itu adalah Dina, ternyata Dina
mendengar apa yang Allodya katakana sebelumnya.
“Buruan minta maaf, sebelum terlambat” ucapan Dina membuat Allodya terdiam.
Allodya masih terdiam dan menatap Dina sambil menahan malu.
“Udahlah minta maaf doing ko” Dina berbicara lagi sedangkan Allodya masih terdiam.
Karena Allodya tidak menjawab apapun, Dina langsung meninggalkan nya.

Allodya mulai sadar dengan perkataan Dina dan Bu Gita tadi. Ia berniat untuk meminta
maaf pada Nayya esok hari, tetapi ia baru sadar sudah beberapa hari ini ia tidak melihat
Nayya disekolah. Perasaan Allodya sangat kacaw saat itu. Ia sangat bingung harus
bagaimana, ia berfikir untuk menemui Dina lagi untuk menanyakan alamat rumah
Nayya.

Saat Allodya menemui Dina, ia gugup untuk berbicara hingga Dina menjadi kebingungan
dengan nya yang sedaritadi hanya melamum menatap Dina.
“Lo kenapa sih?” Tanya Dina yang membuyarkan lamunan nya.
“Eh itu em... gue mau tau alamat nya Nayya dong” kata Allodya sambil terbaku baku.
“Akhirnya sadar juga lo, yaudah bareng gue aja rumah gue sama dia deketan.” Kata Dina
lalu meninggalkan Allodya.
Saat sampai dirumah Nayya. Dina dan Allodya termenung karena rumah Nayya sangat
sepi, hanya ada seorang yang sedang membereskan rumahnya. Dina menghampiri
seorang tersebut.
“Maaf pak ini yang punya rumah kemana ya pak?” Dina bertanya dengan hati hati.
“Yang punya rumah udah pindah dek, saya Cuma disuruh angkutin barang yang
ketinggalan.” Kata bapak yang membereskan rumah Nayya.
Allodya hanya terdiam kebingungan.
“Pindah? Kemarin masih disini kan? Sebenarnya ada apa?!” Dina sangat heran.
“Pagi tadi anak yang punya rumah penyakit kanker nya kambuh undah stadium akhir
katanya, langsuang dibawa ke Singapur tapi saya dapat kabar kalo sorenya dia udah
meninggal dek, orang tua nya mutusin buat netap tinggal disana makanya saya disuruh
angkutin barang nya” Bapak itu menjelaskan panjang lebar.

Selama bapak itu bercerita air mata Dina dan Allodya membanjiri pipinya. Mereka
sangat tidak menyangka bahwa Nayya mempunyai penyakit berbahaya itu. Allodya
sangat merasa bersalah, lalu ia pergi meninggalkan Dina.

Allodya pergi ke taman dekat rumah Nayya, ia sangat terpuruk perasaan nya benar
benar kacaw saat itu. Ia tak tahu harus berbuat apalagi, tangisan nya pun tak terhernti.
“Nay. Maafin gue ya” ucapnya tersedu sedu.
“Gue bener bener nyesel pernah jahat sama lo. Lo orang baik walaupun gue sering
jahatin lo tapi lo gapernah dendam ke gue” tangisan nya semakin menjadi jadi.

Dina menyusul Allodya ke taman dan membawakan surat dari Nayya untuknya, Dina
juga mendapatkan surat dari Nayya yang berisi
“Hallo Din.. kamu baik baik aja kan, maaf aku ga jujur sama kamu. Sebenarnya aku
punya penyakit ini udah lama makanya aku gapernah mau ngebales apa yang Allodya
lakuin ke aku, kamu sama dia jangan berantem mulu ya. Aku mau pergi jauh Din, maafin
aku gamau jujur sama kamu. Jaga diri baik baik ya” begitulah surat dari Nayya untuk
Dina

“Nih ada surat yang harus lo baca” ucapan Dina membuat tangisan Allodya terhenti.
“Surat apa?” Tanya Allodya
“Surat dari Nayya, sebelum dia meninggal dia nulis surat ini trus dititipin ke bapak bapak
yang tadi” penjelasan Dina.
Isi surat tersebut adalah
“Hai Allodya, aku gatau kapan kamu baca surat ini mungkin nanti kalau aku sudah pergi
jauh kali ya hehe. Aku ga berani ngomong langsung sama kamu,aku tau kamu
sebenarnya orang baik. Kalau nanti aku udah pergi kamu sama Dina jangan berantem
lagi ya. Seseorang dikatakan cantik kalau hatinya juga cantik, semoga kamu bisa berubah
ya.” Begitulah surat dari Nayya.

Air matanya tak tertahan saat membaca surat tersebut. Sejak saat itu Allodya sadar
bahwa menjadi orang jahat itu sangat menyesatkan, dari pengalaman sendiri ia belajar
bahwa iri dengan sesorang itu tak baik dan taka da untung nya.

-TAMAT-

Anda mungkin juga menyukai