Anda di halaman 1dari 6

REFERAT

Intinya pada tuberkulosis pulmonari. Hilus, mediastinal dan paratracheal


lymph node adalah tempat infeksi dari parenkim paru. 9,10

2.7. Manifes

Limphadenopati cervikal 1

Pembesaran tonsil 1

Gambar diperbesar pada pembesaran tonsil 1

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium


yang di dapat dari data hematologi didapat kesan adanya peradangan ringan
(dilihat dari peningkatan C-reaktif protein dan Leukosit). saKultur organisme
Mycobacterium tuberculosis diambil dari spesimen tonsil pasien dan dapat

1
digunakan untuk diagnosis definitif TB. Namun, untuk mendapatkan hasil kultur
Mycobacterial biasanya memakan waktu 2-8 minggu, sehingga akan lambat untuk
menentukan keputusan tindakan perawatan. Meskipun temuan radiografi paru
normal, beberapa pasien EPTB memiliki hasil kultur sputum positif. Evaluasi
bronkoskopik atau induksi sputum dengan nebulasi saline hipertonik dapat
meningkatkan sensitivitas diagnostik. 12
Diagnosis TB tonsilar tergantung pada temuan histopatologis yaitu
ditemukannya granuloma epiteloid, nekrosis caseous, sel raksasa Langhan.
Namun, pada pasien dengan Imunokompromais dapat menunjukkan respon
supuratif yang lebih besar dan temuan granuloma yang kurang terbentuk secara
histopatologis. Keakuratan diagnostik dapat ditingkatkan jika hasilnya tes
histologi dan polymerase chain reaction (PCR) dikombinasikan dengan kultur.
Apalagi penggunaan formalin untuk preservasi spesimen biopsi dapat
menghancurkan mycobacteria dan mencegah konfirmasi kultur lebih lanjut. Oleh
karena itu, bahan biopsi untuk kultur mikobakteri harus diserahkan segar atau
dalam jumlah kecil disertai dengan saline steril. 12,13
Biopsi jaringan adalah metode diagnosis yang paling efektif untuk TB tonsil
yang bersifat invasive dan dapat dilakukan dengan cairan tubuh karena lebih
mudah diakses, seperti cairan pleura dapat dipelajari jika pasien memiliki TB paru
primer. Cairan eksudatif ditemukan dalam cairan pleura pada pasien TB dengan
dominasi limfosit pada sekitar 90% kasus. Pengukuran Adenosine deaminase
(ADA) adalah salah satu biomarker yang paling banyak digunakan untuk
diagnosis EPTB. ADA adalah enzim yang terlibat meskipun mungkin hasil
negatif palsu dan hasil positif palsu harus dipertimbangkan. 12,13
Uji amplifikasi asam nukleat seperti PCR memiliki banyak keuntungan yaitu
kecepatan dalam mendiagnosis. Selin itu sensitivitasnya juga dapat ditingkatkan
dengan PCR karena EPTB adalah penyakit paucibacillary sehingga akan dapat
mendeteksi sedikitnya 10 mycobacteria. 12,13
Ada beberapa metode yang mendukung untuk mendiagnosis tonsil TB, seperti
tes kulit Tuberkulin (TST) dan IFN-γ merilis tes (IGRA), tetapi ini memiliki nilai
diagnostik yang terbatas. Interpretasi hasil reaktivitas TST dapat menjadi rancu

2
oleh crossreactivity dengan vaksinasi Bacille Calmette-Guerin sebelumnya atau
infeksi TB laten di negara-negara di mana TB menjadi penyakit yang umum.
Faktor lain seperti infeksi HIV, status gizi buruk, infeksi bakteri, atau vaksinasi
dengan virus hidup juga bisa mengurangi respon terhadap TST. Demikian pula,
IGRA tidak dapat membedakan antara infeksi laten dan TB paru aktif atau EPTB.
Dengan demikian, hasil negatif tidak bisa sepenuhnya mengecualikan penyakit.
12,13

2.9. Diagnosis Banding


Diagnosis banding dari TB tonsil meliputi keganasan, traumatic ulcer,
aphthrous ulcer, keganasan lympho-reticular, actinomyosis, midline granuloma,
Granulomatosis, Wegner, Tonsilitis Plaut-Vincent, dan lain-lain.14

2.10 Tatalaksana
Pengobatan untuk tuberkulosis paru dan extra-paru pada kasus ini tonsillar
tuberculosis memiliki kesamaan, kecuali jika diketahui dan diduga kuat adanya
resistensi kuman terhadap obat tuberkulosis lini pertama. Pengobatan pada TB
tonsil tetap menggunakan terapi dengan obat anti tuberkulosis.
Pasien diberikan terapi dengan anti tuberkulosis berupa isoniazid,
rifampisin dan pirazinamid. Setelah pemberian terapi anti tuberkulosis selama 2
bulan lakukan pemeriksaan untung mengkaji apakah ada perbaikan klinis dan
radiologis pada pasien tersebut.13

2.11 Komplikasi
Abses peritonsil, bakteremia, sepsis dan sindrom Lemierre. Sindrom
lemierre atau septikemia postanginal (necrobacillosis) disebabkan oleh infeksi
orofaringeal akut dengan septik thrombophlebitis sekunder karena fusobacterium
necrophorum dari vena jugularis internal dan infeksi metastasis yang sering
terjadi.14

2.12 Prognosis

3
Pasien dengan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosa harus
mengikuti petunjuk pengobatan yang benar agar tidak timbul resistensi kuman.
Prognosis biasanya baik dengan pengobatan yang terkontrol. Penderita
tuberkulosis yang telah dinyatakan sembuh tetap dievaluasi minimal 2 tahun
setelah sembuh untuk mengetahui adanya kekambuhan.

KESIMPULAN

Pada kasus yang mencurigakan mengarah ke kasus TB, tes diagnostik TB


perlu dipertimbangkan, khususnya ketika pemeriksaan patologi primer yang
dilakukan tidak menghasilkan diagnosis yang pasti. TB harus dipertimbangkan
dalam mendiagnosis banding massa jaringan lunak di kepala dan leher, terutama
jika dijumpai temuan klinis maupun pencitraan yang atipikal. Adanya temuan
paru yang abnormal dapat mengarahkan kemungkinan diagnosis yang tepat,
dengan tidak melupakan pemeriksaan biopsi dan mikrobiologi yang tepat.

4
Sehingga nantinya penatalaksanaan pengobatan pasien dapat diberikan dengan
baik dan semaksimal mungkin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hayati R, Saragih AR. Tuberkulosis tonsil dan nasofaring disertai


2. Relationship Between the Palatine Tonsil and the Lingual Branch of the
Glossopharyngeal Nerve. Taylor and Francis. 2002;546:99-109
3. Rusmarjono, Kartosoediro S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher. Jakarta:FKUI;2007
4. Snell RS. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2002. Hlm. 58-59

5
5. Ainhoa GL, Armengot M, Calabuig C. Tuberculous pseudotumor of the
rhinopharynx. Arch Bronconeumol. 2011;47(10):535-38
6. Rajati HM, Kaboli MA. A case of primary nasopharyngeal and tonsillar
tuberculosis. Iran J Otorhinolaryngol 2009;20(4):217-20
7. Balasubramanian T, Venkatesan U, Geetha R. Secondary tuberculosis of
tonsil case report and literature review. Online J Otolaryngol.
2012;2(1):59-67
8. Nieves, Cristina S, Onofre, Rubiliza, Corazon AAR, Fortuna, et al.
Nasopharyngeal tuberculosis in a patient presenting with upper airway
obstruction. Philippine J Otolaryngol Head Neck Surgery. 2010;25(1):20-2
9. Lee J, Lee SY, Choi KJ, Lim JK, Yoo SS, et al. Clinical Utility of CT-
based bronchial aspirate TB-PCR for the rapid diagnosis of pleural
tuberculosis. Tuberc Respir Dis. 2013;75:150-6
10. Lee JY. Diagnosis and Treatment of extrapulmonary tuberculosis. Tuberc
Respir Dis. 2015;78:47-55
11. Kant S, Verma KS, Sanjay. Isolated Tonsil Tuberculosis. Lung India,
Vestn Otonnolanngol. 2008;25:163-164

Anda mungkin juga menyukai

  • 1111LKLKJHJ
    1111LKLKJHJ
    Dokumen6 halaman
    1111LKLKJHJ
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • 1111LKLKJHJ
    1111LKLKJHJ
    Dokumen6 halaman
    1111LKLKJHJ
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen6 halaman
    Referat
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • 112LKKLK1)
    112LKKLK1)
    Dokumen6 halaman
    112LKKLK1)
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Jnon
    Jnon
    Dokumen6 halaman
    Jnon
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Jnon
    Jnon
    Dokumen6 halaman
    Jnon
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • 111DSC
    111DSC
    Dokumen6 halaman
    111DSC
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • 111DSC
    111DSC
    Dokumen6 halaman
    111DSC
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Jnon
    Jnon
    Dokumen6 halaman
    Jnon
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat
    Referat
    Dokumen6 halaman
    Referat
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat
  • Referat THT
    Referat THT
    Dokumen7 halaman
    Referat THT
    BimaSurya
    Belum ada peringkat