RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KOLO KECAMATAN ASAKOTA KOTA BIMA
Oleh : Lubis Hermanto
(Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Mbojo Bima)
ABSTRAK
Istilah pemberdayaan masyarakat mulai dibicarakan sekitar tahun 90-an.
Istilah tersebut kemudian menjadi pembicaraan tersendiri didalam tubuh Pemerintahan dan mulai disosialisasikan didalam program-program turunan dari pemberdayaan masyarakat tersebut. Ir. Tatag Wiranto, MURP Direktur Kerja Sama Pembangunan Sektoral Bappenas mengatakan bahwa program pemberdayaan masyarakat menghasilkan masyarakat yang berdaya bukan yang terpedaya, sehingga mereka mampu mandiri dan tidak tergantung pada uluran tangan bantuan orang lain adapun tujuan: Untuk mengatahui bentuk strategi pemberdayaan ekonomi sosial masyarakat nelayan berbasis komunitas ibu rumah tangga di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima. Untuk mendiskripsikan bentuk strategi pemberdayaan ekonomi sosial masyarakat nelayan berbasis komunitas ibu rumah tangga di Kelurahann Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan dasar penelitian survey yaitu dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang “Strategi Pemberdayaan Ekonomi Sosial Masyarakat Nelayan Berbasis Komunitas Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima”. Menurut Sugiyono (1994:3) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi secara intensif terhadap subyek dan obyek yang diteliti baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa: 1). Strategi menumbuhkembangkan kesadaran dari komunitas ibu rumah tangga nelayan agar berpartisipasi ikut bekerja untuk menunjang sosial ekonomi rumah tangga nelayan, khususnya bagi nelayan kecil tradisional. 2). Strategi menjadikan komunitas ibu rumah tangga sebagai basis dan memegang peranan sentral dalam mengelola potensi sumberdaya sosial-ekonomi rumah tangga. 3). Strategi memanfaatkan kedudukan dan peranan ibu rumah tangga yang merupakan modal sosial untuk pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat nelayan. 4). Strategi menerapkan diversifikasi pekerjaan di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota dikalangan komunitas ibu rumah tangga. Kata kunci : Strategi, Pemberdayaan, Ekonomi sosial, Ibu rumah tangga.
160 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
PENDAHULUAN besar dalam kegiatan sosial- ekonomi di darat, sementara A. Latar Belakang Masalah laki-laki berperan di laut Pembentukan terhadap kaw untuk meningkatkan dengan asan nelayan hanya didasari oleh menangkap ikan. Dengan perkembangan pemikiran bahwa kata lain, darat adalah ranah kawasan nelayan Kolo menyimpan perempuan, sedangkan laut potensi Sumber Daya Alam (SDA) adalah ranah laki-laki (Kusnadi yang cukup besar, tetapi juga 2000: 151-152). potensi sosial masyarakat nelayan 2. Pembentukan system pe yang akan mengelola Sumber Daya mbagian kerja di atas meng Alam tersebut secara berkelanjutan. haruskan kaum masyarakat Potensi sosial masyarakat ini sangat nelayan untuk selalu terlibat penting karena sebagian besar dalam kegiatan publik, yaitu penduduk yang bermukim di pesisir meningkatkan keluarga lainya dan hidup dari pengelolaan sebagai antisipasi ibu rumah sumber daya kelautan dan perikanan tangga jika suami mereka tidak perkembanga dan peningkatan. memperoleh penghasilan. Kebijakan-kebijakan pembangunan Kegiatan melaut merupakan di bidang perikanan (Revolusi Biru) kegiatan yang spekulatif dan selama ini masyarakat nelayan terikat oleh musim. Oleh karena mampu meningkatkan kesejahteraan itu, nelayan yang melaut belum hidup dengan nilai tinggi, termasuk bisa dipastikan memperoleh yang berada di kawasan nelayan Selat penghasilan. Madura (Kusnadi, 2000:10). 3. Pembentukan system Kusnadi, 2000: 2-4, salah pembagian kerja masyarakat satu unsur potensi sosial tersebut nelayan dan tidak adanya adalah kaum masyarakaat nelayan, kepastian penghasilan setiap khususnya istri nelayan. Kedudukan hari dalam rumah tangga dan peranan kaum nelayan pesisir nelayan telah menempatkan atau istri nelayan pada masyarakat perempuan sebagai salah satu pesisir sangat penting karena beberapa pilar penyangga kebutuhan pertimbangan pemikiran: hidup rumah tangga. 1. Dalam sistem pembentukan Dengan demikian, dalam kerja secara meningkat pada menghadapi kerentanan ekonomi dan masyarakat nelayan, kaum kemiskinan masyarakat nelayan, pihak nelayan pesisir atau istri nelayan yang paling terbebani dan bertanggung mengambil peranan yang jawab untuk mengatasi dan menjaga
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 161
kelangsungan hidup rumah tangga yang bersifat fisik berupa kualitas adalah kaum perempuan, istri pembentukan. masyarakat nelayan nelayan (Kusnadi, 2000: 69-83). yang akan mudah diidentifikasi Dibandingkan dengan masyarakat dari kondisi rumah hunian mereka. lain, kaum perempuan di desa-desa Rumah-rumah yang sangat sederhana, nelayan mengambil kedudukan dan berdinding anyaman bambu, berlantai peranan sosial yang penting, baik di papan yang terlihat usang, beratap sektor domestik maupun di sektor rumbia, dan keterbatasan pemilikan publik. Peranan publik istri nelayan perabotan rumah tangga adalah diartikan sebagai keterlibatan kaum tempat tinggal para nelayan buruh perempuan dalam aktivitas sosial- dan nelayan tradisional. Sebaliknya, ekonomi di lingkungannya dalam rumah-rumah yang megah dengan rangka memenuhi kebutuhan segenap fasilitas yang memadai akan hidup rumah tangga dan kebutuhan mudah dikenali sebagai tempat tinggal sekunder lainnya. Kaum perempuan pemilik perahu, pedagang perantara di desa nelayan merupakan (ikan) atau pedagang berskala besar, potensi sosial yang sangat strategis dan pemilik toko (Kusnadi, 2000& untuk mendukung kelangsungan Sitorus,2002). hidup masyarakat nelayan secara Dalam peningkatan pendapatan keseluruhan. Oleh karena itu, potensi hasil nelayan, akan sangat baik sosial-ekonomi kaum perempuan ini bagi para nelayan untuk lingkaran tidak dapat diabaikan begitu saja. nelayan dan begitu saja bersaing Pembentukan masyarakat dalam pemanfaatan hasil laut di era nelayan merupakan suatu bagi sebuah keterbukaan sekarang ini. Mereka negara di Indonesia, walau data akan selalu kalah bersaing dengan yang valid tidak mudah diperoleh. perusahaan penangkapan ikan, Pengamatan visual/langsung ke baik asing maupun nasional, yang kampung-kampung nelayan dapat berperalatan modern. Oleh karena memberikan gambaran yang jauh itu, pemberdayaan komunitas lebih gamblang tentang kemiskinan nelayan merupakan langkah yang nelayan di tengah kekayaan laut yang sangat krusial dalam mencapai tujuan begitu besar. pemanfaatan kekayaan laut Indonesia Gambaran umum yang (Bappenas, 2005). pertama kali bisa dilihat dari kondisi Salah satu cara untuk pembentukan pemberdayaan memperdayakan masyarakat masyarakat nelayan dan kesenjangan nelayan antara lain dengan cara sosial-ekonomi dalam kehidupan pemberdayaan komunitas nelayan masyarakat nelayan adalah fakta-fakta yang harus dilakukan dengan tepat
162 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
dan harus berangkat dari kultur yang pantai yang berkarakter out door ada. Penekanannya harus kepada dan padat karya harus diimbangi peningkatan kesadaran akan masalah dengan pemberdayaan perempuan dan potensi yang ada di dalam dan menambah penghasilan keluarga di sekitar komunitas. Kalaupun ada berbagai bidang pekerjaan kodrati bantuan dari luar komunitas (misalnya (Sitorus, 2005). dari pemerintah, lembaga donor, atau Berkaitan dengan usulan LSM), sebaiknya jangan berbentuk konstruktif ini, dapat dirujuk hasil sumbangan cuma-cuma (charity), penelitian Kusnadi (2000:71) yang melainkan berupa pancingan/ membuktikan bahwa strategi stimulan bagi peningkatan kesadaran diversifikasi pekerjaan yang dilakukan akan potensi sendiri serta peningkatan oleh nelayan di pantai Utara jawa, pengetahuan dan keterampilan dalam ternyata dapat meningkatkan memanfaatkan potensi tersebut. kehidupan ekonomi masyarakat Bantuan dalam bentuk uang tidak pantai karena semakin beragamnya boleh terlalu besar (karena akan sumber-sumber pendapatan dan ’memanjakan’). Tetapi juga jangan akses ke sumber daya ekonomi yang terlalu kecil (karena bisa tidak efektif luas dan fleksibel. dalam upaya mengangkat komunitas dari lingkaran kemiskinan). Besaran Hal yang ada ditemukan dari yang ’pas’ akan sangat tergantung penelitian Sitorus (2002), dimana pada situasi dan kondisi setiap semakin luas bidang pekerjaan yang komunitas nelayan dan mungkin tersedia dalam struktur produksi tidak bisa disama ratakan. yang dapat dimasuki oleh perempuan seiring dengan modernisasi dan Eliminasi faktor pendorong dan sosialisasi pergerakan kemitra penekan (push-pull factor) buruknya sejajaran gender. Diversifikasi mata kondisi sosial ekonomi nelayan pencaharian merupakan salah satu yang dilakukan berbagai pihak pilihan, yang dapat dilakukan di harus menempatkan komunitas masa paceklik (angin barat), ataupun nelayan sebagai subyek dan obyek berlangsung dengan melibatkan pembangunan. Dalam hal ini, anggota keluarga. Untuk nelayan yang nelayan dirangsang supaya kreatif menjadi unit analisis dalam penelitian untuk menemukan strategi taktis ini, sebagian besar ibu rumah untuk mengatasi kesulitan hidupnya. tangga terlibat dalam pekerjaan Selain itu, kecenderungan nelayan pasca-tangkap diantaranya kegiatan yang hanya mengandalkan laki- menjemur ikan, merebus, mengasin, laki menjadi pemeran utama dalam dan melakukan pengepakan paket struktur produksi masyarakat ikan asin. Selain itu, para wanita
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 163
nelayan tersebut juga ada yang melakukan pekerjaan ini untuk dapat bertani, beternak ayam, berjualan membantu menunjang kebutuhan ke desa-desa lainnya, merajut jaring, ekonomi sosial rumah tangganya. Ibu mencari kerang-kerangan dan jamur rumah tangga nelayan harus pandai- laut, serta membudidayakan rumput pandai meningkatkanpemberdayaan laut. Sedangkan anggota keluarga masyarakat nelayan agar sebagian lainnya yang telah dewasa, terlibat kebutuhan hidup rumah tangganya dalam perbaikan dan pembuatan bisa terakomodir. kapal, bertani dan mengikuti bisnis Melihat lokasi Kelurahan yang transportasi darat, serta buruh berada sangat dekat dengan pusat kota nelayan. Dalam konteks ini, temuan dan terlebih lagi di Kota Bima, maka Sitorus menunjukkan bahwa implikasi kondisi kehidupan ekonomi sosial dari peranan perempuan yang bekerja masyarakat nelayan di Kelurahan secara nyata mampu meningkatkan Kolo terlihat sangat konpak dengan daya tahan ekonomi keluarga nelayan, masyarakat di Kelurahan lain dan hal tetapi tidak terdapat perubahan ini menimbulkan kesenjangan sosial. posisi di mana penghargaan yang Di Kelurahan tersebut juga tersedia diterimanya dari lawan jenisnya tetap sarana pasar ikan, Pusat Pelelangan menempatkannya dalam struktur Ikan (PPI) dan di Kelurahan yang sama dalam masyarakat pantai. sebelahnya yaitu Kelurahan Songgela Kelurahan yang dijadikan lokasi terdapat sarana Tempat Pendaratan penelitian berada di dalam wilayah Ikan (TPI) dan dengan tersedianya Kecamatan Asakota Kota Bima. sarana dan prasarana ini seharusnya Kelurahan Kolo merupakan sebagian masyarakat nelayan di Kelurahan kecil dari wilayah pesisir di Kota Bima, Kolo bisa bangkit dari nilai tinggi. Dan dimana Kota Bima ini hampir 30 % dari untuk komunitas masyarakat nelayan, luas wilayahnya terdiri dari wilayah dimana ibu rumah tangganya lebih pesisir (nelayan), yang merupakan banyak melewatkan waktu di darat, kantong-kantong kemiskinan. Di strategi ini harus menjadi bahan Kelurahan Kolo terlihat rumah- pemikiran Pemerintah Daerah. rumah yang sangat sederhana dan Dalam sistim pembentukan perabotan seadanya. Sebagian besar strategi pemberdayaan masyarakat ibu rumah tangga terlihat beraktifitas nelayan adalah : dalam pekerjaan menjemur, merebus dan mengasinkan ikan, mencari 1. Pembentukan tingkat modal kerang, merajut jaring dan berbagai usaha secara bergulir dan pekerjaan sambilan lainnya, mereka berkelanjutan baik berupa dana dengan segala kesadaran penuh bantuan dari pihak pemerintah
164 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
kota, mengeluarkan dana Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota triwulan maupun pertahun, Kota Bima. Untuk mendiskripsikan sehingga dapat mewujudkan bentuk strategi pemberdayaan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi sosial masyarakat nelayan masyarakat nelayan untuk berbasis komunitas ibu rumah tangga mendapatkan usaha yang lebih di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota baik. Kota Bima. Kegunaan penelitian: 2. Pembentukan peningkatan Dapat dijadikan sebagai langkah awal pendidikan dan pelatihan untuk analisa tentang strategi pemberdayaan mengatahui tata cara dan masyarakat nelayan di Kelurahan Kolo mengelolah atau mengawetkan melalui peranan ibu rumah tangga ikan dengan baik dan benar dalam kegiatan sosial ekonomi lokal sehingga dapat mewujudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kesejahteraan rumah tangganya. nelayan dengan berkat adanga Dapat menjadi rekomendasi bagi alat-alat teknologi yang canggi, perencanaan di masa yang akan sehingga dapat mengelolah hasil datang, sebagai dasar penajaman lautnya. program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat nelayan di Kelurahan B. Rumusan Masalah, Tujuan dan Kolo. Secara akademis penelitian ini Kegunaan Penelitian diharapkan sebagai sumbangsih bagi Berdasarkan uraian pada latar perkembangan ilmu pengetahuan belakang masalah tersebut diatas, yang diperoleh selama perkuliahan maka dapat rumuskan masalah dengan permasalahan yang diteliti sebagai berikut: 1. Apa sajakah bentuk untuk dijadikan sebagai bahan strategi pemberdayaan ekonomi sosial dalam strategi yang harus ditempuh masyarakat nelayan di Kelurahan untuk dapat memberdayakan sosial Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima ekonomi masyarakat nelayan di dengan partisipasi ibu rumah tangga Kelurahan Kota Kecamatan Asakota ? 2. Bagaimana bentuk strategi Kota Bima dengan partisipasi ibu pemberdayaan ekonomi sosial rumah tangga. Secara praktis dapat masyarakat nelayan di Kelurahan dijadikan bahan acuan atau pedoman Kolo Kecamatan Asakota Kota bagi peneliti lain yang mengadakan Bima dengan partisipasi ibu rumah penelitian serupa serta sebagai data tangga ?. Tujuan Penelitian: dan informasi yang cukup akurat dan untuk mengatahui bentuk strategi ilmiah dan dapat dimanfaatkan oleh pemberdayaan ekonomi sosial masyarakat Nelayan di Kelurahan masyarakat nelayan berbasis Kolo. komunitas ibu rumah tangga di
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 165
C. Metode Penelitian Kota Bima. Menurut Sugiyono Jenis penelitian yang digunakan (1994:57) populasi adalah wilayah dalam penelitian ini adalah generalisasi yang terdiri atas subyek/ kualitatif dengan dasar penelitian obyek yang mempunyai kuantitas dan survey yaitu dengan tujuan untuk kualitas tertentu yang diterapkan oleh memberikan gambaran tentang peneliti untuk dipelajari dan kemudian “Strategi Pemberdayaan Ekonomi ditarik kesimpulan “Populasi bukan Sosial Masyarakat Nelayan Berbasis hanya orang tetapi juga benda-benda komunitas Ibu Rumah Tangga di lain, yaitu bukan hanya sekedar Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota jumlah tetapi meliputi karateristik/ Kota Bima”. Menurut Sugiyono sifatnya. Sampel adalah sebagian dari (1994:3) penelitian survey adalah jumlah karakteristik yang dimiliki penelitian yang dilakukan pada oleh populasi tersebut. Menurut populasi besar maupun kecil tetapi Suharsimin Arikunto (1998 : 178) ,” data yang dipelajari adalah data Sampel adalah sebagian atau wakil yang diambil dari populasi. Dalam populasi yang diteliti”. Mengingat penelitian ini yang menjadi secara populasi dalam penelitian ini relatif intensif terhadap subyek dan obyek besar dan dianggap sama, maka peneliti yang diteliti baik secara menyeluruh dalam penentuan jumlah sampel maupun mengenai aspek-aspek ini dilakukan dengan mengikuti tertentu. Tipe penelitian digunakan pendapat Ringarimbun dan Efendy tipe deskriptif yang menurut Nawawi (1989:159), yang mengemukakan (1993:63) adalah sebagai suatu sebagai berikut: “Bila populasinya prosedur pemecahan masalah yang diatas 100 dan karakteristiknya diselidiki dengan menggambarkan homogen, maka untuk menentukan atau melukiskan keadaan subjek/ sampelnya dapat cukup hanya 10% objek, pada saat sekarang berdasarkan dari jumlah subjek tersebut”. Dalam faktor yang tampak sebagaimana penelitian kualitatif pengumpulan adanya. Walaupun penelitian ini data bergerak dari lapangan empiris tergolong deskriptif bukan berarti dalam upaya membangun teori data, hanya akan mendeskripsikan data proses pengumpulan data proses dan fakta yang diperoleh. Akan ini meliputi berbagi tahap yaitu: a. tetapi akan dilakukan analisa dan Penelitian pustaka yaitu kegiatan interpretasi yang mendalam sehingga penelitian yang dilakukan untuk akan memperoleh gambaran yang memperoleh data yang didukung jelas tentang permasalahan yang oleh teori-teori atau definisi-definisi diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di yang dikutip dari para ahli dan padat Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota pula berupa laporan dari jawatan atau
166 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
instansi yang ada kaitannya dengan Wawancara. Dilaksanakan dengan masalah yang diteliti serta dapat tujuan untuk lebih memahami pula berupa majalah atau brosur. b. berbagai data dan informasi sekunder. Penelitian lapangan yaitu kegiatan Menurut Kartono (2002:187), penelitian yang dilakukan secara bahwa “Interview atau wawancara langsung pada lokasi penelitian untuk itu adalah suatu percakapan, tanya memperoleh data yang dibutuhkan jawab lisan antara dua orang atau dan sekaligus merupakan obyek atau lebih yang duduk berhadapan secara faktor-faktor yang menunjang serta fisik dan diarahkan pada suatu ada kaitannya dengan penelitian masalah tertentu. Dalam penelitian ini. Untuk melakukan penelitian ini wawancara dilakukan dengan lapangan ini data yang dikumpulkan orang-orang yang dipandang dapat tersebut akan diperoleh dengan cara memberikan informasi yang memadai sebagai berikut: a. Pengamatan yaitu sesuai dengan judul penelitian. Guna dengan melaksanakan observasi memudahkan untuk menganalisa, secara langsung pada lokasi penelitian penulis mengidentifikasi sebagai dan pada obyek atau faktor-faktor berikut: a. Strategi Pemberdayaan yang menjadi sasaran dalam rencana ekonomi sosial masyarakat nelayan penyusunan skripsi ini sehingga akan berbasis ibu rumah tangga. b. diperoleh data yang mendukung Strategi pemberdayaan nelayan yang rencana kegiatan penelitian ini. b. mempengaruhi nilai pemberdayaan Dokumentasi. Tenik dokumentasi ekonomi sosial masyarakat nelayan merupakan alat pengumpul data berbasis ibu rumah tangga. a. dengan mengadakan pencatatan Strategi Pemberdayaan ekonomi langsung melalui dokumen-dokumen, sosial masyarakat nelayan berbasis arsip, laporan dan sebagiannya.Versi ibu rumah tangga dengan pemberian Linton (dalam Latief 2000 : 91) teknik modal usaha dan mengadakan dokumentasi ini disebut metode pelatihan. b. Strategi pemberdayaan rekonstruksi histories. Metode nelayan untuk mempengaruhi nilai rekonstruksi histories merupakan keberhasilan pemberdayaan ekonomi metode untuk mengetahui peristiwa- sosial. Untuk menganalisa data yang peristiwa yang telah lampau. Metode telah terkumpul dari hasil penelitian ini mengandalkan kepada bukti- ini, baik yang diperoleh melalui bukti dokumen sezaman meskipun interview, observasi dan dokumentasi, selalu tidak akan pernah lengkap. diolah secara kualitatif. Analisa Dengan dokumen-dokumen itu secara diskriptif kualitatif yaitu dapat dilakukan rekonstruksi atas dilakukan dengan penggambaran dan peristiwa yang telah berlangsung. c. pemaparan secara akurat dan aktual,
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 167
sehingga pada akhirnya dapat ditarik Hal ini dilakukan melalui peningkatan kesimpulan yang menggambarkan kemampuan dan rasa percaya diri secara gamblang permasalahan yang untuk menggunakan daya yang ia diteliti. miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya. TINJAUAN PUSTAKA Bahwa dengan pemberdayaan A. Pengertian diharapkan akan dapat meningkatkan akses kelompok miskin dalam proses 1. Pemberdayaan Masyarakat pengambilan keputusan, akses Istilah pemberdayaan masy terhadap fasilitas dan pelayanan, arakat mulai dibicarakan sekitar akses terhadap bantuan hukum, tahun 90-an. Istilah tersebut kemudian meningkatkan posisi tawar, serta menjadi pembicaraan tersendiri mengurangi terjadinya eksploitasi didalam tubuh pemerintahan dan oleh kelompok lain. Melalui pintu mulai disosialisasikan didalam keluar tersebut akan mengurangi program-program turunan dari isolasi dengan bertambahnya akses pemberdayaan masyarakat tersebut. terhadap informasi, peluang ekonomi Ir. Tatag Wiranto, MURP Direktur dan tumbuhnya rasa percaya diri. Kerja Sama Pembangunan Sektoral Demikian juga halnya terhadap Bappenas mengatakan bahwa faktor-faktor yang lain seperti program pemberdayaan masyarakat kerentaan, kelemahan fisik dan menghasilkan masyarakat yang pada akhirnya terhadap kemiskinan. berdaya bukan yang terpedaya, Dengan demikian, melalui proses sehingga mereka mampu mandiri dan yang bersifat kumulatif dan saling tidak tergantung pada uluran tangan memperlemah dari faktor-faktor bantuan orang lain. Banyak para penangkap kemiskinan tersebut, ahli yang membahas tentang konsep kemiskinan akan semakin berkurang pemberdayaan, antara lain seperti yang dengan terwujudnya pemberdayaan dikemukakan oleh Payne (Simatupang politik, sosial dan ekonomi Soetomo, Ichwan, 2006), yang mengemukakan 2006:408). bahwa pemberdayaan (empowerment), pada intinya ditujukan guna Kelompok-kelompok tertentu membantu klien memperoleh daya yang mengalami diskriminasi untuk mengambil keputusan dan dalam suatu masyarakat, seperti menentukan tindakan yang ia lakukan masyarakat kelas sosial ekonomi terkait dengan diri mereka, termasuk rendah, kelompok minoritas etnis, mengurangi efek hambatan pribadi wanita, populasi lanjut usia, serta dan social dalam melakukan tindakan. penyandang cacat adalah orang-orang yang mengalami ketidakberdayaan.
168 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
Keadaan dan prilaku mereka yang tetangga. Tingkat mobilitas ini berbeda dari “keumuman” kerap dianggap tinggi jika individu kali dipandang sebagai “debians” mampu pergi sendirian. (penyimpangan), mereka sering 2. Kemampuan membeli kali kurang dihargai dan bahkan komoditas kecil : kemampuan dicap sebagai orang yang malas, individu untuk membeli barang- lemah, yang disebabkan oleh dirinya barang kebutuhan keluarga sendiri. Padahal ketidakberdayaan sehari-hari (beras, minyak mereka seringkali merupakan tanah, minyak goreng, bumbu), akibat dari adanya kekurangadilan kebutuhan dirinya (minyak dan diskriminasi dalam aspek-aspek rambut, sabun mandi, rokok, kehidupan tertentu. bedak, shampoo). Individu Schuler, Hashemi dan Riley dianggap mampu melakukan (Dalam Suharto, 2005:63-66) kegiatan ini terutama jika ia mengembangkan delapan indikator dapat membuat keputusan pemberdayaan, yang mereka sebut sendiri tanpa memimnta ijin empowerement index atau indeks pasangannya, terlebih jika ia pemberdayaan. Keberhasilan dapat membeli barang-barang pemberdayaan masyarakat dapat tersebut dengan menggunakan dilihat dari keberdayaan mereka yang uangnya sendiri. menyangkut kemampuan ekonomi, 3. Kemampuan membeli kemampuan mengakses manfaat komoditas besar : kemampuan kesejahteraan, dan kemampuan individu untuk membeli kultural dan politis. Ketiga aspek barang-barang sekunder atau tersebut dikaitkan dengan empat tersier, seperti lemari pakaian, dimensi kekuasaan, yaitu : ‘kekuasan TV, radio, Koran, majalah, di dalam” (power within), “kekuasan pakaian keluarga. Seperti untuk” (power to), “kekuasaan atas” halnya indikator diatas, pola (power over) dan “kekuasaan dengan” tinggi diberikan terhadap (power with). Adapun delapan individu yang dapat membuat indikator pemberdayaan sebagai keputusan sendiri tanpa minta berikut : ijin pasangannya, terlebih jika ia 1. Kebebasan Mobilitas : Kema dapat membeli barang-barang mpuan individu untuk pergi tersebut dengan menggunakan keluar rumah atau wilayah uangnya sendiri. tempat tinggalnya, seperti ke 4. Terlibat dalam pembuatan pasar, fasilitas medis, bioskop, keputusan-keputusan rumah rumah ibadah, ke rumah tangga” mampu membuat
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 169
keputusan secara sendiri maupun rumah, tanah, asset produktif, bersama suami/istri, mengenai tabungan. Seseorang dianggap keputusan-keputusan keluarga, memiliki poin tinggi jika ia misalnya mengenai renovasi memiliki aspek-aspek tersebut rumah, pembelian kambing secara sendiri atau terpisah dari untuk diternak, memperoleh pasangannya. kredit usaha. Pelaksanaan proses pencapaian 5. Kebebasan relative dari dominasi tujuan pemberdayaan diatas dicapai keluarga : responden ditanya melalui penerapa pendekatan mengenai apakah dalam satu pemberdayaan yang dapat disingkat tahun terakhir ada seseorang menjadi 5P, yaitu Pemungkinan, (suami, istri, anak-anak, mertua) Penguatan, Perlindungan, yang mengambil uang, tanah, Penyokongan dan Pemeliharaan perhiasan dari dia tanpa ijinnnya (Suharto, 1997:218-219). : yang melarang mempunyai 1. Pemungkinan :Menciptakan anak atau melarang bekerja suasana atau iklim yang diluar rumah. memungkinkan potensi 6. Kesadaran hukum dan politik masyarakat berkembang : mengetahui nama salah secara optimal. Pemberdayaan serorang pegawai pemerintah harus mampu membebaskan desa/kelurahan, seorang masyarakat dari sekat-sekat anggota DPRD setempat, cultural dan suktural yang nama presiden, mengetahui menghambat. pentingnya memiliki surat nikah 2. Penguatan: memperkuat dan hokum ahli waris. pengetahuan dan kemampuan 7. Keterlibatan dalam kampanye yang dimiliki masyarakat dan proses-proses :seorang dalam memecahkan dianggap “berdaya” jika ia pernah masalah dan memenuhi terlibat dalam kampanye atau k ebu t u h a n - k ebu t u h a n nya . bersama orang lain melakukan Pemberdayaan harus mampu protes, misalnya terhadap menumbuhkembangkan suami yang memukul istri-istri segenap kemampuan dan yang mengabaikan suami dan kepercayaan diri masyarakat keluarganya, gaji yang tidak adil, yang menunjang kemandirian penyalahgunaan kekuasan polisi mereka. dan pegawai pemerintah. 3. Perlindungan: melindungi 8. Jaminan ekonom dan konstribusi masyarakat terutama terhadap keluarga : memiliki kelompok-kelompok lemah
170 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
agar tidak tertindas oleh individu yang mengalami masalah kelompok kuat, menghindari kemiskinan. Sebagai tujuan, maka terjadinya persaingan yang tidak pemberdayaan menunjuk pada seimbang (apalagi tidak sehat) keadaan atau hasil yang ingin dicapai antara yang kuat dan lemah. oleh sebuah perubahan social yaitu Pemberdayaan harus diarahkan masyarakat yang berdaya, memiliki pada penghapusan segala jenis kekuasaan atau mempunyai diskriminasi dan dominasi yang pengetahuan dan kemampuan dalam tidak menguntungkan rakyat memenuhi kebutuhan sosial seperti kecil. memiliki kepercayaan diri maupun 4. Penyokongan: memberikan menyampaikan aspirasi, mempunyai bimbingan dan dukungan mata pencahariaan, berpartisipasi agar masyarakat mampu dalam kegiatan sosial dan mandiri menjalankan pesanan dan dalam melaksanakan tugas-tugas tugas-tugas kehidupannya. kehidupannya. Suatu keadaan realitas Pemberdayaan harus mampu factual (social) sesuai dengan harkat menyokong masayarakat agar dan martabatnya sebagai manusia, tidak terjatuh ke dalam keadaan minimal pemenuhan kebutuhan- dan posisi yang semakin lemah kebutuhan dasar manusiayaitu dan terpinggirkan. : tingkat pendapatan, tingkat 5. Pemeliharaan: memelihara pendidikan, kondisi rumah, MCK, kondisi yang kondusif agar penerangan, dan kebutuhan air tetap terjadi keseimbangan minum. Realitas membuktikan bahwa distribusi kekuasaan antara kehidupan nelayan tradisional tidak berbagai kelompok dalam pernah beranjak dari kemiskinan, masyarakat. Pemberdayaan kemelaratan dan ketertinggalan. harus mampu menjamin b. Pemberdayaan Ekonomi keselarasan dan keseimbangan Pemberdayaan ekonomi yang memungkinkan setiap adalah sebuah proses dan tujuan. orang kesempatan berusaha. Sebagai proses, pemberdayaan a. Pemberdayaan Sosial adalah serangkaian kegiatan untuk Pemberdayaan social adalah memperkuat kekuasaan atau sebuah proses dan tujuan. Sebagai keberdayaan kelompok lemah dalam proses, pemberdayaan adalah masyarakat, termasuk individu- serangkaian kegiatan untuk individu yang mengalami masalah memperkuat kekuasaan atau kemiskinan. Sebagai tujuan, maka keberdayaan kelompok lemah dalam pemberdayaan menunjuk pada masyarakat, termasuk individu- keadaan atau hasil yang ingin dicapai
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 171
oleh sebuah perubahan ekonomi merupakan ekanisme perencanaan yaitu masyarakat yang berdaya, people-centered development yang memiliki kekuasaan atau mempunyai menekankan pada teknologi pengetahuan dan kemampuan dalam pembelajaran sosial (social learning) dan memenuhi kebutuhan ekonomi, strategi perumusan program. Adapun mempunyai mata pencahariaan, tujuan yang ingin dicapai adalah untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial meningkatkan kemapuan masyarakat dan mandiri dalam melaksanakan dalam mengaktualisasikan dirinya tugas-tugas kehidupannya, serta (empowerment). Dalam kaitan ini, sejauh mana seseorang dapat Moebyarto (1999), mengemukakan mengurus aktivitas ekonominya ciri-ciri pendekatan pengelolaan sendiri. sumberdaya lokal yang berbasis Pemberdayaan masyarakat masyarakat, yang meliputi: sebenarnya mengacu pada kata a) Keputusan dan inisiatif “empowerment ” yaitu sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan untuk mengaktualisasikan potensi masyarakat setempat dibuat di yang sudah dimiliki oleh masyarakat. tingkat lokal, oleh masyarakat Jadi, pendekatan pemberdayaan yang memiliki identitas yang masyarakat dalam pengembangan diakui peranannya sebagai masyarakat pesisir dan nelayan partisipan dalam proses adalah penekanan pada pentingnya pengambilan keputusan. masyarakat lokal yang mandiri b) Fokus utama pengelolaan (selffreliant communities), sebagai suatu sumberdaya lokal adalah sistem yang mengorganisir diri mereka memperkuat kemampuan sendiri. Pendekatan pemberdayaan masyarakat miskin dalam masyarakat yang demikian tentunya mengarahkan asset-asset diharapkan memberikan peranan yang ada dalam mayarakat kepada individu bukan sebagai setempat, untuk memenuhi obyek, tetapi sebagai pelaku (aktor) kebutuhannya. yang menentukan hidup mereka c) Toleransi yang besar terhadap (Moebyarto, 1996) dalam Wahyono, adanya variasi. Oleh karena 2001. itu mengakui makna pilihan Pendekatan pemberdayaan individual, dan mengakui proses masyarakat yang bepusat pada pengambilan keputusan yang manusia (people-centered development) desentralistis. ini kemudian melandasi wawasan d) Budaya kelembagaannya pengelolaan sumberdaya lokal ditandai oleh adanya organisasi- (community based management), yang organisasi yang otonom dan
172 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
mandiri, yang saling berinteraksi decision making with regard to memberikan umpan balik the sustainable use of natural pelaksanaan untuk mengoreksi resources in an area lies with the diri pada setiap jenjang people in the communities of that organisasi. area” atau sebagai suatu strategi e) Adanya jaringan koalisi dan untuk mencapai pembangunan komunikasi antara pelaku dan yang berpusat pada manusia, organisasi lokal yang otonom di mana pusat pengambilan dan mandiri, yang mencakup keputusan mengenai kelompok penerima manfaat, pemanfaatan sumberdaya secara pemerintah lokal, bank lokal berkelanjutan di suatu daerah dan sebagainya yang menjadi berada di tangan organisasi- dasar bagi semua kegiatan yang organisasi dalam masyarakat di ditujukan untuk memperkuat daerah tersebut. pengawasan dan penguasaan Dari uraian di atas dapat ditarik masyarakat atas berbagai sumber kesimpulan bahwa keberdayaan yang ada, serta kemampuan masyarakat terletak pada proses masyarakat untuk mengelola pengambilan keputusan sendiri sumberdaya setempat. untuk mengembangkan pilihan- Pengelolaan berbasis masyarakat pilihan adaptasi terhadap perubahan atau biasa disebut Community- lingkungan dan sosial. Oleh sebab Based Management, menurut itu, pemahaman mengenai proses Nikijuluw (1994) dalam Latama adaptasi masyarakat nelayan terhadap (2002), merupakan pendekatan lingkungannya merupakan informasi pengelolaan sumberdaya alam penting dalam pembangunan yang meletakkan pengetahuan yang berorientasi pada manusia dan kesadaran lingkungan (people centered devolopment), yang masyarakat lokal sebagai dasar melandasi wawasan pengelolaan pengelolaanya. Selain itu mereka sumberdaya local (community-based juga memiliki akar budaya yang resource anagement). Pentingnya kuat dan biasanya tergabung memperhatikan aspek strategi dalam kepercayaannya adaptasi nelayan dalam kegiatan (religion). Carter (1996) dalam pemberdayaan tersebut adalah karena Latama (2002) memberikan strategi adaptasi yang dikembangkan defenisi pengelolaan berbasis memungkinkan nelayan mengatur masyarakat sebagai : “A strategy daya tahan (resilience) terhadap for achieving a people-centered persoalan-persoalan spesifik yang development where the focus of berhubungan pesisir dan nelayan
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 173
seperti fluktuasi, ketidakpastrian hasil oleh kelandaian pantai dan dasar laut, tangkapan, musim, dan menurunnya serta dibentuk oleh endapan lempung sumberdaya perikanan. hingga pasir yang bersifat lepas dan 2. Wilayah Pesisir kadang materinya berupa kerikil. Sampai sekarang belum Ruang kawasan pesisir ada defenisi wilayah pesisir yang merupakan ruang wilayah diantara baku. Namun demikian, terdapat ruang daratan dengan ruang lautan kesepakatan umum di dunia bahwa yang saling berbatasan. Ruang daratan wilayah pesisir adalah daerah adalah ruang yang terletak di atas dan di pertemuan antara darat dan laut, bawah permukaan daratan termasuk ke arah darat meliputi daratan baik perairan darat dan sisi darat dari kering maupun terendam air yang garis terendah. lautan adalah ruang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat yang terletak di atas dan di bawah laut seperti pasang surut, angin laut permukaan laut dimulai sisi laut pada dan perembesan air asin. Ke arah laut garis laut terendah, termasuk dasar mencakup bagian laut yang masih laut dan bagian bumi di bawahnya. dipengaruhi oleh proses alami yang Dalam cakupan horizontal, wilayah terjadi di darat seperti sedimentasi pesisir di batasi oleh dua garis dan aliran air tawar, maupun yang hipotetik. Pertama, ke arah darat disebabkan kegiatan manusia seperti wilayah ini mencakup daerah-daerah pertanian dan pencemaran (Brahtz, dimana proses-proses oseanografis 1972; Soegiarto, 1976; Beatly, 1994) (angin laut, pasang-surut, pengaruh dalam Direktoral Jendral Pesisir dan air laut dan sebagainya) yang masih Pulau Kecil (2003). Dahuri, dkk. dapat dirasahkan pengaruhnya. (1996) mendefinisikan wilayah pesisir Kedua, ke arah laut meliputi daerah- sebagai suatu wilayah peralihan antara daerah dimana akibat proses-proses daratan dan lautan, dimana batas ke yang terjadi di darat (sedimentasi, arah darat adalah jarak secara arbiter arus sungai, pengaruh air tawar dan dari rata-rata pasang tertinggi dan sebagainya). batas ke arah laut adalah yurisdiksi Wilayah perbatasan ini wilayah propinsi atau state di suatu mempertemukan lahan darat dan negara. Kawasan pesisir merupakan masa air yang berasal dari daratan wilayah peralihan antara daratan yang relatif tinggi (elevasi landai, dan perairan laut. Seacara fisiologi curam atau sedang) dengan masa didefenisikan sebagai wilayah antara air laut yang relatif rendah, datar, garis pantai hingga ke arah daratan dan jauh lebih besar volumenya. yang masih dipengaruhi pasang surut Karakteristik yang demikian oleh air laut, dengan lebar yang ditentukan Ghofar (2004), mengatakan bahwa
174 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
secara alamiah wilayah ini sering 1988) mendefinisikan yang disebut disebut sebagai wilayah jebakan nelayan adalah orang yang secara nutrient (nutrient trap). Akan tetapi, aktif melakukan pekerjaan dalam jika wilayah ini terjadi pengrusakan operasi penangkapan binatang atau lingkungan secara massif karena tanaman air dengan tujuan sebagian pencemaran maka wilayah ini disebut atau seluruh hasilnya untuk dijual. juga sebagai wilayah jebakan cemaran Orang yang melakukan pekerjaan (pollutants trap). Dengan demikian seperti membuat perahu kapal, dan dapat dimengerti bahwa berbagai juga mengangkut ikan tidak termasuk sumberdaya hayati serta lingkungan sebagai nelayan. Demikian juga istri, di wilayah pesisir relatif lebih rentan anak dan anggota keluarga yang lain terhadap kerusakan, dibandingkan tidak termasuk sebagai nelayan. dengan wilayah-wilayah atau ekosistem-ekosistem lainnya. Dari B. Potensi Sumber Daya Alam seluruh tipe ekosistem yang ada, Pesisir biasanya ekosistem pesisir merupakan Wilayah pesisir memiliki arti wilayah yang mendapatkan tekanan strategis karena merupakan wilayah lingkungan yang paling berat (Kay dan peralihan (interface) antara ekosistem Alder, 1999) dalam Ghofar (2004). darat dan laut, serta memiliki potensi 3. Nelayan sumberdaya alam dan jasa-jasa Nelayan dapat difenisikan lingkungan yang sangat kaya (Clark, sebagai orang atau komunitas orang 1996). Kekayaan ini mempunyai daya yang secara sengaja, keseluruhan tarik tersendiri bagi berbagai pihak atau sebagian dari hidupnya untuk memanfaatkan sumberdayanya tergantung dari kegiatan menangkap dan mendorong berbagai instansi ikan. Beberapa kelompok nelayan untuk meregulasi pemanfaatannya. memiliki beberapa perbedaan dalam Sumberdaya pesisir adalah sumberdaya karakteristik sosial dan kependudukan. alam, sumberdaya binaan/buatan dan Perbedaan tersebut dapat dilihat jasa –jasa lingkungan yang terdapat di pada kelompok umur, pendidikan, dalam wilayah pesisir. Dahuri (1999), status social dan kepercayaan. potensi sumberdaya pesisir secara Dalam satu kelompok nelayan juga umum dibagi atas empat kelompok sering ditemukan perbedaan kohesi yakni (1) sumberdaya yang dapat pulih internal, dalam pengertian hubungan (renewable resources), (2) sumberdaya di antara sesama nelayan maupun tidak dapat pulih (non-renewable di dalam hubungan bermasyarakat resources), (3) energi kelautan dan seperti dipaparkan Towasley (Dirjen (4) jasa-jasa lingkungan kelautan Perikanan, Departemen Pertanian, (environmental services). Sumberdaya
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 175
yang dapat pulih terdiri dari berbagai yang terjadi pada suatu jenis ikan, udang, rumput laut, eksosistem pesisir, cepat atau padang lamun, mangrove, terumbu lambat, langsung atau tidak karang termasuk kegiatan budidaya langsung akan mempengaruhi pantai dan budidaya laut (marine ekosistem lainnya. Begitu pula culture). Ketersedian lahan pesisir halnya jika pengelolaan kegiatan merupakan salah satu potensi yang pembangunan (industri, dapat dikembangkan untuk kegiatan pertanian, pemukiman, dan perikanan. lainlain) di lahan atas (upland) Demikian juga dengan suatu DAS (Daerah Aliran wilayah perairan pantainya dapat Sungai) tidak dilakukan secara dikembangkan untuk berbagai bijaksana akan merusak tatanan kegiatan budidaya terutama budidaya dan fungsi ekologis kawsan laut. Sumberdaya tidak dapat pulih pesisir dan laut. meliputi mineral, bahan tambang/ b. Dalam suatu kawasan pesisir, galian, minyak bumi dan gas. biasanya terdapat lebih dari Sumberdaya energi terdiri dari OTEC dua macam sumberdaya alam (Ocean Thermal Energy Conservation), dan jasa-jasa lingkungan yang pasang surut, gelombang dan dapat dikembangkan untuk sebagainya. Sedangkan yang termasuk kepentingan pembangunan. jasa-jasa lingkungan kelautan adalah Terdapat keterkaitan langsung pariwisata dan perhubungan laut. yang sangat komplek antara Wilayah pesisir dan laut sebagai proses-proses dan fungsi ekosistem yang dinamis memiliki lingkungan dengan pengguna karakteristik yang sangat unik. sumberdaya alam. Keunikan wilayah ini mengisyaratkan c. Dalam suatu kawasan pesisir, pentingnya pengelolaan wilayah pada umumnya terdapat lebih tersebut untuk dikelola secara terpadu dari satu kelompok masyarakat dan bijaksana. Secara biofisik wilayah (orang) yang memiliki pesisir memiliki karakteristik sebagai keterampilan/keahlihan dan berikut: kesenangan (preference) bekerja a. Secara empiris terdapat yang berbeda sebagai petani, keterkaitan ekologis (hubungan nelayan, petani tambak, petani fungsional) baik antar ekosistem rumput laut, pendamping di dalam kawasan pesisir pariwisata, industri dan kerajinan maupun antara kawasan pesisir rumah tangga dan sebagainya. dengan lahan atas (upland) Pada hal sangat sukar atau dengan laut lepas. Perubahan hampir tidak mungkin untuk
176 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
mengubah kesenangan bekerja tersebut terdapat hubungan (profesi) sekelompok orang yang dan interaksi yang saling sudah mentradisi menekuni mempengaruhi. Kerusakan yang suatu bidang pekerjaan. terjadi pada satu habitat akan d. Baik secara ekologis maupun mempengaruhi kehidupan biota secara ekonomis, pemanfaatan pada habitat lainnya, sehingga suatu kawasan pesisir secara pengelolaan pada suatu habitat monokultur (single use) harus mempertimbangkan adalah sangat rentan terhadap kelangsungan habitat lainnya. perubahan internal maupun C. Pengelolaan Sumberdaya eksternal yang menjurus pada Pesisir kegagalan usaha. Misalnya Pengelolaan sumberdaya suatu hamparan pesisir alam adalah usaha manusia hanya digunakan untuk satu dalam mengubah ekosistem peruntukan, seperti tambak, untuk memperoleh manfaat maka akan lebih rentan, jika maksimal, dengan mengupayakan hamparan tersebut digunakan kesinambungan produksi dan untuk beberapa peruntukan. menjamin kelestarian sumberdaya e. Kawasan pesisir pada umumnya tersebut (Afiati, 1999). Pengelolaan merupakan sumberdaya perikanan yang baik dan bertanggung milik bersama (common jawab terutama perikanan tangkap property resources) yang dapat haruslah benar-benar memperhatikan dimanfaatkan oleh semua orang daya dukung sumberdaya perikanan (open access). Pada hal setiap di wilayah perairan Indonesia, sumberdaya pesisir biasanya bahkan Purwanto (2003), secara berprinsip memaksimalkan eksplisit mengungkapkan bahwa keuntungan. Oleh karenanya, apabila sumberdaya ikan laut yang wajar jika pencemaran over hidup dalam wilayah perairan eksploitasi sumberdaya alam Indonesia dimanfaatkan secara benar dan konflik pemanfaatan ruang dan bertanggungjawab yaitu tidak seringkali terjadi di kawasan melebihi daya dukungnya, sumberdaya ini, yang pada gilirannya dapat tersebut akan dapat mengahasilkan menimbulkan suatu tragedi produksi maksimum lestari sekitar bersama (open tragedy). Kawasan 6,4 juta ton pertahun. Selain itu pesisir memiliki tiga habitat masyarakat Indonesia juga memiliki utama (vital) yakni mangrove, peluang untuk memanfaatkan padang lamun dan terumbu sumberdaya ikan di laut lepas (high karang. Di antara ketiga habitat sea). Sebaliknya bila sumberdaya ikan
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 177
tersebut dimanfaatkan melebihi daya dan komponen sumberdaya mana dukungnya, kelestarian sumberdaya yang perlu dilakukan pengelolaan ikan akan terancam dan produksinya dan apakah terdapat potensi dampak akan menurun. Ketersediaan (stok) perusakan lingkungan, serta untung sumberdaya ikan pada beberapa atautidaknya sumberdaya tersebut daerah penangkapan (fishing ground) di bagi masyarakat merupakan Indonesia ternyata telah dimanfaatkan pertimbangan penting dalam melebihi daya dukungnya sehingga pengelolaan. Pengelolaan sumberdaya kelestariannya terancam. Beberapa alam yang beranekaragam, baik spesies ikan bahkan dilaporkan telah di daratan maupun di lautan perlu sulit didapatkan bahkan nyaris hilang dilakukan secara terpadu dengan dari perairan Indonesia (Purwanto, sumberdaya manusia dan sumberdaya 2003). buatan dalam pola pembangunan Lebih lanjut dikatakan pula berkelanjutan (Rais, 1997). bahwa ancaman ini diperkirakan Pengelolaan sumberdaya alam pesisir akan meningkat pada dekade ini, dilakukan dengan mengembangkan karena terjadi pergeseran daerah tata ruang dalam satu kesatuan tata penangkapan armada perikanan lingkungan yang dinamis serta tetap dunia ke daerah yang masih potensial, memelihara kelestarian kemampuan termasuk perairan Indonesia, dan daya dukung lingkungan yang baik secara legal maupun ilegal. tersedia. Pengelolaan Sumberdaya alam pesisir Secara ideal pemanfaatan pada hakekatnya adalah suatu proses sumberdaya ikan dan lingkungan pengontrolan tindakan manusia atau hidupnya harus mampu menjamin masyarakat di sekitar kawasan pesisir keberlangsungan fungsi ekologis guna agar pemanfaatan sumberdaya alam mendukung keberlanjutan usaha dapat dilakukan secara bijaksana perikanan pantai yang ekonomis dengan mengindahkan kaidah dan produktif. Keberlanjutan fungsi kelestarian lingkungan (Supriharyono, ekologis akan menjamin eksistensi 2002). sumberdaya serta lingkungan hidup Dalam pengelolaan lingkungan ikan (Anggoro, 2004). Menurut sumberdaya alam pesisir tidaklah Supriharyono (2000), beberapa bersifat serta merta atau latah, namun pertimbangan dalam pengelolaan kita perlu mengkaji secara mendalam sumberdaya alam kawasan pesisir isu dan permasalahan mengenai yakni meliputi (a) pertimbangan sumberdaya yang hendak dilakukan ekonomis, (b) pertimbangan dari aspek pengelolaan. Penting atau tidaknya lingkungan dan (c) pertimbangan sumberdaya alam yang ada, potensi sosial budaya. Pertimbangan
178 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
ekonomis menyangkut penting tujuan pemanfaatan yang rasional. tidaknya untuk kebutuhan masyarakat Sebagai akibatnya adalah konsep sehari-hari, penghasil barang-barang dan teknik pengelolaan perikanan yang dapat dipasarkan, merupakan kawasan pesisir dan lautan sebagian aset lokal, nasional atau internasional besar belum teruji. Selain degradasi serta merupakan aset pariwisata yang lingkungan, beberapa isu penting dapat mengahasil uang selain berupa lainnya adalah lemah atau masih barang. Pertimbangan lingkungan rendahnya partisipasi masyarakat, menyangkut stabilitas fisik pantai, sistem hukum dan penegakannya, lingkungan masyarakat yang unik, keamanan di laut, pencurian ikan penyediaan stok hewan dan tumbuhan oleh kapal-kapal asing. termasuk yang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan, pelestarian D. Strategi Diversifikasi Pekerjaan plasma nutfah, estetika dan indentitas di Kalangan Nelayan dan budaya, serta apakah terjadi kerusakan Partisipasi Ibu Rumah Tangga lingkungan yang disebabkan oleh Dalam buku Pembangunan sedimentasi, konstruksi, pertanian, Berspektif Gender, Laporan Penelitian penebangan,penambangan, Kebijakan Bank Dunia (2005:154,163), penangkapan berlebihan (overfishing), dipaparkan bahwa secara tradisional, yutrofikasi karena buangan limbah para ekonomi dan analisis kebijakan yang mengandung nutrien, dan cenderung memandang rumah kontaminasi oleh berbagai macam tangga sebagai unit yang menyatukan limbah. Sedangkan pertimbangan penghasilan dan mengalokasikan sosial budaya meliputi pengakuan semua sumber daya untuk memenuhi tradisi, nilai sosial budaya, kebutuhan konsumsi, produksi mempertahankan tradisi generasi yang dan investasi, seolah rumah tangga akan datang, sasaran keagamaan. hanya mempunyai seperrangkat Pemanfaatan kawasan pesisir prefensi tunggal. Pandangan ini dan lautan secara berkelanjutan mempengaruhi penyusunan dan (sustainable) harus dilakukan secara perancangan kebijakan dan program. bertanggung jawab (responsible), Pentingnya alokasi dan intervensi sehingga diperlukan perencanaan kebutuhan gender dalam usaha pengelolaan yang sangat hati-hati meningkatkan kesetaraan gender (Ghofar, 2004). Dewasa ini, sayangnya, dan mengefektifkan pembangunan. pengetahuan yang memadai mengenai Intervensi yang bertujuan proses-proses yang terjadi di kawasan meningkatkan akses perempuan ke pesisir dan lautan Indonesia belum sumber daya dan asset produksi dapat tersedia secara memadai untuk suatu meningkatkan otonomi dan status
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 179
perempuan dalam rumah tangga, serta harus ditempuh untuk menjaga dapat meningkatkan kesejahteraan kelangsungan hidup mereka.Ragam keluarga dan anak-anak. peluang kerja yang bisa dimasuki Berbagai macam faktor oleh mereka sangat bergantung yang melatarbelakangi persoalan pada sumber daya yang tersedia di kemiskinan dan kesenjangan social desa-desa nelayan tersebut.Setiap ekonomi dikalangan masyarakat desa nelayan memiliki karakteristik nelayan, mempersulit untuk kondisi sosial ekonomi yang berbeda dapat mengatasi secara efektif dengan desa lainnya. Berbagai upaya dan efesien persoalan tersebut. yang dilakukan oleh anggota-anggota Dalam upaya mengatasi masalah rumah tangga nelayan, semata- kemiskinan nelayan, Pemerintah mata untuk memenuhi tuntutan telah menggulirkan berbagai kebutuhan konsumtif yang bersifat program pembangunan, namun subsistansi, bukan kebutuhan yang hasil yang dicapai tidak cukup bersifat produktif (Kusnadi, 2002:55). menggembirakan. Masih ada strategi lain yang Menurut Kusnadi (2002:66), digunakan oleh nelayan untuk pilihan rasional dan kontekstual yang mengkombinasikan pekerjaan, bisa dikembangkan untuk kepentingan dimana kegiatan menangkap ikan jangka panjang adalah melakukan dilakukan secara bergantian dengan diversifikasi pekerjaan dikalangan pekerjaan-pekerjaan lain. Salah nelayan dan anggota-anggota rumah satu upaya untuk membangun dan tangganya. Dengan melakukan mengembangkan kemandirian hidup diversifikasi pekerjaan, diharapkan itu adalah dengan mengharapkan sumber-sumber pendapatan nelayan kesediaan dan kesadaran istri semakin beragam dan akses ke bekerja untuk menunjang ekonomi sumber daya ekonomi akan lebih luas rumah tangga nelayan, khususnya serta fleksibel. Setiap individu anggota bagi nelayan kecil/tradisional. rumah tangga nelayan dituntut untuk Keterbatasan kapasitas dan teknologi saling berusaha keras dan bekerja alat tangkap menjadi penghalang bagi secara kolektif dalam mengejar masa nelayan-nelayan tradisional untuk depan kehidupan yang lebih baik. mengakumulasi sumber daya sosial- ekonomi.Oleh karena itu, kerawanan Kegiatan-kegiatan ekonomi ekonomi dan kecemasan sosial tambahan yang dilakukan oleh senantiasa membayangi kehidupan anggota-anggota rumah tangga mereka setiap saat (Kusnadi, nelayan (istri dan anak) merupakan 2006:75). sebagian dari strategi adaptasi yang
180 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
Bagi rumah tangga nelayan pada kebutuhan modal, tetapi juga kecil atau buruh nelayan, istri bekerja terbatasnya keterampilan teknis untuk akan menjadi pintu pembuka untuk meningkatkan kualitas produksi melakukan mobilitas social secara dan jaringan pemasaran produk vertical. Nasib baik dan rezeki yang yang banyak bergantung pada peran akan mengubah keluarga nelayan pengusahan besar atau pengepul tersebut menjadi keluarga yang produk.Selain itu, akses modal ke sukses secara sosial ekonomi. Banyak lembaga perbankan formal sulit kasus menunjukan bahwa munculnya dilakukan karena harus menyerahkan pedagang-pedagang ikan berskala syarat-syarat agunan, seperti sertifikat besar bermula dari istri-istri nelayan tanah dan rumah.Bantuan kredit kecil yang bekerja maksimal untuk modal untuk usaha produktif juga meraih keberhasilan ekonomi.Kalau tidak ada. Faktor-faktor ini yang keberhasilan melalui mobilitas vertical berdampak pada peningkatan usaha dicapai dengan baik, motivasi istri ekonomi perempuan pesisir. bekerja tidak lagi bersifat ekonomis, Motivasi paling utama perem tetapi jua terdorong untuk aktualisasi puan pesisir bekerja mencari peng diri, kredibilitas dan membangun hasilan adalah untuk menunjang status sosial. Motivasi demikian pemenuhan kebutuhan hidup sehari- merupakan ciri pelaku yang dominan hari karena pendapatan suami dalam bagi perempuan pesisir yang sukses kegiatan nelayan kurang mencukupi. dalam usaha ekonominya. Faktor yang menyebabkan penurunan Diakui oleh para istri nelayan penghasilan nelayan karena kegiatan yang bekerja sebagai pekerja atau melaut sangat bergantung pada irama buruh bahwa mereka lebih menyukai musim dan iklim, kapasitas sarana bekerja mandiri, punya usaha sendiri. penangkapan dan keberuntungan. Akan tetapi harapan tersebut sulit Dengan demikian, sifat pekerjaan dan diwujudkan karena mereka tidak pendapatan nelayan adalah spekulatif memiliki cukup modal usaha. dan tidak pasti.Situasi pendapatan Demikian juga bagi perempuan nelayan yang demikian merupakan pesisir yang sudah memiliki usaha alasan sngat kuat bagi istri nelayan mandiri, mereka belum bisa secara untuk ikut bekerja mengatasi optimal meningkatkan usahanya kesulitan ekonomi rumah tangga. karena keterbatasan modal (Kusnadi, Hal ini dilakukan atas kesadaran 2006:78-83). dan kemauan sendiri, tanpa paksaan Persoalan pengembangan usaha dengan restu dari suami. ekonomi dikalangan istri nelayan Perangkap kemiskinan tidak hanya terbentur kebutuhan yang melanda kehidupan nelayan
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 181
disebabkan oleh faktor-faktor yang untuk menciptakan diversifikasi kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak usaha sehingga pada musim paceklik hanya berkaitan dengan fluktuasi nelayan tidak tertlilit hutang lebih musim-musim ikan, keterbatasan banyak pada lintah darat (Kophalindo, sumber daya manusia, modal, akses 2002:365-366). dan jaringan perdagangan ikan yang Hal senada ditemukan dari eksplotasif terhadap nelayan sebagai penelitian Sitorus (Dalam Sitorus, produsen, tetapi juga disebabkan 2005:13), dimana semakin luas oleh dampak negative modernasasi bidang pekerjaan yang tersedia perikanan yang mendorong terjadinya dalam struktur produksi yang dapat pengurasan sumberdaya laut secara dimasuki oleh perempuan seiring berlebihan (Mubyarto dalam Kusnadi dengan modernisasi dan sosialisasi 2002). pergerakan kemitraansejajaran Sisi lain yang perlu dikembangkan gender. Diversifikasi mata dalam masyarakat nelayan adalah pencahariaan merupakan salah satu pembinaan perempuan nelayan. pilihan, yang dapat dilakukan di Dari berbagai hasil penelitian. masa paceklik (angin barat), ataupun Keterlibatan perempuan belum berlangsung dengan melibatkan bisa dioptimalkan. Misalnya kaum anggota keluarga. perempuan turut membantu suami mencari penghasilan. Memang PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN terbatasnya usaha non perikanan di desa pantai, membuat peluang A. Strategi Pemberdayaan Ekonomi Sosial Masyarakat kerja kaum perempuan membantu Nelayan Berbasis Komunitas menambah pendapatan keluarga Ibu Rumah Tangga di sangat kecil. Oleh karena itu, LSM Kelurahan Kolo Kecamatan atau instansi pemerintah dapat Asakota Kota Bima menggali potensi local sesuai dengan kekhasan masing-masing desa pantai. Motivasi paling utama ibu rumah Seperti pemberdayaan perempuan tangga nelayan bekerja mencari di desa pantai yang memungkinkan penghasilan adalah untuk menunjang usaha beternak itik, karena pasang pemenuhan kebutuhan hidup sehari- surut banyak terdapat plankton hari karena pendapatan suami dalam laut yang dapat dikonsumsi sebagai kegiatan nelayan kurang mencukupi. pakan ternak. Tentu saja agar Faktor yang menyebabkan penurunan upaya tersebut berjalan optimal, penghasilan nelayan karena kegiatan diperlukan pengetahuan budidaya. melaut sangat bergantung pada irama Masih banyak peluang desa pantai musim dan iklim, kapasitas sarana
182 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
penangkapan dan keberuntungan. tidak ada. Faktor-faktor ini yang Dengan demikian, sifat pekerjaan dan berdampak pada peningkatan usaha pendapatan nelayan adalah spekulatif ekonomi perempuan pesisir (kusnadi, dan tidak pasti. Situasi pendapatan 2006:78-87). nelayan yang demikian merupakan Berkaitan dengan usahai alasan sangat kuat bagi istri nelayan pekerjaan ibu rumah tangga dalam untuk ikut bekerja mengatasi upaya meningkatkan kesejahteraan kesulitan ekonomi rumah tangga. masyarakat nelayan, pemangku Hal ini dilakukan atas kesadaran kepentingan diharapkan mampu dan kemauan sendiri, tanpa paksaan mencarikan potensi baik kewilayahan, dengan restu dari suami. maupun keterampilan masyarakat Ada beberapa usaha ibu rumah nelayan. Hal ini perlu, agar ada yang tangga untuk membantu kebutuha lebih menungtungkan, apakah melalui rumah tangga yang meliputi sebagai upaya pengembangkan pariwisata berikut : setempat, pengolahan hasil tangkapan 1. Membuat agar-agar. laut menjadi makanan khas, hingga upaya budidaya ikan. Selain itu perlu 2. Mengawetkan ikan. membangun jejaraning diantara 3. Mengkeringkan ikan dan. pemangku kepentingan berdasarkan 4. Serta menjual ikan di pasar hasil kapastitasnya. Misalnya LSM dengan nelayan. memberikan pendampingan dan Ada 4 faktor diatas yang pelatihan, pemerintah memberikan mendorong untuk kepentingan setiap dukungan perizinan dan fasilitas dan hari, persoalan pengembangan usaha pengusaha memberikan bantuan ekonomi dikalangan istri nelayan modal. Dengan konsep ini, diharapkan tidak hanya terbentur kebutuhan kondisi paceklik, tidak akan terlalu pada kebutuhan modal, tetapi juga besar dampaknya bagi masyarakat terbatasnya keterampilan teknis untuk nelayan karena sudah terbentuk meningkatkan kualitas produksi alternative pekerjaan yang sama-sama dan jaringan pemasaran produk menguntungkan. yang banyak bergantung pada peran Dalam memberdayakan sosial pengusahan besar atau pengepul ekonomi masyarakat nelayan di produk. Selain itu, akses modal ke Kelurahan tersebut Dinas-dinas lembaga perbankan formal sulit Pemerintah Kota Bima telah dilakukan karena harus menyerahkan memberikan dana bantuan untuk ibu syarat-syarat agunan, seperti sertifikat rumah tangga nelayan yang berada di tanah dan rumah.Bantuan kredit Keluarahan Kolo, diantaranya yaitu modal untuk usaha produktif juga sebagai berikut :
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 183
1. Kepaala dinas perikanan dan sumberdaya sosial-ekonomi kelautan kota bima rumah tangga. : 1 orang 3. Strategi memanfaatkan 2. Sektaris lurah : 1 orang kedudukan dan peranan 3. Dinas Perikanan dan kelautan ibu rumah tangga yang : 40 orang merupakan modal sosial untuk pemberdayaan sosial ekonomi 4. Nelayan masyarakat nelayan. : 62 orang 4. Strategi menerapkan diver 5. Ibu rumah tangga sifikasi pekerjaan di Kelurahan : 60 orang Kolo Kecamatan Asakota Jadi Ibu rumah tangga nelayan dikalangan komunitas ibu yang mendapat bantuan dari rumah tangga. pemerintah Kota Bima yaitu sebanyak 164 orang. Di dalam bantuan B. Faktor-faktor yang pemerintah kota bima ibu rumah di mempengaruhi keberhasilan kelurahan kolo mendapatkan dana pemberdayaan ekonomi sosial bantuan triwulan baik pertahun dapat masyarakat nelayan berbasis dikelolah oleh ibu rumah tangga komunitas ibu rumah tangga secara bergulir dan berkelanjutan dan di Kelurahan Kolo Kecamatan seterusnya. Asakota Kota Bima.
Jadi beberapa strategi untuk Faktor-faktor yang mempe
dapat memberdayakan ekonomi sosial ngaruhi keberhasilan pemberdayaan masyarakat nelayan di Kelurahan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kolo Kecamatan Asakota sebagai Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota berikut : Kota Bima dengan partisipasi ibu rumah tangga, yaitu sebagai berikut : 1. Strategi menumbuhkembang kan kesadaran dari komunitas 1. Adanya kerja sama dan ibu rumah tangga nelayan partisipasi Pemerintah Camat agar berpartisipasi ikut bekerja menindaklanjuti perkembangan untuk menunjang sosial usaha dari tradisional menjadi ekonomi rumah tangga nelayan, modern, seperti memupuk khususnya bagi nelayan kecil modal usaha, memberikan tradisional. bantuan alat pengawetan ikan berupa Kul Box, sehingga ikan 2. Strategi menjadikan komunitas yang dibutuhkan oleh pembeli ibu rumah tangga sebagai basis tetap segar. dan memegang peranan sentral dalam mengelola potensi
184 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
2. Menyiapkan fasilitas usaha Faktor penghambatnya yaitu untuk pengeringan ikan untuk Para Ibu rumah tangga lebih menyukai menindaklanjuti apabila ikan bekerja mandiri dan memiliki usaha hasil tangkapan berkelebihan sendiri, namun harapan tersebut dapat dilakukan pengeringan sulit diwujudkan karena mereka dengan menggunakan jarring. tidak memiliki cukup modal usaha, 3. Kebutuhan pasar terhadap ikan keterbatasan modal dan keterampilan kering, ikan segar atau rumput teknis untuk meningkatkan kualitas laut (agar-agar) sangat tinggi. produksi dan jaringan pemasaran 4. Sering dilakukan sosialisasi/ produk. penyuluhan yang menyangkut a. Ibu rumah tangga sangat peningkatan ekonomi bersyukur dan berterimakasih masyarakat ibu rumah tangga kepada dinas perikanan nelayan oleh pemberdayaan dan kelautan karena sudah perempuan/Dinas Sosial Kela mengeluarkan dana bantuan utan dan Perikanan Kota Bima. tersebut, dengan adanya dana Jadi faktor-faktor yang memp bantuan tersebut, mereka tidak engaruhi keberhasilan pemberdayaan hanya berdiam diri menunggu sosial ekonomi masyarakat nelayan di penghasilan suami mereka, tetapi Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota mereka juga bisa membantu Kota Bima dengan partisipasi ibu suaminya dengan usaha kecil- rumah tangga terdiri dari dua faktor, kecilan dari dana yang diberikan yaitu faktor pendukung dan faktor oleh dinas perikanan dan penghambat. kelautan tersebut. Adapun faktor pendukungnya b. Para nelayan (suami) juga yaitu Pemerintah Camat menin bersyukur dan berterimakasih daklanjuti perkembangan usaha kepada dinas perikanan dari tradisional menjadi modern, dan kelautan karena sudah menyiapkan fasilitas usaha untuk ikhlas mengeluarkan dana pengeringan ikan, kebutuhan pasar tersebut, dengan dana tersebut terhadap ikan kering, ikan segar istri-istri mereka sangat atau rumput laut (agar-agar) sangat membantunya,dan dari dana tinggi, sering dilakukan sosialisasi/ tersebut juga bukan Cuma penyuluhan yang menyangkut usaha kecil-kecilan saja yang peningkatan ekonomi masyarakat mereka kelolah, tetapi ada juga ibu rumah tangga nelayan oleh Dinas dari mereka yang mengelolah Sosial Kelautan dan Perikanan Kota dana tersebut dengan sebaiknya, Bima. sehingga mereka mendapatkan
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 185
dana yang lebih cukup untuk kedudukan dan peranan ibu rumah usaha yang lebih besar lagi, tangga yang merupakan modal sosial mereka (suami) sangat senang untuk pemberdayaan sosial ekonomi dan bangga sekali dengan masyarakat nelayan, Strategi dikeluarkan modal tersebut, menerapkan diversifikasi pekerjaan di karena bagi mereka (suami) dari Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota dana tersebut sangat membantu dikalangan komunitas ibu rumah kebutuhan rumah tangga tangga. 2. Sedangkan faktor-faktor sehari-hari, karena penghasilan yang mempengaruhi keberhasilan para nelayan tidak menentu, pemberdayaan sosial ekonomi kalau cuanya tidak mendukung masyarakat pesisir berbasis ibu rumah kadang penghasilannya kurang tangga di Kelurahan Kolo Kecamatan bahkan tidak ada sama sekali, Asakota Kota Bima yaitu terdiri dari jadi untuk keperluan sehari-hari dari faktor pendukung dan faktor sangat sulit. penghambat. Faktor pendukungnya adalah adanya kerja sama dan partisipasi Pemerintah Camat KESIMPULAN menindaklanjuti perkembangan Berdasarkan uraian-uraian usaha dari tradisional menjadi pada bagian terdahulu, maka dapat modern, menyiapkan fasilitas usaha diambil beberapa kesimpulan antara untuk pengeringan ikan, kebutuhan lain: 1. Beberapa strategi yang harus pasar terhadap ikan kering, ikan segar dikembangkan dalam pemberdayaan atau rumput laut (agar-agar) sangat sosial ekonomi masyarakat tinggi, sering dilakukan sosialisasi/ pesisir berbasis ibu rumah tangga penyuluhan yang menyangkut di Kelurahan Kolo Kecamatan peningkatan ekonomi masyarakat Asakota Kota Bima yaitu: Strategi ibu rumah tangga nelayan oleh Dinas menumbuhkembangkan kesadaran Sosial Kelautan dan Perikanan Kota dari komunitas ibu rumah tangga Bima. Faktor penghambatnya yaitu nelayan agar berpartisipasi ikut bekerja Para Ibu rumah tangga lebih menyukai untuk menunjang sosial ekonomi bekerja mandiri dan memiliki usaha rumah tangga nelayan, khususnya sendiri, namun harapan tersebut bagi nelayan kecil tradisional, Strategi sulit diwujudkan karena mereka menjadikan komunitas ibu rumah tidak memiliki cukup modal usaha, tangga sebagai basis dan memegang keterbatasan modal dan keterampilan peranan sentral dalam mengelola teknis untuk meningkatkan kualitas potensi sumberdaya sosial-ekonomi produksi dan jaringan pemasaran rumah tangga, Strategi memanfaatkan produk.
186 | M ua m a l at Jurnal Hukum Ekonomi Syariah
DAFTAR PUSTAKA Muhammadiyah Malang, Ali, Farid, 1997, Metodologi Penelitian Universitas Muhammadiyah Sosial dalam Bidang Ilmu Malang. Administrasi dan Pemerintahan, Kartono, Kartini, 2002, Pengantar RajaGrafindo Persada, Jakarta. Metodologi Riset Sosial, Mandar Arikunto, Suharsimin, 1998; Prosedur Maju, Bandung. Penelitian, Rineka Cipta Kusnadi, 2000, Akar Kemiskinan Jakarta. Nelayan, LKIS, Yogyakarta. Bappeda NTB, 2001, Pokok-Pokok ……………., 2002, Konflik Sosial Arahan Tata Ruang Wilayah Nelayan Kemiskinan dan Pesisir dan Laut Pulau Sumbawa Perebutan Sumber Daya Propinsi Nusa Tenggara Perikanan, LKIS Yogyakarta. Barat, Badan Perencanaan Ndraha, T, 1989; Pembangunan Pembangunan Daerah NTB. Masyarakat, mempersiapkan Dahuri, 2003, Paradigma Baru Masyarakat Tinggal Landas, Pengelolaan Sumber Daya Rineka Cipta, Jakarta. Kelautan (Orasi Ilmiah) IPB, Nikijuluw, V.P.H, 2002, Rezim Bogor. Pengelolaan Sumber Daya Departemen Kelautan dan Perikanan, Perikanan, Kerja sama Pusat 2001. Laporan Tahunan 1999- Pemberdayaan Pembangunan 2000. Regional (P3R) dengan PT. Dinas Perikanan dan Kelautan, 2012, Pustaka Cidesindo, Jakarta. Petunjuk Pelaksanaan Program ………………., 2005, Politik Ekonomi Pemberdayaan Ekonomi Perikanan Bagaimana dan Masyarakat Pesisir, Kota Bima. Kemana Perikanan?, PT. Fery Hadi, Sutrisno, 1984, Metodologi Agung Corpotaion, Jakarta. Research Jilid I, Andi, ……………….., 2002, Rezim Yogyakarta. Pengelolaan Sumberdaya Handayaningrat, Soewarno, Perikanan, PT.Pustaka 1996; Pengantar Studi Ilmu Cidesindo, Jakarta. Administrasi dan Manajemen, R,Hilaliyah, 2004, Arah Haji Masagung Jakarta. Pengembangan Ekonomi Lokal Kamaluddin, laode M, 2005, Indonesia Kabupaten dan Kota Bima, tidak Sebagai Negara Maritim Dari dipublikasikan. Sudut Pandang Ekonomi, Radiarta, 2004, Pemetaan Kelayakan Orasi Ilmiah : Guru Besar Pada Lahan untuk Pengembangan Fakultas Ekonomi Indonesia
M u’a m a l at Volume IX, Nomor 2 Desember 2017 | 187
Usaha Budidaya Laut di Teluk Jenderal Pembangunan saleh, Nusa Tenggara Barat, Daerah Depdagri RI dan Bank Jurnal Perikanan Budidaya Pembangunan Asia. 2004. Suharto, Edi. 2005, Membangun Sadhori, Naryo, 2005, Budidaya Masyarakat Memberdayakan Rumput Laut, Balai Pustaka, Rakyat, Kajian Strategis Jakarta. Kesejahteraan Sosial dan Sugandi, 1996, Strategi Pengelolaan Pekerjaan Sosial. Refika Wilayah Pesisir dan Lautan Aditama. Bandung. di Indonesia, bahan Pelatihan Sugiyono, 1997; Metode Penelitian Perencanaan dan Pengelolaan Administrasi, Alfabeta. Wilayah Pesisir Secara Terpadu. Bandung. Kerjasama Pusat Penelitian Supriharyono, M.S,2000, Pelestarian Lingkungan Hidup, Lembaga dan Pengelolaan Sumberdata Penelitian IPB dengan Direktorat Alam di Wilayah Pesisir Tropis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.