oleh :
Kelompok 2
oleh :
Gilang Ardhiansyah R NIM 172310101112
Ardita Oktaviani Putri NIM 172310101114
Nur Umi Amanah NIM 172310101136
Dinda Siswi Awaliyah NIM 172310101139
Diniar Tiara A NIM 172310101140
Ledya Anggriani H NIM 172310101153
Dasri Alfalsah NIM 172310101156
Badrus Sholeh NIM 172310101157
Siti Sholikhah NIM 172310101162
Efadatus Zakiyah NIM 172310101163
Rafika Diana Martha NIM 172310101165
2
KATA PENGANTAR
Penulis
3
KONSEP TEORI
A. Definisi
4
alveolar, memperbaiki kekuatan otot-otot pernafasan, dan memperbaiki
mobilitas dada dan vertebra thorakalis. Menarik nafas dalam secara teratur
dapat meningkatkan dan memperbaiki pengiriman oksigen ke seluruh
organ tubuh. Rutin menarik nafas dalam telah terbukti menurunkan
tekanan darah. Hal ini dikarenakan nafas dalam merupakan suatu usaha
untuk inspirasi dan ekspirasi sehingga berpengaruh terhadap peregangan
kardiopulmonari (Aprianto, 2013).
C. Indikasi
5
D. Kontraindikasi
Kontraindikasi dalam penerapan terapi relaksasi nafas dalam yaitu
(Uswatun, 2018) :
a. Terapi relaksasi nafas dalam tidak diberikan pada pasien yang
mengalami sesak nafas
Pasien yang mengalami serangan sesak nafas eksaserbasi tidak
dianjurkan untuk diberikan terapi nafas dalam tetapi diberi terapi
oksigenasi kemudian diberikan terapi komplementar saat pasien dalam
keadaan yang stabil. Terapi nafas dalam dilakukan bertahap sesuai
kemampuan pasien.
b. Penurunan kesadaran
E. Manfaat
Menurut Potter and Perry (2006) teknik relaksasi nafas dalam yang
baik dan benar akan memberikan manfaat yang penting bagi tubuh,
manfaat tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Penurunan nadi, tekanan darah, dan pernafasan
2. Penurunan konsumsi oksigen
3. Penurunan ketegangan otot
4. Penurunan kecepatan metabolisme
5. Peningkatan kesadaran global
6. Kurang perhatian terhadap stimulus lingkungan
7. Tidak ada perubahan posisi yang volunter
8. Perasaan damai dan sejahtera
Periode kewaspadaan yang santai, terjaga, dan dalam
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Melakukan teknik relaksasi nafas dalam ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk memantau kondisi pasien antara lain dengan
melakukan pengontrolan nyeri yang paling tepat dan efektif baginya dan
membutuhkan dukungan untuk menerapkan teknik penanganan nyeri
(Rahmawati, 2019). Selain itu selalu memantau tindakan yang dilakukan
seperti Jalur pengambilan nafas pasien, cara mengeluarkan nafas, sikap
tubuh pasien dan posisi, waktu untuk menahan nafas dan
6
menghembuskannya, serta memerhatikan respon klien selama tindakan.
Jika klien kesulitan nafas bertambah atau terjadi nyeri berat segera
hentikan tindakan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Ar-Ruzz Media.
Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta : EGC
Izzo, Joseph I., Sica, Domenic & Black, Hendry R. 2008. Hypertension Primer:
The essential of Hing Blood Pressure Basic Science, Population Sciences
and Clinical Management, Edisi ke-4. Philadelphia. USA : Lippincott
Williams &Wilkins.
Potter, Perry. 2006. Fundamental of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi
7. Vol. 3. Jakarta: EGC
8
Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kedungmundu Semarang.
http://repository.unimus.ac.id/2933/3/BAB%20II.pdf [diakses pada
tanggal 27 Februari 2020 pukul 14.35 WIB]