Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

TUGAS KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

oleh :
Kelompok 2

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATANN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

Disusun guna melengkapi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komplementer


dengan Dosen Pembimbing Ns. Kushariyadi, S.Kep., M.Kep

oleh :
Gilang Ardhiansyah R NIM 172310101112
Ardita Oktaviani Putri NIM 172310101114
Nur Umi Amanah NIM 172310101136
Dinda Siswi Awaliyah NIM 172310101139
Diniar Tiara A NIM 172310101140
Ledya Anggriani H NIM 172310101153
Dasri Alfalsah NIM 172310101156
Badrus Sholeh NIM 172310101157
Siti Sholikhah NIM 172310101162
Efadatus Zakiyah NIM 172310101163
Rafika Diana Martha NIM 172310101165

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang melimpahkan karunia-Nya sehingga


penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Teknik Relaksasi Nafas Dalam.
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah
Keperawatan Komplementer Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Penyusunan tugas ini tentunya tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Kushariyadi, S.Kep., M.Kep selaku dosen penanggung jawab dan
pembimbing mata kuliah Keperawatan Komplementer,
2. Keluarga di rumah yang senantiasa memberikan dorongan dan doanya demi
terselesaikannya tugas ini,
3. Semua pihak yang secara tidak langsung membantu terciptanya tugas ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan tugas ini. Akhirnya penulis berharap, semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Jember, 26 Februari 2020

Penulis

3
KONSEP TEORI

A. Definisi

Teknik relaksasi merupakan salah satu terapi nonfarmakologis


yang digunakan dalam penatalaksanaan nyeri. Relaksasi merupakan suatu
tindakan untuk membebaskan mental maupun fisik dari ketegangan dan
stres sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri (Andarmoyo,
2013). Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan
frekuensi yang lambat dan berirama (Smeltzer & Bare, 2002).
Teknik Relaksasi nafas dalam adalah pernafasan pada abdomen
dengan frekuensi lambat serta perlahan, berirama, dan nyaman dengan
cara memejamkan mata saat menarik nafas. Efek dari terapi ini ialah
distraksi atau pengalihan perhatian (Setyoadi, 2011). Latihan nafas dalam
yaitu bentuk latihan nafas yang terdiri dari pernafasan abdominal
(diafragma) dan pursed lip breathing (Lusianah, 2012).
B. Tujuan
Tujuan dari teknik relaksasi nafas dalam yaitu untuk meningkatkan
ventilasi alveoli, meningkatkan efisiensi batuk, memelihara pertukaran
gas, mencegah atelektasi paru, dan mengurangi tingkat stres baik itu stres
fisik maupun emosional sehingga dapat menurunkan intesitas nyeri yang
dirasakan oleh individu (Smeltzer & Bare, 2002). Selain tujuan tersebut,
terdapat beberapa tujuan dari teknik nafas dalam menurut Lusianah,
(2012), yaitu antara lain untuk mengatur frekuensi pola nafas,
memperbaiki fungsi diafragma, menurunkan kecemasan, meningkatkan
relaksasi otot, mengurangi udara yang terperangkap, meningkatkan inflasi

4
alveolar, memperbaiki kekuatan otot-otot pernafasan, dan memperbaiki
mobilitas dada dan vertebra thorakalis. Menarik nafas dalam secara teratur
dapat meningkatkan dan memperbaiki pengiriman oksigen ke seluruh
organ tubuh. Rutin menarik nafas dalam telah terbukti menurunkan
tekanan darah. Hal ini dikarenakan nafas dalam merupakan suatu usaha
untuk inspirasi dan ekspirasi sehingga berpengaruh terhadap peregangan
kardiopulmonari (Aprianto, 2013).
C. Indikasi

Relaksasi nafas dalam di indikasikan pada klien yang akan


mengalami gangguan pada kualitas istirahatnya terutama yang memiliki
gangguan dalam kualitas tidur insomnia, klien yang mengalami gangguan
ventilasi paru seperti pada penderita PPOK dan klien yang mengalami
kecemasan. Pada pasien PPOK, diafragma yang diinduksi mengalamai
hiperinflasi terjadi dan fungsi diafragma terganggu sehingga mengurangi
sifat kontraktil diafragma untuk menghasilkan kekuatan pernafasan. Terapi
relaksasi nafas membantu untuk meningkatkan otot-otot inspirasi yang
menyebabkan peningkatan pertukaran gas arteri sehingga meningkatkan
laju aliran ekspirasi. Teknik relaksasi nafas dalam juga dianjurkan pada
klien yang mengalami nyeri persalinan atau nyeri post operasi, karena
teknik nafas dalam mampu merangsang tubuh untuk menghasilkan hormon
endorfin untuk menghambat transmisi impuls nyeri ke otak dan dapat
menurunkan sensasi terhadap nyeri yang akhirnya menyebabkan intensitas
nyeri yang dialami responden berkurang (Widiatie, 2015).
Selain itu teknik relaksasi nafas dalam dapat dianjurkan pada klien
yang menderita hipertensi. Hasil penelitian terapi relaksasi nafas dalam
dapat menurunkan tekanan darah baik itu tekanan sistolik maupun
diastolik. Kerja dari terapi ini dapat memberikan pereganggan
kardiopulmonari (Izzo 2008).

5
D. Kontraindikasi
Kontraindikasi dalam penerapan terapi relaksasi nafas dalam yaitu
(Uswatun, 2018) :
a. Terapi relaksasi nafas dalam tidak diberikan pada pasien yang
mengalami sesak nafas
Pasien yang mengalami serangan sesak nafas eksaserbasi tidak
dianjurkan untuk diberikan terapi nafas dalam tetapi diberi terapi
oksigenasi kemudian diberikan terapi komplementar saat pasien dalam
keadaan yang stabil. Terapi nafas dalam dilakukan bertahap sesuai
kemampuan pasien.
b. Penurunan kesadaran
E. Manfaat
Menurut Potter and Perry (2006) teknik relaksasi nafas dalam yang
baik dan benar akan memberikan manfaat yang penting bagi tubuh,
manfaat tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Penurunan nadi, tekanan darah, dan pernafasan
2. Penurunan konsumsi oksigen
3. Penurunan ketegangan otot
4. Penurunan kecepatan metabolisme
5. Peningkatan kesadaran global
6. Kurang perhatian terhadap stimulus lingkungan
7. Tidak ada perubahan posisi yang volunter
8. Perasaan damai dan sejahtera
Periode kewaspadaan yang santai, terjaga, dan dalam
F. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Melakukan teknik relaksasi nafas dalam ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk memantau kondisi pasien antara lain dengan
melakukan pengontrolan nyeri yang paling tepat dan efektif baginya dan
membutuhkan dukungan untuk menerapkan teknik penanganan nyeri
(Rahmawati, 2019). Selain itu selalu memantau tindakan yang dilakukan
seperti Jalur pengambilan nafas pasien, cara mengeluarkan nafas, sikap
tubuh pasien dan posisi, waktu untuk menahan nafas dan

6
menghembuskannya, serta memerhatikan respon klien selama tindakan.
Jika klien kesulitan nafas bertambah atau terjadi nyeri berat segera
hentikan tindakan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta :

Ar-Ruzz Media.

Aprianto, Dino. 2013. Efektifitas Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Dan


Nafas Dalam Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi.
Jurnal STIKES Tegolrejo Volume 2.
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/vie
w/166 [diakses pada tanggal 27 Februari 2020 pukul 15.12 WIB]

Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart (Alih bahasa Agung Waluyo) Edisi 8 vol.3. Jakarta : EGC

Izzo, Joseph I., Sica, Domenic & Black, Hendry R. 2008. Hypertension Primer:
The essential of Hing Blood Pressure Basic Science, Population Sciences
and Clinical Management, Edisi ke-4. Philadelphia. USA : Lippincott
Williams &Wilkins.

Lusianah, Indaryani, E. D., & Suratun. 2012. Prosedur Keperawatan. Jakarta:


Trans Info Media.

Rahmawati, L. 2019. The Effectiveness Of Counter Pressure And Abdominal


Lifting Techniques On Pain Reduction In First Stageactive Maternal
Mothers In BPM Padang City. Medikes (Media Informasi Kesehatan),
Volume 6, Nomor 2.
https://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/Medikes/article/view/190/144
[diakses pada tanggal 27 Februari 2020 pukul 13.59 WIB]

Potter, Perry. 2006. Fundamental of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi
7. Vol. 3. Jakarta: EGC

Setyoadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik.


Salemba Medika: Jakarta.

Uswatun, Khasanah. 2018. Penerapan Kombinasi Terapi Rendam Kaki Air


Hangat Dan Relaksasi Nafas Dalam Untuk Menurunkan Tekanan Darah

8
Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kedungmundu Semarang.
http://repository.unimus.ac.id/2933/3/BAB%20II.pdf [diakses pada
tanggal 27 Februari 2020 pukul 14.35 WIB]

Widiatie, Wiwik. 2015. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas dalam Terhadap


Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu Post Seksio Sesarea di RS Unipdu
Medika Jombang. Jurnal Keperawatan Volume 1 No 2.
http://journal.unipdu.ac.id:8080/index.php/eduhealth/article/view/476
[diakses pada tanggal 27 Februari 2020 pukul 14.07 WIB]

Anda mungkin juga menyukai