Anda di halaman 1dari 5

 

Ruang Lingkup Pembinaan Dan Pengawasan


Undang-Undang Desa telah mencantumkan klausul tentang peran dan tugas kepada Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan Desa. Dalam pelaksanaan peran dan tugasnya
tersebut dapat didelegasikan kepada perangkat daerah.

 
Pasal 112
(1)    Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota membina
dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(2)    Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat
mendelegasikan pembinaan dan pengawasan kepada perangkat daerah.

(3)    Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota


memberdayakan masyarakat Desa dengan:

a.         menerapkan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat guna,
dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;

b.        meningkatkan kualitas pemerintahan dan masyarakat Desa melalui pendidikan, pelatihan,
dan penyuluhan; dan

c.         mengakui dan memfungsikan institusi asli dan/atau yang sudah ada di masyarakat Desa.

(4)    Pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan dengan
pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan Pembangunan Desa dan
Kawasan Perdesaan.

Penjelasan
Ayat (1)
Pemerintah dalam hal ini adalah Menteri Dalam Negeri yang melakukan pembinaan umum
penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Pemerintah Daerah Provinsi dalam hal ini adalah Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Pemerintah dalam hal ini adalah Menteri Dalam Negeri yang melakukan pemberdayaan
masyarakat.
Pemerintah Daerah Provinsi dalam hal ini adalah Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “pendampingan” adalah termasuk penyediaan sumber daya manusia
pendamping dan manajemen.
 
Pembahasan di DPR
Rumusan yang diajukan oleh pemerintah  terkait Bab Pembinaan dan Pengawasan terdiri dari
tiga pasal, yaitu pasal 84, pasal 85 dan pasal 86 dengan redaksional sebagai berikut:
 

Pasal 84
(1)    Menteri, gubernur, bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk
fasilitasi penyelenggaraan kegiatan pemerintah desa dan pemberdayaan masyarakat
(2)    Sebagian dari tugas pembinaan dan pengawasan yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilimpahkan kepada camat

Pasal 85
(1)    Bupati/walikota dapat membatalkan peraturan desa dan peraturan kepala desa yang
bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
(2)    Menteri dan gubernur melakukan pengawasan umum terhadap kegiatan pemerintah desa dan
pemberdayaan masyarakat

Pasal 86
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan kegiatan desa diatur dengan
peraturan pemerintah
 

Dalam dokumen DIM, pandangan fraksi-fraksi atas rumusan yang diajukan pemerintah terbagi
menjadi dua, yaitu:

Tetap dan mengusulkan perubahan nomor pasal. Pandangan ini disampaikan oleh Faksi
Partai Demokrat, Fraksi Partai Golkar, Fraksi PDIP, Fraksi PKS, Fraksi PAN, Fraksi PPP, Fraksi
Gerindra dan Fraksi Hanura. Perubahan nomor pasal diusulkan untuk mengakomodir perubahan
di pasal-pasal sebelumnya.
Tetap dan mengusulkan penambahan frasa. Pandangan ini disampaikan oleh Fraksi PKB,
dengan mengusulkan penambahan frasa “wajib”, dengan redaksional “Menteri, gubernur,
bupati/walikota wajib melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk fasilitasi
penyelenggaraan kegiatan pemerintah desa dan pemberdayaan masyarakat.”
Dalam proses rapat-rapat di DPR, pembahasan mengenai Bab Pembinaan dan Pengawasan ini 
terjadi di  Rapat Kerja 12 Desember 2012.  Pimpinan rapat Drs H. Ahmad Muqowwam
menyampaikan bahwa Bab Pembinaan dan Pengawasan menjadi satu cluster dengan Bab yang
mengatur tentang ketentuan sanksi.  Muqowwam menyatakan:
“Kemudian ketujuh adalah pembinaan dan pengawasan serta ketentuan tentang sanksi. Ada di
dalam Bab XV dan bab XVI yang penjelasannya adalah bahwa substansi pembinaan dan
pengawasan dan ketentuan sanksi adalah dua hal yang berbeda dijadikan satu cluster, karena
muatan pasalnya, jadi pada kuantitas sedikit.”
Perubahan rumusan pasal kemudian dilakukan oleh Tim Perumus. Di dalam dokumen draft UU
Desa  yang terdapat tulisan “Draf RUU tentang Desa yang telah selesai dibahas sampai dengan
Rapat Timus  3 Oktober 2013”, terdapat perubahan yang signifikan terkait rumusan pasal 
mengenai pembinaan dan pengawasan, dengan redaksional sebagai berikut:

Pasal 104
(1)    Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota membina
dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
(2)    Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat
mendelegasikan pembinaan dan pengawasan kepada perangkat daerah.

 Rumusan Akhir yang Disepakati.  


Pada akhirnya, rumusan pasal yang disepakati adalah rumusan pasal  draf RUU per 3 Oktober
2013 yang telah mendapatkan penambahan substansi mengenai pemberdayaan masyarakat,  yang
dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Rumusan Draft RUU per 3 Oktober 2013 Rumusan yang disepakati


   
Pasal 84 Pasal 112
(1)  Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan (1)  Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota membina dan dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa. membina dan mengawasi penyelenggaraan
(2)    Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintahan Desa.
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat (2)    Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
mendelegasikan pembinaan dan pengawasan dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat
kepada perangkat daerah. mendelegasikan pembinaan dan pengawasan
kepada perangkat daerah.
 
(3)    Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
memberdayakan masyarakat Desa dengan:

a.         menerapkan hasil pengembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat
guna, dan temuan baru untuk kemajuan
ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;

b.         meningkatkan kualitas pemerintahan


dan masyarakat Desa melalui pendidikan,
pelatihan, dan penyuluhan; dan

c.          mengakui dan memfungsikan institusi


asli dan/atau yang sudah ada di masyarakat
Desa.

(4)    Pemberdayaan masyarakat Desa


sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan dengan pendampingan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan.

Namun, tidak diperoleh petunjuk kapan  penambahan substansi pasal terkait pemberdayaan
masyarakat Desa  ini terjadi.

Tanggapan
Cakupan  pembinaan dan pengawasan. pasal 112  ayat (1) dan ayat (2) mengatur kewajiban
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk
membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Sedangkan ayat (3) dan ayat (4)
mengatur tentang kewajiban Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota untuk memberdayakan masyarakat Desa. Dengan demikian, Pasal 112 ini
sebenarnya mengatur dua kewajiban dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yaitu: (i) kewajiban untuk  membina dan mengawasi
penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Obyek pembinaan dan pengawasan adalah Kepala Desa,
Perangkat Desa dan Badan Permusyawaratan Desa; dan (ii) kewajiban untuk memberdayakan
masyarakat Desa. Ketentuan di pasal-pasal berikutnya lebih banyak mengatur kewajiban untuk
membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

 Pendelegasian Pembinaan Dan Pengawasan Kepada Perangkat Daerah Belum Diatur Secara
Spesifik.
Pasal 112 ayat (2) menyebutkan bahwa   Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mendelegasikan pembinaan dan pengawasan kepada
perangkat daerah. Namun, bagaimana proses pendelegasian ini dilakukan tidak diatur di dalam
pasal berikutnya. Kondisi ini perlu dipertimbangkan dalam penyusunan aturan pelaksanaannya
agar bisa   diuraikan secara jelas sehingga bisa diimplementasikan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai