Anda di halaman 1dari 4

MATERI KE - 1

PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN

Ilmu lingkungan mulai dipelajari setelah masyarakat mulai merasakan


banyaknya masalah lingkungan yang terjadi, terutama di negara-negara industri
yang banyak mengeluarkan limbah industrinya ke lingkungan bebas. Hal tersebut
pada akhirnya menimbulkan pencemaran lingkungan akibat dari industri yang
dirasakan dampaknya oleh masyarakat sekitar.

Beberapa permasalahan lingkungan yang terjadi di dunia :

- Pencemaran udara yang terjadi di Inggris, pesawat terbang tidak dapat


mendarat di bandara yang berada di Bristol karena adanya kabut asap. Hal
ini disebabkan pada saat itu disekitar Kota Bristol banyak industri yang
menggunakan bahan bakar batubara. Asap terbang (fly ash) dari cerobong
asap industri yang ada beterbangan di atmosfer dan menyelimuti landasan
pesawat terbang.

- Di Jepang terjadi masalah pencemaran air laut di Teluk Minamata. Hal ini
mengakibatkan sebagian masyarakat di sekitar teluk mengkonsumsi hasil
tangkapan ikan dari Teluk Minamata mengalami penyakit kelainan tubuh
(saraf) terutama pada bayi-bayi yang dilahirkan. Mereka mengalami
lemah otot, hilang penglihatan, terganggunya fungsi otak dan kelumpuhan,
kejang, koma dan kematian. Penyakit tersebut dikenal dengan penyakit
Minamata. Penyakit tersebut diakibatkan oleh banyaknya industri yang
membuang limbah industrinya yang banyak mengandung logam Merkuri
(Hg) ke Teluk Minamata, seperti industri kimia milik Chisso Co yang
memproduksi plastik (PVC), di mana perusahaan tersebut membuang
limbahnya ke teluk minamata tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Logam
Hg ini diserap oleh phytoplankton dan kemudian dimakan oleh ikan yang
ada di perairan tersebut, hingga akhirnya ikan tertangkap oleh nelayan dan
ikan dikonsumsi oleh masyarakat sekitar.
- Masih di Jepang 1953, Disekitar lembah Sungai Jinzu, Jepang, buangan
unsur Cadmium mencemari tanah dan airnya yang berasal dari leburan
pertambangan seng (Zn) milik Makoko Corp di Toyama di hulu sungai.
Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai menderita penyakit rematik aneh
yaitu keracunan, warna kuning pada gigi, hilangnya kemampuan mencium
bau dan mulut menjadi kering, jumlah sel darah berkurang, dikenal sebagai
penyakit Itai-itai (Ouch-ouch) sebagai akibat dari pencemaran Cadmium
tersebut.

- Pada abad ke-20 ini didunia berkembang isu pemanasan global karena
adanya peningkatan emisi gas-gas rumah kaca di atmosfer (seperti karbon
dioksida, metana, nitrogen oksida, kloroflourcarbon) di atmosfer dan hal
ini menimbulkan efek rumah kaca yang mengakibatkan suhu bumi dan hal
ini menimbulkan suhu bumi meningkat.

- Di Indonesia juga menurut Foley (1993) telah terjadi pemanasan global


yang ditandai dengan seringnya mengalami musim kemarau panjang dan
pada tahun 1983 terjadi peningkatan suhu air ambein di Pulau Pari selama
12 minggu dari suhu normal 28o C menjadi 33o C dan di Kalimantan Timur
terjadi kebakaran hutan yang mencapai luas kurang lebih 4 juta hektare.

Akibat banyaknya peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan pencemaran


lingkungan maka muncul reaksi dari berbagai belahan dunia termasuk Indonesia
dalam usaha menanggulangi maupun mencegah pencemaran terhadap lingkungan,
beberapa kebijakan dan usaha yang dilakukan oleh Negara-negara didunia, antara
lain :
- 1963, AS mengeluarkan UU tentang LH (National Environment Policy
Act, NEPA) sebagai reaksi atas kerusakan lingkungan oleh aktivitas
manusia yang semakin meningkat, antara lain dengan tercemarnya
lingkungan oleh pestisida serta limbah industri dan transportasi.
- Dengan demikian perhatian terhadap masalah mulai nampak sebagaimana
terlihat pada peraturan perundangan yang disusun beserta kebijaksanaan
dan program sektoral yang dihasilkan selama periode tersebut. Peraturan
perundangan itu sudah memuat ketentuan yang mengatur pemanfaatan
sumber daya alam secara lestari dengan mempertimbangkan aspek
konservasinya. Periode ini menandai daya tanggap dan cikal bakal
bangkitnya kesadaran lingkungan Indonesia menyongsong konferensi
Lingkungan Hidup Sedunia I di Stockholm, Swedia pada bulan Juni 1972,
ketika pembangunan nasional memasuki Pelita Pertama (1969-1974),
Indonesia belum mengenal lembaga khusus yang menangani masalah
lingkungan hidup. Lintas sejarah perkembangan pengelolaan lingkungan
hidup di Indonesia diuraikan menjadi tiga babak, yakni
1. masa tumbuhnya Arus Global 1972
2. munculnya Komitmen Internasional, dan Komitmen Nasional dalam
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia
3. Pasca Reformasi Arus global pra-1972.
- Keppres No. 16 Tahun 1972 Indonesia membentuk panitia
interdepartemental yang disebut dengan Panitia Perumus dan Rencana
Kerja Bagi Pemerintah di Bidang Lingkungan Hidup guna merumuskan
dan mengembangkan rencana kerja di bidang lingkungan hidup. Panitia
yang diketuai oleh Prof. Dr. Emil Salim selaku Men-Pan/Wakil Ketua
Bappenas tersebut berhasil merumuskan program kebijaksanaan
lingkungan hidup. Sementara itu, perhatian terhadap lingkungan hidup
dikalangan perguruan tinggi dirintis oleh Universitas Padjadjaran Bandung
melalui pendirian Lembaga Ekologi pada tanggal 23 September
1972. Sebagai persiapan menghadapi konferensi Stockholm, pada tanggal
15-18 Mei 1972 diselenggarakan seminar tentang “Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional” oleh Universitas
Padjadjaran di Bandung. Seminar itu membahas “Pengaturan Hukum
Masalah Lingkungan Manusia.
- Tahun 1978, dalam Kabinet Pembangunan Penyusunan RUU Lingkungan
Hidup telah dimulai pada tahun 1976 disertai persiapan pembentukan
kelompok kerja hukum dan aparatur dalam pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan hidup. Pada periode ini beberapa peraturan perundangan
yang terkait dengan lingkungan dihasilkan oleh berbagai instansi sektoral.
Salah satu produk hukum terpenting yang dihasilkan selama periode PPLH
adalah ditetapkannya UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. UU ini merupakan landasan
berbagai ketentuan dan peraturan mengenai masalah pengelolaan
lingkungan hidup seperti perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan hidup, analisis mengenai dampak
lingkungan, baku mutu lingkungan dan lain-lain. Pada kabinet
pembangunan III diangkat Menteri Negara Pengawasan Pembangunan
dan Lingkungan Hidup (Men-PPLH) dengan tugas pokok
mengkoordinasikan pengelolaan lingkungan hidup di berbagai instansi
pusat maupun daerah, khususnya untuk mengembangkan segi-segi
lingkungan hidup dalam aspek pembangunan. Jabatan Menteri dipegang
oleh Prof.Dr.Emil Salim.

Berdasarkan kejadian-kejadian lingkungan tersebut dan banyak masalah


lingkungan yang lainnya, membuat orang mulai menyadari perlunya ilmu
pengetahuan yang membahas masalah-masalah lingkungan, sehingga selanjutnya
dikenal dengan ilmu Lingkungan.

Ilmu Lingkungan merupakan ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu


yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya
serta lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan titik pertemuan antara ilmu
murni dan ilmu terapan. Ilmu Ekologi merupakan dasar dari ilmu lingkungan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai