Penerimaan Dan Perencanaan Audit
Penerimaan Dan Perencanaan Audit
KELOMPOK 7 :
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Penerimaan dan Perencanaan Audit”
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Penerimaan dan Perencanaan Audit
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Penerimaan penugasan merupakan tahap awal dalam suatu audit laporan, laporan
keuangan adalah mengambil keputusan untuk menerima (menolak) suatu kesempatan
untuk menjadi auditor untuk klien yang baru, atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi
klien yang sudah ada.
b. Tingkat risiko pengendalian yang dinilai lebih rendah (Lower assessed level of
control risk)
Ini merupakan kebalikan dari strategi yang pertama, dimana yang lebih
diutamakn dalam strategi ini adalah pengujian pengendalian daripada pengujian
substantif. Tetapi auditor dalam hal ini auditor bukan berarti tidak melakukan
pengujian substantif tapi tidak se-ektensif pada pendekatan yang pertama.
Auditor lebih banyak melakukan prosedur untuk memperoleh pemahaman
mengenai struktur pengendalian intern klien. Strategi ini sering digunakan dalam
auidit klien lama.
1. Bertanya kepada manajemen dan pihak lain dalam entitas yang menurut auditor
mungkin mempunyai informasi yang dapat membantu mengidentifikasi risiko salah
saji yang material yang disebebkan oleh kecurangan atau kekeliruan;
2. Prosedur analitikal;
3. Pengamatan dan inspeksi.
Ketiga prosedur penilaian risiko ini dilakukan selama berlangsungnya audit. Dalam
banyak situasi, hasil dari suatu prosedur akan membawa pada prosedur lain.
Sebagai contoh, dalam wawancara dengan manajer penjualan, terungkap adanya kontrak
penjualan yang tidak biasa. Wawancara ini (prosedur inquiry) diikuti dengan prosedur
inspeksi atas kontrak penjualan dan dilanjutkan dengan analisis (analytical procedure)
mengenai dampaknya terhadap margin penjualan. Atau temuan dari pelaksanaan
analytical procedure atas angka-angka dalam draf laporan laba rugi mungkin memicu
pertanyaan bagi manajemen.
a. Penilaian oleh manajemen mengenai risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan karena kecurangan, termasuk tentang sifat, luas dan berapa
seringnya penilaian tersebut dilakukan; (A12 – A13)
b. Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko
kecurangan dalam entitas itu, termasuk risiko kecurangan yang diidentifikasi oleh
manajemen atau yang dilaporkan kepada manajemen, atau risiko kecurangan
mungkin terjadi dalam jenis transaksi, saldo akun, atau pengungkapan; (A14)
c. Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang dilakukan
manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam
entitas itu;
d. Komunikasi manajemen dengan karyawan, jika ada, tentang pandangan
manajemen mengenai praktik-praktik bisnis dan prilaku etis.
ISA 240.18
Auditor wajib mananyakan kepada manajemen dan pihak lain di dalam entitas (jika
perlu), untuk menentukan apakah mereka mengetahui kecurangan yang terjadi, yang
disangka terjadi atau yang dituduhkan, yang mempunyai dampak pada entitas. (A15 –
A17)
Prosedur bertanya digunakan auditor dalam hubungannya dengan prosedur penilaian
risiko lainnya, untuk mengidentifikasi risiko salah saji yang material. Perhatian utama
dalam pertanyaan yang diajukan adalah pemahaman mengenai setiap aspek yang wajib
diketahui.
2. Prosedur Analitikal
Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian risiko membantu
mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan keuangan dan
audit. Sebagai contoh, segala sesuatu yang bersifat luar biasa, seperti transaksi atau
peristiwa luar biasa, angka-angka yang terlalu tinggi, rasio yang melenceng dan tren
yang ganjil.
Disamping sebagai prosedur penilaian risiko, prosedur analitikal juga dapat
digunakan sebagai prosedur audit selanjutnya dalam:
a. Mengidentifikasi risiko salah saji yang material mengenai asersi yang terkandung
dalam unsur-unsur laporan keuangan yang signifikan;
b. Membantu merancang sifat, waktu, dan luasnya prosedur audit selanjutnya.
1. Manajemen senior
Manajemen senior biasanya berarti pejabat entitas, dewan direksi dan lainnya
yang mengendalikan arah strategi perusahaan. Dalam beberapa hal, sebuah perusahaan
mungkin akan dikelola oleh pemiliknya dan tjuannya digerakkan oleh tujuan pemilik.
Memahami pengalaman manajemen dengan entitas dan pengalaman manajemen dapat
membantu auditor menilai risiko bawaan dari salah saji laporan keuangan.
3. Sumberdaya organisasi
a. Sumberdaya keuangan
b. Sumberdaya berdasarkan aktiva
c. Sumberdaya manusia
d. Sumberdaya informasi
e. Sumberdaya tidak berwujud
Pemahaman atas sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan adalah penting
untuk :
a. Menentukan kinerja yang dilaporkan berkenaan dengan bagaimana laporan keuangan
dibandingkan dengan pengetahuan auditor yang mendasari aktivitas bisnis.
b. Mengembangkan suatu ekspektasi atas laporan keuangan.
2.5 Kesimpulan
Perikatan (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu
ikatan perjanjian. Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa auditing
mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian tersebut,
klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor
sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarka kompetensi
profesionalnya.