Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Esai, Struktur, dan Contoh Esai yang Baik

dalam Bahasa Indonesia


Pengertian Esai, Struktur, dan Contoh Esai yang Baik dalam Bahasa
Indonesia – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), esai adalah
suatu karangan atau tulisan yang membahas suatu masalah secara sekilas dari
sudut pandang pribadi penulisnya. Dari pengertian tersebut, kita dapat
menyimpulkan bahwa esai adalah tulisan yang mengandung opini dan
sifatnya subjektif atau argumentatif. Pandangan-pandangan pribadi tersebut
haruslah logis dan dapat dipahami dengan baik. Tidak hanya itu, argument
yang disampaikan dalam esai harus didukung oleh fakta, sehingga esai
tersebut tidak menjadi tulisan yang fiktif atau imajinasi sang pengarang
belaka. Tujuan ditulisnya sebuah esai yaitu untuk membuat masyarakat yakin
terhadap sudut pandang penulis mengenai suatu isu. Oleh sebab itu, wajib
adanya data atau fakta yang mendukung.

Struktur Esai
Untuk menulis esai yang baik, terdapat susunan atau struktur dari eai yang
harus diperhatikan penulis. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan
Di dalam pendahuluan, kita dapat mengungkapkan topic atau tema yang akan
dibahas dalam keseluruhan esai. Unsur-unsur yang ada di dalam pendahuluan
adalah latar belakang dan pendapat pribadi penulis mengenai tema yang akan
dibahas secara lebih jelas dan detil pada bagian selanjutnya. Pendahuluan
menjadi pengantar pembaca untuk memahami topic yang akan dibahas
sehingga pembaca lebih mudah menelaah isi esai.

2. Isi/Pembahasan
Isi atau pembahasan adalah bagian dari esai yang menjelaskan tema/topic
tulisan secara lebih detil. Di dalam isi, penulis menjabarkan pendapatnya
secara kronologis atau urut sesuai dengan ide yang disusun dalam kerangka
sehingga esai menjadi koheren.

3. Kesimpulan/Penutup
Kesimpulan adalah bagian terakhir dalam esai. dal Bagian ini berisi kalimat
yang merangkum atau menyimpulkan apa yang sudah disampaikan di
pendahuluan dan pembahasan. Kesimpulan tidak boleh melebar ke topik lain.

Contoh Esai
Penyebab Bahasa Lampung Terancam Punah
Dilansir dari situs BBC, UNESCO mengatakan bahwa lebih dari sepertiga
bahasa di dunia terancam punah dan diantaranya dipakai oleh kelompok kecil
penutur. Dari sekitar 2.000 bahasa tersebut, menurut UNESCO, sekitar 200
dipakai oleh sekelompok kecil penutur. Bahasa Lampung yang merupakan
bahasa daerah dari Provinsi Lampung adalah salah satunya. Bahasa Lampung
memiliki banyak ragam dialek dan juga memiliki aksara (huruf) sendiri.

Di era globalisasi ketika masyarakat mengedepankan bahasa nasional dan


bahasa asing dikarenakan kebutuhan komunikasi dalam bisnis dan urusan
lainnya, penggunaan bahasa daerah seperti bahasa Lampung di daerah
provinsi Lampung mulai menurun. Dikhawatirkan bahwa bahasa Lampung
ini akan semakin sedikit jumlah penuturnya.

Ada beberapa kemungkinan penyebab yang membuat penutur asli bahasa


Lampung semakin sedikit; hal yang menurut saya bisa menjadi penyebab
berkurangnya penutur bahasa asli Lampung. Yang pertama adalah banyaknya
variasi dialek yang membuat ketidakpahaman sesama penutur yang
menganut dialek berbeda sehingga timbullah keengganan dalam
menggunakan bahasa Lampung. Pada akhirnya mereka lebih memilih untuk
menggunakan bahasa nasional untuk menjembatani kesulitan tersebut.

Masyarakat yang heterogen dimana banyak masyarakat di luar suku


Lampung yang tinggal di Lampung serta adanya perkawinan antar suku juga
termasuk penyebab mengapa masyarakat lebih cenderung menggunakan
bahasa nasional. Adanya perkaiwanan antar suku ini melahirkan anak-anak
yang tidak diajarkan bahasa Lampung karena orang tua tidak membiasakan
atau mengajari mereka bahasa Lampung di rumah. Komunikasi di rumah
didominasi dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Tidak hanya
anak-anak dari perkawinan antar suku, namun anak-anak yang terlahir dari
orang tua suku Lampung asli pun sudah mulai banyak yang tidak belajar
bahasa Lampung atau berkomunikasi dengan bahasa Lampung di rumah.

Dominasi penggunaan bahasa Indonesia sehingga tergesernya penggunaan


bahasa asli daerah tersebut saya rasa tidak hanya terjadi di Lampung. Hal
tersebut dikarenakan desakan kebutuhan dan kepraktisan dalam
berkomunikasi pada ranah bisnis, pendidikan, maupun sektor lainnya.

Pelestarian bahasa sebagai salah unsur dari budaya tentu bukanlah hal yang
mudah apalagi hal ini menyangkut banyak orang dengan jenis komunikasi
yang berbeda-beda. Penyebab-penyebab mulai terancamnya bahasa daerah,
baik bahasa Lampung maupun bahasa lainnya tidak luput dari peran semua
pihak. Oleh karena itu, dibutuhkan peran dan partisipasi dari banyak pihak
juga untuk melestarikannya.

Anda mungkin juga menyukai