Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR II

JUDULPERCOBAAN

REAKSI KIMIA I: KINETIKA KIMIA

Disusunoleh:

Nama : Ahmad Nur Arifin

NIM : 24040120120014

Kelompok :5

Hari : Selasa

Tanggal : 20 April 2021

Asisten : Widya Aizaroh

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum percobaan II yang berjudul “Reaksi Kimia I:


Kinetika Kimia”. Tujuan dari percobaan ini adalah mampu menjelaskan tanda-
tanda reaksi kimia serta mampu menentukan laju dan orde reaksi. Prinsip pada
percobaan ini adalah mekanisme reaksi pada suatu kimia. Dalam percobaan
pertama, yaitu antara logam magnesium dengan asam klorida didapatkan hasil
bahwa logam magnesium akan cepat habis dalam bereaksi di larutan asam klorida
berkonsentrasi 2 M dengan mendapatkan orde reaksi 2, m =3.265869. Sedangkan
pada percobaan kedua antara ion permanganat dengan asam oksalat didapatkan
hasil waktu yang dibutuhkan sampai warna pada larutan berubah warna menjadi
kuning kecokelatan atau bening pada erlenmeyer ke 2. Pada erlenmeyer ke dua
menghasilkan orde reaksi 2, karena hasil itu merupakan orde reaksi total dari asam
oksalat dengan ion permanganat, untuk asam oksalat m=0 0.179696dan untuk ion
permanganat m=0.32204
PERCOBAAN 2
REAKSI KIMIA I: KINETIKA KIMIA
I. Tujuan Percobaan
1.1 Mampu menjelaskan tanda-tanda reaksi kimia.
1.2 Mampu menentukan laju dan orde reaksi
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Kinetika Kimia
Kinetika kimia mempelajari mengenai laju reaksi yang memiliki
keterkaitan dengan kecepatan maupun tingkat pada proses reaksi kimia
yang terjadi. Kata kinetik berarti yaitu gerakan atau perubahan. Sehingga
dapat diartikan bahwa kinetika mengacu pada suatu reaksi perubahan
konsentrasi reaktan atau perubahan produk setiap waktu. Kinetika kimia
memiliki tujuan menstimasikan data dan memperkirakan mekanisme
mengenai reaksi yang terjad (Keenan, 1992).
2.2 Reaksi Kimia
Reaksi kimia adalah pembetukan ikatan baru yang berupa proses
perubahan suatu zat atau senyawa menjadi senyawa baru. Cara standar
yang digunakan para ilmuwan untuk menggambarkan reaksi tersebut yaitu
dengan melalui persamaan kimia. Persamaan kimia yang digunakan yaitu
menggunakan lambang pada saat reaksi berlangsung untuk menunjukan
apa yang terjadi pada reaksi kimia tersebut. Reaksi kimia ditandai dengan
timbulnya gas, terbentuknya endapan, perubahan suhu serta perubahan
warna (Chang, 2004).
2.3 Macam-macam Reaksi kimia
2.3.1 Reaksi Pengendapan
Reaksi pengendapan merupakan proses reaksi yng menghasilkan
produk berupa endapan. Reaksi ini dapat terjadi jika larutan terlalu jenuh
dengan zat yang akan bersangkutan. Reaksi ini akan terjadi penggabungn
ion positif dari basa atau garam pereaksiyang akan bereaksi dengan ion
negative dari asam maupun basa pereaksi. Kemudian akan terbentuk
endapan pada dasar tabung reaksi. Contohnya adalah reaksi endapan putih
sebagai berikut:
H 2 SO 4 +(C H 3 COO)2 Pb → PbS O 4 + 2CH 3 COOH
(Vogel, 1985).

2.3.2 Reaksi Netralisasi / Penetralan


Reaksi penetralan adalah reaksi yang akan terjadi antara suatu
asam dan basa yang banyaknya sama. Pada reaksi ini pada umumnya akan
terbentuk sebuah garam dan air
Contoh reaksinya yaitu :
H+ dan 1 ion OH-
H+ + OH- H2O
Menurut teori Bronsted Lowry, reaksi netralisasi dapat dirumuskan :
H3O+(asam 1) + OH-(basa 2) H2O (basa 1) +H2O (asam 2)
(Vogel, 1985).
2.3.3 Reaksi Pembakaran
Reaksi pembakaran merupakan reaksi kimia antara bahan bakar
dan oksigen dari udara yang menghasilkn produk berupa panas dan gas
sisa pembakaran. Reaksi ini berlangsung sangat cepat yang umunya terjadi
antara suatu zat dengan oksigen. Contoh reaksi pembakaran dari C3H8 :
C 3 H 8 (g) +5 O 2(g ) → 3 C O 2(g )+ 4 H 2 O(l)
(Chang, 2010).
2.3.4 Reaksi Reduksi-oksidasi
Reaksi redoks ini merupakan reaksi yang dimana elektron akan
berpindah dari suatu reaktan ke reaktan lainya. Reaksi oksidasi dapat
terjadi ketika saat atom, ion atau molekul memiliki lebih muatan positif
dan kekurangan elektron. Contoh reaksinya yaitu reaksi antara Ca dan O2.
Ketika dalam keadaan suatu reaktan kehilangan elektronya maka reaktan
yang lainya akan menerima elektron. Dan dapat disimpulkan bahwa
oksidasi yang terjadi pada suatu zat maka zat yang lainya akan ter
redukasi. Dalam reaski redoks ada zat yang berperan sebagai pereduksi
dan zat lain yang berperan sebagai pengoksidasi (Chang, 2004).
2.3.5 Reaksi Pembentukan Kompleks
Reaksi pembentukan kompleks merupakan reaksi yang sering
digunakan untuk pemisahan atau untuk mengindentifikasi ion kompleks
jika pada suatu larutan terdapat perubahan warna. Contoh reaksinya :
AgCl (g) + 2 NH3 Ag + [(NH3)2]+ + Cl- (Vogel, 1985).

2.4 Laju Reaksi


Besaran laju reaksi dapat dilihat dari ukuran cepat lambatnya suatu
reaksi kimia. Dari setiap reaksi dapat dinyatakan dengan,
reaktan → produk. Dari persamaan tersebut dapat dinyatakan produk akan
terbentuk selama reaktan bereaksi. Jika terdapat reaksi misal, A → B,
Meningkatnya jumlah molekul A dan jumlah molekul B akan seiring
dengan waktu. Untuk laju reaksinya sebagai berikut :
−∆ IAJ + ∆ IAJ
Laju = atau
∆T ∆T
(Chang, 2004).

2.5 Faktor yang mempengaruhi reaksi


2.5.1 Katalis
Katalis merupakan suatu zat yang dapat menambah kelajuan suatu
reaksi tanpa dikonsumsi dalam reaksi keseluruhan (Ebbing, 2007).
2.5.2 Suhu
Suhu dapat mempengaruhi reaksi ketika suhu meningkat maka
kelajuan dari suatu reaksi juga akan cepat (Ebbing, 2007).
2.5.3 Luas permukaan
Luas permukaan maupun kepadatan suatu permukaan dapat
mempengaruhi kelajuan reaksi. Semakin besar luas permukaan per volume
unit, semakin cepat pula kelajuan reaksinya (Ebbing, 2007).
2.5.4 Konsentrasi
Perubahan kimia yang timbul merupakan sebagai akibat dari
tumbukan molekul yang terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi,
maka semakin besar laju reaksinya. Jika konsentrasi reaktan semakin
tinggi maka tumbukan juga akan semakin besar (Chang, 2010).
2.6 Persamaan laju reaksi
Persamaan laju reaksi merupkan hubungan antara konsentrasi zat
pereaksi atau reaktan dan laju reaksinya. Persamaan laju reaksi sebagai
berikut :
x y
v=k [ A ] [ B ]
V
K=
[ A ] x . [B] y
Dimana v adalah laju reaksi dengan satuan mol/s, k adalah tetapan laju
reaksi, A adalah konsentrasi awal zat A, B adalah konsentrasi awal zat B, x
adalah orde reaksi terhadap A, dan y orde reaksi terhadap B. sebagai
contoh reaksi berikut:
2 N 2 O 3 → 4 NO2 +O 2
Laju reaksi sebanding dengan konsentrasi N2O5 dan dapat ditulis:
Laju reaksi ∞ [N2O5]
Laju reaksi  k [N2O5], K akan disebut konstan laju reaksi orde pertama.
Laju reaksi diatas dapat diukur berdasarkan penurunan [N2O5] atau
berdasarkan pada [O2] [NO2] [N2O5] akan menghasilkan persamaan yang
berbeda [ CITATION Kee90 \l 1057 ].

2.7 Orde Reaksi


Orde reaksidikenal sebagai tingkat reaksi. Orde reaksi merupakan
jumlah semua komponen dari konsentrasi persamaan laju reaksi. Jika laju
reaksi berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari suatu
pereaksi,
V =k [ A ]

Orde reaksi sebagai jumlah kekuatan dari semua konsentrasi reaktan yang
muncul dalam hukum laju reaksi. Untuk reaksi umum A+B  C, maka A
dan B adalah penentu kecepatan reaksi. Perlu diperhatikan dalam orde
reaksi total :
1. Data eksperimen harus pada suhu konstan agar harga V tetap.
2. Metode mencari orde reaksi :
a). Metode Logika
Metode logika menggunakan rumus bahwa
ax = b dengan a = perbesaran konsentrasi
ay = b b = perbesaran laju reaksi
Kelemahan dari metode ini yaitu hanya bisa digunakan ketika
terdapat data yang sama.
b). Metode Komparatif (Perbandingan)
Metode ini membandingkan persamaan kecepatan reaksi
m n
v 1 k 1 A1 B1
=
v2 k2 A 2 [ ][ ] B2
Harga k1 dan k2 (tetapan laju reaksi) pada suhu konstan adalah
sama, sehingga dapat dihilangkan. Dengan demikian
perbandingan konsentrasi zat yang berubah dipangkatkan orde
reaksinya masing – masing sama dengan perbandingan
kecepatan reaksinya.
c). Metode Grafik
Bila berupa garis lurus (linear) merupakan orde reaksi satu,
garis lengkung (parabola) merupakan orde reaksi dua. Jika
berupa garis lengkung, tetapi bukan bentuk kuadrat orde
reaksinya 3,4 dan seterusnya (Chang, 2010).

2.7.1 Reaksi Orde Nol


Reaksi orde nol mempunyai laju yang tidak bergantung pada
konsentrasi reaktan. Rumus dari laju reaksi berorde nol adalahO ( v × k ).
Sebagai contoh, dekomposisi lebih pada walform panas bertekanan tinggi
mempunyai laju pH 3 terdekomposisi pada laju tetap sampai habis
seluruhnya. Reaksi yang mempunyai hukum laju dengan orde nol secara
keseluruhan merupakan reaksi yang heterogen

v
(Chang, 2010).

2.7.2 Reaksi Orde Pertama

Reaksi didefinisikan sebagai reaksi orde pertama jika laju suatu


reaksi kimia berlangsung lurus dengan konsentrasi jika suatu pereaksi v =
k [A]. Apabila dinyatakan dengan grafik, maka laju reaksi dengan orde
pertama berupa garis lurus liniea

(Chang, 2010).
[A]
2.7.3 Reaksi Orde Kedua
Jika laju suatu reaksi sebanding dengan pangkat dua suatu pereaksi
atau pangkat satu konsentrasi dua pereaksi v = k [A] 2. Maka reaksi itu
dikatakan sebagai reaksi orde 2. Apabila dinyatakan dengan grafik, maka
laju reaksi dengan orde reaksi dua berupa garis lengkung

[A]
(Vogel, 1989). ]
2.8 Hukum laju dan Konstanta laju
Hukum laju reaksi adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi
V sebagai fungsi dari konsentrasi semua zat yang ada termasuk
produknya. Laju suatu reaksi dapat dipengaruhi oleh perubahan
konsentrasi pereaksi. Dan haru ditentukan dengan eksperimen karena tidak
dapat diramalkan dari persamaan reaksi. Hukum Laju merupakan
persamaan yang memberikan hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi
pereaksi. Tetapan kestabilan dapat di simbolkan dengan k. Apabila
konsentrasi pereaksi berkurang saat berlangsungnya reaksi, maka laju akan
semakin berkurang. Tetapi tetapan laju k tidak berubah sepanjang
perjalanan reaksi. Jadi, laju reaksi memberikan suatu ukuran yang
memudahkan bagi kecepatan reaksi. Semakin cepat reaksi maka semakin
besar harga k, sedangkan makin lambat reaksi maka makin kecil harga k
(Atkins,1996).
2.9 Energi aktivasi
Energi aktivasi adalah sebuah energi yang harus dimiliki oleh
molekul-molekul untuk dapat bereaksi. Suatu reaksi kimia berlangsung
sebagai akibat tumbukan antara molekul-molekul yang bereaksi. Namun
tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi. Dari segi energi ada semacam
energi tumbukan minimum yang harus tercapai agar reaksi terjadi. Untuk
bereaksi molekul yang bertumbukan harus memiliki energi kinetik total
sama dengan atau lebih besar daripada energi aktivasi. Molekul utuh dan
tidak ada perubahan akibat tumbukan. Ruang yang terbentuk sementara
oleh molekul reaktan sebagai akibat tumbukan sebelum membentuk
produk dinamakan kompleks teraktifkan atau dalam keadaan transisi
(Chang, 2004).
2.10 Analisa bahan
2.10.1 Pita Mg
> Sifat Fisik: Berwarna putih mengkilap, Titik cair pita Mg 922 K. Titik
didihnya1380 K. Energi Ionisasinya 1450 kJ/moll
> Sifat Kimia: Jika direaksikan dengan air (MgO + H 2O →Mg(OH)2)
(Basri, 1996).
2.10.2 HCl
> Sifat Fisik: Tidak berwarna, mudah larut dalam air, dapat melarutkan
logam
> Sifat Kimia: Bahan baku membuat plastic, Hg (s) + 2HCl(g)  MgCl2(aq) +
H2(g) (Vogel, 1985) .

2.10.3 KmnO4
Sifat Fisik: Berwarna ungu, larut dalam air.
>

> Sifat Kimia: Properti Dispersinya lihat kelarutan dalam air, aseton
metanol, Mudah larut dalam metanol, aseton (Vogel, 1985).
2.10.4 H2C2O4
> Sifat Fisik: Tidak berwarna, titik leleh 100℃, Titik lebur H2C2O4 187ºC.
Panas pembakaran 60.1 kal.
> Sifat Kimia: Dapat membentuk kristal dengan mengikat dua molekul air
dan bila dipanaskan sedikit diatas 100°C airnya akan menguap (Vogel,
1985).
III. Metodologi Percobaan
3.1 Alat
o 3.1.1 Gelas Beker
o 3.1.2 Labu takar
o 3.1.3 Gelas ukur
o 3.1.4 Stopwatch
o 3.1.5 Buret
o 3.1.6 Corong
o 3.1.7 Pipet tetes
o 3.1.8 Statif + klem
o 3.1.9 Erlenmeyer

3.2 Bahan
o 3.2.1 Pita Mg
o 3.2.2 HCl 2M
o 3.2.3 KmnO4 0,1 M
o 3.2.4 H2C2O2

3.3 Gambar Alat dan Bahan


Gambar 3.1 Gelas Beker Gambar 3.2 Labu Takar

by Unknown
Author is licensed
under

Gambar 3.3 Gelas Ukur Gambar 3.4 Stopwatch

Gambar 3.5 Buret Gambar 3.6 Corong

Gambar 3.7 Pipet tetes Gambar 3.8 Statif + klem


Gambar 3.9 Erlenmeyer

3.4 Skema Kerja


3.4.1. Reaksi Magnesium (Mg) dengan asam klorida (HCl)
 Konsentrasi HCl 1,2 M

HCl 2 M
Labu ukur
- Mengencerkan zat dengan aquades menjadi 1,2 M
- Menuangkan 10 mL HCl
10 ml HCl 1,2 M
Gelas beker
- Memasukan Mg
- Mencatat waktu hingga Mg habis
Hasil
 Konsentrasi HCl 1,4 M

HCl 2 M

Labu ukur
- Mengencerkan zat dengan aquades menjadi 1,4 M
- Menuangkan 10 mL HCl
10 ml HCl 1,4 M
Gelas beker
- Memasukan Mg
- Mencatat waktu hingga Mg habis
Hasil

 Konsentrasi HCl 1,6 M

HCl 2 M

Labu ukur
- Mengencerkan zat dengan aquades menjadi 1,6 M
- Menuangkan 10 mL HCl
10 ml HCl 1,6 M
Gelas beker
- Memasukan Mg
- Mencatat waktu hingga Mg habis
Hasil

 Konsentrasi HCl 1,8 M


HCl 2 M

Labu ukur
- Mengencerkan zat dengan aquades menjadi 1,8 M
- Menuangkan 10 mL HCl
10 ml HCl 1,8 M
Gelas beker
- Memasukan Mg
- Mencatat waktu hingga Mg habis
Hasil

3.4.2 Reaksi Ion Permanganat (KMnO4)dengan Asam Oksalat


(H2C2O4)

 Erlenmeyer 1

10 mL H2C2O4 + 12 mL aquadest
Erlenmeyer 50 mL
- Menyiapkan buret berisi KMnO4 0,1 M
- Menggoyangkan campuran zat hingga
homogen
- Menambahkan 2 mL KMnO4 0,1 M
- Mencatat waktu hingga terjadi perubahan
warna
- Pengamatan
Hasil

 Erlenmeyer 2
20 mL H2C2O4 + 2 mL aquadest
Erlenmeyer 50 mL
- Menyiapkan buret berisi KMnO4 0,1 M
- Menggoyangkan campuran zat hingga
homogen
- Menambahkan 2 mL KMnO4 0,1 M
- Mencatat waktu hingga terjadi perubahan
warna
- Pengamatan
Hasil

 Erlenmeyer 3

10 mL H2C2O4 + 10 mL aquadest
Erlenmeyer 50 mL
- Menyiapkan buret berisi KMnO4 0,1 M
- Menggoyangkan campuran zat hingga
homogen
- Menambahkan 4 mL KMnO4 0,1 M
- Mencatat waktu hingga terjadi perubahan
warna
- Pengamatan
Hasil
IV. Data Pengamatan

4.1 Kinetika Reaksi Logam Mg dengan HCl

[HCl] Pita Mg t1 t2
(cm)
2,0 0,5 42,9 40,3
1,8 0,5 55,3 67,5
1,6 0,5 87,1 104,3
1,4 0,5 111,5 120,9
1,2 0,5 155,9 147,8
1,0 0,5 201,9 208,9
0,8 0,5 288,3 278,3
0,6 0,5 387,2 404,3

4.2 Kinetika Reaksi Ion Permanganat dengan Asam Okslat


Erlenmeyer H2C2O4 KMnO4
mL M mL M t
I 10,00 0,7 2,00 0,1 399
10,00 0,7 2,00 0,1 406

II 20,00 0,7 2,00 0,1 153


20,00 0,7 2,00 0,1 175
III 10,00 0,7 4,00 0,1 278
10,00 0,7 4,00 0,1 254

V. Hipotesis
Telah dilakukan percobaan 2 berjudul ” Reaksi Kimia I: Kinetika
Kimia”. Tujuan dari percobaan ini yaitu mampu menjelaskan tanda-tanda
reaksi kimia serta mampu menentukan laju dan orde reaksi. Pada
percobaan kali ini digunakan 3 metode yaitu pencampuran, pengenceran,
dan titrasi. Sedangkan prinsip yang digunakan adalah mekanisme reaksi
pada suatu kimia.Pada percobaan ini diperkirakan bahwa pada reaksi
logam magnesium dan asam klorida akan menghasilkan panas dan
mnghasilkan gelembung-gelembung gas. Dan pada percobaan reaksi
antara ion permanganat dan asam oksalat akan menghasilkan perubahan
warna.
VI. Pembahasan
Telah dilakukan percobaan 1 Kimia Dasar yang berjudul ” Reaksi
Kimia I: Kinetika Kimia.” Tujuan dari percobaan ini yaitu mampu
menjelaskan tanda-tanda reaksi kimia serta mampu menentukan laju dan
orde reaksi. Metode yang digunakan adalah pencampuran, pengenceran,
dan titrasi. Sedangkan prinsip pada percobaan ini adalah mekanisme reaksi
pada suatu kimia.
6.1 Kinetika reaksi logam Mg dengan HCl
Percobaan pertama adalah reaksi antara logam Mg dan HCl yang
bertujuan untuk mengetahui tanda tanda reaksi yang terjadi pada Mg dan
HCl, juga untuk menentukan persamaan laju reaksi antara logam Mg dan
HCl. Pita Mg yang digunakan sepanjang ± 0,5 cm dan konsentrasi HCl 2
M. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode
pengenceran. Metode pengenceran ini digunakan untuk mengencerkan
konsentrasi HCl yang semula berkonsentrasi 2 M menjadi konsentrasi
yang bervariasi. Pada percobaan ini HCl 2 M diencerkan menjadi 2,0 M;
1,8 M; 1,6 M; 1,4 M; 1,2 M; 1,0 M; 0,8 M; dan 0,6 M. Konsentrasi HCl
yang bervariasi dilakukan agar pada percobaan ini didapat hasil
perbandingan laju reaksi logam Mg pada setiap larutan HCl yang berbeda
konsentrasi terhadap waktu.
Langkah kerjanya adalah dimulai dengan menyiapkan pita Mg lalu
memotong menjadi 5 bagian dengan panjang ± 0,5 cm. Lalu, melakukan
pengenceran terhadap HCl 2 M pada labu ukur sebanyak 50 mL menjadi
HCl berkonsentrasi 2,0 M; 1,8 M; 1,6 M; 1,4 M; 1,2 M; 1,0 M; 0,8 M; dan
0,6 M. Kemudian, memasukan 10 mL HCl sesuai konsentrasi kedalam
gelas beker 50 mL lalu masukan 1 potong pita Mg disetiap larutan. Catat
waktu dimulai dari memasukan potongan pita Mg sampai reaksinya
selesai. Lalu melakukan pengulangan percobaan sebanyak 2-3 kali.
Pada percobaan ini didapatkan hasil reaksi antara Mg dengan HCl
sebagai berikut:

Mg ( s ) +2 HCl→ MgC l 2 ( aq )+ H ₂
-1 reduksi 00
0 oksidasi +2

Reaksi tersebut menunjukkan bahwa reaksi antara Mg dan HCl


mengalami reaksi reduksi oksidasi (reaksi redoks). HCl merupakan
oksidator karena dapat mongoksidasi logam Mg.Dan logam Mg
mengalami oksidasi karena mengubah biloks logam Mg menjadi Mg 2+,
sehingga Mg merupkan logam yag reaktif untuk bereaksi dengan senyawa
lainnya. Reaksi Mg dan HCl ini juga membuat gelas beker menjadi panas
karena adanya reaksi eksoterm yang menghasilkan gelembung-gelembung
gas berupa hidrogen(H2)(Vogel, 1989).
Hasil yang didapatkan bahwa konsentrasi suatu larutan berpengaruh
terhadap waktu reaksi suatu larutan, sehingga mempengaruhi laju reaksi.
Semakin tinggi konsentrasi dari suatu larutan maka semakin cepat waktu
reaksi. Dan sebaliknya, jika semakin rendah konsentrasi maka waktu yang
diperlukan semakin lama. Hal ini disebabkan karena semakin banyak
jumlah partikel dalam larutan membuat semakin banyak juga tumbukan
yang terjadi. Semakin banyak tumbukan yang terjadi maka semakin cepat
mencapai reaksi.
Pada percobaan ini didapat grafik dari reaksi Mg dan HCl berupa garis

1
liner. Grafik antara konsentrasi HCl dengan menghasilkan persamaan
t
garis y = 0.0139x - 0.0084dengan nilaiR² = 0.8667. Sedangkan pada grafik

1
antara konsentrasi [HCl]2 dengan di dapat persamaan garis y = 0.0055x -
t
0.0008 dengan nilaiR² = 0.943. Dari persamaan tersebut didapat orde reaksi
HCl sebesar 2. Maka untuk persamaan laju reaksi antara Mg dan HCl adalah v =
k[HCl]2.

6.2 Kinetika reaksi logam Permanganat dengan Asam Oksalat


Percobaan ini adalah reaksi antara KMnO4 dan H2C2O4. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk menentukan tingkat reaksi antara KMnO 4 dan
H2C2O4. Metode yang digunakan dalam percobaan ini yaitu menggunakan
metodepengenceran dan metode titrasi. Metode pengenceran ini digunakan
untuk mengencerkan H2C2O4 dengan akuadest agar larutan homogen.
Langkah kerja dimulaidengan menyiapkan 3 buah Erlenmeyer
dengan ukuran 50 mL yang bersih. Lalu menyiapkan 3 buah buret dengan
buret 1 diisi KMnO40,1 M, buret 2 diisi larutan H2C2O4 0,7 M dan buret 3
diisi dengan akuadest. Selanjutnya menyampurkan H2C2O4 dan akuadest,
lalu digoyangkan agar larutan homogen. Kemudiann, tambahkan KMnO4.
Lalu mencatat waktu yang diperlukan mulai dari penambahan KMnO 4
sampai hilangnya warna ungu pada larutan dalam Erlenmeyer. Dan
Mengulangi percobaan ini sebanyak 2-3 kali.
Pada percobaan ini didapatkan reaksi antara KMnO4 dengan
H2C2O4, sebagai berikut:

3 H2C2O4 (l) + 2K+ + 2 MnO4-(l) 6 CO2 (g)+ 2K+ + 2 OH-(l) + 2 H2 (g) + 2 MnO2(p)
+3 oksidasi +4
+7 reduksi +4

Pada percobaan ini terjadi reaksi reduksi oksidasi atau reaksi redoks
dimana ion MnO4-tereduksi menjadi MnO2 dan H2C2O4 teroksidasi
menjadi CO2. KMnO4 ini merupakan oksidator yang digunakan untuk
bereaksi dengan reduktor H2C2O4dalam suasana asam. Kemudian ketika
H2C2O4 ditambahkan dengan KMnO4 disini menghasilkan gelembung-
gelembung udara. Gelembung- gelembung tersebut adalah gas CO2yang
dihasilkan dari reaksi KMnO4dengan H2C2O4. Larutan yang ditambahkan
KMnO4 berubah warna menjadi berwarna ungu karena ion KMnO 4
berwarna ungu. KMnO4 yang semula berwarna ungu akan menjadi jernih
atau kuning kecokelatan setelah ditambahkan dengan H2C2O4 setelah
beberapa waktu. Hal tersebut dikarenakan ion permanganat MnO4 -
tereduksi menjadi MnO2 yang menghasilkan perubahan warna (Petrucci,
1992).
Hasil didapat grafik dari reaksi KMnO4 dan H2C2O4 berupa garis liner.

1
Grafik antara konsentrasi H2C2O4 dengan menghasilkan persamaan garis
t
y = 0.0101x - 0.0003dengan R² = 0.9316. Sedangkan pada grafik antara

1
konsentrasi [H2C2O4]2 dengan di dapat persamaan garis y = 0.0104x +
t

1
0.0019denganR² = 0.9166. Grafik antara konsentrasi KMnO 4 dengan
t
menghasilkan persamaan garis y = 0.1009x + 0.001dengan R² = 0.9983.

1
Sedangkan pada grafik antara konsentrasi [KMnO4]2 dengan di dapat
t
persamaan garis y = 1.5219x + 0.0023dengan R² = 0.9886. Dari persamaan
tersebut didapat orde reaksi untuk H2C2O4 adalah 1. Dengan persamaan
laju reaksinya v = k[H2C2O4][KMnO4]
VII. Penutup
7.1 Kesimpulan
Percobaan pertama antara Mg dan HCl terjad reaksi reduksi-
oksidasi(redoks), dan menghasilkan gas H2. Kemudian reaksi antara
KMnO4dan H2C2O4juga merupakan reaksi reduksi-oksidasi (redoks),dan
hasilnya akjn mengalami perubahan dari ungu ke kuning
kecokelatan/bening karena KMnO4 tereduksi menjadi MnO2. Orde Reaksi
pada HCl, KMnO4danH2C2O4adalah 2.

7.2 Saran
7.2.1 Praktikan diharapkan lebih teliti dalam setiap perlakuan dalam
percobaan, seperti ketika melakukan pengenceran dari HCl dengan
aquades.
7.2.2 Praktikan diharapkan dapat lebih memahami tinjauan pustaka dengan
baik dan dapat menjelaskan setiap perlakuan pada percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P. (1996). Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.


Basri, S., 1996. “Kamus Kimia”. Rinaka Cipta. Jakarta.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid1.
Jakarta: Erlangga.
Chang, Raymod. 2010. Chemistry Edisi Kesepuluh. New York: The McGraw-Hill
Companies.
Ebbing,Darrel dan Gammon,Steven.2007.General Chemistry Edisi Kesmbilan.
New York: Houghton Mifflin Company
Keenan, K., & Wood. (1990). Kimia Untuk Universitas. (aloysius, &
H.Pudjamaka, Penerj.) Jakarta: Erlangga.
Keenan, K., & Wood. (1992). Kimia Universitas. Jakarta: Erlangga.
Perucci H Ralph.1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempet
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Vogel A.I.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan SemiMikro
Edisi Kelima. Jakarta: PT.Kalman Media Pustaka.
Vogel, A. I. 1989. Quantitative Chemical Analysis 5th Edition. United States :
Longman Scientific & Technical.

LEMBAR PENGESAHAN
REAKSI KIMIA 1: KINETIKA KIMIA
Mengetahui, Semarang, 20 April 2021
Asisten Praktikan

Widya Aizaroh Ahmad Nur Arifin


NIM.24030118130132 NIM.24040120120014

LAMPIRAN
Resume Video:
1.) Video 1 Magnesium dan Asam Klorida
sumber: https://youtu.be/BRX40XLBiak
 Alat dan Bahan
 Logam Mg
 Kawat
 Tabung Reaksi
 Gelas Beker
 Larutan HCl
 Neraca Digital
 Parafilm
 Langkah Kerja
 Membersihkan atau mengampelas Magnesium agar dapat bereaksi
dengan HCl
 Menimbang massa logam magnesium
 Melilitkan kawat pada logam Mg (agar dapat digantung pada
tabung reaksi dan menjaganua tetap berada di dalam tabung reaksi)
 Mengisi tabung reaksi (sudah terdapat logam Mg) dengan air
hingga penuh.
 Menutup tabung reaksi dengan parafilm guna menjaga air tetap di
dalam.
 Mengisi gelas beker dengan HCl.
 Meletakkan tabung reaksi berisi air dan Mg ke gelas beker dengan
posisi terbalik.
 Melepaskan parafilm sehingga air keluar dari tabung reaksi dan
HCl masuk ke tabung reaksi.
 Menandai volum HCl pada tabung reaksi setelah reaksi selesai.
 Memberikan api di dalam tabung reaksi.
 Mengisi tabung reaksi dengan air sebanyak yang sudah ditandai.

2.) Video 2
Magnesium di dalam larutan asam klorida
Sumber: https://youtu.be/vp6wwj2uZcc
 Alat dan Bahan
o Logam Mg
o HCl 0,1 M
o Tabung Reaksi
 Langkah Kerja
o Meletakkan HCl 0,1 M ke tabung reaksi, dan mengamati
o Meletakkan logam Mg ke larutan HCl di tabung reaksi.
o Menggoyangkan tabung reaksi dan mengamati
 Hasil
o HCl tidak memiliki warna dan tidak bisa dibedakan dengan air.
o Ketika logam Mg dan HCl direaksikan, terdapat gelembung dan
mendesis (akibat gelembung) dan suhu meningkat (menunjukkan
adanya perubahan)
o Semakin lama ukuran logam Mg semakin berkurang.

3.) Video 3
Magnesium dan asam klorida
Sumber: https://youtu.be/DBLgIRXIrOs
 Alat dan Bahan
o Erlenmeyer
o HCl 0,5 M dan 2 M
o Logam Mg
 Langkah Kerja
o Menyiapkan larutan HCl 0,5 M dan 2 M pada 2 erlenmeyer
berbeda.
o Meletakkan logam Mg pada HCl 0,5 M dan mengamati.
o Meletakkan logam Mg pada HCl 2 M dan mengamati.
 Hasil
o Ketika Logam Mg direaksikan dengan HCl 0,5 M, terdapat
gelembung pada larutan dan logam mengapung. Pada saat ini
terdapat suara mendesis akibat gelembung.
o Suhu larutan meningkat seiring reaksi terjadi dan gelembung
memenuhi larutan.
o Ketika Logam Mg direaksikan dengan HCl 2 M, gelembung pada
larutan lebih banyak daripada HCl 0,5 M dan logam mengapung.
Pada saat ini terdapat suara mendesis akibat gelembung.
o Suhu larutan meningkat lebih cepat dari HCl 0,5 M dan reaksi
terjadi jauh lebih cepat.
 Catatan
o Terdapat 2 larutan asam klorida dengan konsentrasi berbeda, yaitu
konsentrasi 0.5M dan 2M.
o Pada saat pita magnesium dimasukkan kedalam larutan asam
klorida 0.5M akan terjadi rekasi yang menyebabkan erlenmeyer
menjadi hangat. Terlihat pula perubahan warna menjadi putih.
Larutan tidak berubah menjadi warna putih tetapi efek reaksi yang
menimbulkan gelembung terlihat seolah olah larutan menjadi
warna putih.
o Saat pita magnesium di masukkan kedalam larutan asam klorida
2M juga akan terjadi reaksi yang menimbukan panas gelembung
yang lebih besar dari reaksi pada 0.5M. Dan pita magnesium akan
lebih cepat menjadi kecil dibandingkan dengan pita pada larutan
0.5M.

4.) Video 4
Mengukur laju reaksi antara magnesium dan asam klorida
Sumber: https://youtu.be/tf1P6CjQikI
 Reaksi antara magnesium dengan asam klorida akan menghasilkan
magnesium klorida dan gas hydrogen.
 Untuk mengukur laju reaksi menggunakan alat yang sudah di hubungkan.
 Pada elemeyer berisi asam klorida 1M 50 ml dihubungkan dengan pipa ke
alat untuk mengukur gas hasil reaksi. Terdapat alat untuk menghitung
waktu reaksi.
 Pita magnesium dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditutup dengan
karet peyumbat agar tidak ada gas yang keluar. Saat pita magnesium
dimasukkan juga dimulai perhitungan menggunakan alat penghitung
waktu dalam waktu yang sama.
 Tandai pada alat pengukur volume gas yang di hasilkan menggunakan
spidol per 15 detik.
 Pada awal reaksi volume yang terbentuk sangat cepat hingga semakin
lama volume yang terbentuk semakin sedikit. Reaksi selesai saat tidak ada
lagi penambahan volume gas dan tidak adanya gelembung yang terbentuk
pada elenmeyer dan magnesium sudah berubah bentuk menjadi liquid
atau hilang.
 Data yang di dapat dibuat grafik antara waktu dan volume gas, lalu
mencari nilai gradient menggunakan tangen.
5.)Video 5 https://youtu.be/TUcBpWXwkMM
Laju reaksi antara magnesium dan asam klorida
 Menimbang gelas kimia beserta asam klorida dan juga magnesium,
diketahui berat awal semua benda ini sekitar 15,68 gram.
 Memasukkan magnesium ke dalam asam klorida kemudian menyalakan
stopwatch untuk mengetahui laju reaksi tiap waktu.
 Semakin lama reaksi berlangsung, timbangan akan menunjukan berat yang
semakin turun.
 Magnesium dan HCL yang bereaksi menghasilkan magnesium klorida dan
gas hydrogen. Ini merupakan reaksi eksotermik jadi akan cukup panas.
 Berat yang hilang berasal dari hydrogen yang dilepaskan.
 Selanjutnya adalah mencatat berat setiap selang waktu 10 detik.
 Membuat grafik berat terhadap waktu.
 Pada awal reaksi grafiknya curam menandakan laju reaksi yang tinggi dan
pada akhir grafik mulai mendatar dan laju reaksi semakin berkurang
karena jumlah reaktan yang digunakan menurun.

6.) Video 6
Asam oksalat + KMnO4
Sumber :https://youtu.be/1MTaJrA5q2E
 Alat dan Bahan
o Buret
o Air
o Asam Oksalat
o Kalium Permanganat
o Gelas
o Stopwatch
 Langkah Kerja
o Membersihkan burret dengan air atau aquades agar tidak
mengganggu percobaan nantinya dan melakukannya 2 kali.
o Menuangkan asam oksalat pada buret untuk diuji coba.
o Memulai percobaan dengan 6 mL Aquades, 25 mL Asam oksalat
dan 1 mL Kalium permanganat.
o Menuangkan oksalat pada gelas yang berisi air untuk diuji coba.
o Mengaduk asam oksalat yang sudah dicampurkan aquades.
o Menyampurkannya dengan kalium permanganat dan mengaduk
kembali sehingga warna berubah menjadi ungu.
o Menghitung waktu yang diperlukan untuk warna ungunya
menghilang.
 Hasil
o Asam Oksalat yang tercampur dengan aquades dan kalium
permanganat berubah warna menjadi ungu.

PERHITUNGAN
1. Kinetika reaksi logam Mg dengan HCl
 Pengenceran HCl
o Pengenceran HCl 2,0 M dalam labu ukur 50 ml
M₁V₁=M₂V₂
2.V₁ = 2,0.50
V₁ = 50mL
o Pengenceran HCl 1,8 M dalam labu ukur 50 ml
M₁V₁=M₂V₂
2.V₁ = 1,8.50
V₁ = 45 mL
o Pengenceran HCl 1,6 M dalam labu ukur 50 mL
M₁V₁=M₂V₂
2.V₁ =1,6.50
V₁ =40 mL
o Pengenceran HCl 1,4 M dalam labu ukur 50 mL
M₁V₁=M₂V₂
2.V₁ = 1,4.50
V₁ = 35 mL
o Pengenceran HCl 1,2 M dalam labu ukur 50 mL
M₁V₁=M₂V₂
2.V₁ = 1,2.50
V₁ = 30 mL
o Pengenceran HCl 1,0 M dalam labu ukur 50 mL
M₁V₁=M₂V₂
2.V₁ = 1,0.50
V₁ = 25 mL
o Pengenceran HCl 0,8 M dalam labu ukur 50 mL
M₁V₁=M₂V₂
2.V₁ = 0,8.50
V₁ = 20 mL
o Pengenceran HCl 0,6 M dalam labu ukur 50 mL
M₁V₁=M₂V₂
2.V₁ = 0,6.50
V₁ = 15 mL
 x = log [HCl]
1
y = log
t
x
HCl(M y(log
1/t (log[HCl] xy x2
) 1/t)
)
0.0240 - - 0.0906
2 0.30103
4 1.6191 0.4874 2
0.0162 - - 0.0651
1.8 0.25527
9 1.7882 0.4565 6
0.0104 - - 0.0416
1.6 0.20412
5 1.9809 0.4043 6
0.0086 - - 0.0213
1.4 0.14613
1 2.0652 0.3018 5
0.0065 - - 0.0062
1.2 0.07918
9 2.1814 0.1727 7
0.0048 -
1 0 0 0
7 2.3126
0.0035 - 0.2376 0.0093
0.8 -0.0969
3 2.4522 5 9
0.0025 - 0.5762 0.0492
0.6 -0.2218
3 2.5974 4 2
0.0768 - - 0.2836
10.4 0.66697
9 16.997 1.0088 8

 Mencari nilai m

nΣxy−Σx . Σy
m=
nΣ x 2−( Σx) ²
m=¿ 3.265869

y = mx + c
c = y / mx
c = -8,3227
sehingga y = 3,265x -8,32
 Mencari Laju Reaksi

1
log = log k + m log [HCl]
t
1
k = antilog (log - m log [HCl])
t
k = antilog (-16.997- (3.265x 0.66697))
k = antilog (-19,16)

k = 2.952825
– Laju reaksi [HCl] orde 1
o Untuk [HCl] = 2,0 M
v = k[HCl]M
v = 2,95 [HCl]1
v = 2,95 [1,2]1
v = 3,54m/s

I.2 Kinetika Reaksi Asam Oksalat


 Pengenceran H2C2O4
o Erlenmeyer I

M1=0,7 M ; V1 = 10mL,V2 = 22 mL
(10 mL H2C2O4; 12 mL akuadest)
M₁.V₁ =M₂.V₂
0,7.10 = M₂.22
M₂ = 0,318 M
o Erlenmeyer II

M1=0,7 M ; V1 = 20mL,V2 = 22 mL
(20 mL H2C2O4; 2 mL akuadest)
M₁.V₁ =M₂.V₂
0,7.20 = M₂.22
M₂ = 0,636 M
o Erlenmeyer III

M1=0,7 M ; V1 = 10mL,V2 = 20 mL
(10 mL H2C2O4; 10 mL akuadest)
M₁.V₁ =M₂.V₂
0,7.10 = M₂.20
M₂ = 0,35 M
 Mencari nilai m
x = log [H2C2O4]
y = log 1/t

Erlenmeye
t1 t2 trata-rata
r
I 399 406 402.5
II 153 175 164
II 278 254 266

x
H2C2O4(M y(log
1/t (log[H2C2O4 xy x2
) 1/t)
])
0.0024 - 0.2475
0.318 -0.4976 1.30
8 2.6048 8
- 0.43531 0.0386
0.636 0.0061 -0.1965
2.2148 2 3
0.0037 - 0.2078
0.35 -0.4559 1.1056
6 2.4249 7
0.0123 - 0.4940
1,304 -1.1500 2.8370
4 7.2445 8

 Mencari nilai m

nΣxy−Σx . Σy
m= 2
nΣ x −( Σx) ²
m= 0.179696

y = mx + c
c = y / mx
c = 4.06389

sehingga y = 0.179696x + 4,06

 Mencari Laju Reaksi

1
log = log k + m log [H2C2O4]
t
1
k = antilog (log - m log [H2C2O4])
t
k = 0,3267

o Laju reaksi [H2C2O4] orde 1Untuk Erlenmeyer I


v = k[H2C2O4] M
v = 0,3267 [0,636] 1
v = 0,2077812
o Laju reaksi [H2C2O4] orde 2Untuk Erlenmeyer I
v = k[H2C2O4] M
v = 0,3267 [0,636] 2
v = 0,043156

1.3 Kinetika Reaksi Ion Permanganat


 Pengenceran KMnO4
o Erlenmeyer I

M1=0,1 M ; V1=2mL ; V2=14mL


(2 mL KMnO4; 12 mL akuades)
M₁V₁ =M₂V₂
0,1.2 =M₂.14
M₂ =0,014 M
o Erlenmeyer II

M1=0,1 M ; V1=2mL ; V2=4mL


(2 mL KMnO4 ; 2 mL akuades)
M₁V₁ =M₂V₂
0,1.2 =M₂.4
M₂ =0,05 M
o Erlenmeyer III

M1=0,1 M ; V1=2mL ; V2=14mL


(4 mL KMnO4; 10 mL akuades)
M₁V₁ =M₂V₂
0,1.4 =M₂.14
M₂ = 0,028 M
 Mencari nilai m
x = log [KMnO4]
y = log 1/t

Erlenmeye
t1 t2 trata-rata
r
I 399 406 402.5
II 153 175 164
II 278 254 266

x
KMnO4( y(log
1/t (log[KMnO4 xy x2
M) 1/t)
])
0.0024 - 3.4365
0.014 -1.853800 4.83
8 2.6048 7
- 2.88157 1.6926
0.05 0.0061 -1.301030
2.2148 8 8
0.0037 - 0.2078
0.028 -1.552842 3.7655
6 2.4249 7
0.0123 - 0.4940
0.092 -4.707744 11.4758
4 7.2445 8

 Mencari nilai m

nΣxy−Σx . Σy
m=
nΣ x 2−( Σx) ²
m = 0.322044
 Mencari nilai c

y = mx + c
c= 0.532249

sehingga y = 0.322044x + 0.532249


 Mencari Laju Reaksi

1
log = log k + m log [KMnO4]
t
1
k = antilog (log - m log [KMnO4])
t

k = 0.287935

o Laju reaksi [KMnO4] orde 1Untuk Erlenmeyer I


v = k[KMnO4] M
v = 0.287935 [0,014]1m/s
v= 0,04018
o Laju reaksi [KMnO4] orde 2Untuk Erlenmeyer I
v = k[KMnO4] M
v = 0.287935 [0,014]2 m/s
v= 0,0005625
GRAFIK
1. Kinetika Reaksi Logam Mg dengan HC

1
 Kurva Konsentrasi HCl dengan
t

Konsentrasi HCl dengan 1/t


0.03

0.03

0.02
f(x) = 0.01 x − 0.01
1/t (s)

0.02 R² = 0.87
0.01

0.01

0
0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2
(HCl) (M)

Analisis Grafik:
1
Dari grafik tersebut hubungan antara konsentrasi HCl terhadap
diatas
t
menunjukan kenaikan kurva. Dapat di simpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi suatu larutan maka waktu yang diperlukan semakin lama. Hal ini
membuktikan bahwa konsentrasi suatu larutan berpengaruh terhadap laju reaksi
suatu larutan.

1
 Kurva Konsentrasi (HCl)2 dengan
t
Konsentrasi (HCl)2 dengan 1/t
0.03

0.03

0.02 f(x) = 0.01 x − 0


R² = 0.94
1/t (s)

0.02

0.01

0.01

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
(HCl)2 (M)

Analisis Grafik:
1
Dari grafik tersebut memperlihatkan grafik (HCl)2 terhadap , dimana
t
grafik tersebut menunjukan kenaikan kurva. Kenaikan kurva dapat dikatakan
bahwa konsentrasi suatu larutan berpengaruh terhadap waktu. Semakin besar
konsentrasi waktu akan semakin cepat. sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil
maka waktu akan semakin lama.

2. Kinerika Reaksi Ion KMnO4dengan H2C2O4


1
>Kurva Konsentrasi H2C2O4 dengan
t

Konsentrasi H2C2O4 dengan 1/t


0.01
0.01
f(x) = 0.01 x − 0
0.01 R² = 0.93
0
1/t

0
0
0
0
0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 0.7
H2C2O4

Analisis Grafik:
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa konsentrasi dari larutan
H2C2O4berpengaruh terhadap waktu dari suatu reaksi. Sesuai dengan faktor laju
reaksi, bahwa konsentrasi suatu larutan berpengaruh terhadap laju reaksi, dimana
semakin tinggi kosentrasi laruran maka laju reaksi suatu larutan akan semakin
cepat.

1
 Kurva Konsentrasi (H2C2O4)2 dengan
t

Konsentrasi (H2C2O4)^2 dengan 1/t


0.01
0.01
f(x) = 0.01 x + 0
0.01 R² = 0.92
0
1/t

0
0
0
0
0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45
H2C2O4

Analisis Grafik:
Dari grafik diata dapat diketahui bahwa konsentrasi dari larutan H2C2O4
berpengaruh terhadap waktu dari suatu reaksi. Sesuai dengan faktor laju reaksi,
bahwa konsentrasi suatu larutan berpengaruh terhadap laju reaksi, dimana
semakin tinggi kosentrasi laruran maka laju reaksi suatu larutan akan semakin
cepat.

1
 Kurva Konsentrasi KMnO4 dengan
t
Konsentrasi KMnO4 dengan 1/𝑡
0.01
0.01
f(x) = 0.1 x + 0
0.01 R² = 1
0
1/t

0
0
0
0
0.01 0.02 0.02 0.03 0.03 0.04 0.04 0.05 0.05 0.06
KMnO4
Analisi
s Grafik:
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa konsentrasi dari larutan
KMnO4 berpengaruh terhadap waktu dari suatu reaksi. Sesuai dengan faktor laju
reaksi, bahwa konsentrasi suatu larutan berpengaruh terhadap laju reaksi, dimana
semakin tinggi kosentrasi laruran maka laju reaksi suatu larutan akan semakin
cepat.
1
 Kurva Konsentrasi (KMnO4)2 dengan
t

Konsentrasi (KMnO4 )^2 dengan 1/𝑡


0.01
0.01
f(x) = 1.52 x + 0
0.01 R² = 0.99
0
1/t

0
0
0
0
0 0 0 0 0 0 0
KMnO4

Analisis Grafik:
Dari grafik tersebut dapat diketahui bahwa konsentrasi dari larutan
KMnO4 berpengaruh terhadap waktu dari suatu reaksi. Sesuai dengan faktor laju
reaksi, bahwa konsentrasi suatu larutan berpengaruh terhadap laju reaksi, dimana
semakin tinggi kosentrasi laruran maka laju reaksi suatu larutan akan semakin
cepat.

Anda mungkin juga menyukai