Anda di halaman 1dari 41

TUGAS MATA KULIAH PERMUKIMAN

LAPORAN HASIL
EVALUASI SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN

Oleh:
KELOMPOK V
Toni sonbai (1806090068)
Patrisius A. S Wangkur (1906090029)
Marianus Carliano Hama (1906090017)
Alberto M. Ngontur(1906090040)
Satria D S Riga (1906090015)
Frederika Novita Hondo ( 1906090029)
Oswaldus Andika Permata (1906090026)
Yohanes A Banani (1906090055)
Gratio Y. K Lakamal (1706090124)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
KUPANG, 2021
DAFTAR ISI

Halaman Judul
DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... iv
HASIL TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 1
A. PENDAHULUAN ......................................................................................
B. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
DAFTAR GAMBAR

ii
DAFTAR TABEL

iii
DAFTAR LAMPIRAN

iv
A. GAMBARAN LOKASI EFALUASI
1. Gambaran Fisik

2. Gambaran Demografis

Luas Wilayah Kec Maulafa Menurut Kelurahan

Luas (km2) Luas (%)

Kelurahan 2018 2019 2020 2018 2019 2020


Fatukoa 15.71 15.71 15.71 28.67 28.67 28.67
Sikumana 3.36 3.36 3.36 6.13 6.13 6.13
Bello 5.61 5.61 5.61 10.24 10.24 10.24
Kolhua 10.75 10.75 10.75 19.62 19.62 19.62
Penfui 9.30 9.30 9.30 16.96 16.96 16.96
Naimata 4.88 4.88 4.88 8.90 8.90 8.90
Maulafa 2.70 2.70 2.70 4.93 4.93 4.93
Oepura 1.67 1.67 1.67 3.05 3.05 3.05
Naikolan 0.82 0.82 0.82 1.50 1.50 1.50
Kecamatan 54.80 54.80 54.80 100.00 100.00 100.00

Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/153/296/1/luas-wilayah-kec-maulafa-


menurut-kelurahan.html

Banyaknya Satuan Lingkungan Setempat (Rukun Warga dan Rukun Tetangga)


Rukun Tetangga Rukun Warga
Nama Kecamatan2018 2019 2020 2018 2019 2020
Maulafa 281.00 281.00 290.00 102.00 102.00 106.00
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/101/66/1/banyaknya-satuan-lingkungan-
setempat-rukun-warga-dan-rukun-tetangga-menurut-kecamatan.html

Banyaknya Penduduk, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan, 2015

Kepadatan
Kecamatan Banyaknya Penduduk Luas Wilayah(km2)
Penduduk per km2
020. Maulafa 72514 54,8 1325
Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2015

5
Jumlah Pemeluk Agama Menurut Kecamatan (Jiwa)
Jumlah Pemeluk Agama Menurut Kecamatan (Jiwa)
Islam Kristen Katolik Hindu Budha Kota Kup
Nama Kec2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018
Maulafa 4559.00 5991.00 6493.00 74158.00 76270.00 79370.00 33817.00 35597.00 39352.00 1175.00 1175.00 1175.00 25.00 28.00 28.00 76045.0
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/108/137/1/jumlah-pemeluk-agama-menurut-
kecamatan.html

Banyaknya Kutipan Akta Kelahiran yang Dikeluarkan


Nama Kecamatan 2018 2019 2020
Maulafa 2443 2848 2636
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/12/283/1/banyaknya-kutipan-akta-kelahiran-
yang-dikeluarkan-menurut-kecamatan.html

Jumlah Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Sekolah


SD SMP SMA SMK Perguruan Tinggi
Nama Kecamatan
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
Maulafa 9 9 9 9 9 9 8 8 8 11 1 1 2 2
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/28/316/1/jumlah-kelurahan-yang-memiliki-fasilitas-
sekolah.html

Banyaknya Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta Menurut Kecamatan
Sekolah Guru Murid
Nama Kec 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
Maulafa 7 7 7 90 52 94 875 939 476
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/28/115/1/banyaknya-sekolah-guru-dan-murid-sekolah-
menengah-atas-sma-swasta-menurut-kecamatan-.html

Banyaknya Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Menurut Kecamatan
Sekolah Guru Murid
Nama Kec 2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
Maulafa 4 4 4 180 172 176 2625 2630 2340

Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/28/114/1/banyaknya-sekolah-guru-dan-murid-sekolah-menengah-


atas-sma-negeri-menurut-kecamatan.html

6
Banyaknya Sekolah, Guru, dan Murid SMP Swasta Menurut Kecamatan
Sekolah Guru Murid
Nama Kecamatan
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
Maulafa 10 10 11 106 113 114 1019 1084 1091
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/28/113/1/banyaknya-sekolah-guru-dan-murid-smp-swasta-
menurut-kecamatan.html

Banyaknya Sekolah, Guru, dan Murid SMP Negeri menurut Kecamatan


Sekolah Guru Murid
Nama Kecamatan
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
Maulafa 6 6 6 248 256 255 4435 4584 1959
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/28/112/1/banyaknya-sekolah-guru-dan-murid-smp-negeri-
menurut-kecamatan.html

Banyaknya Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Dasar (SD) Swasta menurut Kecamatan
Sekolah Guru Murid
Nama Kecamatan
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
Maulafa 11 12 13 132 143 141 2282 2303 2280
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/28/110/1/banyaknya-sekolah-guru-dan-murid-sekolah-dasar-sd-
swasta-menurut-kecamatan.html

Banyaknya Sekolah, Guru, dan Murid Sekolah Dasar (SD) Negeri Menurut Kecamatan
Sekolah Guru Murid
Nama Kecamatan
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
Maulafa 19 19 19 351 378 360 6481 6658 5521
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/28/109/1/banyaknya-sekolah-guru-dan-murid-sekolah-dasar-sd-
negeri-menurut-kecamatan.html

Banyaknya Sekolah, Guru, dan Murid Taman Kanak-kanak (TK) menurut Kecamatan
Sekolah Guru Murid
Nama Kecamatan
2014 2015 2020 2014 2015 2020 2014 2015 2020
Maulafa 25.00 27.00 28.00 105.00 105.00 - 797.00 789.00 772.00
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/28/107/1/banyaknya-sekolah-guru-dan-murid-taman-kanak-kanak-
tk-menurut-kecamatan.html

Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kecamatan


Rumah Sakit Rumah Sakit Bersalin
Poliklinik Puskesmas Puskesmas Pembantu Apotek
Nama Kec 2019 2019 2019 2019 2019 2019
Maulafa 3- 1 2 8 6
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/30/322/1/jumlah-sarana-kesehatan-menurut-kecamatan.html

7
Jumlah Rumah Sakit menurut Kecamatan dan Statusnya
Pemerintah Swasta TNI/Polri Jumlah
Nama Kecamatan
2015 2018 2015 2018 2015 2018 2015 2018
Maulafa - - 1.00 - 1.00 1.00 2.00 2.00
Data Rumah Sakit Swasta di Oebobo Termasuk RS Khusus Ibu dan Anak (RSIA Dedari & RSIA Leona)
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/30/130/1/jumlah-rumah-sakit-menurut-kecamatan-dan-
statusnya.html

Banyaknya Apotek, Toko Obat Berijin, dan Optikal


Apotek Toko Obat Berijin Optikal
Nama Kec 2018 2018 2018
Maulafa 8- -
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/30/254/1/banyaknya-apotek-toko-obat-berijin-dan-optikal-.html

Jumlah Kantor Pos


Nama Kecamatan 2019
Maulafa 3
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/2/350/1/jumlah-kantor-pos.html

Panjang Jalan Menurut Pemerintahan (km)


Negara Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah
Nama Kec 2018 2019 2018 2019 2018 2019 2018 2019
Maulafa 10.05 10.05 6.15 6.15 477.85 477.85 494.05 494.05
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/17/358/1/panjang-jalan-menurut-pemerintahan-.html

Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan (km)


Aspal Tidak Diaspal
Lainnya Jumlah
Nama Kecamatan
2019 2019 2019 2019
Maulafa 403.08 90.96 - 494.04
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/17/360/1/panjang-jalan-menurut-jenis-permukaan-.html

Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan (km)


Baik Sedang Rusak Rusak Berat
Nama Kecamatan
2019 2019 2019 2019
Maulafa 176.73 78.55 127.38 95.19
Source Url: https://kupangkota.bps.go.id/indicator/17/362/1/panjang-jalan-menurut-kondisi-jalan.html

B. STANDAR KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA


1) Standard pendididkan dan pembelajaran
Dasar penyediaan sarana pendidikan adalah untuk melayani setiap unit administrasi
pemerintahan baik yang informal (RT, RW) maupun yang formal (Kelurahan,
Kecamatan). Penyediaan sarana pendidikan dan pembelajaran bukan didasarkan

8
semata-mata pada jumlah penduduk yang akan dilayani oleh sarana tersebut.
Perencanaan sarana pendidikan harus didasarkan pada tujuan pendidikan yang akan
dicapai, dimana sarana pendidikan dan pembelajaran ini akan menyediakan ruang. Oleh
karena itu dalam merencanakan sarana pendidikan harus memperhatikan:
1) berapa jumlah anak yang memerlukan fasilitas ini pada area perencanaan;
2) optimasi daya tampung dengan satu shift;
3) effisiensi dan efektifitas kemungkinan pemakaian ruang belajar secara terpadu;
4) pemakaian sarana dan prasarana pendukung;
5) keserasian dan keselarasan dengan konteks setempat terutama dengan berbagai
jenis sarana lingkungan lainnya.
a. Adapun jenis-jenis sarana pendidikan yang akan menunjang kehidupan masyarakat
dalam suatu kecamatan adalah sebagai berikut:
▪ taman kanak-kanak (TK), yang merupakan penyelenggaraan kegiatan belajar
dan mengajar pada tingkatan pra belajar dengan lebih menekankan pada
kegiatan bermain, yaitu 75%, selebihnya bersifat pengenalan;
▪ sekolah dasar (SD), yang merupakan bentuk satuan pendidikan dasar yang
menyelenggarakan program enam tahun;
▪ sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), yang merupakan bentuk satuan
pendidikan dasar yang menyelenggarakan proram tiga tahun sesudah sekolah
dasar (SD);
▪ sekolah menengah umum (SMU), yang merupakan satuan pendidikan yang
menyelenggarakan program pendidikan menengah mengutamakan perluasan
pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang pendidikan tinggi;
▪ sarana pembelajaran lain yang dapat berupa taman bacaan ataupun
perpustakaan umum lingkungan, yang dibutuhkan di suatu lingkungan
perumahan sebagai sarana untuk meningkatkan minat membaca, menambah
ilmu pengetahuan, rekreasi serta sarana penunjang pendidikan.
b. Kebutuhan ruang dan lahan
Berikut merupakan tabel kebutuhan program ruang minimum.

Tabel 1.1. Kebutuhan program ruang minimum

9
N Jenis Sarana Program Ruang
o
.
Taman Kanak- Memiliki minimum 2 ruang
kanak kelas @ 25-30 murid.
Dilengkapi dengan ruang-
ruang lain dan ruang
terbuka/bermain ± 700 m2
Sekolah Dasar Memiliki minimum 6 ruang
kelas @ 40 murid.
SLTP
Dilengkapi dengan ruang-
SMU ruang lain dan ruang
terbuka
/ bermain ± 3.000-7.000 m2
Taman Bacaan Memiliki minimum 1 ruang
baca @
15 murid
Sumber : SNI 03-1733-1989

10
Tabel 1.2. Kebutuhan Sarana Pendidikan dan Pembelajaran
Kebutuhan Per
Kriteria
Jumlah Satuan Sarana Standard
No Jenis Sarana Penduduk (m2 Keterangan
. pendukun /jiwa)
g(jiwa)

Luas Lantai Min. Luas Lahan Radius Lokasi dan


(m2) Min.(m2) pencapaia Penyelesaian
n(m’)

1 Taman 1.250 216 500 0,28 500 Di tengah 2


Kanak- termasuk kelompok rombongan
kanak rumah warga prabelajar@
penjaga 36 Tidak 60 murid
m2 menyeberang dapat
jalan raya. bersatu dengan
Bergabung sarana lain
2 Sekolah 1.600 633 2.000 1,25 1.000 dengan taman
Dasar sehingga terjadi Kebutuhan
pengelompokan harus
kegiatan. berdasarkan
3 SLTP 4.800 2.282 9.000 1,88 1.000 Dapat perhitungan
4 SMU 4.800 3.835 12.500 2,6 3.000 dijangkau dengan
dengan rumus 2, 3
kendaraan dan 4.Dapat
umum. digabung
Disatukan dengan
dengan sarana
lapangan olah pendidikan
raga. Tidak lain, mis. SD,
selalu harus di SMP, SMA
pusat lingkungan. dalam satu
5 Taman 2.500 72 150 0,09 1.000 Di tengah kompleks
Bacaan kelompok
warga tidak
menyeberang
jalan lingkungan.
Sumber : SNI 03-1733-1989

11
Tabel 1.3. Pembakuan tipe SD/MI, SLTP/MTs dan SMU
Tingkat Tipe Rombonga Peserta
Lokasi
Pendidika Sekola n Didik
n h Belajar (siswa)
Tipe A 12 480
SD/MI Tipe 9 360 Dekat
B Tipe 6 240 dengan
C lokasi
Tipe A 27 1.080
ruang
SLTP/MTs Tipe 18 720
terbuka
B Tipe 9 360
lingkungan
C
Tipe A 27 1.080
SMU Tipe 18 720
B 9 360
Tipe C
Sumber : SNI 03-1733-1989

Tabel 1.4. Kebutuhan Luas Lantai & Lahan Sarana Pendidikan


Menurut Tipe Sekolah
Tingkat Tipe Rombongan Peserta Luas Ruang Luas Lahan
Pendidikan Sekolah Belajar Didik Minimum Minimum
(rombongan) (siswa) (m2) (m2)
SD/MI Tipe A 12 480 1.000 3.000
Tipe B 9 360 633 2.000
Tipe C 6 240 251 1.000
SLTP/MTs Tipe A 27 1.080 3.077 9.000
Tipe B 18 720 2.282 9.000
Tipe C 9 360 1.502 6.000
SMU 1
lantai:15.000
Tipe A 27 1.080 5.233
2 lantai: 9.500
3 lantai:7.000
1
lantai:12.500
Tipe B 18 720 3.835
2 lantai: 8.000
3 lantai:5.000
Tipe C 9 360 2.692 10.000

Sumber : SNI 03-1733-1989

12
Tabel 1.5. Kebutuhan ruang belajar pada SD/MI, SLTP/MTs dan SMU

Kebutuhan ruang belajar


Rumus 1 Tingkat pra Rumus 2 Tingkat SD/MI Rumus 3 Tingkat Rumus 4 Tingkat SMU
belajar (berdasarkan sistem pendidikan SLTP/MTs (berdasarkan (berdasarkan sistem
SD 6 tahun) sistem pendidikan SMU)
pendidikan SLTP/MTs)

Keterangan : Keterangan : Keterangan : Keterangan :


S = kebutuhan jumlah S sd = kebutuhan jumlah ruang SSLTP = kebutuhan SSLTA =kebutuhan
ruang belajar tingkat belajar tingkat SD/MI; ruang ruang
pra sekolah; Dp5 = hasil proyeksi anak usia belajar tingkat SLTP; belajar tingkat SLTA;
UP5 = hasil proyeksi SD/MI selama 5 tahun; LSD5 = proyeksi lulusan LSD5 = proyeksi lulusan
anak usia pra sekolah DS = jumlah anak usia tingkat SD SLTP selama 5 tahun;
selama 5 tahun; SD/MI yang sudah selama 5 tahun; LSDS = jumlah lulusan
Us = jumlah anak usia tertampung; LSDS = jumlah lulusan SLTP yang dapat
pra sekolah yang d% = presentase jumlah anak SD ditampung;
sudah tertampung; tingkat SD/MI yang perlu yang dapat ditampung; p% = presentase
a% = anak usia pra memasuki lembaga p% = presentase lulusan SLTP yang
sekolah yang ingin pendidikan tingkat SD/MI; lulusan SD melanjutkan ke SLTA;
masuk pendidikan pra E = daya tampung paling efektif yang melanjutkan ke E = daya tampung
sekolah; dan efisien berdasarkan SLTP; paling
E = daya tampung kondisi lingkungan 40 siswa. E = daya tampung
paling efektif dan paling

13
efisien berdasarkan efektif dan efisien efektif dan efisien
kondisi lingkungan berdasarkan kondisi berdasarkan kondisi
35–40 siswa. lingkungan 40 siswa. lingkungan 40 siswa.

Sumber : SNI 03-1733-1989


2) Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk.
Penyediaan sarana ini didasarkan kepada jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana
tersebut.
Beberapa jenis sarana yang dibutuhkan adalah:
• posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak
usia balita;
• balai pengobatan warga yang berfungsi memberikan pelayanan kepada
penduduk dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak pada
penyembuhan (currative) tanpa perawatan, berobat dan pada waktu-waktu
tertentu juga untuk vaksinasi;
• balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA) / Klinik Bersalin), yang berfungsi
melayani ibu baik sebelum, pada saat dan sesudah melahirkan serta melayani
anak usia sampai dengan 6 tahun;
• puskesmas dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada penduduk
dalam penyembuhan penyakit, selain melaksanakan program pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit di wilayah kerjanya;
• puskesmas pembantu dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai unit
pelayanan kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan
terbatas dan membantu pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup
wilayah yang lebih kecil;
• tempat praktek dokter, merupakan salah satu sarana yang memberikan
pelayanan kesehatan secara individual dan lebih dititikberatkan pada usaha
penyembuhan tanpa perawatan;

14
• apotik, berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaan obat-obatan,
baik untuk penyembuhan maupun pencegahan.
Berikut ini adalah tabel yang berisi persyaratan penyediaan
sarana kesehatan menurut jenis sarananya.

Tabel 2.1. Kebutuhan Sarana Kesehatan


Kebutuhan Per
Satuan Sarana Kriteri
Jumlah
No Jenis Sarana Standa a
Pendudu
. Luas Lua rd
k Radius
Lant s Lokasi
penduku (m2/jiw pencapai
ai Laha dan
ng (jiwa) a) an (m)
Min. n Penyeles
(m2 Min. ian
) (m2)
1 Posyandu 1.250 36 60 0,048 500 Di tengah kelo
tetangga
menyeberang
raya.

2 Balai 2.500 150 300 0,12 1.000 Di tengah kelo


Pengobatan tetangga
Warga menyeberang
raya.
3 BKIA/ Klinik 30.000 1.500 3.000 0,1 4.000 Dapat dija
Bersalin dengan kend
umum
4 Puskesmas 30.000 150 300 0,006 1.500 -idem-
Pembantu dan
Balai Pengobatan
Lingkungan
5 Puskesmas dan 120.000 420 1.000 0,008 3.000 -idem-
Balai Pengobatan

6 Tempat Praktek 5.000 18 - - 1.500 -idem-


Dokter
7 Apotik/Rumah Obat 30.000 120 250 0,025 1.500 -idem-

Sumber : SNI 03-1733-1989

3) Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum


Yang termasuk dalam sarana pemerintahan dan pelayanan umum adalah:
• kantor-kantor pelayanan/administrasi pemerintahan dan administrasi
15
kependudukan;
• kantor pelayanan utilitas umum dan jasa; seperti layanan air bersih (PAM), listrik
(PLN), telepon, dan pos; serta
• pos-pos pelayanan keamanan dan keselamatan; seperti pos keamanan dan pos
pemadam kebakaran.

Tabel 3.1. Kebutuhan sarana pemerintahan dan pelayanan umum

Kebutuhan
Jumlah Per Kriteria
No. Jenis Sarana Penduduk Satuan Standar
pendukung Sarana d
(jiwa) Luas Luas (m2/jiwa) Radius Lokasi dan
Lantai Lahan pencapai Penyelesaian
Min. Min. an
2 2
(m ) (m )
1 Balai 2.500 150 300 0,12 Di tengah
pertemuan kelompok
2 pos hansip 2.500 6 12 0,06 500 m’ bangunan hunian
warga, ataupun di
akses
keluar/masuk dari
kelompok
bangunan.
Dapat berintegrasi
dengan bangunan
sarana yang lain.
3 gardu listrik 2.500 20 30 0,012 500 m’ Lokasi &
bangunannya
hrs
mempertimbangka
n keamanan dan
kenyamanan
sekitar.
4 telepon 2.500 - 30 0,012 500 m’ Lokasinya disebar
umum, bis pada titik-
surat titikstrategis atau di
sekitar pusat
lingkungan.
5 parkir umum 2.500 - 100 0,04 Dilokasikan dapat
melayani
kebutuhan
bangunan sarana
RW

kebudayaan dan
Kebutuhan
Jumlah Per Kriteria
No. Jenis Sarana Penduduk Satuan Standar
pendukung Sarana d

16
(jiwa) Luas Luas (m2/jiwa) Radius Lokasi dan
Lantai Lahan pencapai Penyelesaian
Min. Min. an
2 2
(m ) (m )
rekreasi lain
berupa balai
pertemuan warga.
6 Kantor 30.000 500 1.000 0,033 Dapat dijangkau
kelurahan kendaraan umum.
7 pos kamtib 30.000 72 0,006 Beberapa sarana
200 dapat digabung
dalam satu atau
8 pos pemadam 30.000 72 0,006 kelompok
kebakaran 200 bangunan pada
9 Agen 30.000 36 72 0,0024 tapak yang sama.
pelayanan pos Agen layanan pos
10 Loket 30.000 21 60 0,002 dapat bekerja
pembayaran sama dengan
air bersih pihak
11 Loket 30.000 21 60 0,002 yang mau
pembayaran berinvestasi dan
listrik bergabung dengan
sarana lain dalam
bentuk wartel,
warnet, atau
warpostel.
Loket pembayaran
air bersih dan listrik
lebih
baik saling
bersebelahan.
12 telepon 30.000 - 80 0,003 Lokasinya disebar
umum, bis pada titik-titik
surat, bak strategis atau di
sampah kecil sekitar pusat
lingkungan.
13 parkir umum 30.000 - 500 0,017 Dilokasikan dapat
melayani
kebutuhan
bangunan sarana
kebudayaan &
KECAMA KELURAHAN

rekreasi lain
berupa gedung
serba guna/balai
karang
taruna.
14 Kantor 120.00 1.000 2.500 0,02 Dapat dijangkau
kecamatan 0 dengan kendaraan
TAN

15 kantor polisi 120.00 500 1.000 0,001 umum.

17
0 Beberapa sarana
dapat digabung
16 pos pemadam 120.00 500 1.000 0,001 dalam satu atau
kebakaran 0 kelompok
17 kantor pos 120.00 250 500 0,004 bangunan pada
pembantu 0 tapak yang sama.
18 Stasiun 120.00 500 0,008 1.000 3 - 5 km Lokasinya
telepon 0 mempertimbangka
otomat dan n kemudahan
agen dijangkau dari
pelayanan lingkungan luar.
gangguan
telepon
19 balai nikah / 120.00 250 750 0,006 Lokasinya harus
KUA / BP4 0 strategis untuk

Kebutuhan
Jumlah Per Kriteria
No. Jenis Sarana Penduduk Satuan Standar
pendukung Sarana d
(jiwa) Luas Luas (m2/jiwa) Radius Lokasi dan
Lantai Lahan pencapai Penyelesaian
Min. Min. an
(m2) (m2)
memudahkan
dicari dan
dijangkau oleh
pengunjung di luar
kawasan.
20 Telepon 120.00 - 80 0,003 Lokasinya disebar
umum, bis 0 pada titik-titik
surat, bak strategis atau
sampah besar disekitar
pusat lingkungan.
21 parkir umum 120.00 - 2000 0,017 Dilokasikan dapat
0 melayani
kebutuhan
bangunan sarana
kebudayaan dan
rekreasi lain
berupa
balai
pertemuanwarga.
Sumber: Pedoman Teknis Pelaksanaan Pembangunan Komponen Prasarana dan Sarana
Dasar (PSD)

4) Sarana peribadatan
18
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani
yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan. Hal ini selain sesuai
peraturan yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang
bersangkutan. Oleh karena berbagai macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat penghuni yang bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah
fasilitas peribadatan yang akan dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan
perumahan dihuni selama beberapa waktu. Pendekatan perencanaan yang diatur
adalah dengan memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan dan
kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan sesuai
dengan tuntutan planologis dan religius.
Jenis sarana peribadatan sangat tergantung pada kondisi setempat dengan
memperhatikan struktur penduduk menurut agama yang dianut, dan tata cara atau pola
masyarakat setempat dalam menjalankan ibadah agamanya.
Adapun jenis sarana ibadah untuk agama Islam, direncanakan sebagai berikut;
• kelompok penduduk 250 jiwa, diperlukan musholla/langgar;
• kelompok penduduk 2.500 jiwa, disediakan masjid;
• kelompok penduduk 30.000 jiwa, disediakan masjid kelurahan;
• kelompok penduduk 120.000 jiwa, disediakan masjid kecamatan.
Untuk sarana ibadah agama lain, direncanakan sebagai berikut:
• Katolik mengikuti paroki;
• Hindu mengikuti adat; dan
• Budha dan Kristen Protestan mengikuti sistem kekerabatan atau hirarki
lembaga.

Tabel 4.1. Kebutuhan Sarana Peribadatan

Jumlah Penduduk Kebutuhan Per Kriteria


No Jenis Sarana pendukung (jiwa) Satuan Sarana Standard
. Luas Lantai LuasLahan (m2/jiwa) Radius
Min.(m2) Min.(m2) pencapai
19
(m)

1 Musholla/ Langgar 250 45 100 0,36 100


bila bangunan
tersendiri

2 Mesjid Warga 2.500 300 600 0,24 1.000

3 Mesjid Lingkungan 30.000 30.000 1.800 3.600 0,12


(Kelurahan)
4 Mesjid Kecamatan 120.000 120.000 3.600 5.400 0,03

5 Sarana Tergantung Tergantung - - -


ibadah agama lain sistem kebiasaan
kekerabatan/hirar setempat
ki lembaga
Sumber : SNI 03-1733-1989

5) Sarana Perdagangan dan Niaga


Sarana perdagangan dan niaga ini tidak selalu berdiri sendiri dan terpisah dengan
bangunan sarana yang lain. Dasar penyediaan selain berdasarkan jumlah penduduk
yang akan dilayaninya, juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit
atau kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan
grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan
penempatan penyediaan fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area

20
layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani
pada area tertentu.
Menurut skala pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan niaga adalah:
• toko/warung (skala pelayanan unit RT ≈ 250 penduduk), yang menjual barang-
barang kebutuhan sehari-hari;
• pertokoan (skala pelayanan 6.000 penduduk), yang menjual barang-barang
kebutuhan sehari-hari yang lebih lengkap dan pelayanan jasa seperti warnet,
fotocopy, dan sebagainya;
• pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit kelurahan ≈
30.000 penduduk), yang menjual keperluan sehari-hari termasuk sayur, daging,
ikan, buah-buahan, beras, tepung, bahan-bahan pakaian, pakaian, barang-
barang kelontong, alat-alat pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan
jasa seperti warnet, wartel dan sebagainya;
• pusat perbelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit kecamatan ≈ 120.000
penduduk), yang selain menjual kebutuhan sehari-hari, pakaian, barang
kelontong, elektronik, juga untuk pelayanan jasa perbengkelan, reparasi, unit-
unit produksi yang tidak menimbulkan polusi, tempat hiburan serta kegiatan
niaga lainnya seperti kantor- kantor, bank, industri kecil dan lain-lain.

Tabel 5.1. Sarana Perdagangan dan Niaga

21
Jumlah Kebutuhan Per Kriteria
No. Jenis Sarana Penduduk Satuan Sarana Standard
pendukung Luas Luas (m2/jiwa) Radius
(jiwa) Lantai Min. Lahan Min. pencapaian (m
(m2) (m2)
1 Toko / Warung 250 50 100 0,4 300
(termasuk (bila berdiri
gudang) sendiri)

2 Pertokoan 6.000 3.000 1.200 0,5 2.000

3 Pusat Pertokoan + 30.000 13.500 10.000 0,33


Pasar Lingkungan
4 Pusat Perbelanjaan 120.000 36.000 36.000 0,3
& Niaga (toko + pasar
+ bank +
kantor)
Sumber : SNI 03-1733-1989

22
6) Sarana Kebudayaan dan Rekreasi
Sarana kebudayaan dan rekreasi merupakan bangunan yang dipergunakan untuk
mewadahi berbagai kegiatan kebudayaan dan atau rekreasi, seperti gedung pertemuan,
gedung serba guna, bioskop, gedung kesenian, dan lain-lain.
Penetapan jenis/macam sarana kebudayaan dan rekreasi pada suatu daerah sangat
tergantung pada kondisi setempat area tersebut, yaitu menyangkut faktor-faktor :
• tata kehidupan penduduknya;
• struktur sosial penduduknya.
Menurut lingkup pelayanannya, jenis sarana kebudayaan dan rekreasi meliputi:
• balai warga/balai pertemuan (skala pelayanan unit RW ≈ 2.500 penduduk);

• balai serbaguna (skala pelayanan unit Kelurahan ≈ 30.000 penduduk);


• gedung pertemuan/gedung serbaguna (skala pelayanan unit kecamatan ≈
120.000 penduduk);
• bioskop (skala pelayanan unit kecamatan ≈ 120.000
penduduk).

23
Tabel 6.1. Sarana
Kebudayaan dan
Rekreasi
Kebutuhan Per
Jumlah Satuan Sarana
No Jenis Sarana Pendudu Standa
. k Luas Luas rd Radius
penduku Lantai Lahan (m2/jiw pencapai
ng (jiwa) Min. Min. a) an
(m2 (m2) (m
) )
1 Balai 2.500 150 300 0,12 100
Warga/
Balai
Pertemuan

2 Balai Serbaguna 30.000 250 500 0,01 100


/ Balai Karang 7
Taruna
3 Gedung 120.000 1.500 3.000 0,02 100
Serbagu 5
na

4 Gedun 120.000 1.000 2.000 0,01 100


g 7
Biosko
p

Sumber : SNI 03-1733-1989

7) Sarana Ruang Terbuka, Taman dan Lapangan Olah Raga


Ruang terbuka merupakan komponen berwawasan lingkungan, yang mempunyai arti
sebagai suatu lansekap, hardscape, taman atau ruang rekreasi dalam lingkup urban.
Peran dan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) ditetapkan dalam Instruksi Mendagri no.
4 tahun 1988, yang menyatakan "Ruang terbuka hijau yang populasinya didominasi oleh
penghijauan baik secara alamiah atau budidaya tanaman, dalam pemanfataan dan
fungsinya adalah sebagai areal berlangsungnya fungsi ekologis dan penyangga
kehidupan wilayah perkotaan.
Penggolongan sarana ruang terbuka hijau di lingkungan perumahan berdasarkan
kapasitas pelayanannya terhadap sejumlah penduduk. Keseluruhan jenis ruang terbuka
24
hijau tersebut adalah :
• setiap unit RT ≈ kawasan berpenduduk 250 jiwa dibutuhkan minimal 1 untuk
taman yang dapat memberikan kesegaran pada kota, baik udara segar maupun
cahaya matahari, sekaligus tempat bermain anak-anak;
• setiap unit RW ≈ kawasan berpenduduk 2.500 jiwa diperlukan sekurang-
kurangnya satu daerah terbuka berupa taman, di samping daerah-daerah terbuka
yang telah ada pada tiap kelompok 250 penduduk sebaiknya, yang berfungsi
sebagai taman tempat main anak-anak dan lapangan olah raga kegiatan olah
raga;
• setiap unit Kelurahan ≈ kawasan berpenduduk 30.000 jiwa diperlukan taman dan
lapangan olahraga untuk melayani kebutuhan kegiatan penduduk di area terbuka,
seperti pertandingan olah raga, upacara serta kegiatan lainnya;
• setiap unit Kecamatan ≈ kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus memiliki
sekurang-kurangnya 1 (satu) lapangan hijau terbuka yang berfungsi sebagai
tempat pertandingan olah raga (tenis lapangan, bola basket dan lain-lain),
upacara serta kegiatan lainnya yang membutuhkan tempat yang luas dan
terbuka;
• setiap unit Kecamatan ≈ kawasan berpenduduk 120.000 jiwa, harus memiliki
sekurang-kurangnya 1 (satu) ruang terbuka yang berfungsi sebagai
kuburan/pemakaman umum;
• selain taman dan lapangan olah raga terbuka, harus disediakan jalur-jalur hijau
sebagai cadangan/sumber-sumber alam, sekaligus berfungsi sebagai filter dari
polusi yang dihasilkan oleh industri, dengan lokasi menyebar.
• diperlukan penyediaan jalur hijau sebagai jalur pengaman lintasan kereta api, dan
jalur pengaman bagi penempatan utilitas kota, dengan lokasi menyebar;
• pada kasus tertentu, mengembangkan pemanfaatan bantaran sungai sebagai
ruang terbuka hijau atau ruang interaksi sosial (river walk) dan olahraga.

25
Tabel 7.1. Sarana
Ruang Terbuka,
Taman dan Lapangan
Olah Raga
Jumlah
Kebutuha Radius
No. Jenis Sarana Pendudu Standar
n Luas pencapai
k d
Lahan min. an (m)
pendukun (m2/jiwa)
(m2)
g (jiwa)
1 Taman 250 250 1 100 Di ten
/Tempat Main kelom
tetan
2 Taman/ Tempat Main 2.500 1.250 0,5 1.000 Di pu
lingku
3 Taman dan 30.000 9.000 0,3 Seda
Lapangan Olah berke
Raga saran

4 Taman dan 120.000 24.000 0,2 Terle


Lapangan Olah Seda
Raga berke
saran

5 Jalur Hijau - - 15 Terle

6 Kuburan / 120.000 Mem


Pemakaman Umum radiu
area

Sumber : SNI 03-1733-1989

8) Prasarana/Utilitas – Jaringan jalan

Dalam lingkungan perumahan harus tersedia jaringan jalan untuk pergerakan


26
manusia dan kendaraan, dan berfungsi sebagai akses untuk penyelamatan dalam
keadaan darurat. Jaringan jalan di kawasan perumahan menurut fungsinya adalah
jalan lokal dan jalan lingkungan dalam sistem jaringan jalan sekunder. Jaringan jalan
pada kawasan perumahan dibagi ke dalam 5 bagian yaitu, jalan lokal sekunder I, Jalan
lokal sekunder II, Jalan lokal sekunder III, Jalan Lingkungan I, dan jalan lingkungan II.

Tabel 8.1. Klasifikasi Jalan di Lingkungan Perumahan


Dimensi pada
Dimensi dari Elemen-eleman Jalan Daerah
Hirarki Jalan
Jalan

Pedestria
an (m)
Perkeras

Damaja
Trotoar

Damija
Perumah
Jalan
Bahu

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)
n
an

Lokal 3.0 - 7.0 1.5-2.0 1.5 0.5 10.0 - 12.0 13.0 4


Sekunde (mobil (darura (pejalan
rI - t kaki,vegetasi,
motor parkir) penyandang
) cac
at roda)
Lokal 3.0 - 6.0 1.0-1.5 1.5 0.5 10.0 - 12.0 12.0 4
Sekunder (mobil-motor) (darur (pejalan kaki,
II at vegetasi,
parkir) penyandang cacat
roda)
Lokal 3.0 0.5 1.2 0.5 8.0 8.0 3
Sekunder (mobil-motor) (darur (pejalan kaki,
III at vegetasi,
parkir) penyandang cacat
roda)
Lingkungan I 1.5 - 2.0 0.5 --- 0.5 3.5 - 4.0 4.0 2
(pejalan kaki,
penjual dorong)
Lingkungan II 1.2 0.5 --- 0.5 3.2 4.0 2
(pejalan
kaki,penjual
dorong)
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1998

9) Prasarana/Utilitas – Jaringan drainase


27
Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan drainase sesuai ketentuan dan
persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/perundangan yang telah berlaku,
terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan drainase lingkungan
perumahan di perkotaan. Dalam pembangunan kawasan perumahan, tersedianya
prasarana drainase kawasan adalah aspek penting yang mampu menjamin kawasan
tersebut tidak tergenang air pada waktu musim hujan. Jaringan drainase adalah
prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau
ke bangunan resapan buatan, yang harus disediakan pada lingkungan perumahan di
perkotaan. Bagian dari jaringan drainase adalah:

Tabel 9.1. Bagian Jaringan Drainase

Sarana Prasarana
Badan penerima air Sumber air di permukaan tanah (laut,
sungai, danau)
Sumber air di bawah permukaan tanah
(air tanah akifer)
Bangunan pelengkap Gorong-gorong
Pertemuan saluran
Bangunan terjunan
Jembatan
Street inlet
Pompa
Pintu air
Sumber : SNI 03-1733-2004

10) Prasarana/Utilitas – Jaringan Air Bersih

28
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air bersih yang harus disediakan pada
lingkungan perumahan di perkotaan adalah:
• kebutuhan air bersih;
• jaringan air bersih;
• kran umum; dan
• hidran kebakaran

Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi adalah :


• Penyediaan kebutuhan air bersih
Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari perusahaan
air minum atau sumber lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan apabila
telah tersedia sistem penyediaan air bersih kota atau sistem penyediaan air
bersih lingkungan, maka tiap rumah berhak mendapat sambungan rumah atau
sambungan halaman.

• Penyediaan jaringan air bersih


harus tersedia jaringan kota atau lingkungan sampai dengan sambungan
rumah;
pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC, GIP atau fiber
glass; dan
pipa yang dipasang di atas tanah tanpa perlindungan menggunakan GIP
• Penyediaan kran umum
satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa;
radius pelayanan maksimum 100 meter;
kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30
liter/orang/hari; dan
• Penyediaan hidran kebakaran
untuk daerah komersial jarak antara kran kebakaran 100 meter;
untuk daerah perumahan jarak antara kran maksimum 200 meter;
jarak dengan tepi jalan minimum 3.00 meter;
apabila tidak dimungkinkan membuat kran diharuskan membuat sumur-
sumur kebakaran

29
11) Prasarana/Utilitas-Jaringan Air Limbah
Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan
persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/perundangan yang telah berlaku,
terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringan air limbah lingkungan
perumahan di perkotaan. Salah satunya adalah SNI-03-2398-2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem Resapan, serta pedoman tentang
pengelolaan air limbah secara komunal pada lingkungan perumahan yang berlaku.
Jenis-jenis elemen perencanaan pada jaringan air limbah yang harus disediakan pada
lingkungan perumahan di perkotaan adalah :
septik tank;
bidang resapan; dan
jaringan pemipaan air limbah

Lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah yang
memenuhi ketentuan perencanaan plambing yang berlaku.
Apabila kemungkinan membuat tangki septik tidak ada, maka lingkungan perumahan
harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air limbah lingkungan atau harus dapat
disambung pada sistem pembuangan air limbah kota atau dengan cara pengolahan lain.
12) Prasarana/Utilitas – Jaringan Persampahan
Lingkungan perumahan harus dilayani sistem persampahan yang mengacu pada:
SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara teknik operasional pengolahan sampah
perkotaan;
SNI 03-3242-1994 tentang Tata cara pengelolaan sampah di permukiman;
SNI 03-3241-1994 tentang Tata cara pemilihan lokasi tempat pembuangan akhir
sampah.

Tabel 12.1. Kebutuhan Prasarana Persampahan


Prasaran
Lingkup a Keterangan
Prasara Sarana
na Status Dimens
pelengka
p i
Rumah Tong
Pribadi - -
(5 jiwa) sampah
Gerobak 2 m3
sampah Gerobak
RW
TPS mengangk
(2500 Bak sampah 6 m3
ut 3x
jiwa) kecil
30
Jarak seminggu
bebas TPS
Kelurahan Gerobak dengan
2 m3 Gerobak
(30.000 sampah lingkungan
TPS mengangk
jiwa) Bak sampah hunian
12 m3 ut 3x
besar minimal
seminggu
30m
Kecamatan Mobil
- Mobil
(120.000 sampah TPS/TP
mengangk
jiwa) Bak sampah A
25 m3 ut 3x
besar lokal
seminggu
Kota Bak sampah -
(> 480.000 akhir
jiwa) Tempat TPA -
daur ulang -
sampah
Sumber: SNI 19-2454-2002

13) Prasarana/Utilitas – Jaringan Listrik


Lingkungan perumahan harus dilengkapi perencanaan penyediaan jaringan listrik
sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang mengacu pada beberapa SNI terkait.
Pemasangan seluruh instalasi di dalam lingkungan perumahan ataupun dalam
bangunan hunian juga harus direncanakan secara terintegrasi dengan berdasarkan
peraturan- peraturan dan persyaratan tambahan yang berlaku, seperti:
• Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL);
• Peraturan yang berlaku di PLN wilayah setempat; dan
• Peraturan-peraturan lain yang masih juga dipakai seperti antara lain AVE.

Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi adalah:


• Penyediaan kebutuhan daya listrik
setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya listrik dari PLN atau
dari sumber lain; dan
setiap unit rumah tangga harus dapat dilayani daya listrik minimum 450 VA
per jiwa dan untuk sarana lingkungan sebesar 40% dari total kebutuhan
rumah tangga.
• Penyediaan jaringan listrik

31
disediakan jaringan listrik lingkungan dengan mengikuti hirarki pelayanan,
dimana besar pasokannya telah diprediksikan berdasarkan jumlah unit
hunian yang mengisi blok siap bangun;
disediakan tiang listrik sebagai penerangan jalan yang ditempatkan pada
area damija (daerah milik jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi
sirkulasi pejalan kaki di trotoar (lihat Gambar);
disediakan gardu listrik untuk setiap 200 KVA daya listrik yang ditempatkan
pada lahan yang bebas dari kegiatan umum;
adapun penerangan jalan dengan memiliki kuat penerangan 500 lux dengan
tinggi > 5 meter dari muka tanah;
sedangkan untuk daerah di bawah tegangan tinggi sebaiknya tidak
dimanfaatkan untuk tempat tinggal atau kegiatan lain yang bersifat
permanen karena akan membahayakan keselamatan;

14) Prasarana/Utilitas – Jaringan Telepon


Jenis prasarana dan utilitas jaringan telepon yang harus
disediakan pada lingkungan perumahan di perkotaan adalah :
kebutuhan sambungan telepon; dan
jaringan telepon.

Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi adalah :


1. Penyediaan kebutuhan sambungan telepon

a) tiap lingkungan rumah perlu dilayani sambungan telepon rumah dan


telepon umum sejumlah: 0,13 sambungan telepon rumah per jiwa; atau
dengan menggunakan asumsi berdasarkan tipe rumah sebagai
berikut:

- R-1, rumah tangga berpenghasilan tinggi : 2-3


sambungan/rumah

- R-2, rumah tangga berpenghasilan menengah : 1-2


sambungan/rumah

32
- R-3, rumah tangga berpenghasilan rendah :
0-1 sambungan/rumah

b) dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum untuk


setiap 250 jiwa penduduk (unit RT) yang ditempatkan pada pusat-pusat
kegiatan lingkungan RT;

c) ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus dalam jarak


radius bagi pejalan kaki yaitu 200-400 m;

d) penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area publik


seperti ruang terbuka umum, pusat lingkungan, ataupun berdekatan
dengan bangunan sarana lingkungan;

e) penempatan pesawat telepon harus terlindungi terhadap cuaca (hujan


dan panas matahari) yang dapat diintegrasikan dengan kebutuhan
kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.

2. Penyediaan jaringan telepon

a) tiap lingkungan rumah perlu dilayani jaringan telepon lingkungan dan


jaringan telepon ke hunian;

b) jaringan telepon ini dapat diintegrasikan dengan jaringan pergerakan


(jaringan jalan) dan jaringan prasarana / utilitas lain;

33
c) tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija (≈daerah milik
jalan, lihat Gambar 1 mengenai bagian-bagian pada jalan) pada
sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di
trotoar; dan

d) stasiun telepon otomat (STO) untuk setiap 3.000 – 10.000


sambungan dengan radius pelayanan 3 – 5 km dihitung dari
copper center, yang berfungsi sebagai pusat pengendali jaringan
dan tempat pengaduan pelanggan.

Adapun data dan informasi yang diperlukan untuk merencanakan


penyediaan sambungan telepon rumah tangga adalah:
1. rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota dan perkembangan lokasi
yang direncanakan, berkaitan dengan kebutuhan sambungan
telepon;

2. tingkat pendapatan keluarga dan kegiatan rumah tangga untuk


mengasumsikan kebutuhan sambungan telepon pada kawasan yang
direncanakan;

3. jarak terjauh rumah yang direncanakan terhadap Stasiun Telepon


Otomat (STO), berkaitan dengan kebutuhan STO pada kawasan
yang direncanakan;

4. kapasitas terpasang STO yang ada; dan

5. teknologi jaringan telepon yang diterapkan, berkaitan radius


pelayanan.

15) Prasarana/Utilitas – Jaringan transportasi lokal


Lingkungan perumahan direkomendasikan untuk dilalui sarana jaringan
transportasi lokal atau memiliki akses yang tidak terlampau jauh (maksimum 1 km)
menuju sarana transportasi tersebut. Lingkungan perumahan harus dilengkapi
jaringan transportasi sesuai ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam
peraturan / perundangan yang telah berlaku, terutama mengenai tata cara
perencanaan umum jaringan transportasi lingkungan perumahan di perkotaan.

34
Tabel 15.1. Kriteria Manajemen Sistem Transportasi Lokal
Lingkungan Perumahan
No. Jenis Kegiatan Kajian Rincia
n
1. Kajian pembebanan jalur khusus angkutan umum
jaringan jalan searah arus, berlawanan arus,
ataupun dari/ ke area bangkitan
kegiatan integrasi berbagai
moda transportasi yang
berbeda jalur penghubung
antara angkutan umum dengan
jaringan
pejalan kaki, atau kendaraan
lain
2. Kajian sistem modifikasi rute dan
pengoperasian angkutan jadwal angkutan
umum pelayanan bus ekspres
3. Kajian manajemen peningkatan terminal bus
angkutan umum peningkatan
temp
at
pemberhentian bus
4. Kajian koordinasi antar fasilitas parkir bersebelahan
moda dengan terminal fasilitas dan
perbaikan sistem transfer
antar
rute dan moda
Sumber : SNI 03-1733-2004

Tabel15.2. Fasilitas Pendukung, Perlengkapan Jalan dan


Angkutan Umum
Hirarki Beba
Perlengkap Fasilitas Angkuta
Jalan n Keteranga
an Jalan Pendukun n
Perumaha As n
g Umum
n (MST)

35
- rambu - teluk bis - angkot ≥8 (PP
Lokal - marka jalan - parkir di badan (minibus ton 43/1993
Sekunder - lampu lalu lintas jalan ≤ 12 ) (PP
I (LS I) di persimpangan - jalur pejalan kaki tempat 26/1985
- tanpa kereb (trotoar tanpa duduk) )
kereb) - bis (<
24
tempat
duduk)
- ada rambu jika - teluk bis - - angkot ≥8 ---
Lokal perlu - parkir di badan (minibus ton
Sekunder - pengendali jalan ≤ 12
II (LS II) - kecepatan - jalur pejalan kaki tempat
- tanpa kereb (trotoar tanpa duduk)
kereb)
- ada rambu jika - jalur pejalan kaki -- <5 --
Lokasl perlu (trotoar tanpa ton
Sekunder - pengendali kereb)
III (LS III) - kecepatan - parkir di luar
- tanpa kereb badanjalan
Lingkunga -- - jalur pejalan kaki -- -- --
nI (trotoar tanpa
(LK I) kereb)
- parkir di luar
badanjalan
Lingkunga -- - jalur pejalan kaki -- -- --
n II (trotoar tanpa
(LK II) kereb)
- parkir di luar
badanjalan
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1998

Tabel15.3. Kebutuhan dan persyaratan jaringan transportasi lokal lingkungan perumahan


No. Sarana Luas Keterangan
Kebutuhan Jangkauan
Transporta Lahan
si
1 Fasilitas becak/andong melayani jalan lokal Pertimbang
-
sarana sekunder/ primer an khusus:
transportasi ojek melayani jalan lokal -jarak jangkauan
-
umum lokal sekunder/primer pejalan kaki
angkutan kota melayani jalan ideal ke titik
(roda 4, 2500 cc) -
kolektor sekunder transit lain/
mini bus melayani jalan daerah
-
(roda 6, 3500 cc) kolektor primer tujuan=400 m
bus umum melayani jalan - jarak
- arteri penempatan
(roda 6, > 3500 elemen
cc)
penunjang
2 Fasilitas terminal 2000 120.000 penduduk

36
m2 fasilitas
prasarana wilayah (tiap
transporta kecamatan)
si umum terminal 1000 30.000 penduduk
lokal wilayah (tiap m2
kelurahan)
pangkalan 500 m2 120.000 penduduk
oplet /angkot
pangkalan 200 m2 30.000 penduduk
becak
/andong
pangkalan 200 m2 30.000 penduduk
ojek
halte -- --
parkir -- --
Sumber : SNI 03-1733-2004

37
C. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPI
JM_1501383405Bab_2_PROFIL.pdf

Anda mungkin juga menyukai