727 1681 1 SM
727 1681 1 SM
pokok persoalan tertentu. Dalam arti ini way of oftening knowledge) dari pada
ilmu berarti sesuatu cabang ilmu khusus, sebagai kumpulan teratur pada
seperti ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu pengetahuan.12 Dari pengertian ini
tafsir dan lain sebagainya.7 Ilmu dalam dapat dipahami bahwa ilmu mempunyai
pengertian yang seluas-luasnya menurut pengertian sebagai pengetahuan,
Imam al-Ghazali mencakup, ilmu aktivitas dan metode. Tiga bagian ini
Syar‘iyyah dan ilmu Ghairu Syar‘iyyah. Ilmu satu sama lain tidak saling bertentangan,
Syar‘iyyah adalah ilmu yang berasal dari bahkan sebaliknya, ketiga hal itu
para Nabi dan wajib dutuntut dan merupakan kesatuan logis yang mesti
dipelajari oleh setiap Muslim. Di luar ada secara berurutan. Ilmu tidak
ilmu-ilmu yang bersumber dari para Nabi mungkin muncul tanpa aktivitas
tersebut, al-Ghazali mengelompokkan ke manusia, sedangkan aktivitas itu harus
dalam kategori ghairu syar‘iyyah.8 Imam al- dilaksanakan dengan metode tertentu
Ghazali juga mengklasifikasikan Ilmu yang relevan dan akhirnya aktivitas dan
dalam dua kelompok yaitu: (1) Ilmu metode itu mendatangkan pengetahuan
Fardu A’in, dan (2) Ilmu Fardu Kifayah.9 yang sistematis.
Ilmu Fardu A’in adalah ilmu tentang cara Menurut Muslim A. Kadir, “ilmu
amal perbuatan sesuai syari’at, dengan merupakan kumpulan sistematis
segala cabangnya, seperti yang tercakup sejumlah pengetahuan tentang alam
dalam rukun Islam. Sedangkan Ilmu semesta yang diperoleh melalui kegiatan
Fardu Kifayah ialah tiap-tiap ilmu yang berfikir.”13 Sebagai produk pikir maka
tidak dapat dikesampingkan dalam ilmu Islam ini juga mengalami
menegakan urusan duniawi, yang perkembangan sesuai dengan kondisi
mencakup : ilmu kedokteran, ilmu dan situasi social budaya umat Islam.
berhitung untuk jual beli, ilmu Oleh karena itu ilmu yang meliputi
pertanian, ilmu politik, bahkan ilmu seluruh aspek tentang alam semesta ini
menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu sewajarnya bila bersifat terbuka, artinya
yang dapat membantu dan penting bagi ilmu pengetahuan itu sendiri dapat
usaha untuk menegakan urusan dunia.10 menerima suatu kebenaran dari luar,
Dalam perspektif Filsafat Ilmu, sehingga ilmu sendiri dapat semakin
pengertian ilmu sekurang-kurangnya komprehensif. Pemahaman yang teratur
mencakup tiga hal, yaitu : pengetahuan, tentang ilmu, dengan demikian juga
aktifitas dan metode. Dalam hal yang diharapkan menjadi lebih jelas ialah
pertama ini ilmu sering disebut pemaparan menurut tiga ciri pokok
pengetahuan. Menurut Ziauddin Sardar sebagai serangkaian kegiatan manusia
juga berpendapat bahwa ilmu atau sains atau aktivitas, dan proses, sebagai tata
adalah “cara mempelajari alam secara tertib tindakan pikiran atau metode dan
obyektif dan sistematik serta ilmu sebagai keseluruhan hasil yang dicapai
merupakan suatu aktifitas manusia.11 atau produk (pengetahuan). Berdasarkan
Kemudian menurut John Biesanz dan tiga kategori tersebut, yakni : proses,
Mavis Biesanz dua sarjana ilmu sosial, prosedur dan produk yang kesemuanya
mereka mendefinisikan ilmu sebagai bersifat dinamis dan berkembang
suatu cara yang teratur untuk menjadi aktivitas penelitian, metode
memperoleh pengetahuan (an organized kerja, dan hasil penelitian. Dengan
Najjar yang telah membaca tujuh belas sahabat Nabi diperintahkan untuk
surat al-Qur’an. Setelah mendengar mempelajarinya. Selain itu Rasulullah
bacaan Zaid, Nabi sangat SAW., menjadikan ilmu termasuk
mengaguminya dan memerintah Zaid sesuatu yang harus menjadi cita-cita
untuk belajar bahasa Yahudi.18 manusia dan harus menjadi ajang
perlombaan, karena semakin banyak
orang berilmu, kehidupan di dunia ini
akan menjadi semakin baik.
orang yang sama sekali tidak peduli dan Aku mendengar Rasulullah SAW.,
tidak menerima pentunjuk Allah yang bersabda: Janganlah kalian mencari
diperintahkan kepadaku. (HR. al- ilmu untuk menyombongkan diri
Bukhari, Muslim dan Ahmad).29 kepada ulama, atau untuk berdebat
dengan orang-orang bodoh, atau untuk
Oleh karenanya orang yang mau memalingkan muka manusia kepada
bersungguh-sungguh belajar ilmu kalian. Barangsiapa melakukan itu,
agama sampai ia memahaminya menjadi ia masuk neraka (HR. Ibnu
pertanda bahwa Allah menghendaki Majah).31
kebaikan kepada dirinya.
Hasan bin Ali mengingatkan:
“Siksaan atas seorang yang berilmu,
disebabkan oleh hatinya yang mati, dan
hati yang mati disebabkan mencari
keuntungan duniawi dibungkus dengan
Bersumber dari Ibnu Abbas ra., amal akhirat”. Oleh karenanya Yahya
sesungguhnya Rasulullah SAW., bin Mu’adz mengatakan: “Wibawa ilmu
bersabda: Barangsiapa yang dikehendaki dan hikmah niscaya hilang, jika
Allah kepada kebaikan, niscaya Dia keduanya digunakan mencari dunia”.
memahamkannyadalamurusanagama. Bahkan Sa’id bin al-Musayyab
(HR. al-Bukhari, Muslim, al- menegaskan: “Jika kalian melihat
Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, dan seorang berilmu mengitari penguasa,
al-Darimi).30 maka ia adalah pencuri”. Umar Bin
al-Khattab berkata: “Jika kalian melihat
Kebaikan akan didapatkan orang berilmu suka kehidupan duniawi,
seseorang, manakala dalam mencari maka waspadalah untuk agama kalian.
ilmu disertai dengan tujuan dan niat Karena orang yang mencintai akan
yang positif dan bermanfaat bagi tenggelam di dalamnya.”32 Dengan
manusia dan kehidupan, atau dalam demikian, mencari ilmu yang
bahasa agamanya, dengan tujuan yang bermanfaat harus menjadi tujuan bagi
tulus karena Allah. Nabi Muhammad setiap manusia, dan hendaknya kita
SAW., sangat mencela dan melarang senantiasa berdo’a agar
penuntut ilmu yang hanya untuk tujuan mendapatkannya. Rasulullah SAW.,
popularitas, kekuasaan dan kemegahan banyak memanjatkan do’a demikian
duniawi. kepada Allah.
Bersumber dari Abu Hurairah ra. SAW., menyebut ilmu termasuk tiga hal
berkata: Rasulullah saw. berdoa: Ya yang pahalanya tidak terputus setelah
Allah aku mohon perlindungan pemiliknya meninggal dunia.
kepadamu dari empat perkara; dari ilmu
yangtidakbermanfaat,dandarihatiyang
tidak khusyu’, dan dari jiwa yang tidak
merasa kenyang (puas), dan dari doa yang
tidak didengar. (HR. Abu Dawud, al-
Nasa’i, dan Ibnu Majah).33
terkena penyakit. Percobaan yang ‘Ulumuddin, (Bairut: Darul Kutub al-Ilmiyah, tt),
dilakukan Dr. Mumtaz ini juga Jilid I, hlm. 20. Lihat HM. Arifin, Ilmu Pendidikan
Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), hlm. 44-45.
membuktikan bahwa air cendawan 9
Ibid., 21.
daat mengurangi terjadinya 10
Ibid., hlm. 21-22.
kerusakan ada kornea mata dalam 11
Ziauddin Sardar, Merombak Pola Pikir Intelektual
derajat tertentu, yaitu dengann cara Muslim, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2000), cet.
1, hlm. 22.
mengehentikan pertumbuhan sel 12
The Liang Gie, op. cit., hlm. 88.
sel pembentukan serat dan 13
Ibid., hlm. 88-89.
menetralkan pengaruh kimiawi 14
Imam al-Ghazali, op. cit., Juz I, hlm. 15.
racun trachome. Air cendawan juga 15
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah
dapat mencegah pertumbuhan sel al-Rabi’iy al-Quzwaini, Ibnu Majah, Sunan Ibni
Majah, (Beirut : Dar al-Fikr, tt), Juz I, hlm. 81.
sel yang menutui selaput dalam Komentar al-’Iraaqi: “Menurut Ahmad bin
mata secara tidak wajar. Mengingat Hanbal, al-Baihaqi dan ulama lain, hadis ini dla’if”.
sebagian besar komplikasi trachome Namun komentar al-Suyuthi: “Meskipun banyak
disebabkan oleh kerusakan kornea ulama me-dla’ifkan hadis ini, akan tapi al-Mizzi
berpendapat hadis ini hasan. Alasan al-Mizzi:
mata, maka air cendawan pun
Karena hadis ini mempunyai banyak jalur,
diangga mampu menyembuhkan sehingga validitasnya naik menjadi hasan.” Jalal al-
nya.58 Din al-Suyuthi, al-Jarh wa al-Ta’dil, (Beirut : Dar
al-Fikr, tt), Juz I, hlm. 149, Juz II, hlm. 174.
16
Imam al-Ghazali, op. cit., hlm. 14.
17
Ibnu Majah, op. cit., Juz II, hlm. 940. Muslim bin
Catatan Akhir Hajjaj al-Naisaburi, Imam Muslim, Shaheh Muslim,
(Semarang : Maktabah Toha Putra, 2004), Juz III,
1
Lihat Muhammad Fu’ad Abd al-Baqi’, Mu’jam al- hlm. 152, Abu Abd al-Rahman Ahmad bin Syu’aib
Mufakhrasy li al-Alfazh al-Qur’an al-Karim, (Kairo : bin ‘Ali bin Bahr bin Dinar al-Nasa’iy, Imam al-
Maktabah Dar al-Salam, 2008), hlm. 332-333 dan Nasa’i, Sunan al-Nasa’iy, (Beirut : Dar al-Fikr,
718. Ilmiy Zaadah Faidhullah al-Husniy al- 1986), Juz IV, hlm. 222, Abu Dawud Sulaiman
Maqdisiy, Fath al-Rahman Li Thalab Ayat al-Qur’an, ibn al-Asy’asy ibn Ishaq ibn Basyir ibn Syadad
(Indonesia : Maktabah Dahlan, tt), hlm. 274. ibn ‘Amr ibn Imran al-Azadiy al-Sijistaniy, Abu
Raghib al-Isfahaniy, Mu’jam al-Mufradat li al-Alfazh Dawud, Sunan Abi Dawud, (Beirut : Dar al-Fikr,
al-Qur’an al-Karim, (Dar al-Fikr, Beirut, 2007), hlm. tt), Juz III, hlm. 13, Imam Ahmad bin Hanbal,
526. Musnad Imam Ahmad, (Beirut : Dar al-Fikr, tt), Juz
2
Mahdi Ghulsaniy, Filsafat Sains Menurut al- IV, hlm. 148, Abdullah bin Abdul Rahman bin
Qur’an,Kata Pengantar Haidar Bagir, (Bandung : Fadhl bin Bahram bin Abdillah Abu Muhammad
Mizan, 1991), hlm. 3. al-Darimi al-Samarqandi, Imam al-Darimi, Sunan
3
Nurcholis Madjid, Islam ; Doktrin dan Peradaban, al-Darimi, (Beirut : Dar al-Fikr, 1407H), Juz II,
(Jakarta : Pustaka Paramadina, 2000), hlm. 25. hlm. 269.
4
Ahmad Warson Munawwir, al-Munawir Kamus 18
Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Fath al-Bariy
Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, ‘An Syarah Shaheh al-Bukhari, (Beirut : Dar al-Fikr,
1996), hlm. 1461. 1992), Juz II, hlm. 592.
5
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa 19
Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa Ibnu Saurah al-
Indonesia, (Jakarta : Pustaka Panjimas,1985), hlm. Sulami al-Turmudzi, Imam al-Turmudzi, Sunan
676. al-Turmudzi (al-Jami’a al-Turmudzi), (Semarang :
6
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta Maktabah wa Mathba’ah Toha Putra, 2003), Juz
: Liberty, 2000), hlm. 85. V, hlm. 67, Abu Dawud, op. cit., Juz III, hlm. 318,
7
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Imam Ahmad, op. cit., Juz V, hlm. 186. Komentar
Analisa Psikologi dan Pendidikan,(Jakarta : PT. Al- Abu Isa al-Tirmidzi, “Hadis ini hasan, shahih,
Husna Zikra, 1995). Cet. 3, hlm. 132. dalam riwayat lain disebutkan: (Bersumber dari
8
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Zaid bin Tsabit ra. berkata: Rasulullah SAW.,
Ahmad al-Thusi, Imam Ghazali, Ihya memerintahku untuk mempelajari bahasa
Mengungkap Fakta Ilmiah Dari Suyuthi, Jalal al-Din al-. al-Jarh wa al-Ta’dil,
Kemukjizatan Hadis Nabi, (Jakarta : (Beirut : Dar al-Fikr, tt), Juz I dan
Amzah, 2011). Juz II.
Poerwadarminta, WJS. Kamus Umum Bahasa
Indonesia, (Jakarta : Pustaka
Panjimas,1985).
Sardar, Ziauddin. Merombak Pola Pikir Tentang Penulis
Intelektual Muslim, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2000). Suja’i Sarifandi adalah dosen pada Fakultas
Syaibani, Omar Muhammad al-Toumy al-, Ushuluddin UIN Riau, pendidikan S1 pada Jurusan
Tafsir Hadis di IAIN SUSQA Pekanbaru, S2 di
Falsafah al-Tarbiyyah al-Islamiyyah, Jurusan PMDI di IAIN SUSQA pekanbaru.
(Beirut : Dar al-Fikr, 1979).