Anda di halaman 1dari 7

JAWABAN UAS THE

1. Perusahaan Maju Lancar adalah salah satu klien dari Kantor Akuntan Publik Amir dan Rekan.
Suatu hari, perusahaan tersebut berencana untuk melakukan Initial Public Offering atau yang
kita kenal sebagai IPO. Bursa Efek Indonesia mewajibkan agar setiap perusahaan yang
berencana untuk menerbitkan saham pertama kalinya harus sudah diaudit dan memenuhi
semua ketentuan sebagaimana yang telah dipersyaratkan. Sebagai informasi, Kantor Akuntan
Publik Amir dan Rekan belum pernah mengaudit klien yang akan go public sebelumnya.
Jawab:
 Dua faktor yang perlu dipertimbangkan oleh kantor akuntan publik Amir sebelum
menerima permintaan tersebut adalah gambaran umum mengenai klien dan usahanya,
sistem pengendalian intern perusahaan, ruang lingkup pemeriksaan dan anggaran waktu
yang dibutuhkan. Oleh karena itu sebelum audit atas laporan keuangan dilaksanakan,
auditor perlu mempertimbangkan apakah ia akan menerima atau menolak calon kliennya.
 Manfaat atas dilakukannya audit bagi klien yang akan go public adalah pertama audit
dapat memberikan dasar yang terpercaya kepada para investor dan calon investor untuk
menilai prestasi investasi dan kepengurusan manajemen dan kedua memberikan informasi
yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan dan memastikan
kesesuaian antara laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dengan standar
akuntansi dengan kualitas baik.

2. 10 faktor yang mungkin mempengaruhi salah saji yang material dalam pelaporan dan
pengungkapan laporan keuangan PT maju bersemi antara lain:
 Karakteristik dan pengaruh manajemen atas lingkungan pengendalian.
Faktor risiko ini berkaitan dengan kemampuan, tekanan gaya dan sikap manajemen atas
pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan.
 Kondisi industri. Faktor risiko ini menacakup lingkungan ekonomi dan peraturan dalam
industri yang menjadi tempat beroperasinya entitas.
 Karakteristik operasi dan stabilitas keuangan. Faktor risiko ini berkaitan dengan sifat dan
kekompleksan entitas dan transaksinya, keadaan keuangan entitas dan kemampuan
entitas dalam menghasilkan laba.
 Ketidakmampuan untuk menghasilkan arus kas dari koperasi, sementara itu perusahaan
dilaporkan laba dan labanya mengalami pertumbuhan.
 Tekanan signifikan untuk memperoleh modal yang diperlukan untuk mempertahankan
daya saing dengan mempertimbangkan posisi keuangan entitas, termasuk kebutuhan
dana untuk membelanjai pengeluaran riset dan pengembangan atau pengeluaran
modal.
 Posisi keuangan yang buruk atau menurun bila manajemen memiliki utang entitas
dalam jumlah yang signifikan yang dijamin secara pribadi.
 Suatu dorongan bagi manajemen untuk melakukan kecurangan dalam pelaporan
keuangan.
 Kegagalan manajemen untuk menyajikan dan mengkomunikasikan sikap yang
semestinya tentang pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan.
 Partisipasi dan fokus berlebihan manajemen non keuangan terhadap pemilihan prinsip
akuntansi atau penentuan estimasi signifikan.
 Riwayat yang diketahui tentang pelanggaran peraturan sekuritas atau tuntutan kepada
entitas atau manajemen seniornya yang dituduh melakukan kecurangan atau
pelanggaran undang-undang.

3. Sebutkan dan jelaskan 2 bukti audit yang mungkin didapatkan pada perusahaan tersebut
khususnya terkait dengan siklus persediaan dan harga pokok penjualan! Kaitkan jawaban
saudara dengan dan prosedur audit tests of controls dan substantive tests of control!

Bukti audit yang mungkin didapatkan pada perusahaan tersebut khususnya terkait dengan
siklus persediaan dan harga pokok penjualan yaitu:
a. Inspeksi/Pemeriksaan Bukti Fisik
Bukti fisik merupakan bukti yang akan diperoleh oleh auditor secara langsung dengan
melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit itu sendiri. Misalnya melaksanakan audit,
khususnya terkait persediaan, auditor mengalami kesulitan untuk melakukan pemeriksaan
secara fisik. Hal ini dikarenakan untuk menjangkau kantor-kantor cabang sebagian besar
ditempuh melalui perjalanan darat yang memakan waktu cukup lama. Auditor juga harus
melakukan pemerikasaan dan inspeksi untuk melakukan pemeriksaan aset berwujud dan
memungkinkan dapat mengetahui secara langsung keberadaan persediaan tersebut dan
kondisi persediaan yang juga memberikan bentuk bukti fisik.

b. Prosedur Analitis
Prosedur analitis terdiri dari pengevaluasian atas informasi keuangan yan dilakukan dengan
menelaah hubungan yang dapat diterima antara data keungan dengan non keuangan.
Seperti contoh pada perusahaan tersebut dengan Prosedur meliputi prosedur perolehan
aset, pengeluaran kas, dan pencatatan perpetual. Tujuan dilakukannya prosedur analitis ini
untuk memahami industry dan bisnis klien , menilai kemampuan entitas untuk terus going
concern, mengurangi pengujian audit yang terinci dan menunjukan adanya kemungkinan
salah saji dalam laporan keuangan antara data keuangan tahun berjalan yang belum
diaudit dan data lainnya yang digunakan dalam perbandingan.
Dalam kaitannya dengan jawaban saya, prosedur audit tests of controls merupakan
merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji efektivitas kebijakan dan prosedur
pengendalian yang diterapkan untuk menilai control risk (risiko pengendalian). Pengujian
ini meliputi jenis prosedur audit seperti Meminta keterangan dari personil klien, Menguji
dokumen, arsip, dan laporan, Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian dan
Melaksanakan kembali prosedur klien. Dalam kaitannya dengan bukti-bukti audit, prosedur
ini mengandung unsur-unsur dalam menemukan bukti yang akurat, dengan memakai
prosedur ini auditor akan menemukan titik permasalahan dan menemukan jalan keluar
dalam mengalami kesulitan untuk melakukan pemeriksaan secara fisik untuk menjangkau
kantor-kantor cabang sebagian besar ditempuh melalui perjalanan darat yang memakan
waktu cukup lama. Selanjutnya prosedur substantive tests of control merupakan
perosedur yang digunakan untuk menguji salah saji moneter (dalam satuan mata uang)
yang secara langsung mempengaruhi ketepatan dari saldo laporan keuangan. Tujuan
pengujian substantive ini adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah
diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diiktisarkan dalam jurnal dengan benar dan
diposting ke buku besar dan buku tambahan dengan benar. Dalam kaitannya auditor dapat
melakukan pengujian apakah transaksi tersebut telah dicatat secara tepat. Diuji apakah
telah dijurnal dan jumlah yang akurat, dicatat pada periode yang tepat, digolongkan secara
tepat dan apakah kondisi keuangan perusahaan sedang bagus.

4. Sebutkan dan jelaskan 2 jenis subsequent event yang dihadapi auditor dalam pelaksanaan
tugasnya! Untuk setiap jenis subsequent event berikan masing-masing 4 contohnya!

subsequent event adalah peristiwa / transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum
diterbitkan nya laporan audit, yang mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan,
sehingga memerlukan penyesuaian / pengungkapan dalam laporan tersebut.
2 jenis subsequent event yang dihadapi auditor dalam pelaksanaan tugasnya yaitu:
1. Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang ada pada
tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan
laporan keuangan. (Memerlukan penyesuaian). Auditor perlu melakukan penyesuaian
terhadap peristiwa/transaksi yang terjadi pada tanggal sesudah tanggal neraca, yang
berkaitan dengan akun yang ada pada laporan keuangan tanggal neraca. Hal ini dapat
membuat terjadinya perbedaan angka antara laporan keuangan dengan keadaan yang
sebenarnya.
Contoh 1: Pengakuan Penjualan
Pada akhir Desember 2013 perusahaan melakukan penjualan kepada klien yang berada di luar
negeri. Di karenakan jarak tempuh yang jauh, barang tersebut diestimasikan baru sampai
sekitar awal januari. Dalam hal ini perusahaan “belum mengakui penjualan” tersebut dalam
buku besar atau tidak terjadi penjurnalan terhadap transaksi tersebut, di karenakan barang
yang dijual belum sampai di gudang pembeli. Awal Januari 2014, barang tersebut baru tiba di
gudang pembeli, dan perusahaan baru bisa mengakui nya sebagai penjualan dan mencatat
transaksi tersebut dalam jurnal. Disini terdapat perbedaan nominal “penjualan” dan
“persediaan barang dagang” antara laporan keuangan tanggal neraca dengan keadaan yang
sebenarnya.

Contoh 2: Pernyataan pailit yang disebabkan karena memburuknya kondisi keuangan seorang
klien dengan saldo piutang yang belum tertagih.

Contoh 3: Keputusan penyelesaian suatu perkara pengadilan atas perbedaan jumlahnya dari
jumlah yang dicatat dalam pembukuan.

Contoh 4: Penjualan peralatan (equipment) yang belum pernah digunakan dalam operasi
perusahaan dengan harga di bawah harga (nilai) buku dan Penjualan barang dagangan dengan
harga dibawah biaya yang termasuk dalam penilaian persediaan pada akhir tahun.

2. Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak
ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca. (Memerlukan
pengungkapan). Auditor perlu melakukan pengungkapan terhadap peristiwa/transaksi yang
terjadi di perusahaan auditee pada tanggal sesudah tanggal neraca. Di karenakan tidak adanya
hal tersebut dalam laporan keuangan tanggal neraca.

Contoh 1: Debitor Bangkrut


Pada tanggal 20 Januari 2014, perusahaan y dinyatakan pailit oleh Pengadilan Tata Usaha
Negara dikarenakan tidak dapat memenuhi kewajiban perusahaannya. Sehingga seluruh aset
perusahaan di jual untuk memenuhi kewajiban yang harus dibayar. Akan tetapi hasil dari
penjualan tersebut tidak dapat menutupi sebagian besar kewajibannya, sehingga kewajiban
perusahaan Y kepada perusahaan X tidak dapat di bayarkan.

Contoh 2: Penurunan dalam nilai pasar atas persediaan sebagai konsekuensi dari
kebijaksanaan pemerintah yang membatasi penjualan suatu produk lebih lanjut.

Contoh 3: Penyelesaian perkara pengadilan dimana kejadian yang menyebabkan perkara itu
berada pada masa setelah tanggal neraca.

Contoh 4: Penurunan nilai pasar atas surat-surat berharga yang merupakan investasi
sementara atau untuk dijual dan Kerugian persediaan yang tidak diasuransikan karena
terjadinya kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai