Anda di halaman 1dari 8

a.

Gaya dan Penjumlahan Gaya


1) Besaran dan arah gaya
Gaya adalah penyebab suatu pergerakan dan deformasi suatu benda.
Suatu gaya biasanya dinyatakan dengan:
 Besar gaya tersebut
 Arah kerja gaya
 Titik tangkap/titik kerja gaya
Satuan gaya: Newton (N) dan kelipatannya, misalnya kiloNewton. Arah gaya
ditentukan oleh garis aksi/garis kerjanya dan tujuan gaya. Garis kerja ini
merupakan garis lurus yang tak terbatas. Besar gaya diujudkan dengan
panjang ruas dan tujuan gaya ditandai oleh anak panah.

Gambar 1. Gaya: besar dan arah


L: besar gaya
: arah gaya
A: titik tangkap gaya
AB: garis kerja gaya

2) Hukum Newton
Hukum Newton I
Suatu partikel akan tetap diam atau bergerak kontinyu pada suatu garis lurus
dengan kecepatan tetap, apabila tidak ada gaya yang tak seimbang (gaya
luar) yang bekerja pada benda tersebut.

Hukum Newton II
Percepatan suatu partikel sebanding dengan resultan gaya yang bekerja pada
partikel tersebut, dan arahnya searah dengan resultan gaya.
Hukum Newton III
Gaya aksi dan reaksi adalah sama besar, berlawanan arah dan segaris kerja.

3) Hukum Gravitasi
Tarikan gravitasi bumi pada suatu benda diketahui sebagai berat benda.
Oleh karena tarikan ini merupakan suatu gaya, maka berat benda dinyatakan
dalam Newton.
Untuk suatu benda yang bermassa m pada permukaan bumi yang
mempunyai percepatan akibat gravitasi g, maka gaya gravitasi atau berat (W):
W  m g [N]

W: berat [kg.m.s-2] = [N]


m: massa [kg]
g: percepatan gravitasi= 9,81 [m.s-2]

4) Penjumlahan Gaya
a) Penjumlahan dua gaya
(1) Dasar penjumlahan gaya
Menjumlah dua gaya yang membentuk sudut 90o secara grafis
dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah (hal. 8).
FR merupakan resultan/jumlah dari gaya FA dan FB.
Secara matematis/analitis gaya FA dan FB dapat dijumlah, sebagai
berikut:

FR  FA  FB
2 2

Gambar 2. Penjumlahan gaya


Bila FA  FB  F , maka:

FR  F 2  F 2 = 2F 2

FR  F 2 = FA 2 = FB 2

FB
Arah resultan: tan  R 
FA

(2) Paralelogram

Gambar 3. Paralelogram

(3) Poligon
Untuk mendapatkan resultan gaya secara poligon, dilakukan
dengan menyusun/menyambung gaya-gaya secara berurutan.
Selanjutnya pangkal gaya pertama dihubungkan dengan ujung gaya
terakhir, maka diperolehlah resultan gaya (FR) yang dicari.

Gambar 4. Poligon
b) Penjumlahan banyak gaya pada bidang datar
Penjumlahan banyak gaya pada bidang datar dapat dilakukan dengan
paralelogram maupun poligon. Pada metode ini, ketelitian/ketepatan
panjang dan arah gaya sangat menentukan hasil penjumlahan gaya. Oleh
karena itu penggambaran harus dilakukan secara teliti.
Sebagai contoh, dijumlahkan tiga buah gaya yang mempunyai satu
titik tangkap seperti Gambar 5 di bawah.

(a) Paralelogram

(b) Poligon
Gambar 5. Penjumlahan banyak gaya
c) Penjumlahan gaya pada ruang
F1, F2 dan F3 bekerja pada satu titik dan saling tegak lurus satu sama lain

Gambar 6. Gaya dalam ruang

Pemecahan secara matematis:

FR12  F1  F2
2 2

FR  FR12  F3 = F1  F2  F3
2 2 2 2 2

Untuk gaya-gaya yang bersudut miring harus dicari subresultan dari


pasangan gaya di bidang datar, kemudian subresultan ini dijumlahkan
dengan gaya lainnya untuk memperoleh resultannya.

Jika pemecahan secara matematis, maka perlu dicari komponen Fx, Fy


dan Fz dari setiap gaya, kemudian dijumlah secara aljabar dan didapat
subresultan FRx, FRy dan FRz.
Resultannya adalah:

FR  FRx  FRy  FRz


2 2 2

d) Penjumlahan gaya yang terletak pada beberapa titik dalam


satu bidang

(1) Dua gaya sejajar


Dua gaya yang sejajar pada suatu benda tidak dapat diselesaikan
dengan paralelogram gaya dalam mencari jumlah (resultan) gayanya.
Contoh:

Gambar 7. Dua gaya sejajar

Cara pertama:

R= F1+F2
Gambar 7a. Resultan gaya (cara I)

Cara ke dua:

R= F1+F2
Gambar 7b. Resultan gaya (cara II)
(2) Poligon dan poligon vektor
Bila pada sebuah batang bekerja gaya-gaya yang sejajar, maka
resultantenya dapat ditentukan dengan cara menyusun gaya-gaya tadi

Gambar 8. Tiga gaya sejajar

Untuk mencari letak titik tangkap resultantenya dipakai metode rope


poligon (lukisan kutup) seperti gambar di bawah.

(R: Resultan gaya)


Gambar 8a. Letak titik tangkap resultan gaya

(3) Penjumlahan beberapa gaya dengan arah yang berbeda


Bila ada beberapa gaya dengan beberapa titik tangkap, maka dapat
dicari resultantenya dengan poligon atau dengan metode rope poligon
(lukisan kutup) seperti gambar di bawah.
Gambar 9. Besar dan letak resultan gaya
(metode rope poligon)

b. Rangkuman
Gaya adalah penyebab suatu pergerakan dan deformasi suatu benda. Suatu
gaya biasanya dinyatakan dengan besar gaya, arah kerja gaya dan titik tangkap
gaya.
Hukum-hukum yang digunakan sebagai dasar dalam pemecahan masalah
gaya adalah hukum Newton, yang terdiri dari hukum Newton I, hukum Newton
II dan hukum Newton III. Sedangkan untuk menghitung berat benda digunakan
hukum Gravitasi. Besarnya percepatan gravitasi g= 9,81 [m.s -2].
Gaya dapat dijumlah secara grafis dan matematis. Penjumlahan secara
matematis harus menggunakan prinsip-prinsisp penjumlahan vektor dimana
harus dipertimbangkan besar dan arah gaya. Sementara itu, penjumlahan secara
grafis dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: paralelogram, poligon, dan
rope poligon.

Anda mungkin juga menyukai