Disusun oleh:
Nama:
1. Fadilla febriza (npm: 200311098)
2. Nurmila putri (npm: 200311113)
Mata kuliah:
ILMU KALAM
Program studi:
Ekonomi syariah
Dosen Pengampu:
JONI HAMEDI, M.I.S.
A. LATAR BELAKANG
Kehadiran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan bathin. Di dalamnya
terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan
kejidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. Berbagai pemikiran yang
tumbuh dalam masyarakat Muslim mendapatkan pengakuan yang apresiatif. Keterbukaan yang
demikian lebar untuk menerima berbagai pendapat menjadikan Ahlussunnah wal Jama'ah
memiliki kemampuan untuk meredam berbagai konflik internal umat. Corak ini sangat tampak
dalam wacana pemikiran hukum Islam yang paling realistik dan paling banyak menyentuh aspek
relasi sosial. Dalam diskursus sosial-budaya, Ahlussunnah wal Jama'ah banyak melakukan
toleransi terhadap tradisi-tradisi yang telah berkembang di masyarakat, tanpa melibatkan diri
dalam substansinya, bahkan tetap berusaha untuk mengarahkannya. Formalisme dalam aspek-
aspek kebudayaan dalam pandangan Ahlussunnah wal Jama'ah tidaklah memiliki signifikansi
yang kuat. Karena itu, tidak mengherankan jika dalam tradisi kaum Sunni terkesan hadirnya
wajah kultur Syi'ah atau bahkan Hinduisme. Sikap toleran Ahlussunnah wal Jama'ah yang
demikian telah memberikan makna khusus dalam hubungannya dengan dimensi kemanusiaan
secara lebih luas. Hal ini pula yang membuatnya menarik banyak kaum muslimin di berbagai
wilayah dunia. Pluralistiknya pikiran dan sikap hidup masyarakat adalah keniscayaan dan ini
akan mengantarkannya kepada visi kehidupan dunia yang rahmat di bawah prinsip ketuhanan.
Pada masa Ahlu Sunnah salaf dan khalaf banyak terjadi perselisihan antara ulama-ulama
pada saat itu, yang paling signifikan adalah masalah tentang Ilmu kalam, dimana ulama-ulama
pada saat itu menggunakan kerangka dan pola pikir mereka yang berbeda satu dengan lainnya
dalam memahami masalah ayat mutasyabihat dan lain sebagainya, sehingga menumbuhkan atau
kata lain menimbulkan pemahaman yang berbeda pula. Diantara tokoh-tokohnya ialah Imam
Ahmad bin Hambal, Ibn Taimiyah, Az-Zuhri, Ja’far Ash-Shadiq yang mana mereka
dikategorikan dari golongan Salaf dan Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi yang
mana keduanya masuk pada golongan ulama Khalaf. Ulama-ulama tersebut itu adalah ulama
yang sangat berjasa untuk Islam pada masa mereka dan berlanjut sampai sekarang, masa yang
penuh dengan kecamuk orang-orang yang tidak
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
2. Pengertian Khalaf
Khalaf artinya Masa yang datang sesudah. Khalaf menurut istilah diartikan sebagai jalan
para ulama’ modern. Walaupun tidak dapat dikatakan bahwa semua ulama’ modern mengikuti
jalan ini. Adapun ungkapan Ahlussunnah (sering juga disebut sunni) dapat dibedakan menjadi
dua pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunni dalam pengertian umum adalah lawan kelompok
syi’ah. Dalam pengertian ini, Mu’tazilah sebagaimana juga Asy’ariyah masuk dalam barisan
sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah madzhab yang berada dalam barisan Asy’ariyah
dan merupakan lawan Mu’tazilah.
Selanjutnya Ahlussunnah banyak dipakai setelah munculnya aliran Asy’ariyah dan
Maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah.
A. KESIMPULAN
Arti salaf secara bahasa adalah pendahulu bagi suatu generasi. Sedangkan dalam istilah
syari’ah Islamiyah as-salaf itu ialah orang-orang pertama yang memahami, mengimami,
memperjuangkan serta mengajarkan Islam yang diambil langsung dari shahabat Nabi
salallahu 'alaihi wa sallam, para tabi'in (kaum mukminin yang mengambil ilmu dan
pemahaman/murid dari para shahabat) dan para tabi'it tabi'in (kaum mukminin yang
mengambil ilmu dan pemahaman / murid dari tabi'in). istilah yang lebih lengkap bagi mereka
ini ialah as-salafus shalih. Selanjutnya pemahaman as-salafus shalih terhadap Al-Qur'an dan
Al-Hadits dinamakan as-salafiyah. Sedangkan orang Islam yang ikut pemahaman ini
dinamakan salafi.
Demikian pula dakwah kepada pemahaman ini dinamakan dakwah salafiyyah Kata
khalaf biasanya digunakan untuk merujuk para ulama yang lahir setelah abad III H dengan
karakteristik yang bertolak belakang dengan apa yang dimiliki salaf. Ahlusunnah (sunni) ada
dua pengertian:
2. Secara khusus, Sunni adalah mazhab yang berada dalam barisan merupakan lawan
mutazilah.
Diantara ulama salaf adalah Imam Ahmad bin Hambal dan Ibn Taimiyah dengan
peemikiran keduanya yang menuju kepada faham bisa dikatakan ekstrim, selanjutnya
diantara ulama khalaf adalah Abul Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi yang
menjadi cikal bakal ulama yang menjadi anutan Ahlu Sunnah yang murni.
B. SARAN
Semua yang tersebut di dalam makalah ini adalah sebagian kecil dari sejarah ulama salaf dan
ulama khlaf yang ada pada zamannya, bahkan kami hanya memaparkan masing-masing dua dari
tiap zamannya yakni salaf dan khalaf. Kita harus mengambil suri teladan yang baik kepada
ulama-ulama yang tersebut di atas, khususnya ulama pada masa khalaf, karena kedua ulama
tersebut sangat cocok dengan pemikiran Ahlu Sunnah yang sekarang Insya Allah kita anut. Kita
harus memperdalam ilmu atas segala apa yang keduanya sampaikan agar kita bisa menjadi
manusia yang ASWAJA TULEN.