Anda di halaman 1dari 2

GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF PADA BRAIN TUMOR

 Neoplasma dan Sindrom Neoplasma


Tumor otak dapat berasal dari intraserebral dan menghasilkan gangguan local atau
mungkin berasal dari ekstraserebral dan mengakibatkan gejala-gejala sampai dengan
kompresi. Sindrom-sindrom serupa dari lesi serebrovaskuler bisa diobservasi pada pasien
dengan tumor otak, bagaimanapun onset yang khas tiba-tiba, biasanya terjadi
kebingungan atau gangguan kesadaran, dan sindrom-sindrom yang gejalanya melibatkan
lebih dari sebuah teritori vascular.
Sakit kepala mungkin menonjol. Pada umumnya tumor otak dimulai pada usia
awal dari gangguan vascular. Tumor primer intracranial terjadi 9 per 100ribu per tahun,
tumor intraserebral intracranial benigna termasuk meningioma terjadi pada 5,5 per
100ribu per tahun, dan tumor intraserebral sekunder (metastase) terjadi pada 13,6 per
100ribu per tahun.
Tumor intraserebral intracranial primer yang paling sering adalah glioma
malignan (sekitar 25% dari semua tumor intracranial), benigna atau low grade
astrocytoma (sekitar 15% dari semua tumor intraserebral), oligodendriglioma,
ependimoma, dan meduloblastoma. Meningioma terhitung sekitar 15% dari semua tumor
intraserebral primer, adenoma pituitary 5%, craniopharingioma 3%. Dari pasien dengan
metastase intraserebral, 4% berasal dari paru-paru, 29% dari tumor mammae, 1% dari
melanoma, 7% muncul dari traktus gastrointestinal, dan 5% dari ginekologi.
Disamping efek langsung dari kanker pada sistem saraf, ada banyak mekanisme
dari efek tidak langsung dari gangguan vascular, hidrosefalus, efek samping terapi
(kemoterapi, radiasi terapi, tindakan pembedahan), dan sindrom paraneoplasma.
Penilaian neuropsikiatri berindikasikan pada penderita dengan tumor dari cortex
frontal ventral atau cortex parietal temporal dilaporkan meningkat nyata dalam anxietas
atau depresi, iritabilitas, dan fatigue. Lesi posterior kanan dilaporkan lebih tinggi dari
level fatigue dan iritabilitas dan lesi posterior kiri memiliki level yang lebih tinggi
daripada anxietas dan depresi.
Encephalitis limbic paraneoplastik, sangat khas, dan berhubungan dengan sel-sel
tumor kecil dari paru-paru yang merupakan sindrom paraneoplastik yang manifestasinya
dengan gangguan dari memori dan gejala neuropsikiatri termasuk delusi, halusinasi, dan
agitasi. Bangkitan juga bisa terjadi. Pemeriksaan LCS menyatakan pleositosis
inflamatori. Struktur imaging biasanya normal walaupun ada abnormalitas pada satu atau
kedua lobus temporal medial yang bisa dibuktikan. Pada otopsi terdapat kehilangan sel-
sel neuron yang luas dengan gliosis reaktif, cuffing perivaskuler dan proliferasi
microglial. Deteksi dari human antibody dalam serum menunjang diagnose. Tidak ada
penanganan efektif untuk encephalitis limbic paraneoplastik.
Keterlibatan Langsung dari Tumor Efek Tidak Langsung
-Sumber metastase -Gangguan vascular
Paru-paru Hidrosefalus
Mammae -Efek samping terapi
Melanoma Kemoterapi
Gastrointestinal Radioterapi
Renal Pembedahan
Ovarium -Sindrom paraneoplastik
-Glioma
Glioblastoma/malignan astrocytoma
Astrocytoma (benign/low grade)
Oligodendriglioma
Ependymoma
Meduloblastoma
-Meningioma
-Pituitary adenomas
-Craniopharingioma
-Lymphoma
Lainnya

Anda mungkin juga menyukai