Anda di halaman 1dari 4

Nama : Reksya adi nugeraha

Npm : 2006080

Biografi Prof. KH. Anwar Musaddad

K.H. Anwar Musaddad memiliki nama kecil Dede Masdiad Ia adalah putra
dari pasangan Abdul Awwal bin Haji Abdul Kadir dan Marfuah binti Kasriyo Ia
masih memiliki garis keturunan dari dua kesultanan besar, yakni Kesultanan
Mataram dan Kesultanan Cirebon Ibunya adalah keturunan dari Pangeran
Diponegoro dari Mataram, sedangkan dari pihak ayah masih memiliki garis
keturunan dari Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Djati, Cirebon.

Ketika Kiai Anwar berusia empat tahun, ayahnya meninggal Selanjutnya ia


dibesarkan ibunya dan neneknya yang pada saat itu mengelola usaha batik dan
Dodol Garut bermerek "Kuraesin".

Pada waktu usia sekolah, ia masuk HIS (setingkat SD) Kristen karena sebagai
pribumi yang bukan anak pegawai negeri (ambtenar) dan bukan dari kalangan
bangsawan (menak), ia tidak dapat masuk HIS Negeri. Kemudian masuk MULO
(setingkat SMP) di Kristelijk di Garut, dan AMS (setingkat SMA) Kristelijk di
Sukabumi.

Tahun 1930, beliau berangkat ke Mekah menyertai ibu dan neneknya ibadah
haji. Akan tetapi beliau sekolah di Madrasah Al-Falah selama sebelas tahun, Di
sekolah Darul Falah Makkah, selain belajar beliau juga mengajar Bahasa Inggris
dan Matematika. Di Antara muridnya terdapat nama Muzakky Al-Yamany, yang
kelak menjadi Menteri Perminyakan saudi Arabia. Beliau lalu mempelajari agama
Islam ke berbagai syekh dan ulama besar di Masjid al-Haram. 2 Di Tanah Suci itu,
K.H. Anwar Musaddad terus bersemangat mendalami berbagai ilmu agama Islam.

Beliau otodidak dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Beliau


mendisiplinkan diri dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Disiplin yang ketat dan
pemikiran rasionalnya yang baik itu tidak bisa dilepaskan dari pendidikan yang
pernah ditempuhnya di HIS (Holands Inlandes School), MULO (Meer Uitgebried
Lager Onderwys), dan AMS di Jakarta.

Pulang ke tanah air,pada masa berakhirnya penjajahan Belanda. Pada masa


penjajahan Jepang, ia diangkat menjadi kepala Kantor Urusan Agama Priangan.
Pada masa revolusi kemerdekaan (1945-1949), bersama KH Yusuf Taujiri dan KH
Mustofa Kamil, ia memimpin pasukan Hizbullah, melawan agresi Belanda yang
ingin kembali menjajah RI. Ia Sempat ditangkap Belanda pada tahun 1948 dan
mendekam di penjara.Baru dibebaskan setelah pengakuan kedaulatan pada tahun
1950. Pesantren Cipari, tempat Anwar Musaddad menutut ilmu sebelum berangkat
ke Mekkah, adalah sebuah pesantren multifungsi. Selain mendidik para santri
menyelami ilmu-ilmu agama Islam, untuk mencapai taraf tafaquh fiddin (ahli
agama), juga menggembleng para santri untuk mencintai tanah air dan siap
melawan penjajah.

Pada tahun 1953, ia mendapat tugas dari Menteri Agama KH Fakih Usman
untuk mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAIN) di Yogyakarta, yang
menjadi cikal-bakal Institut Agama Islam Negeri (IAIN), yang kini berkembang
menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Ia diangkat menjadi guru besar dalam
bidang Ushuluddin di IAIN Yogyakarta dan menjadi fakultas tersebut pada tahun
1962-1967. Dalam Dies Natalis IAIN Al-Jami’ah ke-5 ia menyampaikan pidato
berjudul Peranan Agama dalam Menyelesaikan Revolusi. Kemudian di tahun 1967,
ia ditugaskan merintis IAIN Sunan Gunung Djati Bandung. Ia kemudian menjadi
rektor pertamanya hingga tahun 1974.

Beliau juga aktif di bidang politik, dia menjadi anggota DPR dari partai
Nahdatul Ulama (NU) pada hasil pemilihan umum tahun 1955. Beliau menjadi
anggota DPR-GR pada tahun 1960-1971. Kiprahnya di NU ia pernah menjadi wakil
Rais’Am PBNU pada muktamar NU di semarang.

Di bidang pendidikan, Ketika menjadi Rektor IAIN sunan Gunung Jati,


beliau mendirikan sekolah persiapan IAIN (SP IAIN) di garut, cipasung
Tasikmalaya, cilendek Bogor, ciparay Bandung dan di majalengka. Tujuanya
adalah agar mahasiswa IAIN meningkat dan perwujudan dari mengulamakan
intelektual dan mengintelektualkan ulama.
Sejak tahun 1976, Anwar Musaddad tinggal di Garut dengan mendirikan
Pesantren Al-Musaddadiyah yang mengelola pendidikan tingkat dasar hingga
perguruan tinggi. Kiai yang terkenal sebagai ahli perbandingan agama, beliau wafat
pada usia 91 tahun pada 21 juli 2000 Dan dimakamkan di pondok pesantren AL-
Musadadiyah jayaraga kecamatan tarogong kidul.

Kesimpulannya Prof. K.H. Anwar Musaddad merupakan Guru yang sangat


menjungjung tinggi kedisiplinan, tepat waktu, dan mencintai ilmu. Beliau juga
seorang Ulama terkemuka di tanah Sunda. Selain itu juga Ia adalah pendiri Pondok
Pesantren AlMusadaddiyah di Garut. Beliau merupakan guru yang cukup
bersahabat bagi para murid muridnya karena beliau tidak memberikan jarak antara
beliau dan muridnya untuk berinteraksi dengan beliau. mahir menggunakan bahasa
populer dan mudah dicerna oleh audien. Juga merupakan tokoh dengan segudang
talenta.
Referensi

alawi, a., & alawi, a. (n.d.). Retrieved from


https://www.nu.or.id/post/read/99632/riwayat-hidup-dan-perjuangan-ajengan-
kh-anwar-musaddad.

Anda mungkin juga menyukai