Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

“ KEKUASAAN DAN POLTIK “

NAMA : HANA FADILLAH

NIM : 1965142030

NO ABSEN : 30
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Politik sering disebut sebagai kekuasaan. Terkadang seorang penguasa harus memiliki
kemampuan memaksa dan mengendalikan orang lain karena manusia kadang-kadang tidak
mengerti akan batas-batas kepentingan pribadi yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, tindakan
seorang pemimpin seringkali melebihi batas dan bahkan menyimpang dari garis kebenaran.
Dewasa ini sangat banyak dijumpai kekuasaan yang seharusnya digunakan untuk
memperjuangkan kepentingan umum, tetapi disalahgunakan untuk kepentingan lain, bahkan
untuk kepentingan pribadi masing-masing pemimpin.

Padahal hakikat pemerintahan yang sesungguhnya ialah sebagai pemimpin rakyat yang
mewakili dan memenuhi tuntutan kebutuhan rakyatnya. Oleh sebab itu, politik harus diiringi
dengan etika agar pemerintahan dapat berjalan dengan baik. Etika terapan dapat menyoroti suatu
profesi atau suatu masalah. Contohnya, etika kedokteran, etika politik, dan sebagainya. Adapun
etika politik sesungguhnya merupakan bagian dari filsafat politik. Ketika filsafat dihubungkan
dengan politik, maka ia akan melahirkan filsafat politik. Ketika filsafat politik dihubungkan
dengan etika, maka ia akan melahirkan etika politik.

Bila seseorang, suatu organisasi, atau suatu partai politik bisa mengorganisasi sehingga
berbagai badan negara yang relevan misalnya membuat aturan yang melarang atau mewajibkan
suatu hal atau perkara maka mereka mempunyai kekuasaan politik.
Variasi yang dekat dari kekuasaan politik adalah kewenangan (authority), kemampuan
untuk membuat orang lain melakukan suatu hal dengan dasar hukum atau mandat yang diperoleh
dari suatu kuasa. Seorang polisi yang bisa menghentian mobil di jalan tidak berarti dia memiliki
kekuasaan tetapi dia memiliki kewenangan yang diperolehnya dari UU Lalu Lintas, sehingga
bila seorang pemegang kewenangan melaksankan kewenangannya tidak sesuai dengan mandat
peraturan yang ia jalankan maka dia telah menyalahgunakan wewenangnya, dan untuk itu dia
bisa dituntut dan dikenakan sanksi.
Sedangkan kekuasaan politik, tidak berdasar dari UU tetapi harus dilakukan dalam
kerangka hukum yang berlaku sehingga bisa tetap menjadi penggunaan kekuasaan yang
konstitusional.

B. Rumusan Masalah
- Menjelaskan Apa Definisi dari Kekuasaan Menurut Para Ahli
- Menjelaskan Apa Definisi dari Politik Menurut Para Ahli
- Menjelaskan Hubungan Politik dan Kekuasaan
- Menjelaskan Negara dan Kekuasaan
- Menjelaskan Hubungan Masyarakat dan Politik
- Konsep Kekuasaan Negara
- Menjelaskan apa Saja Sumber Dari Kekuasaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kekuasaan

Max Weber

Menurut Max Weber, definisi kekuasaan ini masih terlalu luas. Sehingga definisinya
dipersempit menjadi dominasi yang merupakan kemungkinan jika suatu perintah akan ditaati
oleh kelompok atau individu tertentu.

John Locke John Locke mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu hal yang harus dipisah
dan tidak boleh berada dalam satu unsur yang sama. Definisi yang dikemukakan oleh John
Locke ini kemudian dikenal dengan nama teori pemisahan kekuasaan.

Montesquieu
Dalam mengemukakan definisinya tentang kekuasaan, Montesquieu membagi kekuasaan
menjadi tiga bagian. Hal ini juga kemudian dikenal dengan istilah Trias Politica. Berikut
penjelasannya:

 Kekuasaan legislatif bertugas untuk membuat perundang-undangan.


 Kekuasaan eksekutif bertugas untuk menyelenggarakan perundang-undangan.
 Kekuasaan yudikatif bertugas untuk mengadili jika ada pelanggaran atas perundang-
undangan.

Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan

Menurut Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan, kekuasaan merupakan hubungan


yang terjalin antara individu atau sekelompok individu dengan lainnya, dalam hal menentukan
tindakan agar terarah sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak tersebut.

B. Definisi Politik

Karl W. Deutch mendefinisikan politik sebagai persoalan bagaimana orang menentukan


nasibnya melalui pembuatan keputusan menggunakan fasilitas publik.
Harold D. Lasswell menyebut bahwa politik adalah tentang siapa mendapat apa dengan
cara bagaimana

Kedua ahli tersebut mendefinisikan politik secara prinsipil sekaligus memberi ruang pada
politik untuk beroperasi pada level yang personal. Menurutnya, politik tidak bisa lepas dari
setiap aktivitas manusia.

Kalau kita mau melihat politik sebagai suatu entitas lain di luar diri, maka beberapa pengertian
politik menurut para ahli berikut bisa membantu memberikan petunjuk.

David Easton mengatakan bahwa politik melingkupi segala macam aktivitas yang


mempengaruhi kebijakan yang dibuat otoritas.

Joyce Mitchell mendefinisikan politik sebagai pengambilan keputusan secara kolektif


atau membuat keputusan untuk seluruh masyarakat.

Johan Kaspar Bluntschli mengartikan politik sebagai ilmu mengamati urusan negara.

C. Hubungan Politik dan Kekuasaan

Hubungan antara politik dan kekuasaan itu tidak bisa dipisahkan. Seseorang yang sudah
terjun dalam dunia politik , lantas tidak mempunyai tujuan untuk mencapai kekuasaan ,mungkin
bisa. Tetapi lembaga politik yang dimasukinya, tidak bisa tidak. Karena melalui lembaga politik
itu, yang bersangkutan atau orang lain , pasti memiliki tujuan untuk mencapai kekuasaan .
sehingga secara tidak langsung , semua orang yang terjun kedalam dunia politik, pasti salah satu
tujuannya adalah  untuk mendapatkan kekuasaan . baik secara pribadi maupun kelembagaan. Bu
Megawati soekarno putri meyakini kalau kesejahteraan rakyat tidak mungkin tercapai tanpa
adanya kemerdekaan politik dan kemerdekaan ekonomi. Kemerdekaan hanya bisa hadir jika
didalam suatu negara  tumbuh subur dalam bagian ke ekonomian dan demokrasi politik.

Jadi gaya kekuasaan (kepemimpinan) yang tegas, bijaksana  dan jujur serta bertindak
cepat , mungkin akan lebih membawa kesejahteraan bagi masyarakat, walaupun sekecil apapun.
Dan kepada para pemimpin mari pengaruhi rakyat dengan data dan fakta bukan hanya sekedar
berpuisi atau mengarang.  Dan dalam mencapai tujuan tujuan tersebut ,kita  pun sebagai
masyarakat harus berpartisipasi untuk membantu para yang berkuasa untuk menjalankan
kekuasaan didalam pemerintahan untuk menyelesaikan berbagai macam konflik dalam daerah
kita, peran masyarakat kan penting juga, bukannya semua hal itu harus dikerjakan oleh
pemerintah saja. Mari kita saling mendukung pemerintah dalam berbagai kebijakan (yang
positif) yang dibuat oleh pemerintah .sehingga dengan kita mendukung yang berkuasa
kemungkinan kesejahteraan itu akan kita rasakan bersama.

D. Negara dan Kekuasaan

Negara adalah sebuah organisasi, bentuk lain dari kekuasaan, karena itu akan ada
individu atau sekelompok individu yang akan memimpin organisasi tersebut, dengan kata lain
juga akan memegang, menjalankan dan menggunakan kekuasaan tersebut kepada anggota
organisasi yang lain, dalam hal ini adalah masyarakat, dengan tujuan untuk memastikan tujuan
dari negara itu tercapai.
Nah, individu atau sekelompok individu yang memegang kekuasaan dari sebuah negara
itu kita sebut dengan penguasa atau dengan kata lain adalah pemerintah. Sumber kekuasaan
sendiri dalam sebuah negara akan menentukan corak dan model kekuasaan yang akan dijalankan.
Kekuasaan yang bersumber dari sebuah otoritas, biasanya adalah keluarga atau keturunan, akan
memberikan kekuasaan yang mutlak kepada seorang penguasa (pemerintah), kekuasaan yang
mutlak ini bisa dan biasanya menjadi cikal bakal kekuasaan yang absolut atau otoriter.
Sedang kekuasaan yang berasal dari rakyat (misalnya melalui pemilihan) adalah
kekuasaan yang kompromistis (ada distribusi dan pembagian kekuasaan, dsb). Penyimpangan
kekuasaan yang dilakukan oleh penguasa (pemerintah) bisa berasal dari kekuasaan atau
pemerintahan yang otoriter, bahkan juga kekuasaan atau pemerintahan demokratis yang
kompromistis.
Pemerintahan dalam definisi Rousseau adalah suatu badan perantara yang dibentuk antara
warga negara dan kedaulatan tertinggi demi terjalinnya komunikasi timbal balik

E. Hubungan Masyarakat dan Politik

Hubungan masyarakat dan politik dilihat dari kegunaannva memiliki makna pengaturan.
Seperti disebut oleh Franz Magnis Suseno (1991 : 20), hubungan itu mempunyai dua sesi
fundamental. Pertama, manusia adalah makhluk yang tahu dan mau. Kedua, makhluk yang selalu
ingin mengambil tindakan. Dalam upaya pengaturan hasrat (tahu, mau dan tindakan) itu
diperlukan suatu lembaga pengaturan dengan jenisnya yang bermacam-macam : ada yang
disebut kerajaan, negara, kabilah dan lain sebagainya.
Apa yang ditegaskan Suseno itu mencirikan suatu hubungan masyarakat dan politik ke
dalam bentuk, singkatnya adalah negara.’ Dengan adanya negara menunjukkan adanya
keterikatan seseorang pada peraturan-peraturan yang berlaku, peraturan-peraturan secara umum
maupun secara khusus. Undang-undang perpajakan, penghasilan, undang-undang tentang
organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan; undang-undang larangan terhadap berdirinya
partai komunis; dan lain sebagainya merupakan aturan-aturan yang muncul dari rahim negara
(dibuat oleh pemerintah) untuk menciptakan tertib berpolitik di antara masyarakat dari lapisan
yang terendah-rendahnya kepada lapisan yang setingi-tingginya.

F. Konsep Kekuasaan Negara

Konsep kekuasaan negara, merupakan bagian dari konsep ilmu politik dan kenegaraan.
Mungkin anda telah mengetahui bahwa konsep ini merupakan salah satu bahasan inti dalam ilmu
politik yang berhubungan erat dengan dengan konsep negara. Kekuasaan yang dibahas pun
dalam kajian ini adalah kekuasaan negara.Tentu anda masih ingat kembali pada materi-materi
sebelumnya bahwa apabila ditinjau dari sudut pandang dari teori ilmu politik maupun hukum tata
Negara,negara itu adalah suatu organisasi kekuasaan. Para ahli mengatakan definisi tentang
Negara antara lain;
“Roger H.Soltau,Negara adalah alat (agency) atau wewenangnya (authority) yang
mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas masyarakat”.

G. Sumber Daya Kekuasaan


Soehino (1983) mengemukakan, bahwa asal atau sumber dari pada kekuasaan itu adalah
dari Tuhan. Teori ini antara lain dipelopori oleh Johannes Althusius. Menurutnya bahwa
kekuasaan itu berasal dari Tuhan, kekuasaan tersebut diberikan kepada rakyat. Kemudian
kekuasaan yang ada pada rakyat ini diserahkan kepada seseorang, yang disebut raja, untuk
menyelenggarakan kepentingan masyarakat.
Selanjutnya dikemukakan tentang penyerahan kekuasaan dari rakyat kepada raja ini ,
dalam teori hukum alam sendiri terdapat perbedaan-perbedaan pendapat. Seperti Rousseau yang
berpendapat dilakukan tidak langsung, yaitu dari rakyat melalui masyarakat lalu raja, sedangkan
Thomas Hobbes dilaksanakan secara langsung dari rakyat kepada raja.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Politik harus diiringi dengan etika agar pemerintahan dapat berjalan dengan baik. Etika
terapan dapat menyoroti suatu profesi atau suatu masalah. Dalam mencapai tujuan tujuan
tersebut ,kita  pun sebagai masyarakat harus berpartisipasi untuk membantu para yang berkuasa
untuk menjalankan kekuasaan didalam pemerintahan untuk menyelesaikan berbagai macam
konflik dalam daerah kita, peran masyarakat kan penting juga, bukannya semua hal itu harus
dikerjakan oleh pemerintah saja. Mari kita saling mendukung pemerintah dalam berbagai
kebijakan (yang positif) yang dibuat oleh pemerintah .sehingga dengan kita mendukung yang
berkuasa kemungkinan kesejahteraan itu akan kita rasakan bersama .

Sumber kekuasaan sendiri dalam sebuah negara akan menentukan corak dan model
kekuasaan yang akan dijalankan. Kekuasaan yang bersumber dari sebuah otoritas, biasanya
adalah keluarga atau keturunan, akan memberikan kekuasaan yang mutlak kepada seorang
penguasa (pemerintah), kekuasaan yang mutlak ini bisa dan biasanya menjadi cikal bakal
kekuasaan yang absolut atau otoriter
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/5825/2/BAB%20I.pdf

https://www.edudetik.com/2014/01/makalah-politik-dan-kekuasaan-negara.html

https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/07/140026469/definisi-kekuasaan-menurut-
para-ahli

http://sosiologis.com/pengertian-politik-menurut-para-ahli

https://ilmupolitik.unja.ac.id/2018/07/19/pilkada-serentak/

Anda mungkin juga menyukai