PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya
alam yang melimpah, namun pada saat ini belum mampu mengelolanya secara
efektif dan efesien sehingga Indonesia masih tertinggal dari cepatnya laju
pembangunan global. Untuk itu diperlukannya aktor pembangunan yang handal
yaitu Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memiliki integritas, profesional, bebas
dari intervensi politik, bersih dari tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Mengingat peran Aparatur Sipil Negara (ASN) yang cukup dominan, yaitu
mulai dari merumuskan kebijakan sampai pada implementasi kebijakan, maka
diperlukan sosok ASN yang profesional yaitu ASN yang mampu memenuhi
standar kompetensi jabatannya seingga mampu melaksanakan tugas jabatannya
secara efektif dan efisien. Untuk membentuk sosok ASN tersebut, perlu
dilaksanakan pembinaan melalui jalur pelatihan. Selama ini pelatihan
pembentukan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dilakukan melalui Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan (Diklat Prajabatan), dimana praktik penyelenggaraan
pelatihan yang pembelajarannya didominasi oleh ceramah yang dianggap sulit
membentuk karakter PNS yang kuat dan profesional.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas ASN adalah dengan
mengadakan pendidikan dan pelatihan, sebagaimana yang telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa
salah satu jenis diklat yang strategis untuk mewujudkan ASN yang profesional
adalah Diklat Prajabatan. Diklat ini bertujuan untuk membentuk nilai-nilai dasar
profesi ASN agar dapat melaksanakan fungsi dan perannya sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa. Nilai-nilai
dasar profesi ASN tersebut yang biasa dikenal dengan ANEKA, yang merupakan
singkatan dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan
Anti korupsi, sehingga ASN dapat memiliki kinerja yang berkompeten untuk
menuju ASN kelas dunia. Pada pola pendidikan yang baru dimana Diklat
1
Prajabatan berganti nama menjadi Pelatihan Dasar, selain nilai-nilai dasar
ANEKA juga terdapat materi mengenai peran dan kedudukan ASN dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang dikaitkan dengan penerapan niai-nilai ANEKA
yaitu Manajemen ASN, Whole of Government dan Pelayan Publik.
Berdasarkan hal tersebut, Diklat Pelatihan Prajabatan berguna untuk
membentuk kemampuan bersikap dan bertindak secara profesional dalam
mengelola tantangan dan keragaman sosial kultural.
Selain itu, untuk mengindetifikasi berbagai isu masalah yang ada di UPT,
penulis berpedoman pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
1995 Tentang Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan, Permenkumham Nomor 6 Tahun 2013 tentang tata tertib
lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan sebagai acuan untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN.
2
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH-10.OT.01.01 Tahun
2016 Tanggal 15 Juli 2016 tentang Pembentukan Lembaga Pemasyarakatan
Perempuan Kelas IIA Pekanbaru, Jakarta, Pontianak, Palangkaraya,
Samarinda, Martapura, Denpasar, Lembaga Pemasyarakatan Perempuan
Kelas IIB Padang, Jambi, Bengkulu, Yogyakarta, Manado, Batam dan
Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas III Pangkal Pinang, Mataram,
Gorontalo, Palu, Kendari, Ambon, Ternate, Jayapura, Manokwari, Mamuju.
MISI :
Melaksanakan Perawatan Tahanan, Pembinaan dan Pembimbingan WBP
Dalam Kerangka Penegakan Hukum, Pencegahan dan Penanggulangan
Kejahatan serta Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia.
TUJUAN :
a. Membentuk Warga Binaan Pemasyarakatan agar menjadi manusia
seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak
mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh
lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan dan
dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang baik dan
bertanggung jawab.
b. Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan yang ditahan di
Rumah Tahanan Negara dan Cabang Rumah Tahanan Negara dalam
rangka memperlancar proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan
di sidang pengadilan.
3
c. Memberikan jaminan perlindungan hak asasi tahanan/para pihak
berperkara serta keselamatan dan keamanan benda-benda yang disita
untuk keperluan barang bukti pada tingkat penyidikan, penuntutan, dan
pemeriksaan disidang pengadilan serta benda-benda yang dinyatakan
dirampas untuk negara berdasarkan putusan pengadilan.
4
8. Melaksanakan kontrol ke dalam blok kamar hunian saat jam bertugas
9. Melaksanakan kegiatan razia ke dalam blok kamar hunian.
5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN
2.1.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban atau pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Amanah seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai
publik. Ada beberapa nilai-nilai dasar akuntabilitas, yaitu :
- Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel
dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by
example), adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula,
terhindarnya dari aspekaspek yang dapat menggagalkan kinerja yang baik
yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya, sehingga
dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan
sebagai solusi.
- Transparansi
Tujuan dari adanya transparansi adalah:
a. Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara
kelompok internal dan eksternal
6
b. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya
dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusankeputusan
d. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
- Integritas
Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-
undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya
integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada
publik dan/atau stakeholders.
- Keadilan
Keadilan harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada
lingkungan organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari
karena dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
- Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini yang akan melahirkan akuntabilitas. Dengan kata lain, lingkungan
akuntabilitas tidak akan lahir dari halhal yang tidak dapat dipercaya.
- Keseimbangan
7
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas.
- Kejelasan
Kejelasan juga merupakan salah satu elemen untuk menciptakan dan
mempertahankan akuntabilitas. Agar individu atau kelompok dalam
melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya, mereka harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan. Dengan demikian, fokus utama untuk kejelasan adalah
mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi organisasi,
kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik
individu maupun organisasi.
- Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari
sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi
terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat
melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi.
2.1.2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang
meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain
sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa
yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut
chauvinisme. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain.
8
menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas kepentingan/pribadi atau kepentingan golongan menunjukkan
sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai
bangsa Indonesia dan bertanah air. Indonesia serta tidak merasa rendah diri
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia dan mengembangkan sikap tenggang rasa.
9
dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas
publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam
pelayanan publik (Haryatmoko, 2001).
10
kenyataanya seringkali kedua aspek tersebut terlupakan, atau bahkan
diabaikan. Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8)
mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: “Efektivitas organisasi berarti
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil
mencapai apapun yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti
memberikan barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.” Oleh karena
itu, Efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Karakteristik ideal dari tindakan yang efektif dan efisien antara lain:
penghematan, ketercapaian target secara tepat sesuai dengan yang
direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat, serta
terciptanya kepuasan semua pihak: pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan
pegawai itu sendiri.
11
Konsekuensi dari penyelenggaraan kerja yang tidak efektif dan tidak
efisien adalah ketidaktercapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak,
menurunkan kredibilitas instansi tempat bekerja di mata masyarakat, bahkan
akan menimbulkan kerugian secara finansial.
- Konsep Inovasi
Sebagaimana pendapat Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita
(Buku2: 2011: 56) bahwa : “Inovasi barang dan jasa adalah cara utama
dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar,
teknologi, dan persaingan.”
Inovasi bisa muncul karena ada dorongan dari dalam (internal) untuk
melakukan perubahan, atau bisa juga inovasi muncul karena ada desakan
kebutuhan dari pihak eksternal, misalnya permintaan pasar. Inovasi lahir
dari imajinasi pemikiran orang orang kreatif, dan lahirnya kreativitas
didorong oleh munculnya ide/gagasan baru untuk ke luar dari rutinitas yang
membosankan. Munculnya ide/gagasan baru, kreativitas, dan inovasi dilatar
belakangi oleh semangat belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani
dalam proses pembelajaran secara berkelanjutan.
12
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
13
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga dapat
dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis
lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors).
14
Kedudukan dan Peran Aparatur Sipil Negara dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari tiga materi pelatihan, yaitu
Manajemen ASN, Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik.
2.1.6.1. Manajemen ASN
Manajeman ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman.
15
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
16
e) Memberikan apresiasi kepada pegawai yang telah melakukan
tugas pelayanannya dengan baik.
Keterangan Peringkat:
17
1 = Sangat tinggi
2 = Tinggi
3 = Sedang
4 = Rendah
5 = Sangat rendah
2.2.2. Kegiatan
Adapun kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada
di dalam unit kerja tersebut adalah :
1. Membuat tanda pengenal WBP yang keluar dan masuk blok.
2. Menginformasikan rancangan kegiatan ke masing-masing seksi.
3. Mencetak dan menempel poster mengenai tanda pengenal WBP yang
harus digunakan pada saat keluar dan masuk blok.
4. Membuat buku lalu lintas blok.
5. Menginformasikan kepada masing-masing perwakilan ketua kamar
mengenai penggunaan tanda pengenal WBP pada saat keluar dan masuk
blok.
6. Melaksanakan kontrol (pengawasan) keliling blok pada saat jam bertugas.
18
2. Belum disiplinnya WBP pada saat jam buka
kereng selesai
3. Belum tertibnya WBP pada saat aplusan
4. Belum optimalnya pemeriksaan barang dan
badan WBP yang keluar masuk blok
5. Belum tertibnya WBP pada saat keluar dan
masuk blok
Isu yang Diangkat : Belum Tertibnya WBP Pada Saat Keluar dan
Masuk Blok di Lapas Perempuan Kelas IIA
Pekanbaru
19
4. Nilai –nilai Dasar ANEKA Akuntabilitas : Dalam berkonsultasi kepada
atasan, saya akan menggunakan bahasa yang
jelas, transparan dan bertanggung jawab.
Nasionalisme : Saya akan berkonsultasi dan
bekerjasama dengan atasan dan meminta
arahan serta masukan yang diberikan
(musyawarah, sesuai dengan sila ke-4).
Etika Publik : Saat menyampaikan
rancangan model tanda pengenal WBP kepada
atasan, saya akan menggunakan tata bahasa
yang baik dan sopan.
Komitmen Mutu : Dalam menyampaikan
rancangan model tanda pengenal WBP kepada
atasan, saya akan melakukan secara efektif
dan efisien.
Anti Korupsi : Dalam melakukan konsultasi
dengan atasan tentang rancangan model tanda
pengenal WBP, saya akan bersikap mandiri,
berani, dan jujur dalam mengungkapkan
pendapat.
5. Kontribusi Terhadap Visi Dengan dilakukannya kegiatan ini dapat
dan Misi mendukung Misi Lapas Perempuan Kelas IIA
Pekanbaru, yaitu Melaksanakan Perawatan
Tahanan, Pembinaan dan Pembimbingan WBP
Dalam Kerangka Penegakan Hukum,
Pencegahan dan Penanggulangan Kejahatan
serta Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi
Manusia.
6. Penguatan Nilai-nilai Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut,
Organisasi maka akan menguatkan nilai Profesional,
Akuntabel, Sinergi, Transparan dan
Inovatif, serta Serious, Minded, Active,
Responsif, dan Talk.
20
2. Melakukan diskusi dengan teman sejawat untuk melakukan kegiatan
aktualisasi.
Tabel 6. Rancangan Aktualisasi Kegiatan 2 : melakukan diskusi dengan teman
sejawat untuk melakukan kegiatan aktualisasi
NO. URAIAN KETERANGAN
1. Kegiatan Melakukan diskusi dengan teman sejawat
untuk melakukan kegiatan aktualisasi.
2. Tahapan Kegiatan 1. Menyampaikan dan menjelaskan kepada
teman sejawat mengenai rancangan
aktualisasi.
2. Melakukan diskusi dengan teman
sejawat.
3. Meminta dan mencatat saran dari teman
sejawat mengenai rancangan aktualisasi
yang akan dilaksanakan.
3. Output / Hasil Tanda pengenal WBP (Warga Binaan
Pemasyarakatan) telah tercetak dan
diserahkan kepada regu jaga.
4. Nilai –nilai Dasar ANEKA Akuntabilitas : Saya akan bertanggung
jawab dalam membuat tanda pengenal WBP
serta konsisten sesuai dengan yang telah
dikonsultasikan dengan atasan.
Nasionalisme : Saya akan menghargai
masukan dan saran dari atasan sehingga saya
akan membuat tanda pengenal WBP sesuai
dengan yang telah dikonsultasikan dengan
atasan.
Etika Publik : Saya akan meminta bantuan
teman sejawat dalam membuat dan mencetak
tanda pengenal WBP dengan sikap sopan,
santun, dan ramah.
Komitmen Mutu : Saya akan membuat dan
mencetak tanda pengenal WBP secara efektif
dan efisien.
Anti Korupsi : Melaporkan biaya yang telah
21
digunakan kepada atasan dalam proses
pembuatan tanda pengenal WBP secara jujur
dan bertanggung jawab dengan memberikan
bukti pembayaran (nota).
5. Kontribusi Terhadap Visi Dengan dilakukannya kegiatan ini dapat
dan Misi mendukung Misi Lapas Perempuan Kelas IIA
Pekanbaru, yaitu Melaksanakan Perawatan
Tahanan, Pembinaan dan Pembimbingan
WBP Dalam Kerangka Penegakan Hukum,
Pencegahan dan Penanggulangan Kejahatan
serta Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi
Manusia.
6. Penguatan Nilai-nilai Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut,
Organisasi maka akan menguatkan nilai Profesional,
Akuntabel, Sinergi, Transparan dan
Inovatif, serta Serious, Minded, Active,
Responsif, dan Talk.
22
Pemasyarakatan) yang harus digunakan
pada saat keluar dan masuk blok.
3. Output / Hasil Masing-masing seksi mengetahui rancangan
kegiatan yang akan dilakukan.
4. Nilai –nilai Dasar ANEKA Akuntabilitas : Saya akan menjelaskan
rancangan kegiatan yang akan dilakukan
kepada kasi masing-masing seksi dengan
penuh tanggung jawab, jelas, transparan,
dan konsisten.
Nasionalisme : Saya tidak akan membeda-
bedakan dalam menjelaskan rancangan
kegiatan kepada kasi masing-masing seksi.
Etika Publik : Dalam menjelaskan
rancangan kegiatan, saya akan
menggunakan tata bahasa yang baik dan
sopan.
Komitmen Mutu : Dalam menjelaskan
rancangan kegiatan kepada kasi masing-
masing seksi, saya akan melakukan secara
efektif dan efisien.
Anti Korupsi : Saya akan menjelaskan
mengenai rancangan kegiatan dengan
berani, tanggung jawab, jujur, dan
disiplin.
5. Kontribusi Terhadap Visi Dengan dilakukannya kegiatan ini dapat
dan Misi mendukung Misi Lapas Perempuan Kelas
IIA Pekanbaru, yaitu Melaksanakan
Perawatan Tahanan, Pembinaan dan
Pembimbingan WBP Dalam Kerangka
Penegakan Hukum, Pencegahan dan
Penanggulangan Kejahatan serta Pemajuan
dan Perlindungan Hak Asasi Manusia.
6. Penguatan Nilai-nilai Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut,
Organisasi maka akan menguatkan nilai Profesional,
Akuntabel, Sinergi, Transparan dan
23
Inovatif, serta Serious, Minded, Active,
Responsif, dan Talk.
24
pembuatan tanda pengenal WBP secara
jujur dan bertanggung jawab dengan
memberikan bukti pembayaran (nota).
5. Kontribusi Terhadap Visi Dengan dilakukannya kegiatan ini dapat
dan Misi mendukung Misi Lapas Perempuan Kelas
IIA Pekanbaru, yaitu Melaksanakan
Perawatan Tahanan, Pembinaan dan
Pembimbingan WBP Dalam Kerangka
Penegakan Hukum, Pencegahan dan
Penanggulangan Kejahatan serta Pemajuan
dan Perlindungan Hak Asasi Manusia.
6. Penguatan Nilai-nilai Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut,
Organisasi maka akan menguatkan nilai Profesional,
Akuntabel, Sinergi, Transparan dan
Inovatif, serta Serious, Minded, Active,
Responsif, dan Talk.
25
3. Output / Hasil Tersedianya buku lalu lintas WBP beserta
format yang telah disetujui oleh atasan.
4. Nilai –nilai Dasar ANEKA Akuntabilitas : Saya akan menyampaikan
rancangan kegiatan dengan penuh tanggung
jawab, konsisten, dan transparan.
Nasionalisme : Dalam menyampaikan
rancangan kegiatan, saya akan menjalin
kerjasama yang baik.
Etika Publik : Saya akan menyampaikan
rancangan kegiatan dengan sopan, dan
santun.
Komitmen Mutu : Saya akan
menyampaikan rancangan kegiatan secara
efektif.
Anti Korupsi : Saat menyampaikan
rancangan kegiatan, saya akan bersikap
kerja keras, dan berani.
5. Kontribusi Terhadap Visi Dengan dilakukannya kegiatan ini dapat
dan Misi mendukung Misi Lapas Perempuan Kelas
IIA Pekanbaru, yaitu Melaksanakan
Perawatan Tahanan, Pembinaan dan
Pembimbingan WBP Dalam Kerangka
Penegakan Hukum, Pencegahan dan
Penanggulangan Kejahatan serta Pemajuan
dan Perlindungan Hak Asasi Manusia.
6. Penguatan Nilai-nilai Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut,
Organisasi maka akan menguatkan nilai Profesional,
Akuntabel, Sinergi, Transparan dan
Inovatif, serta Serious, Minded, Active,
Responsif, dan Talk.
26
NO. URAIAN KETERANGAN
1. Kegiatan Melaksanakan kontrol (pengawasan) keliling
blok pada saat jam bertugas.
2. Tahapan Kegiatan 1. Mengecek kepentingan WBP (Warga
Binaan Pemasyarakatan) yang akan
keluar blok.
2. Memeriksa badan dan barang bawaan
WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan)
yang akan keluar blok.
3. Memberikan tanda pengenal WBP
(Warga Binaan Pemasyarakatan) yang
akan keluar blok sesuai dengan
kepentingannya.
4. Melakukan pengawasan terhadap WBP
(Warga Binaan Pemasyarakatan) yang
keluar blok.
3. Output / Hasil Terlaksananya pengawasan terhadap WBP
(Warga Binaan Pekanbaru) yang keluar dan
masuk blok.
4. Nilai –nilai Dasar ANEKA Akuntabilitas : Saya akan melakukan
sosialisasi dengan penuh tanggung jawab,
adil, dan konsisten.
Nasionalisme : Saya tidak akan
membedakan kamar hunian dalam
melakukan sosialisasi tentang rancangan
kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini sesuai
dengan sila kedua (tidak diskriminatif).
Etika Publik : Dengan cermat saya akan
menyiapkan materi sosialisasi. Selain itu,
saya akan melakukan sosialisasi dengan
bahasa yang sopan dan mudah dimengerti.
Komitmen Mutu : Dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi, saya akan melakukan
secara efektif.
Anti Korupsi : Saya akan bertanggung
27
jawab dan adil dalam melaksanakan
kegiatan sosialisasi.
5. Kontribusi Terhadap Visi Kegiatan ini sesuai dengan Misi UPT Lapas
dan Misi Perempuan Kelas IIA Pekanbaru yaitu:
Pembinaan dan Pembimbingan WBP Dalam
Kerangka Penegakan Hukum demi
terwujudnya visi Lapas Perempuan Kelas
IIA Pekanbaru.
6. Penguatan Nilai-nilai Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut,
Organisasi maka akan menguatkan nilai Profesional,
Akuntabel, Sinergi, Transparan dan
Inovatif, serta Serious, Minded, Active,
Responsif, dan Talk.
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Pelatihan Dasar Calon PNS Golongan II di Lingkungan Kantor Wilayah
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau tahun 2018 memberikan syarat
kepada peserta untuk membuat rancangan aktualisasi yang untuk selanjutnya
diterapkan di tempat kerja masing-masing (habituasi). Rancangan aktualisasi
dibuat dengan cara memecahkan isu atau masalah pokok yang terjadi serta
gagasan pemecahan masalah yang dituangkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan.
Rancangan aktualisasi ini dikaitkan dengan nilai-nilai dasar ASN (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi) serta peran dan
kedudukan PNS dalam NKRI (Manajemen ASN, Whole of Government, dan
Pelayanan Publik). Selain itu, kegiatan-kegiatan tersebut dikaitkan pula dengan
visi dan misi organisasi serta tata nilai organisasi Lapas Lapas Perempuan Kelas
IIA Pekanbaru.
28
Penyusunan rancangan aktualisasi ini pada dasarnya dilakukan untuk
memberikan panduan bagi Calon PNS mengenai hal-hal yang akan
diaktualisasikan selama proses habituasi. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis
memilih isu yang diangkat adalah “Kurang Tertibnya WBP yang keluar masuk
blok di lingkungan Lapas Perempuan Kelas IIA Pekanbaru”. Isu ini
merupakan isu prioritas (core issue) yang akan dibahas dalam rancangan
aktualisasi, dengan gagasan pemecahan isu berupa 9 (sembilan) kegiatan.
Kegiatan perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan dan evaluasi memegang peranan
penting sehingga diharapkan mampu mengatasi isu yang penulis angkat.
DAFTAR PUSTAKA
29
Lembaga Administrasi Negara, 2015. Komitmen Mutu. Modul Penyelenggara
Perdana Pendidikan dan Pelatihan Calon Pegawai Negeri Sipil
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
Purwanto Erwan Agus, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan
Publik. Jakarta: LembagaAdministrasi Negara.
Suwarno Yogi, danTri AtmojoSejati. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS
Whole of Government. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Utomo Tri Widodo W, dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
30