2813 7526 1 PB
2813 7526 1 PB
1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
Abstrak
Kehadiran dan praktik bank syari‟ah di Indonesia hampir tiga dekade, tetapi
perkembangan bisnisnya tidak sebanding dengan waktu yang telah dilaluinya. Pada akhir
tahun 2016, perkembangan bank syariah mencapai 19,67 persen, dengan pangsa pasar
5,12 persen. Pencapaian ini jelas tidak seimbang dengan potensi negara ini. Beberapa
penyebabnya adalah produk dan jasa syariah yang diterima oleh nasabah, jarak ke lokasi
bank terdekat, biaya yang tinggi untuk transaksi dengan volume kecil, informasi yang
terbatas, tingkat pengetahuan syariah yang rendah, pendapatan yang rendah, dan antrian
yang panjang ketika bertransaksi secara langsung. Ini adalah bukti dari rendahnya tingkat
literasi dan inklusi keuangan syariah, masing-masing 8,11 persen dan 11,06 persen.
Penting untuk mengoptimalkan inovasi untuk menyelesaikan kesenjangan layanan dengan
menempatkan teknologi informasi dan komunikasi melalui digitalisasi layanan sehingga
hubungan antar bank dengan masyarakat menjadi lebih dekat, hemat, efisien, cepat, dan
murah.
Abstract
The presence and practice of sharia banks in Indonesia has been almost three decades, but
the development of its business is still not comparable with the time that has been passed.
By the end of 2016, the growth of sharia banking has reached 19.67 percent, with the
market share of sharia banking at 5.12 percent. This achievement is clearly not
comparable with the potential of this nation. Some of the causes are Sharia products and
services are perceived by the people, the distance to the nearest bank office location, the
high cost for small volume transactions, limited information, low level of sharia
knowledge, the low-income, plus the long queue when the transaction is direct. This is
evident from the low level of literacy and inclusion of Islamic finance, each of only 8.11
percent and 11.06 percent. It is necessary to optimize innovation to solve the service gap
by placing information and communication technology through service digitization so that
the inter-bank relationship with the community becomes closer, thrifty, efficient, quick and
cheap.
63
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
64
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
65
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
66
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
67
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
68
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
69
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
lanjut pada infrastruktur komputasi maya. lebih dari 650 jaringan berpartisipasi dalam
IoT adalah teknologi baru yang memperluas mencapai 90% dari semua akses traffic.
koneksi internet ke perangkat yang Permintaan ke atau dari cloud dapat
tertanam dengan sensor, aktuator, dan tag memakan waktu beberapa milidetik hingga
RFID (W. Shi, J. Cao, 2016). Umumnya, detik untuk melakukan perjalanan dari klien
Internet terdiri dari ribuan jaringan yang ke penyedia layanan cloud (K. Ha, P. Pillai
saling terkait, dengan masing-masing at al, 2013). Bahkan sedikit keterlambatan
jaringan menyediakan akses ke sebagian dalam permintaan pengguna dapat
kecil pengguna akhir. Bahkan jaringan menyebabkan hilangnya pelanggan dan
terbesar biasanya diakses oleh hanya sekitar pendapatan. Sebuah survei yang dilakukan
5% pengguna (E. Nygren at al, 2010). oleh Forester menyimpulkan bahwa
Tahun 2020 akan menghasilkan jumlah data sebagian besar pembeli online telah
yang masif (O. Fratu, at al, 2015). Transfer menyarankan waktu respon situs web
data antar-jaringan menyebabkan sebagai faktor utama dalam memberikan
peningkatan latensi dan kemacetan. Sesuai umpan balik kepuasan pelanggan mereka.
statistik yang dikumpulkan oleh Akamai,
Gambar 2
Edge computing architecture
Sumber: Kashif Bilal, Osman Khalid, Aiman Erbad, Samee U. Khan. Computer
Networks 130 (2018) 94–120. (2017)
sebelum meninggalkan situs web (E.
Survei juga menemukan bahwa Nygren, R.K. Sitaraman, J. Sun, 2010).
lebih dari 40% pelanggan hanya dapat Dalam survei lain yang dilakukan oleh
menunggu 3 detik untuk memuat laman IDC, dilaporkan bahwa peningkatan
70
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
71
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
72
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
73
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
periode yang sama pada tahun lalu yakni pesat. Otoritas Jasa Keuangan
sebanyak 32.772 unit kantor. Sementara mengungkapkan secara data dan
itu perkembangan mesin ATM di pengguna e-banking cukup meyakinkan.
Indonesia selama 3 tahun terakhir ini Di mana jumlah pengguna e-banking
terbilang fluktuatif dibandingkan (SMS banking, phonebanking, mobile
dengan 5 tahun ke belakang. Sementara banking, dan internet banking)
itu, menurut data Bank Indonesia (BI), meningkat menjadi 270%, dari 13,6 juta
jumlah mesin ATM juga hanya tumbuh nasabah pada tahun 2012 meningkat
tipis. Terhitung Juli 2017, jumlah ATM menjadi 50,4 juta nasabah pada 2016.
yang tersebar sebanyak 103.953 unit Sementara jumlah transaksi pengguna e-
mesin, jumlah ini hanya bertambah banking meningkat 169%, dari 150,8
0,51% dibandingkan posisi pada akhir juta transaksi pada tahun 2012 menjadi
tahun 2016. 405,4 juta transaksi pada tahun 2016.
Seiring dengan berkembangnya Perkembangan perbankan 3 hingga 5
teknologi dan juga keunggulan tahun terakhir ini memang didominasi
smartphone yang makin berkembang, oleh perkembangan teknologi perbankan
perbankan syariah mencoba untuk menyusul perkembangan digital
mengikuti perkembangan teknologi itu ekonomi, perbankan semakin
pula. Langkah pertama yang dilakukan memanjakan para nasabahnya dengan
perbankan syariah untuk mengimbangi melakukan berbagai inovasi agar
perkembangan teknologi ialah dengan nasabah dapat melakukan transaksi
mengeluarkan jasa sms-banking. keuangan tanpa harus kehilangan waktu
Meskipun terdengar kuno, fasilitas dari berlebih.
perbankan ini sempat menjadi salah satu
solusi untuk mengirim uang dan Digitalisasi Perbankan Syariah
melakukan pembayaran di wilayah yang Kehadiran dan praktek bank
jauh dari mesin ATM. Selain itu ada syariah di Indonesia sudah hampir tiga
internet banking yang memudahkan para dekade, namun perkembangan usahanya
nasabahnya untuk melakukan berbagai masih belum sebanding dengan waktu
transaksi mulai dari pengecekan saldo yang telah dilaluinya. Hingga akhir 2016
hingga membayar tagihan bulanan.
pertumbuhan perbankan syariah
Dengan internet banking masyarakat mencapai 19,67 persen. Sementara
bisa melakukan berbagai transaksi pangsa pasar (market share) perbankan
perbankan di berbagai penjuru dunia syariah berada di angka 5,12 persen.
tanpa terikat waktu dan hanya Aset 406,23 Triliun, pertumbuhan 19,79
membutuhkan koneksi internet. Setelah %, Dana DPK 325,96 triliun, Total
smartphone semakin mudah untuk Pembiayaan 281 triliun dengan jumlah
dimiliki, berbagai bank mulai melirik nasabah 24 juta nasabah. Pencapaian ini
aplikasi m-banking. Dibandingkan jelas belum sebanding dengan potensi
dengan sms-banking dan juga internet yang dimiliki bangsa ini.
banking, m-banking lebih diminati para Pada tahun 2017 salah satu bank
nasabah. Mereka bisa menggunakan
syariah di lingkungan OJK telah
fasilitas m-banking dengan sangat melakukan penelitian yang hasilnya
mudah untuk menyelesaikan segala ditemukan bahwa sebenarnya minat
transaksi perbankan. masyarakat terhadap perbankan syariah
Perkembangan pengguna e- mulai meningkat yang ditunjukkan
banking di Indonesia sendiri cukup dengan jumlah rekening dana pihak
74
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
ketiga yang tercatat mencapai 26,57 juta syariah antara lain keterbatasan suplai
per Oktober 2017 terdiri dari bank produk syariah; keterbatasan akses akan
umum syariah (BUS) 20,86 juta produk keuangan syariah; masih belum
rekening, unit usaha syariah (UUS) 4,34 optimalnya tingkat literasi keuangan
juta rekening, dan bank perkreditan syariah dan tingkat utilitas produk
rakyat syariah (BPRS) 1,36 juta keuangan syariah; keterbatasan sumber
rekening. OJK juga mencatat total aset daya manusia; perlunya optimalisasi
keuangan perbankan syariah Indonesia koordinasi dengan para pemangku
per Oktober 2017 mencapai Rp 406,23 kepentingan; serta perlunya kebijakan
triliun dengan "market share" perbankan jasa keuangan yang selaras dan dapat
syariah mencakup 5,55 persen. saling mendukung perkembangan
Sementara total aset keuangan syariah seluruh sektor keuangan syariah.
Indonesia, tidak termasuk saham syariah, Transformasi digitalisasi layanan
mencapai Rp 1.086,98 triliun dengan perbankan syariah adalah sebuah
market share keuangan syariah keniscayaan. Antisipasinya adalah
mencakup 8,12 persen (Antara, 15 legacy untuk bisa bertahan. Lembaga
Desember 2017). OJK akan terus bisnis bisa saja memilih apakah menjadi
berupaya menjalankan program strategis pemain dalam perubahan atau hanya
dalam mengembangkan keuangan menjadi penonton perubahan. Jika jatuh
syariah, terutama menyangkut pilihannya pada memilih menjadi
optimalisasi promosi keuangan syariah pemain perubahan, konsekuensinya
untuk meningkatkan literasi dan harus siap dengan perubahan mindset
preferensi masyarakat. OJK mendorong dan perubahan peran dan tanggung
industri untuk mensosialisasikan jawab atas pekerjaan baru serta siap pula
mengenai pemahaman keuangan syariah menghadapi kompetisi dan keilmuan
mengingat literasi keuangan syariah yang baru.
masih tergolong rendah. Hubungan intensitas sosialisasi
Menurut Nejatullah Siddiqi yang tinggi oleh perbankan syariah dapat
dalam evaluasinya menegaskan bahwa mempengaruhi masyarakat secara
ada kebutuhan mendasar yang dirasakan umum, dimana fungsi yang terkandung
mendesak untuk mengevaluasi apa yang adalah menarik perhatian dan mampu
telah terjadi selama tiga dekade terakhir menarik calon nasabah baru sekaligus
di bidang perbankan dan keuangan mempertahankan kepercayaan
Islam. Lebih penting daripada berfokus masyarakat terhadap perbankan syariah.
pada pertumbuhannya, kinerja komersial Fasilitas internet dan beragam
dan pangsa pasar adalah kebutuhan media sosial (facebook, twitter,
untuk mengevaluasi dalam hal instagram dan yang lainnya) dapat
kontribusinya untuk memperkenalkan dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi
dan mempromosikan pemahaman aspek dan sosialisasi ekonomi syariah,
ekonomi dan keuangan dari cara hidup terutama bank syariah yang memiliki
Islam secara keseluruhan. Sebuah survei sistem dan produk yang berbeda dengan
tentang keadaan seni di bidang bank konvensional. Di era digital seperti
perbankan dan keuangan Islam dalam saat ini bentuk media sudah beralih ke
teori dan praktek diharapkan dapat format online karena mudah diakses oleh
memenuhi kebutuhan itu. Karena itu siapa saja yang membutuhkan informasi.
dalam prakteknya permasalahan yang Masyarakat juga dengan mudahnya
masih dihadapi oleh sektor keuangan berbagi informasi (share) akun sosialnya
75
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
76
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
membantu bisnis usaha kecil dan digital banking Bank Indonesia (BI)
menengah. Sudah terjadi kompetisi terkait dengan sistem informasi bank,
perbankan mengarah ke branchless ketersediaan jaringan, dan edukasi serta
banking untuk menjangkau masyarakat perlindungan konsumen.
di daerah. Selain ketiga tantangan yang
Kemampuan digital yang dapat terkait dengan digital Bank Indonesia di
menciptakan nilai tersebut dalam atas, dalam praktek digital perbankan
prakteknya dapat digunakan hal-hal masih menghadapi juga berbagai
berikut: Pertama, teknologi digital hambatan yang membuat perkembangan
meningkatkan konektivitas bank tidak digital ekonomi perbankan syariah
hanya dengan pelanggan tetapi juga terganggu, diantaranya infrastruktur
dengan karyawan dan pemasok. Ini jaringan yang kurang luas sehingga
memanjang dari interaktivitas online dan belum dapat diakses semua orang. Masih
solusi pembayaran untuk fungsi dan rendahnya minat masyarakat Indonesia
peluang seluler guna meningkatkan yang melakukan kegiatan ekonomi
brand bank di media sosial. Kedua, digital, baru sekitar 35% masyarakat
penarikan digital pada data besar dan Indonesia yang melakukan transaksi
analisis canggih untuk memperluas dan digital keuangan. Kontribusi bisnis di
menyempurnakan pengambilan sektor digital masih minim terhadap
keputusan. Analisis semacam ini sedang Produk Domestik Bruto (PDB).
digunakan oleh bank paling inovatif di Tantangan berikutnya adalah dihadapi
banyak bidang, termasuk penjualan, para CEO bank untuk mengambil
desain produk, harga dan underwriting kepemimpinan dalam pengembangan
serta desain pengalaman pelanggan yang dan pelaksanaan program perubahan
benar-benar luar biasa. Ketiga, menyeluruh yang secara bersamaan
pemrosesan langsung, yakni membahas budaya, sistem, dan
mengotomatisasi dan mendigitalkan kemampuan yang diperlukan.
sejumlah proses yang berulang, bernilai Beberapa tantangan digital
rendah dan beresiko rendah. Aplikasi ekonomi terhadap perkembangan bisnis
proses misalnya meningkatkan perbankan yaitu seperti pada bagian
produktivitas dan mempfasilitasi keamanan atau sekuriti. Dengan semakin
kepatuhan terhadap peraturan, sementara canggihnya teknologi keamanan seiring
proses pencitraan dan pemrosesan pula dengan makin canggihnya teknologi
langsung mengarah pada alur kerja yang pencurian di ranah digital. Salah satu
lebih ringan dan tanpa kertas. Keempat, kejahatan yang paling sering terjadi yaitu
digitalisasi adalah sarana untuk pencurian identitas atau phising. Phising
mendorong inovasi di seluruh produk merupakan pencurian data penting milik
dan model bisnis, termasuk pemasaran orang lain seperti nama lengkap, alamat
sosial dengan dukungan crowd sourced tempat tinggal, dan nomor telepon yang
serta model bisnis digitally centered. dipergunakan untuk membobol akun
nasabah. Semua itu dilakukan oleh
Hambatan dan Tantangan pengguna (user) sendiri yang tidak
bertanggung jawab, seperti munculnya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
tindak kriminal baru berupa ancaman
menuturkan bahwa setidaknya terdapat
peretasan website untuk mencuri data-
tiga tantangan yang dihadapi perbankan
data perusahaan, maraknya penipuan
di Indonesia dalam pelayanan digital
berkedok bisnis online dan sebagainya.
banking, yakni evaluasi uji coba layanan
77
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
78
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
efektif untuk memperluas akses pasar ap- plications, Smart Cities (2016)
yang belum tersentuh oleh perbankan 137–146, doi:10.1007/978-3-319-
syariah. Karena peran dan fungsi bank 39595- 1_14.
syariah tidak hanya menjadikan Azwar. 2017. Index of Syariah Financial
hubungan sebagai debitur dan kreditur, Inclusion in Indonesia . Jurnal
melainkan terjadi hubungan kemitraan Bulein Ekonomi Moneter
antara penyandang dana (shohibul maal) Perbankan (BEMP) Volume 20
dengan pengelola dana (mudharib) yang Nomor 1 : Bank Indonesia
berpengaruh terhadap kesejahteraan bagi
para pihak. Ekspansi perbankan syariah Bank Indonesia. (2014). Booklet
melalui unit layanan syariah (office Keuangan Inklusif. Jakarta.
channeling) di kantor cabang membuat Departemen Pengembangan Akses
online banking menjadi standar Keuangan dan UMKM.
pelayanan. Online banking dapat Creeber Glen, Martin Royston, (1914).
menjadi nilai tambah bagi produk bank Digital Culture Understanding
syariah. Dengan adanya digital bank New Media.
diharapkan bank dapat mempermudah
dalam menyimpan dan menganalisa data E. Nygren, R.K. Sitaraman, J. Sun, The
nasabah. Sehingga dapat membantu bank Akamai network: a platform for
untuk menjaga hubungan dengan high- performance internet
konsumen, mengatasi keluhan konsumen applications, ACM SIGOPS Oper.
dengan lebih baik, serta dapat Syst. 44 (3) (July 2010) 2–19.
mengembangkan produk atau layanan Finanssialan keskusliitto 2015. Muuttuva
yang lebih tepat dengan lebih cepat, työ finanssialalla. Cited 6.12.2016
murah, jelas, dan transparan bagi & 17.1.2017,
konsumen. http://www.finanssiala.fi/materiaal
Tidak dapat dipungkiri bahwa it/Muuttuva_tyo_finanssialalla.pdf
pelayanan melalui digital banking
walaupun sangat bermanfaat dan Gartner 2016. Digitalization. Cited
membantu pelayanan bank syariah, 28.11.2016,
dalam prakteknya tetap menghadapi http://www.gartner.com/itglossary/
hambatan dan tantangan, diantaranya digitalization/
adalah biaya dan resiko mahal, belum K. Bilal, S.U.R. Malik, O. Khalid, A.
tersedianya infrastruktur yang luas, Hameed, E. Alvarez, V.
hingga pada tindak kejahatan perbankan Wijaysekara, R. Ir- fan, S.
yang dilakukan oleh pihak user sendiri. Shrestha, D. Dwivedy, M. Ali, U.S.
Namun demikian berbagai hambatan dan Khan, A. Abbas, N. Jalil, dan S.U.
tantangan tersebut jangan dipandang Khan, A taxonomy and survey on
sebagai ancaman, melainkan harus green data center networks, Future
dimaknai sebagai tantangan untuk Gener. Comput. Syst. 36 (2014)
memicu berkreasi dengan inovasi- 189–208.
inovasi guna memenangkan persaingan
K. Bilal, S.U.R. Malik, S.U. Khan, A.Y.
yang makin kompetitif.
Zomaya, Trends and challenges in
cloud data centers, IEEE Cloud
Daftar Pustaka
Comput. 1 (1) (2014) 10–20.
A. Giordano, G. Spezzano, Smart agents
and fog computing for smart city
79
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813
80