Anda di halaman 1dari 18

Al-Amwal, Volume 10, No.

1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

Inklusi Keuangan Perbankan Syariah Berbasis Digital-Banking:


Optimalisasi dan Tantangan
Abdus Salam Dz.
Guru Besar Ilmu Manajemen IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Email: abdussalamdz@syekhnurjati.ac.id

Abstrak
Kehadiran dan praktik bank syari‟ah di Indonesia hampir tiga dekade, tetapi
perkembangan bisnisnya tidak sebanding dengan waktu yang telah dilaluinya. Pada akhir
tahun 2016, perkembangan bank syariah mencapai 19,67 persen, dengan pangsa pasar
5,12 persen. Pencapaian ini jelas tidak seimbang dengan potensi negara ini. Beberapa
penyebabnya adalah produk dan jasa syariah yang diterima oleh nasabah, jarak ke lokasi
bank terdekat, biaya yang tinggi untuk transaksi dengan volume kecil, informasi yang
terbatas, tingkat pengetahuan syariah yang rendah, pendapatan yang rendah, dan antrian
yang panjang ketika bertransaksi secara langsung. Ini adalah bukti dari rendahnya tingkat
literasi dan inklusi keuangan syariah, masing-masing 8,11 persen dan 11,06 persen.
Penting untuk mengoptimalkan inovasi untuk menyelesaikan kesenjangan layanan dengan
menempatkan teknologi informasi dan komunikasi melalui digitalisasi layanan sehingga
hubungan antar bank dengan masyarakat menjadi lebih dekat, hemat, efisien, cepat, dan
murah.

Kata Kunci: Inklusi Keuangan, Perbankan Syariah, Digital Banking

Abstract
The presence and practice of sharia banks in Indonesia has been almost three decades, but
the development of its business is still not comparable with the time that has been passed.
By the end of 2016, the growth of sharia banking has reached 19.67 percent, with the
market share of sharia banking at 5.12 percent. This achievement is clearly not
comparable with the potential of this nation. Some of the causes are Sharia products and
services are perceived by the people, the distance to the nearest bank office location, the
high cost for small volume transactions, limited information, low level of sharia
knowledge, the low-income, plus the long queue when the transaction is direct. This is
evident from the low level of literacy and inclusion of Islamic finance, each of only 8.11
percent and 11.06 percent. It is necessary to optimize innovation to solve the service gap
by placing information and communication technology through service digitization so that
the inter-bank relationship with the community becomes closer, thrifty, efficient, quick and
cheap.

Keywords: Financial Inclusion, Sharia Banking, Digital Banking

63
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

Pendahuluan Rata-rata pembukaan kantor cabang baru


Bank adalah jantung perekonomian pun berbiaya tidak kurang dari US$ 2 juta.
negara, tanpa perbankan kegiatan ekonomi Digital banking, inovasi awal
menjadi lumpuh. Ketika dunia perbankan memahami gap layanan dan potensi
maju pesat berdampak pada pertumbuhan pemanfaatan teknologi yang demikian
ekonomi nasional maupun global. besar, perbankan pun melahirkan mobile
Perbankan merupakan pusat transaksi dan internet banking yang terbukti efektif
ekonomi. Dalam perbankan ritel ditentukan dalam memperluas jangkauan layanan,
oleh penyerapan dana pihak ketiga dan menyiasati tantangan geografis. Inovasi
ekspansi usaha perbankan ditentukan oleh tersebut juga berhasil menciptakan efisiensi
pembiayaan. Lembaga bank memediasi serta membuka opsi terhadap lebih banyak
masyarakat yang surplus unit dilendingkan pilihan produk dan layanan perbankan,
kepada yang defisit unit. seiring dengan digemarinya masyarakat
Perkembangan teknologi informasi cara-cara pemasaran online. Digitalisasi
membawa banyak perubahan dan yang pesat membuat dunia perbankan
pergeseran. Kesuksesan bisnis saat ini lebih mengubah strategi bisnisnya dengan
banyak dipengaruhi oleh seberapa cepat menempatkan teknologi sebagai unsur
perusahaan dapat merespons perubahan utama dalam proses inovasi produk dan
tersebut. Transformasi mendesak dunia jasanya. Dengan adanya jaringan teknologi
perbankan adalah digitalisasi layanan. informasi yang makin canggih ini, maka
Digitalisasi tidak hanya sekedar bertujuan hubungan antar bank dengan nasabahnya
untuk memindahkan transaksi manual menjadi lebih dekat, hemat, efisien, cepat
menjadi otomatis. Digitalisasi perbankan dan murah.
memiliki arti yang lebih luas terutama Digitalisasi adalah perjalanan yang
untuk memenuhi kebutuhan konsep bisnis sulit dan rumit. Menangkap peluang yang
perbankan, menyediakan layanan terkini disediakan akan membutuhkan investasi,
guna menguatkan customer transaction perencanaan yang cermat serta pengambilan
behavior. Bermunculannya perusahaan- keputusan terkoordinasi yang mencakup
perusahaan keuangan berbasis teknologi seluruh bank. Perusahaan yang gagal untuk
atau financial technology (fintech) memahami resiko merusak waralaba ini
memaksa industri perbankan syariah harus yang dibangun dari generasi ke generasi
berbenah. Fintech memiliki teknologi dan (Khanna, 2016). Tetapi jika CEO berhasil
inovasi untuk menjangkau nasabah yang mengatasi berbagai tantangan strategis yang
tidak dapat mengakses sistem perbankan ditimbulkan oleh kemajuan digital, mereka
tradisional. dapat memposisikan bisnisnya untuk
Di tengah pesatnya penggunaan bersaing secara efektif dan menangkap
teknologi oleh masyarakat umum, industri lintasan pertumbuhan jangka panjang.
perbankan mau tak mau harus mengikuti World Economic Forum (2015)
tren tersebut. Layanan online dan mobile memprediksi Indonesia akan menjadi salah
banking menjadi suatu hal yang niscaya ada satu pasar digital terbesar di Asia Tenggara
di perbankan. Perusahaan multinasional pada tahun 2020. Hal ini mempertegas
Accenture menganalisa bahwa 25 bank ritel peluang inklusi keuangan digital, diperkuat
besar di Amerika Serikat mengeluarkan dengan kenyataan baru sekitar 36 persen
dana lebih dari 50 miliar dolar AS setahun orang dewasa di Indonesia yang memiliki
guna mengoperasikan lebih dari 43 ribu rekening di bank atau sekitar 120 juta orang
kantor cabang di seluruh negara tersebut. masuk dalam kategori unbanked.
Kontradiksinya, Asosiasi Penyelenggara

64
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat Umum (Commercial Banks) dengan


132,7 juta orang Indonesia telah terhubung menerapkan Digital Branch (Press rilis
ke internet, berkat perkembangan OJK, 17-01-2017). Digital Branch adalah
infrastruktur dan mudahnya mendapatkan kantor cabang bank yang full digital.
smartphone atau perangkat genggam. Nasabah dapat melakukan transaksi
Angka ini naik pesat dari tahun 2014 yang keuangan secara mandiri pada setiap
hanya mencapai 88 juta orang. Industri Digital Branch. Pertumbuhannya yang
perbankan melihat gap ini, bergerak maju pesat terlihat dari nilai investasi yang
dan berkolaborasi untuk meningkatkan ditanamkan modal ventura (VC) ke startup
sistem, strategi dan fungsi, agar masyarakat fintech. Tak kurang US$ 13,8 miliar
dapat membuktikan bahwa transaksi dengan sepanjang 2015, lebih dari dua kali
bantuan teknologi itu mudah dan cepat penanaman modal selama 2014. Saat ini
(kompas.com). ada 19 fintech yang bernilai di atas US$ 1
Indonesia, salah satu negara miliar atau kerap disebut “unicorn”. Fintech
berkembang dengan peningkatan industri mempunyai sejumlah kelebihan
digital yang sangat pesat dalam beberapa dibandingkan bank tradisional. Fintech
tahun terakhir ini, termasuk tren lebih efisien karena mampu menekan biaya
penggunaan perangkat digital. Otoritas Jasa operasional, sehingga bisa memberikan
Keuangan (OJK) selaku regulator industri fasilitas pinjaman/pembiayaan yang lebih
jasa keuangan di Indonesia mengumumkan murah. Selain itu, fintech mampu melayani
bahwa jumlah nasabah pengguna e-banking lebih personal dan menjangkau masyarakat
(SMS banking, phonebanking, mobile di wilayah pelosok, yang sulit dijangkau
banking dan internet banking) meningkat perbankan.
sebesar 270 % dari 13,6 juta nasabah di Perkembangan digital banks di atas
tahun 2012 menjadi 50,4 juta nasabah pada merupakan gambaran kondisi digitalisasi
tahun 2016. Sementara frekuensi transaksi keseluruhan dunia perbankan secara
pengguna e-banking meningkat 169 % dari nasional dan internasional, lalu bagaimana
150,8 juta transaksi tahun 2012 menjadi dengan perbankan syariah, khususnya di
405 juta transaksi pada tahun 2016. Data Indonesia? terutama dalam meratifikasi
tersebut menunjukkan bahwa tren program inklusi dan literasi keuangan
perubahan menuju era digital banking dalam upaya merespons untuk ekspansi
sedang terjadi di Indonesia. Kepemilikan layanan perbankan berbasis bagi hasil ini.
perangkat digital seperti smartpone (43 %),
Laptop dan komputer (15 %), tablet (4 %) Pembahasan
streaming TV (1 %), e-reader (1 %), hingga Landasan Teori
wearable (1 %). Pasar e-commerce Bank syariah adalah bank yang
mengalami pertumbuhan 20,7 % dengan menjalankan kegiatan usahanya
total pedapatan US$ 5,6 miliar pada 2016, berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah
dengan tingkat belanja online 13,4 % dan berperan sebagai lembaga perantara
perkiraan akan meningkat ke angka 21,2 (intermediary) antara pihak-pihak yang
pada 2021. mengalami surplus unit dan pihak lain yang
Jika selama ini digitalisasi layanan menalami kekurangan dana (defisit unit).
keuangan perbankan menggunakan SMS Melalui bank, kelebihan dana tersebut
banking, Internet banking, Mobile banking, disalurkan kepada pihak lain yang
Brachless banking dalam upaya mendukung memerlukan dan memberikan manfaat bagi
inklusi keuangan, tidak lama lagi akan kedua belah pihak. Dengan prinsip ini
diluncurkan fintech lending untuk Bank terjadi hubungan bukan sebagai debitur dan

65
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

kreditur, melainkan terjadi hubungan diperoleh dari pembiayaan. Pihak surplus


kemitraan antara penyandang dana dana menyalurkan kepada pihak yang
(shohibul maal) dengan pengelola dana minus dana; (3) Meningkatkan
(mudharib). Oleh karena tingkat produktivitas dan memberi peluang bagi
pendapatan laba bank syariah bukan saja masyarakat untuk meningkatkan daya
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil produksinya, membuka lapangan kerja
untuk para pemegang saham, tetapi juga baru.
berpengaruh terhadap kesejahteraan dan Dari sisi masyarakat maupun
bagi hasil dapat diberikan kepada nasabah penyedia jasa terdapat beberapa penyebab,
penyimpan dana. Dengan demikian, diantaranya adalah masih banyak
kemampuan manajemen untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah,
melaksanakan fungsinya sebagai jarak yang jauh ke lokasi kantor bank
penyimpan harta, pengusaha dan manajer terdekat, mahalnya biaya untuk transaksi-
investasi profesional akan sangat transaksi dalam volume yg kecil, informasi
menentukan kualitas usahanya sebagai yang masih terbatas, tingkat pengetahuan
lembaga perantara dan kemampuannya keuangan yang rendah, produk yang kurang
menghasilkan laba. sesuai serta faktor psikologi, image dan
Disamping hubungan antara budaya ditambah dengan antrian yang
shohibul maal dan mudharib dengan panjang. Sedangkan dari pihak penyedia
menggunakan sistem bagi hasil, bank jasa keuangan berbagai kendala tersebut
syariah dalam menjalankan fungsinya meliputi pendirian kantor cabang bank
sebagi mudharib menawarkan produk- mahal, persyaratan yang ditetapkan oleh
produk yang terikat dengan ketentuan regulator yang sangat ketat, proses yang
syariah dengan diawasi oleh Dewan kompleks dan formalitas yang tinggi.
Pengawas Syariah (DPS). Dengan demikian
jenis-jenis dan istilah-istilah produk yang Konsep Inklusi Keuangan
digunakan adalah istilah yang bersumber Inklusi keuangan adalah
dari syariah. Hal ini berdampak pada keterbukaan penyediaan akses dan
kurang familiarnya pemahaman dan penggunaan beragam layanan keuangan
pengetahuan masyarakat luas. Karena itu, yang nyaman dan terjangkau. Inklusi
program inklusi keuangan pada bank keuangan mencakup layanan keuangan
syariah menjadi tujuan ganda, yakni selain yang berkelanjutan, relevan, hemat biaya
dalam upaya akses masyarakat kepada dan bermakna bagi masyarakat yang kurang
perbankan syariah sekaligus juga terlayani secara finansial terutama
memahamkan (literasi) masyarakat akan penduduk pedesaan (Nwanko, 2014).
produk-produk yang berlabelkan dan Layanan tersebut termasuk tabungan,
bertata cara sesuai yang diatur dalam pembiayaan, asuransi dengan cara yang
syariah. cukup nyaman, handal, dan fleksibel dalam
Secara makro tujuan pembiayaan hal akses dan desain.
pada bank syariah adalah: (1) Peningkatan Inklusi keuangan adalah kegiatan
ekonomi umat, artinya masyarakat yang yang bertujuan untuk menghapus semua
tidak dapat akses secara ekonomi, dengan bentuk hambatan keuangan, untuk
adanya pembiayan mereka dapat melakukan mengakses layanan keuangan. Penerapan
akses ekonomi; (2) Tersedianya dana bagi inklusi keuangan, akan membuka akses
peningkatan usaha, yakni untuk orang miskin (orang yang tidak memiliki
pengembangan usaha membutuhkan dana agunan, tidak memiliki pekerjaan tetap,
tambahan. Dana tambahan ini dapat dapat dipercaya, dan tidak dapat

66
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

memperoleh kredit) ke layanan keuangan. sektor-sektor potensial, menimimalkan


Ini berarti membawa "orang-orang yang resiko dengan diversifikasi produk
tidak bankable kepada lembaga-lembaga keuangan, meningkatnya faktor produksi
keuangan.Tujuan lainnya adalah (1) akses dan meningkatkan efisiensi dari
dengan biaya yang wajar untuk berbagai penggunaan faktor produksi tersebut yang
layanan keuangan, termasuk tabungan, pada akhirnya meningkatkan investasi atau
deposito, pembayaran dan layanan transfer marginal produktivitas akumulasi modal
untuk semua rumah tangga, (2) dengan penggunaan yang semakin efisien.
berkelanjutan keuangan dan kelembagaan Suatu perekonomian yang sehat dan
untuk memastikan kesinambungan dan dinamis membutuhkan sistem keuangan
kepastian investasi, (3) persaingan untuk yang mampu menyalurkan dana secara
memastikan pilihan dan keterjangkauan efisien dari masyarakat yang memiliki dana
untuk nasabah. lebih ke masyarakat yang memiliki
Inklusi keuangan sebagai kisaran, peluang-peluang investasi produktif.
kualitas dan ketersediaan layanan keuangan Meski demikian, industri keuangan
bagi yang tidak terlayani secara finansial yang berkembang sangat pesat belum tentu
(World Bank, 2012). Akses layanan yang disertai dengan akses keuangan yang
aman, nyaman dan terjangkau yang tidak memadai. Padahal, akses layanan keuangan
memadai bagi kelompok yang kurang merupakan syarat penting keterlibatan
beruntung dan rentan lainnya, termasuk masyarakat luas dalam sistem
penduduk berpenghasilan rendah pedesaan perekonomian. Seberapa besar kesempatan
dan tidak berdokumen, yang tidak terlayani masyarakat untuk dapat megakses dan
atau dikeluarkan dari formal sektor menggunakan jasa keuangan,
keuangan (TAFF, 2011). mencerminkan tingkat keuangam inklusif
Indikator yang dapat dijadikan dalam ekonomi tersebut (Azwar, 2017).
ukuran sebuah negara dalam Pada G20 Pittsbugh Summit 2009,
mengembangkan inklusi keuagan adalah: anggota G20 sepakat akan perlunya
(1) Ketersediaan/akses, yaitu kemampuan peningkatan akses keuangan bagi kelompok
penggunaan jasa keuangan formal dalam ini yang dipertegas pada Toronto Summit
hal keterjangkauan fisik dan harga; (2) tahun 2010, dengan dikeluarkannya 9
Penggunaan, kemampuan penggunaan Principles for Innovative Financial
aktual produk dan jasa keuangan (antara Inclusion sebagai pedoman pengembangan
lain keteraturan, frekuensi dan lama keuangan inklusif. Prinsip tersebut adalah
penggunaan); (3) Kualitas, apakah atribut leadership, diversity, innovation,
produk dan jasa keuangan telah memenuhi protection, empowerment, cooperation,
kebutuhan pelanggan; (4) Kesejahteraan, knowledge, proportionality, dan framework
dampak layanan keuangan terhadap tingkat (Bank Indonesia, 2014). Sejak saat itu
kehidupan pengguna jasa. banyak forum-forum internasional yang
Pendalaman sektor keuangan memfokuskan kegiatannya pada keuangan
(financial deepening) merupakan sebuah inklusif seperti Consultative Group to
termin yang digunakan untuk menunjukkan Assist the Poor (CGAP), World Bank,
terjadinya peningkatan peranan dan APEC, Asian Development Bank (ADB),
kegiatan dari jasa-jasa keuangan terhadap AFI, Financial Action Task Force (FATF),
ekonomi. Kedalaman sistem keuangan termasuk negara berkembang dan Indonesia
suatu negara akan meningkatkan (Bank Indonesia, 2014).
pertumbuhan ekonomi karena dapat Sejak tahun 2000-an, keuangan
mengalokasikan dana secara efektif ke inklusif telah secara luas digunakan sebagai

67
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

fokus utama kebijakan di banyak program sosial pemerintah atau pekerja


pemerintahan dan bank sentral untuk migran sebelum secara perlahan dapat
membangun negaranya. Di India, keuangan digunakan oleh masyarakat umum.
inklusif menekankan pada proses untuk Strategi keuangan inklusif di
memastikan bahwa akses terhadap sistem Indonesia bukanlah sebuah inisiatif yang
jasa keuangan dan kredit yang memadai terisolasi, sehingga keterlibatan dalam
bagi masyarakat miskin dengan biaya yang keuangan inklusif tidak hanya terkait
terjangkau (Rangrajan Committee, 2008). dengan tugas Bank Indonesia, namun juga
Di Indonesia, keuangan inklusif menjadi regulator, kementerian dan lembaga lainnya
strategi nasional untuk mendorong dalam upaya pelayanan keuangan kepada
pertumbuhan ekonomi melalui distribusi masyarakat luas. Melalui strategi nasional
pendapatan yang merata, penurunan tingkat keuangan inklusif diharapkan kolaborasi
kemiskinan, dan stabilitas sistem keuangan antar lembaga pemerintah dan pemangku
(Hadad, 2010). Hak setiap individu dijamin kepentingan tercipta secara baik dan
untuk dapat mengakses seluruh cakupan terstruktur.
kualitas jasa keuangan dengan biaya yang
terjangkau. Target dari kebijakan ini sangat Digital Theory
memperhatikan masyarakat miskin Digitalisasi adalah trend modern
berpendapatan rendah, masyarakat miskin yang telah diperdebatkan sejak tahun 1980-
produktif, pekerja migran, dan masyarakat an, saat itu komputer rumah mulai
yang hidup di pelosok (Bank Indonesia, diperkenalkan ke pasar konsumen, yang
2014) Sederhananya, beberapa penelitian kemudian membuka saluran baru bagi
yang ada saat ini telah menghubungkan konsumen menjadi lebih komunal dan sadar
paling tidak tiga poin keuangan inklusif akan isu-isu terbaru. Teknologi modern dan
yaitu akses, kelompok masyarakat, dan digitalisasi telah menghilangkan hambatan
sistem keuangan (Demirgüç-Kunt et al., dari masyarakat modern, terutama waktu,
2008; Sarma dan Pais, 2008; Sarma, 2008; ruang, perolehan data dan keterlibatan yang
Demirgüç-Kunt dan Klapper, 2012). memungkinkan konsumen memiliki lebih
Upaya untuk meningkatkan banyak kebebasan berinteraksi dengan
financial inclusion dan menurunkan pihak lain tanpa memandang waktu atau
financial exclusion dari berbagai belahan ruang (Koiranen, Rasanen & Sodegarrd,
dunia dilakukan dalam dua pendekatan, 2010). Digitalisasi dapat didefinisikan
yaitu secara komprehensif dengan sebagai penggunaan teknologi digital untuk
menyusun suatu strategi nasional seperti model bisnis baru dan memberikan peluang
Indonesia, Nigeria, Tanzania dan melalui baru yang menghasilkan nilai. Hal ini
berbagai program terpisah, misalnya merupakan bisnis digital dan integrasi
edukasi keuangan seperti yang dilakukan teknologi digital ke dalam kehidupan
oleh pemerintah Amerika Serikat paska sehari-hari (Gartner, 2016). Digitalisasi
krisis 2008. Secara umum, pendekatan adalah peluang bagi perusahaan dan
melalui suatu strategi nasional mencakup 3 organisasi untuk meningkatkan aktivitas
(tiga) aspek, yaitu penyediaan sarana bisnis mereka.
layanan yang sesuai, penyediaan produk Di era digitalisasi dan otomatisasi
yang cocok, responsible finance melalui banyak pekerjaan kantor dapat diproduksi
edukasi keuangan dan perlindungan lebih efisien dan dengan biaya rendah
konsumen. Penerapan keuangan inklusif (Schinkel, 2000). Digitalisasi dapat dilihat
umumnya bertahap dimulai dengan target sebagai peluang untuk meningkatkan
yang jelas seperti melalui penerima bantuan hubungan pelanggan, proses bisnis,

68
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

menciptakan dan mengadaptasi model Gambar 1


bisnis baru (Schumann & Tittmann, 2015). Roadmap to digital success
Di sektor keuangan termasuk 1) Be unreasonably
perbankan, digitalisasi dilihat sebagai
pengembangan metode kerja dan 2) Acquire capabilities
lingkungan kerja. Kemajuan dalam
teknologi informasi dan sistem komputer 3) Cultivate talent
dilihat sebagai peningkatan positif, yang
menjadikan bekerja lebih efisien dan cepat. 4) Challenge everything
Konsensus umum adalah bahwa karena
digitalisasi, pelanggan akan menjadi lebih 5) Be quick
mandiri dan lingkungan kerja berubah
6) Follow the money
menjadi lingkungan yang lebih digital, yang
dapat mengubah seluruh organisasi. 7) Customer obsession
Telecommuting dan bekerja jarak jauh dari
kantor akan menjadi lebih banyak metode (McKinsey 2014, cited 24.11.2016)
kerja saat ini dan di masa depan,
keterampilan digital menjadi semakin Ketujuh langkah ini juga dapat
penting dan menjadi kebutuhan tenaga kerja dimanfaatkan oleh sektor keuangan untuk
(Finanssialan keskusliitto, 2015). mendapatkan nilai digital beberapa poin
Teknologi digital telah menjadi kunci sudah dapat dilihat dalam
transformasi di banyak perusahaan, dimana pengembangan sektor perbankan, seperti
mereka telah menciptakan berbagai macam meningkatnya minat dalam obsesi
implementasi untuk mencapai manfaat pelanggan. Misalnya, memperoleh
penuh digitalisasi sektor bisnis, termasuk kemampuan digital dan bakat mentah dari
bisnis perbankan. Transformasi digital industri lain selain perbankan dapat
membutuhkan perubahan pada banyak meningkatkan proposisi nilai baru untuk
elemen praktek perusahaan, seperti industri dan bahkan saluran baru bagaimana
manajemen dan stuktur organisasi. Karena bank dapat berinteraksi dengan nasabah.
transformasi digital adalah perubahan Salah satu teknologi digital yang
signifikan dalam struktur organisasi, maka banyak digunakan dalam dunia bisnis
akan logis untuk menggabungkannya adalah cloud computing. Dalam dekade
dengan strategi bisnis yang ada (Matt, Hess terakhir cloud computing membawa
dan Benlian, 2015). revolusi teknologi dan pergeseran
McKinsey (2014) mengutip artikel paradigma di sektor teknologi informasi
Smaje & Willmot yang mengatakan bahwa dan komunikasi (ICT). Cloud computing
perusahaan harus melalui 7 tonggak yang mengalami adopsi besar-besaran di hampir
berbeda agar bertahan hidup dan berhasil setiap domain kehidupan manusia (K. Bilal,
dalam dunia digitalisasi. Mereka S.U.R. Malik, S.U. Khan, A.Y. Zomaya,
mengamati beberapa perusahaan berbeda 2014). Pusat data, tulang punggung dan
yang telah berhasil dalam dunia digitalisasi arsitektur sumberdaya yang mendasari
dan menciptakan peta jalan mereka sendiri komputasi terus berkembang dalam ukuran
tentang bagaimana bertahan hidup dan dan jumlah untuk memenuhi tuntutan
berhasil dalam dunia bisnis saat ini. Tujuh sumber daya yang meningkat (K. Bilal at al,
langkah tersebut jika digambarkan adalah 2014). Tingkat data yang semakin
sebagai berikut: meningkat dari perangkat Internet of Thing
(IoT) akan memberlakukan tantangan lebih

69
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

lanjut pada infrastruktur komputasi maya. lebih dari 650 jaringan berpartisipasi dalam
IoT adalah teknologi baru yang memperluas mencapai 90% dari semua akses traffic.
koneksi internet ke perangkat yang Permintaan ke atau dari cloud dapat
tertanam dengan sensor, aktuator, dan tag memakan waktu beberapa milidetik hingga
RFID (W. Shi, J. Cao, 2016). Umumnya, detik untuk melakukan perjalanan dari klien
Internet terdiri dari ribuan jaringan yang ke penyedia layanan cloud (K. Ha, P. Pillai
saling terkait, dengan masing-masing at al, 2013). Bahkan sedikit keterlambatan
jaringan menyediakan akses ke sebagian dalam permintaan pengguna dapat
kecil pengguna akhir. Bahkan jaringan menyebabkan hilangnya pelanggan dan
terbesar biasanya diakses oleh hanya sekitar pendapatan. Sebuah survei yang dilakukan
5% pengguna (E. Nygren at al, 2010). oleh Forester menyimpulkan bahwa
Tahun 2020 akan menghasilkan jumlah data sebagian besar pembeli online telah
yang masif (O. Fratu, at al, 2015). Transfer menyarankan waktu respon situs web
data antar-jaringan menyebabkan sebagai faktor utama dalam memberikan
peningkatan latensi dan kemacetan. Sesuai umpan balik kepuasan pelanggan mereka.
statistik yang dikumpulkan oleh Akamai,

Gambar 2
Edge computing architecture

Sumber: Kashif Bilal, Osman Khalid, Aiman Erbad, Samee U. Khan. Computer
Networks 130 (2018) 94–120. (2017)
sebelum meninggalkan situs web (E.
Survei juga menemukan bahwa Nygren, R.K. Sitaraman, J. Sun, 2010).
lebih dari 40% pelanggan hanya dapat Dalam survei lain yang dilakukan oleh
menunggu 3 detik untuk memuat laman IDC, dilaporkan bahwa peningkatan

70
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

kinerja dan reliabilitas layanan akselerasi Digitalisasi perbankan dapat


aplikasi perusahaan Akamai menekan efisiensi. Digitalisasi
menghasilkan peningkatan tahunan dari perbankan dapat menurunkan biaya
0, $2 juta hingga $3 juta (A. Giordano, operasional perbankan hingga 25 %,
G. Spezzano, 2016). Oleh karena itu, bahkan mungkin lebih (McKinsey,
penyebaran konten di ISP lokal (hulu 2016). Merupakan investasi jangka
jaringan) sangat penting untuk daerah panjang, yang dapat menjangkau pasar
dengan konektivitas rendah dan waktu yang lebih luas dengan menurunkan
respon yang tinggi. anggaran investasi pembukaan cabang
baru, cabang pembantu dan kantor kas
Evolusi teknologi informasi dan kecil. Ada dua cara yang dapat dilakukan
komunikasi telah melahirkan globalisasi perbankan. Pertama, digitalisasi
yang dapat mempersingkat jarak dan layanan agar dapat memberikan
waktu untuk berkomunikasi melalui pelayanan yang lebih cepat, murah, dan
digital elektronik. Teori digital adalah mudah ke nasabah. Misalnya, membuka
sebuah konsep pemahaman dari rekening digital melalui telepon pintar.
perkembangan zaman mengenai Kedua, mengintegrasikan kegiatan
teknologi dan sains, dari semua yang perbankan dengan kehidupan nasabah
bersifat manusia menjadi otomatis, dan sehari-hari. Seperti melalui aplikasi
dari semua yang bersifat rumit menjadi “Home Connect” untuk memudahkan
ringkas. Digital adalah sebuah metode calon klien menaksir harga rumah yang
yang kompleks namun fleksibel yang akan dibelinya berdasarkan harga rata-
membuatnya menjadi sesuatu yang rata di kawasan tersebut.
pokok dalam kehidupan manusia. Teori Internet telah membuat revolusi
digital selalu berhubungan dengan dunia komputer dan dunia komunikasi
media, karena media adalah sesuatu yang tidak pernah diduga sebelumnya.
yang terus berkembang. media baru Penemuan telegram, telepon, radio, dan
adalah media yang terbentuk dari komputer merupakan rangkaian kerja
interaksi manusia dengan teknologi. ilmiah yang menuntun menuju
Diantara media modern tersebut adalah terciptanya internet yang lebih
internet, mobile phone, social network, terintegrasi dan lebih berkemampuan
dan sebagainya. Media ini menjadi dari pada alat-alat tersebut. Internet
payung kehidupan yang menghubungkan memiliki kemampuan penyiaran ke
manusia dengan manusia, manusia seluruh pelosok dunia, memiliki
dengan teknologi di abad ini. mekanisme diseminasi informasi, dan
Internet sangat berpengaruh bagi sebagai media untuk berkolaborasi dan
kehidupan manusia, ditambah lagi berinteraksi antara individu dengan
dengan terus berkembangnya inovasi- komputernya tanpa dibatasi oleh kondisi
inovasi teknologinya. Media internet geografis. Resolusi dari internet
dapat digunakan untuk berbagai kegiatan menciptakan image baru, yaitu sebuah
bisnis (e-commerce), pendidikan (e- new media yang kebanyakan orang
learning), perbankan (m-banking), sudah menggunakannya pada saat ini. Ini
termasuk jejaring internet yang saat ini merupakan sebuah implementasi dari
dijadikan media komunikasi seperti perluasan ikon yang bersumber pada
facebook, twitter, yahoo massenger dan internet.
sebagainya.

71
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

Metodologi syariah di lima kabupaten dan kota se-


Dalam mencapai tujuan studi ini, wilayah cirebon.
penulis mengidentifikasi sejumlah
metode yang dapat digunakan dalam Pembahasan
pengumpulan dan menganalisis data. Analisis Data
Data dikumpulkan dan dianalisa Seiring dengan pertumbuhan
menghasilkan studi otoritatif dan ekonomi global, kemajuan teknologi tak
mencapai tujuan yang diinginkan. Studi terelakkan. Para ahli terus berinovasi
dilakukan menggunakan metode data menciptakan media yang dapat
koleksi melalui riset perpustakaan. Data mempermudah kehidupan manusia.
yang diperoleh adalah dari bahan yang Digital economy merupakan suatu
terdiri dari literatur berbahasa Arab perkembangan dan pertumbuhan
maupun inggris, perbankan Islam, jurnal ekonomi yang menggunakan teknologi
dan materi lainnya di perpustakaan atau digital atau internet sebagai medianya
pusat sumber pengetahuan. dalam berbagai kegiatan baik
Untuk menganalisa data, ketiga berkomunikasi, kolaborasi maupun
metode data analisis telah digunakan kerjasama antar perusahaan ataupun
yaitu metode induktif, deduktif, dan individu yang dapat mendatangkan profit
komparatif. Metode induktif adalah cara dalam perekonomian. Kegiatan tersebut
menganalisis data untuk mencari bukti dapat meliputi berbagai area yang luas,
dari argumen yang spesifik untuk termasuk untuk jasa bisnis perbankan.
mencapai proposisi umum. Metode ini Dengan keberadaan digital ekonomi
digunakan untuk membuat akan mendorong pertumbuhan ekonomi
mendefinisikan dan menjelaskan fungsi dan meningkatkan daya saing produk
dan pengembangan internet, khususnya dan jasa baik di level mikro maupun
di perbankan syariah. makro.
Metode deduktif adalah cara Petumbuhan era ekonomi digital
menganalisis data dan melakukan berkembang sangat cepat. Semua
penulisan pada fakta-fakta yang umum transaksi akan menggunakan basis
untuk fakta-fakta sifat tertentu. Metode teknologi, dan semakin banyaknya
ini digunakan untuk menganalisis variasi model bisnis ekonomi digital
perbuatan dan fatwa kontemporer terkait yang berkembang untuk mendorong
dengan transaksi di internet perbankan. terciptanya pembagian ekonomi diantara
Metode komparatif adalah pelaku bisnis. Perbankan pun bergerak
membuat perbandingan antara data yang maju dan berkolaborasi untuk
dikumpulkan untuk memperoleh meningkatkan sistem dan strategi agar
kesimpulan yang akurat dengan masyarakar dapat membuktikan serta
penelitian masalah. Metode ini dengan merasakan bahwa bertransaksi dengan
membuat perbandingan antara ketentuan bantuan teknologi itu mudah. Persaingan
yang ada dalam bertindak dengan fatwa antar bank dan institusi keuangan sudah
atau buku-buku fiqih kontemporer. memasuki babak baru dalam teknologi
Untuk melengkapi analisis data aplikasi yang merupakan implikasi
digunakan data hasil survey kuantitatif perkembangan bisnis perbankan di era
dari 200 usaha skala kecil (UMKM) digital economy.
sektor riil yang telah mengakses dan Peluang dan harapan perbankan
mengunakan transaksi dengan perbankan di era digital economy berada pada
digital banking. Digital banking akan

72
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

membuat nasabah merasa aman dan Perkembangan digital telah


nyaman, sehingga perbankan syariah menyentuh seluruh aspek kehidupan
tetap menjadi pilihan utama dalam termasuk sektor ekonomi perbankan.
melakukan transaksi dan kegiatan Dengan berkembanya digital ekonomi
keuangan. Masa depan dunia perbankan memudahkan manusia untuk melakukan
di era digital ini sangat cerah terutama kegiatan perbankannya tanpa harus
apabila perbankan memperhatikan datang ke kantor bank terkait. Jika
teknologi dan terus berinovasi untuk melihat mundur ke belakang, dahulu
selalu memberi kemudahan yang sektor perbankan mengharuskan setiap
kenyamanan bagi para nasabah. Apabila nasabahnya untuk datang langsung ke
hal ini terus dilakukan oleh sektor kantor cabang untuk setiap transaksi.
perbankan syariah, maka di masa yang Mulai dari melakukan setoran tunai
akan datang perbankan syariah sudah hingga tarikan tunai, semua itu
amat dekat dengan masyarakat. Masa dilakukan dengan manual dan
depan cerah perbankan syariah akan mengharuskan setiap nasabah untuk
beriringan dengan masa depan teknologi datang dan berlama lama antri untuk
yang semakin maju. dapat melakukan transaksinya. Seiring
Perbankan syariah sebagai salah berkembangnya zaman dan juga
satu sektor ekonomi yang menjadi roda teknologi, manusia akan melakukan
perputaran dana di suatu negara harus berbagai cara untuk menghemat
berkembang dan mengikuti kebutuhan waktunya di era globalisasi ini.
pasar. Perbankan syariah harus selalu Penemuan yang luar biasa dari
menjadi pilihan utama individu dalam perbankan ialah ditemukannya ATM
melakukan kegiatan pembayaran dan (Automatic Teller Machine), penemuan
kegiatan ekonomi lainnya. Untuk ini membuat setiap nasabah yang ingin
mencapai target dan tujuan tersebut, melakukan tarikan tunai untuk tidak
perbankan haruslah melakukan inovasi harus datang ke teller dan menunggu
tiada henti sesuai dengan kebutuhan dan berlama-lama. Saat ini, ATM tidak
mempermudah nasabah untuk hanya dapat memenuhi kebutuhan
melakukan segala kegiatan ekonominya. transaki nasabah untuk melakukan
Teknologi aplikasi dalam perbankan tarikan tunai, tetapi dapat juga
dinamakan dengan digital banking yang melakukan transaksi pembayaran,
merupakan layanan perbankan dengan transfer di mesin ini. Bahkan saat ini
memanfaatkan teknologi digital untuk sudah ada ribuan ATM yang dapat
memenuhi kebutuhan nasabah demi melakukan setoran tunai yang semakin
mewujudkan ekonomi digital seperti memudahkan nasabah untuk melakukan
yang dicita-citakan. Digital banking setiap transaksi. Hal ini membuat
yang telah berkembang sampai saat ini perbankan di Indonesia tidak terlalu
yaitu seperti ATM, internet banking, gencar melakukan perluasan jaringan
mobile banking, video banking, phone dengan membuka kantor cabang.
banking dan SMS banking. Beberapa Berdasarkan informasi dari Statistik
bank juga telah meluncurkan layanan Perbankan Indonesia yang dikeluarkan
keuangan tanpa kantor (branchless oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
banking) yang utamanya ditujukan untuk jumlah kantor bank umum per Juli 2017
masyarakat yang belum memiliki akses tercatat sebanyak 32.659 unit kantor.
ke perbankan (unbanked). Jumlah tersebut menyusut 0,3%
dibandingkan dengan kondisi pada

73
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

periode yang sama pada tahun lalu yakni pesat. Otoritas Jasa Keuangan
sebanyak 32.772 unit kantor. Sementara mengungkapkan secara data dan
itu perkembangan mesin ATM di pengguna e-banking cukup meyakinkan.
Indonesia selama 3 tahun terakhir ini Di mana jumlah pengguna e-banking
terbilang fluktuatif dibandingkan (SMS banking, phonebanking, mobile
dengan 5 tahun ke belakang. Sementara banking, dan internet banking)
itu, menurut data Bank Indonesia (BI), meningkat menjadi 270%, dari 13,6 juta
jumlah mesin ATM juga hanya tumbuh nasabah pada tahun 2012 meningkat
tipis. Terhitung Juli 2017, jumlah ATM menjadi 50,4 juta nasabah pada 2016.
yang tersebar sebanyak 103.953 unit Sementara jumlah transaksi pengguna e-
mesin, jumlah ini hanya bertambah banking meningkat 169%, dari 150,8
0,51% dibandingkan posisi pada akhir juta transaksi pada tahun 2012 menjadi
tahun 2016. 405,4 juta transaksi pada tahun 2016.
Seiring dengan berkembangnya Perkembangan perbankan 3 hingga 5
teknologi dan juga keunggulan tahun terakhir ini memang didominasi
smartphone yang makin berkembang, oleh perkembangan teknologi perbankan
perbankan syariah mencoba untuk menyusul perkembangan digital
mengikuti perkembangan teknologi itu ekonomi, perbankan semakin
pula. Langkah pertama yang dilakukan memanjakan para nasabahnya dengan
perbankan syariah untuk mengimbangi melakukan berbagai inovasi agar
perkembangan teknologi ialah dengan nasabah dapat melakukan transaksi
mengeluarkan jasa sms-banking. keuangan tanpa harus kehilangan waktu
Meskipun terdengar kuno, fasilitas dari berlebih.
perbankan ini sempat menjadi salah satu
solusi untuk mengirim uang dan Digitalisasi Perbankan Syariah
melakukan pembayaran di wilayah yang Kehadiran dan praktek bank
jauh dari mesin ATM. Selain itu ada syariah di Indonesia sudah hampir tiga
internet banking yang memudahkan para dekade, namun perkembangan usahanya
nasabahnya untuk melakukan berbagai masih belum sebanding dengan waktu
transaksi mulai dari pengecekan saldo yang telah dilaluinya. Hingga akhir 2016
hingga membayar tagihan bulanan.
pertumbuhan perbankan syariah
Dengan internet banking masyarakat mencapai 19,67 persen. Sementara
bisa melakukan berbagai transaksi pangsa pasar (market share) perbankan
perbankan di berbagai penjuru dunia syariah berada di angka 5,12 persen.
tanpa terikat waktu dan hanya Aset 406,23 Triliun, pertumbuhan 19,79
membutuhkan koneksi internet. Setelah %, Dana DPK 325,96 triliun, Total
smartphone semakin mudah untuk Pembiayaan 281 triliun dengan jumlah
dimiliki, berbagai bank mulai melirik nasabah 24 juta nasabah. Pencapaian ini
aplikasi m-banking. Dibandingkan jelas belum sebanding dengan potensi
dengan sms-banking dan juga internet yang dimiliki bangsa ini.
banking, m-banking lebih diminati para Pada tahun 2017 salah satu bank
nasabah. Mereka bisa menggunakan
syariah di lingkungan OJK telah
fasilitas m-banking dengan sangat melakukan penelitian yang hasilnya
mudah untuk menyelesaikan segala ditemukan bahwa sebenarnya minat
transaksi perbankan. masyarakat terhadap perbankan syariah
Perkembangan pengguna e- mulai meningkat yang ditunjukkan
banking di Indonesia sendiri cukup dengan jumlah rekening dana pihak

74
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

ketiga yang tercatat mencapai 26,57 juta syariah antara lain keterbatasan suplai
per Oktober 2017 terdiri dari bank produk syariah; keterbatasan akses akan
umum syariah (BUS) 20,86 juta produk keuangan syariah; masih belum
rekening, unit usaha syariah (UUS) 4,34 optimalnya tingkat literasi keuangan
juta rekening, dan bank perkreditan syariah dan tingkat utilitas produk
rakyat syariah (BPRS) 1,36 juta keuangan syariah; keterbatasan sumber
rekening. OJK juga mencatat total aset daya manusia; perlunya optimalisasi
keuangan perbankan syariah Indonesia koordinasi dengan para pemangku
per Oktober 2017 mencapai Rp 406,23 kepentingan; serta perlunya kebijakan
triliun dengan "market share" perbankan jasa keuangan yang selaras dan dapat
syariah mencakup 5,55 persen. saling mendukung perkembangan
Sementara total aset keuangan syariah seluruh sektor keuangan syariah.
Indonesia, tidak termasuk saham syariah, Transformasi digitalisasi layanan
mencapai Rp 1.086,98 triliun dengan perbankan syariah adalah sebuah
market share keuangan syariah keniscayaan. Antisipasinya adalah
mencakup 8,12 persen (Antara, 15 legacy untuk bisa bertahan. Lembaga
Desember 2017). OJK akan terus bisnis bisa saja memilih apakah menjadi
berupaya menjalankan program strategis pemain dalam perubahan atau hanya
dalam mengembangkan keuangan menjadi penonton perubahan. Jika jatuh
syariah, terutama menyangkut pilihannya pada memilih menjadi
optimalisasi promosi keuangan syariah pemain perubahan, konsekuensinya
untuk meningkatkan literasi dan harus siap dengan perubahan mindset
preferensi masyarakat. OJK mendorong dan perubahan peran dan tanggung
industri untuk mensosialisasikan jawab atas pekerjaan baru serta siap pula
mengenai pemahaman keuangan syariah menghadapi kompetisi dan keilmuan
mengingat literasi keuangan syariah yang baru.
masih tergolong rendah. Hubungan intensitas sosialisasi
Menurut Nejatullah Siddiqi yang tinggi oleh perbankan syariah dapat
dalam evaluasinya menegaskan bahwa mempengaruhi masyarakat secara
ada kebutuhan mendasar yang dirasakan umum, dimana fungsi yang terkandung
mendesak untuk mengevaluasi apa yang adalah menarik perhatian dan mampu
telah terjadi selama tiga dekade terakhir menarik calon nasabah baru sekaligus
di bidang perbankan dan keuangan mempertahankan kepercayaan
Islam. Lebih penting daripada berfokus masyarakat terhadap perbankan syariah.
pada pertumbuhannya, kinerja komersial Fasilitas internet dan beragam
dan pangsa pasar adalah kebutuhan media sosial (facebook, twitter,
untuk mengevaluasi dalam hal instagram dan yang lainnya) dapat
kontribusinya untuk memperkenalkan dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi
dan mempromosikan pemahaman aspek dan sosialisasi ekonomi syariah,
ekonomi dan keuangan dari cara hidup terutama bank syariah yang memiliki
Islam secara keseluruhan. Sebuah survei sistem dan produk yang berbeda dengan
tentang keadaan seni di bidang bank konvensional. Di era digital seperti
perbankan dan keuangan Islam dalam saat ini bentuk media sudah beralih ke
teori dan praktek diharapkan dapat format online karena mudah diakses oleh
memenuhi kebutuhan itu. Karena itu siapa saja yang membutuhkan informasi.
dalam prakteknya permasalahan yang Masyarakat juga dengan mudahnya
masih dihadapi oleh sektor keuangan berbagi informasi (share) akun sosialnya

75
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

masing-masing sehingga informasi dan aktivitas untuk meningkatkan


pengetahuan tentang ekonomi dan pengetahuan (knowledge) dan
perbankan syariah akan mudah diterima menambah wawasan, keyakinan
oleh masyarakat. Setidaknya upaya- (confidence), dan keterampilan (skills)
upaya tersebut dapat menigkatkan konsumen dan masyarakat luas sehingga
pengetahuan masyarakat akan seluk mereka mampu mengelola keuangannya
beluk keuangan syariah yang selama ini secara lebih baik.
mereka belum memahaminya. Selain itu, Terjadinya perubahan perilaku
informasi yang cenderung negatif masyarakat menggunakan cara digital
terhadap perbankan syariah dapat yang memungkinkan untuk melakukan
diluruskan, lewat media digital tersebut cara berbisnis yang lebih mudah dan
mereka memperoleh pencerahan tentang praktis, cepat, aman, tidak antri, simpel
persoalan-persoalan bank syariah yang dan lebih hemat biaya dan tidak dibatasi
selama ini masih dipandang sebelah oleh jarak (borderless) serta lebih tailor
mata, yang pada akhirnya mereka dapat made. mendengarkan konsumen dengan
memutuskan untuk beralih dari sistem lebih seksama merupakan kunci untuk
konvensional ke sistem bank syariah terus bersaing. Khususnya, di tengah
yang ternyata memberikan kemaslahatan kompetisi yang semakin sengit dan
bagi semua pihak. pergeseran pilihan cara pembayaran
Di sisi lain, dengan adanya era yang kian menjadi tantangan industri
digital, sumberdaya yang tidak perbankan syariah.
dimanfaatkan (unutilized) menjadi Masyarakat sudah familiar
semakin bermanfaat. Sebagai contoh dengan penggunaan internet melalui
misalnya; hotel yang semula sepi telepon seluler dan komputer dengan
pengunjung ketika dibantu penetrasi pengguna internet terbesar
pemasarannya dengan aplikasi menjadi adalah kelompok mahasiswa (87%) dan
semakin penuh. Motor dan mobil yang pelajar (69%). Sehingga kelompok inilah
semula hanya digunakan sebagai yang diprediksi akan menyumbang
kendaraan pribadi, sejak ada transportasi pendapatan terbesar bagi industri
online kini dapat dimanfaatkan menjadi perbankan dan layanan keuangan 10
kendaraan alternatif. Bluebird yang telah tahun mendatang (McKinsey, 2015).
eksis selama 20 tahun pun merasa Tren ini menunjukkan adanya potensi
terancam dengan keberadaan tranformasi pertumbuhan adopsi layanan keuangan
taksi online. digital oleh masyarakat Indonesia
Beberapa kondisi perbankan melalui telpon seluler pada kelompok
syariah yang mendorong untuk masyarakat dengan usia produktif,
mengoptimalkan penggunaan teknologi mahasiswa, dan pelajar.
digital antara lain bahwa berbedanya Layanan teknologi yang menjadi
konsep dan sistem perbankan syariah andalan bank adalah online banking.
dalam hal bertransaksi membutuhkan Ekspansi perbankan syariah melalui unit
cara inklusi dan literasi tersendiri. layanan syariah (office channeling) di
Masyarakat butuh literasi agar memiliki kantor cabang membuat online banking
pemahaman yang mudah dan benar menjadi standar pelayanan. Online
bahwa sistem perbankan syariah lebih banking dapat menjadi nilai tambah bagi
menguntungkan dibanding dengan produk bank syariah. Di daerah pedesaan
sistem konvensional. Karena literasi inovasi teknologi pun dapat menjangkau
merupakan serangkaian proses atau keuangan mikro atau sebagai alat untuk

76
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

membantu bisnis usaha kecil dan digital banking Bank Indonesia (BI)
menengah. Sudah terjadi kompetisi terkait dengan sistem informasi bank,
perbankan mengarah ke branchless ketersediaan jaringan, dan edukasi serta
banking untuk menjangkau masyarakat perlindungan konsumen.
di daerah. Selain ketiga tantangan yang
Kemampuan digital yang dapat terkait dengan digital Bank Indonesia di
menciptakan nilai tersebut dalam atas, dalam praktek digital perbankan
prakteknya dapat digunakan hal-hal masih menghadapi juga berbagai
berikut: Pertama, teknologi digital hambatan yang membuat perkembangan
meningkatkan konektivitas bank tidak digital ekonomi perbankan syariah
hanya dengan pelanggan tetapi juga terganggu, diantaranya infrastruktur
dengan karyawan dan pemasok. Ini jaringan yang kurang luas sehingga
memanjang dari interaktivitas online dan belum dapat diakses semua orang. Masih
solusi pembayaran untuk fungsi dan rendahnya minat masyarakat Indonesia
peluang seluler guna meningkatkan yang melakukan kegiatan ekonomi
brand bank di media sosial. Kedua, digital, baru sekitar 35% masyarakat
penarikan digital pada data besar dan Indonesia yang melakukan transaksi
analisis canggih untuk memperluas dan digital keuangan. Kontribusi bisnis di
menyempurnakan pengambilan sektor digital masih minim terhadap
keputusan. Analisis semacam ini sedang Produk Domestik Bruto (PDB).
digunakan oleh bank paling inovatif di Tantangan berikutnya adalah dihadapi
banyak bidang, termasuk penjualan, para CEO bank untuk mengambil
desain produk, harga dan underwriting kepemimpinan dalam pengembangan
serta desain pengalaman pelanggan yang dan pelaksanaan program perubahan
benar-benar luar biasa. Ketiga, menyeluruh yang secara bersamaan
pemrosesan langsung, yakni membahas budaya, sistem, dan
mengotomatisasi dan mendigitalkan kemampuan yang diperlukan.
sejumlah proses yang berulang, bernilai Beberapa tantangan digital
rendah dan beresiko rendah. Aplikasi ekonomi terhadap perkembangan bisnis
proses misalnya meningkatkan perbankan yaitu seperti pada bagian
produktivitas dan mempfasilitasi keamanan atau sekuriti. Dengan semakin
kepatuhan terhadap peraturan, sementara canggihnya teknologi keamanan seiring
proses pencitraan dan pemrosesan pula dengan makin canggihnya teknologi
langsung mengarah pada alur kerja yang pencurian di ranah digital. Salah satu
lebih ringan dan tanpa kertas. Keempat, kejahatan yang paling sering terjadi yaitu
digitalisasi adalah sarana untuk pencurian identitas atau phising. Phising
mendorong inovasi di seluruh produk merupakan pencurian data penting milik
dan model bisnis, termasuk pemasaran orang lain seperti nama lengkap, alamat
sosial dengan dukungan crowd sourced tempat tinggal, dan nomor telepon yang
serta model bisnis digitally centered. dipergunakan untuk membobol akun
nasabah. Semua itu dilakukan oleh
Hambatan dan Tantangan pengguna (user) sendiri yang tidak
bertanggung jawab, seperti munculnya
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
tindak kriminal baru berupa ancaman
menuturkan bahwa setidaknya terdapat
peretasan website untuk mencuri data-
tiga tantangan yang dihadapi perbankan
data perusahaan, maraknya penipuan
di Indonesia dalam pelayanan digital
berkedok bisnis online dan sebagainya.
banking, yakni evaluasi uji coba layanan

77
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

Perkembangan teknologi dan transaksi yang dilakukan. Ketiga,


internet yang semakin cepat dan gesit menghubungkan online dengan offline.
sebenarnya sangat membantu bagi Keempat, perusahaan juga harus
efektifitas dan efisiensi dalam upaya menggunakan analisis berbasis data
inklusi dan literasi keuangan operasional untuk menentukan kebutuhan, perilaku,
perbankan syariah. Namun berbagai dan keinginan konsumen. Kelima,
hambatan baik teknis maupun berbagai perusahaan dan pemerintah
operasional tersebut harus dimaknai harus sudah mulai membangun DNA
sebagai tantangan dan harus dijadikan digital. Jadi, pemerintah dan perusahaan
sebagai pemicu untuk berkreasi dan harus mengeluarkan regulasi yang
menghasilkan sesuatu yang akan mendukung digitalisasi.
membantu pekerjaan manusia lebih Dengan adanya digital bank
teratur dan terarah. diharapkan bank dapat mempermudah
Dunia digital sudah memasuki dalam menyimpan dan menganalisa data
industri keuangan seperti e-commerce nasabah. Sehingga dapat membantu bank
yang semakin meningkat transaksinya untuk menjaga hubungan dengan
dari hari ke hari. Masyarakat di era konsumen, mengatasi keluhan konsumen
digital ini menginginkan dan menyukai dengan lebih baik, serta dapat
kemudahan. Mereka dengan terbuka mengembangkan produk atau layanan
akan menerima segala keterbukaan dan yang lebih tepat dengan lebih cepat,
kemajuan teknologi. Di industri murah, jelas dan transparan bagi
keuangan sendiri sudah ada berbagai konsumen. Bank lebih efisien karena
uang elektronik yang dimaksudkan ridak lagi berinvestasi pada kantor
untuk mempermudah berbagai kegiatan cabang serta nasabah tidak perlu repot ke
manusia sehari hari. Mulai dari uang kantor cabang misalnya untuk transfer
elektronik yang tertempel di handphone uang ke keluarga yang berbeda daerah.
hingga saldo di aplikasi tertentu untuk
memudahkan pembayaran. Peluang dan Penutup
tantangan di era digital ini akan Pangsa pasar bank syariah hingga
dirasakan oleh semua sektor termasuk saat ini masih dalam kategori rendah
industri keuangan dan juga industri
(5,12 %). Untuk itu masih perlu kerja
perbankan syariah. keras untuk melakukan inklusi dan
Untuk mengatasi berbagai literasi keuangan kepada masyarakat
persoalan di atas, setidaknya ada sasaran yang belum bankable syariah,
beberapa langkah yang dapat dilakukan selain mempertahankan nasabah yang
oleh perbankan syariah sebagai ikhtiar ada dengan memberikan pelayanan
untuk mengembangkan digital banking terbaiknya. Perbankan syariah perlu
tersebut: Pertama, pengalaman melakukan terobosan-terobosan dengan
konsumen, yakni perusahaan-perusahaan inovasi-inovasi cerdas untuk
digital harus memberikan kesan terbaik memberikan pemahaman dan menstimuli
kepada konsumen dalam menggunakan masyarakat agar memiliki preferensi
jasanya. Sebab, konsumen di dunia
bank syariah sebagai pilihan
digital sangat mudah berpaling ke ekonominya.
perusahaan-perusahaan lain. Kedua, Kehadiran teknologi informasi
cyber security, yaitu perbankan bersama- dan komunikasi yang makin pesat dapat
sama pemerintah harus bekerja sama membantu untuk tujuan itu, dengan
dalam memberikan keamanan bagi dijadikannya sarana dan media yang

78
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

efektif untuk memperluas akses pasar ap- plications, Smart Cities (2016)
yang belum tersentuh oleh perbankan 137–146, doi:10.1007/978-3-319-
syariah. Karena peran dan fungsi bank 39595- 1_14.
syariah tidak hanya menjadikan Azwar. 2017. Index of Syariah Financial
hubungan sebagai debitur dan kreditur, Inclusion in Indonesia . Jurnal
melainkan terjadi hubungan kemitraan Bulein Ekonomi Moneter
antara penyandang dana (shohibul maal) Perbankan (BEMP) Volume 20
dengan pengelola dana (mudharib) yang Nomor 1 : Bank Indonesia
berpengaruh terhadap kesejahteraan bagi
para pihak. Ekspansi perbankan syariah Bank Indonesia. (2014). Booklet
melalui unit layanan syariah (office Keuangan Inklusif. Jakarta.
channeling) di kantor cabang membuat Departemen Pengembangan Akses
online banking menjadi standar Keuangan dan UMKM.
pelayanan. Online banking dapat Creeber Glen, Martin Royston, (1914).
menjadi nilai tambah bagi produk bank Digital Culture Understanding
syariah. Dengan adanya digital bank New Media.
diharapkan bank dapat mempermudah
dalam menyimpan dan menganalisa data E. Nygren, R.K. Sitaraman, J. Sun, The
nasabah. Sehingga dapat membantu bank Akamai network: a platform for
untuk menjaga hubungan dengan high- performance internet
konsumen, mengatasi keluhan konsumen applications, ACM SIGOPS Oper.
dengan lebih baik, serta dapat Syst. 44 (3) (July 2010) 2–19.
mengembangkan produk atau layanan Finanssialan keskusliitto 2015. Muuttuva
yang lebih tepat dengan lebih cepat, työ finanssialalla. Cited 6.12.2016
murah, jelas, dan transparan bagi & 17.1.2017,
konsumen. http://www.finanssiala.fi/materiaal
Tidak dapat dipungkiri bahwa it/Muuttuva_tyo_finanssialalla.pdf
pelayanan melalui digital banking
walaupun sangat bermanfaat dan Gartner 2016. Digitalization. Cited
membantu pelayanan bank syariah, 28.11.2016,
dalam prakteknya tetap menghadapi http://www.gartner.com/itglossary/
hambatan dan tantangan, diantaranya digitalization/
adalah biaya dan resiko mahal, belum K. Bilal, S.U.R. Malik, O. Khalid, A.
tersedianya infrastruktur yang luas, Hameed, E. Alvarez, V.
hingga pada tindak kejahatan perbankan Wijaysekara, R. Ir- fan, S.
yang dilakukan oleh pihak user sendiri. Shrestha, D. Dwivedy, M. Ali, U.S.
Namun demikian berbagai hambatan dan Khan, A. Abbas, N. Jalil, dan S.U.
tantangan tersebut jangan dipandang Khan, A taxonomy and survey on
sebagai ancaman, melainkan harus green data center networks, Future
dimaknai sebagai tantangan untuk Gener. Comput. Syst. 36 (2014)
memicu berkreasi dengan inovasi- 189–208.
inovasi guna memenangkan persaingan
K. Bilal, S.U.R. Malik, S.U. Khan, A.Y.
yang makin kompetitif.
Zomaya, Trends and challenges in
cloud data centers, IEEE Cloud
Daftar Pustaka
Comput. 1 (1) (2014) 10–20.
A. Giordano, G. Spezzano, Smart agents
and fog computing for smart city

79
Al-Amwal, Volume 10, No. 1 Tahun 2018
DOI : 10.24235/amwal.v10i1.2813

K. Ha, P. Pillai, G. Lewis, S. Simanta, S. Vol 13, No. 2, February 2006.


Clinch, N. Davies, M. O. Fratu, C. Pena, R. Craciunescu, Fog
Satyanarayanan, The impact of computing system for monitoring
mobile multimedia applications on mild dementia and COPD patients,
data center consolidation, in: 2013 in: 12th International Conference
IEEE International Conference on on Telecom- munication in
Cloud Engineering (IC2E), March Modern Satellite, Cable and
2013, pp. 166–176. Broadcasting Services (TELSIKS),
Koiranen, Ilkka, Räsänen, Pekka, 2015, pp. 123–128.
Södergård, Caj 2010. Mitä Rangarajan Committee. (2008). Report
digitalisaatio on tarkoittanut of the Committee on Financial
kansalaisen näkökulmasta?*. Inclusion. Government of India.
Talous ja yhteiskunta, 3, p. 24-29
Sarma, M. (2012). Index of Financial
Luhmann, N. (1962a). „Funktion und Inclusion – A measure of financial
Kausalität‟. Kölner Zeitschrift für sector inclusiveness. Berlin
Soziologie und Sozialpsychologie, Working Papers on Money,
19: 615-644. Finance, Trade and Development,
Matt, C., Hess, T. & Benlian, A. 2015, No.7, p.1-34.
Digital Transformation Strategies, Schinkel, T. 2000, The deepening of
Business & Information Systems office digitization, Office
Engineering, vol. 57, no. 5, pp. Solutions, vol. 17, no. 10, pp. 34-
339-343. 39.
McKinsey & Company melalui artikel Schumann, C. & Tittmann, C. 2015,
"Structure is Not Organization" Digital Business Transformation in
yang dimuat di Business Horizons the Context of Knowledge
pada Juni 1980 (Dalam Lauri Management, Academic
Piirainen: „Digitalization of the Conferences International Limited,
financial sector and change Kidmore End, 09, pp. 675.
management – Case company:
Bank X‟s digitalization and change W. Shi, J. Cao, Q. Zhang, Y. Li, L. Xu,
management, Oulu University of Edge computing: vision and
Applied Sciences, (2017) DIB3SN. challenges, IEEE Internet Things
J. 3 (5) (2016) 637–646.
Kashif Bilal, Osman Khalid, Aiman
Erbad, Samee U. Khan. World Bank. (2014). Financial Inclusion
Potentials, trends, and Data/Global Findex.
prospects in edge http://datatopics.worldbank.org/fin
technologiees: Fog, Cloudlet, ancialinclusion/country/indonesia
mobile, edge, and micro data https://ekonomi.kompas.com/read/2017/
centers; Journal Computer 04/18/210000426/bisnis.model.baru.ban
Networks 130 ELSEVIER. k-.fintech.dan.ekonomi.digital.
(2017) 94–120..
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/
Mohammad Nejatullah Siddiqi: Islamic 04/18/210000426/bisnis.model.baru.ban
Banking and Finance in Theory k-.fintech.dan.ekonomi.digital
and Practice: A Survey of State of
the Art, Islamic Economic Studies.

80

Anda mungkin juga menyukai