Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN

Proses Penyusunana Anggaran

Kelompok 1 :

Alvian Palalangan (6160301190096)

Ai Yenni Sima (6160301190090)

Leony Eklesia Likoelangi T (6160301190093)

Vinny Alvionita Lahopang (6160301190098)

Yanti Rante Tandung (6160301190100)

Putri Priscillya Bernad (6160301161007)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS

2021 

A. Pengertian Anggaran

Penyusunan anggaran pada suatu perusahaan sangatlah erat kaitannya


dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan penyusunan rencana
manajemen, pengkoordinasian (coordinating) dan pengawasan kerja (controling). Oleh
karena itu anggaran hanyalah sebagai alat bagi manajemen, maka dari itu meskipun
anggaran telah disusun dengan begitu baik dan sempurna namun kehadiranmanajer
masih mutlak dibutuhkan. Anggaran yang sempurna tidak akan menjamin pelaksanaan
dan realisasinya juga akan berjalan baik dan sempurna tanpa dikelola oleh tangan tangan
manajer yang trampil dan berbakat. Anggaran merupakan sesuatu yang penting bagi
perusahaan. Dalam anggaran, perusahaan menganggarkan biaya - biaya yang akan
dikelurkan untuk tindakan - tindakan yang akan dilakukan pada periode mendatang.
Anggaran juga dapat digunakan sebagai alat pengendalian, untuk melihat apakah
kegiatan perusahaan sudah berjalan sesuai rencana.

B. Kegunaan Anggaran

1. Menyelaraskan dengan rencana strategis

Perencanaan strategis dibuat pada awal tahun, dikembangkan berdasarkan informasi


yang tersedia pada saat itu. Anggaran diselesaikan sebelum permulaan tahun
anggaran dan memberikan peluang untuk menggunakan informasi terakhir yang
tersedia dan didasarkan pada penilaian manajer di semua tingkat dalam organisasi.

2. Koordinasi

Membantu mengordinasi aktivitas dari beberapa bagian organisasi. Adanya


kemungkinan rencana organisasi (produksi) tidak konsisten dengan kenyataan
(volume penjualan) yang direncanakan.

Selama proses penyusunan anggaran, berbagai inkonsistensi perlu diidentifikasi dan


dicari solusi.

3. Penugasan tanggung jawab

Menugaskan tanggung jawab ke manajer untuk mengotorisasi jumlah dan wewenang


untuk digunakan dan memberikan informasi mengenai kinerja yang diharapkan.

Anggaran memberikan wewenang kepada manajer pusat, tanggung jawab guna


membelanjakan sejumlah uang tertentu untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya, tanpa perlu persetujuan dari wewenang yang lebih tinggi.
4. Dasar untuk evaluasi kinerja

Memperoleh komitmen yang merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja aktual


manajer.

Anggaran menjadi tolak ukur (Benchmark) terhadap kinerja aktual. Komitmen membuat
anggaran dapat berubah bila asumsi-asumsi yang mendasarinya juga berubah.

C. Kelemahan- Kelemahan Dari Anggaran

✓ Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

✓ Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila
dilaksanakan sungguh-sungguh

✓ Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu


manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya

✓ Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran


mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini
berarti diperlukan pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki
agar anggaran disesuaikan secara berkesinambungan dengan kondisi yang
berubah-ubah agar data dan informasi yang diperoleh akurat.

✓ Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial


dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja (Human Relation) yang
dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran.

✓ Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan


(Decision maker) terutama pada saat data dan informasi tidak lengkap/cukup

D. Kelemahan Anggaran Variabel

Menurut M.Nafarin, anggaran variabel memiliki kelemahan seperti berikut:

✓ Biaya variabel dan biaya tetap tidak selalu dapat dipisahkan secara tepat

✓ Dalam kenyataan, biaya variabel per unit dalam suatu periode mudah berubah

✓ Penentuan harga poko variabel/anggaran variabel tidak dapat digunakan untuk


laporan biaya eksternal.
E. Cara mengatasi Kelemahan-Kelemahan dalam Anggaran

1. Anggaran disusun berdasarkan divisi, dan setiap divisi dalam perusahaan


mengajukan rencana kegiatan dan anggaran biaya

2. Dalam merumuskan perencanaan pendapatan dan biaya harus dilihat dan


dievaluasi terlebih dahulu dengan data historis laporan keuangan beberapa tahun
ke belakang

3. Membandingkan rencana anggaran yang telah dibuat dengan laporan keuangan


perusahaan lain yang sejenis. Apakah biaya yang telah dianggarkan sudah efektif
atau masih bisa dilakukan efisiensi

4. Harus dipisahkan antara penyusunan rencana anggaran terhadap proyek yang saat
ini sedang dikerjakan dengan perencanaan proyek baru untuk masa yang akan
datang

5. Pengawasan yang ketat terhadap penggunaan budget perusahaan apakah sudah


sesuai dengan perencanaan awal

6. Membuat laporan keuangan perusahaan lengkap yang berisikan laporan aktual


dengan analisis perbandingan nilai budget

7. Memberikan penghargaan dan sanksi terhadap pencapaian efisiensi maupun


unefisiensi dari nilai budget

F. KESULITAN DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN

1. Gagal menggunakan laporan terbaru

Pelaporan yang akurat sangat penting untuk perusahaan. Dan, itu salah satu
tantangan yang dihadapi dalam membuat anggaran. Kita perlu tahu berapa banyak
uang yang keluar dan masuk.

Beberapa data keuangan yang dibutuhkan untuk pelaporan yang akurat meliputi:

• Piutang

• Akun hutang

• Laba rugi

• Neraca

• Saldo awal
Mengapa laporan begitu penting? Karena mereka menunjukkan data yang akurat untuk
membantu manajer memastikan tujuan perencanaan tercapai.

Laporan memberi tahu di mana perusahaan mungkin mengeluarkan terlalu banyak atau
sedikit pengeluaran sehingga dapat membuat perubahan yang mengakomodasi bisnis.

2. Tidak menyediakan waktu untuk penganggaran

Dari semua tantangan anggaran, waktu mungkin yang paling penting untuk
diperhatikan terlebih dahulu. Jika tidak meluangkan waktu untuk menyusun anggaran
tahunan, perusahaan dapat sangat kesulitan dan membuat kesalahan dalam proses
penganggaran.

Manajer harus meluangkan waktu untuk melihat-lihat tujuan jangka pendek dan jangka
panjang perusahaan. Jika Anda mempertimbangkan tinjauan anggaran bulanan,
anggaran bergulir mungkin merupakan pilihan terbaik. Anggaran bergulir akan
membantu untuk melakukan:

• Perubahan sepanjang tahun berdasarkan data terkini

• Menambahkan anggaran satu bulan lagi ke akhir setelah satu bulan berlalu

• Pembaruan setiap kali Anda membuat laporan keuangan

• Diatur dengan cara yang sama seperti anggaran tradisional

Pilihan lain yang dapat dipertimbangkan adalah penganggaran berbasis nol atau zero
based budgeting, terutama jika Anda memiliki bisnis kecil.

Penganggaran berbasis nol berarti anggaran dimulai dari nol setiap tahun. Opsi ini sangat
bermanfaat bagi para pemula di tahun pertama mereka. Beberapa bisnis kecil memilih
untuk menggunakan penganggaran berbasis nol setiap beberapa tahun dan anggaran
tradisional di antaranya.

Selain itu, penganggaran berbasis nol dapat:

• Membantu Anda mengurangi pengeluaran bisnis

• Menentukan di mana akan memprioritaskan dana

3. Pengajuan anggaran terlambat

Penyebab dari keterlambatan dalam pengajuan anggaran bisa dari banyak faktor.
Misalnya saja karena media pengajuan anggaran yang masih offline. Di beberapa
institusi mengeluhkan hal yang sama yaitu kesulitan mereka dalam menggabungkan
dokumen pengajuan anggaran dari unit-unit kerja di bawah kantor pusat. Hal ini
menyebabkan “kerja ekstra” bagi bagian perencanaan kantor pusat untuk
menerjemahkan kemudian menggabungkan pengajuan anggaran unit kerja satu
dengan lainnya. Belum lagi karena unit kerja terlambat mengumpulkan dokumen ajuan
anggaran mereka, kantor pusat pun tidak bisa melihat sudah sejauh mana sebuah unit
kerja dalam menyusun pengajuan anggarannya karena masih menggunakan media
offline.

4. Proses persetujuan yang membutuhkan waktu relatif lama

Proses pengajuan anggaran tidak lepas dari yang namanya “Persetujuan” oleh
pimpinan. Review anggaran dari pimpinan sangat penting untuk memastikan para
pengguna anggaran tidak mengusulkan anggaran yang tidak sewajarnya. Namun dalam
proses review atau peninjauan ulang oleh pimpinan ini pun tak lepas dari kendala.
Kendala yang paling sering dihadapi oleh para pengguna anggaran adalah ketika
dibenturkan pada tingginya mobilitas pimpinan. Hal tersebut sering kali menyebabkan
terlambatnya proses review yang nantinya akan merembet pada terlambatnya
pengajuan anggar

G. Cara Penyusunan Anggaran dalam Lingkungan yang Tidak Pasti

Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor yang sering menyebabkan


organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan lingkungan.
Individu akan mengalami ketidakpastian lingkungan yang tinggi jika merasa lingkungan
tidak dapat diprediksi dan tidak dapat memahami bagaimana komponen lingkungan akan
berubah (Miliken, 1978). Menurut Duncan dalam Fauziyah (2000) dalam ketidakpastian
lingkungan yang rendah (lingkungan relatif stabil), individu dapat memprediksi keadaan di
masa datang sehingga langkah-langkah yang akan dilakukannya dapat direncanakan
dengan lebih akurat.
Kondisi yang relative stabil ini dapat dimanfaatkan oleh anggota organisasi untuk
membantu organisasi membuat perencanaan yang akurat. Kemampuan memprediksi
keadaan di masa datang pada kondisi ketidak pastian lingkungan yang rendah dapat juga
terjadi pada individu yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Informasi pribadi
(private information) yang dimiliki bawahan mampu mengatasi ketidakpastian di wilayah
tanggungjawabnya dan dapat digunakan untuk memprediksi kejadian di masa datang.
Kemampuan menganalisis informasi tersebut akan dapat mendukung atasan dalam
penyusunan anggaran jika bawahan bersedia memberikan informasinya kepada
atasannya. Namun dapat juga terjadi sebaliknya, bawahan tidak memberikan informasi
tersebut kepada atasannya karena ada pertimbangan kepentingan pribadinya.
Menurut simon (1962) bagi atasan kemudahan untuk memperoleh informasi bukan
berarti memudahkannya menyusun perencanaan yang akurat. Atasan tetap akan kesulitan
memahami semua informasi yang masuk apalagi dalam hal yang menyangkut bidang
yang kondisi teknisnya. hanya dapat dipahami oleh bawahan yang membidanginya.

Anggaran disusun berdasarkan asumsi apa yang terjadi pada periode mendatang
misalnya asumsi mengenai tingkat inflasi kurs dollar dan sebagainya. Terdapat masalah
yang seringkali terjadi dalam menyusun anggaran, misalnya karena terjadinya perbedaan
antara asumsi yang dibuat perusahaan dengan kenyataan yang terjadi. Hal tersebut akan
menyebabkan anggaran sering bukan menjadi alat yang membantu, namun menghambat
kegiatan operasional perusahaan. Karena itu muncul forecase yang kemudian
dipergunakan sebagai alat untuk membantu pengelolaan perusahaan untuk mencapai
target yang diinginkan. Perbedaan antara anggaran dengan forecast adalah, segala
sesuatu yang ada pada forecast harus didasarkan pada asumsi yang terkini. Karena itu,
forecast akan terus-menerus diperbarui sesuai dengan perubahan kondisi yang dihadapi
perusahaan.
Ada beberapa tujuan perusahaan menyusun anggaran, diantaranya :
1) Mengharuskan manager membuat rencana.
2) Memberikan informasi yang dapat dipergunakan untuk memudahkan
perusahaan dalam mengambil keputusan.
3) Dapat dipergunakan sebagai alat pengendalian dan penilaian kinerja.
4) Sebagai alat untuk komunikasi dan koordinasi.

Terdapat tiga cara untuk menyusun anggaran, yaitu :


1) Authoritative budgeting (Penganggaran otoritatif), dengan cara ini, proses
penyusunan anggaran sepenuhnya dilakukan oleh manajemen tingkat atas, dan
bawahan hanya diberikan angka-angka anggaran yang telah ditetapkan.
Penyusunan anggaran jenis ini dilakukan apabila pihak atasan ingin menetapkan
target target yang tinggi (stretch target) yang harus dicapai bawahan. Penyusunan
anggaran jenis ini akan hilang "slack" yang biasanya dibuat oleh bawahan.
Penyusunan anggaran seperti ini tidak akan optimal apabila atasannya hanya
memiliki informasi yang terbatas mengenai proses-proses yang dianggarkan.
2) Participative budgeting (Penganggaran partisipatif), sering dikenal dengan
pendekatan botton-up. Dalam pendekatan ini semua orang yang ada dalam
perusahaan terlibat dalam penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran dimulai
dari bawah dan kemudian diakumulasikan pada tingkatan yang lebih atas dan
dinegosiasikan dan dimintakan persetujuannya. Anggaran ini diharapkan akan
meningkatkan tingkat komitmen semua pegawai dalam menjalankan program yang
dianggarkan, karena mereka terlibat langsung dalam penyusunan anggaran
tersebut. kelemahan dari penyusunan anggaran dengan cara ini adalah memakan
waktu yang lama serta kecenderungan bawahan memiliki slack.
Consultative budgeting (Penganggaran konsultatif), cara ini mirip dengan authoritative
budgeting, hanya dalam proses penyusunan anggaran, atasan melakukan konsultasi
dan meminta pendapat dari bawahan. Namun demikian, proses penyusunan anggaran
dan keputusan tetap dilakukan oleh pihak atasan.

H. Cara dan kegunaan dari Business Forecasting

Business Forecasting

Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi pada
waktu yang akan dating.Forecasting bertujuan agar forecast yang dibuat dapat
meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan Mean
Square Error (MSE),Mean Absolute Error (MAE)dsb.

Forecasting yang baik harus memenuhi 5 persyaratan,yaitu:

1. Timely

2. Actionable

3. Reliable

4. Aligned

5. Cost effective

Berdasarkan forecasting yang ditentukan,sederet data dipilih dan digunakan untuk


memanipulasi informasi.Data dianalisis,forecast ditentukan.Akhirnya,hasi forecast
dibandingkan dengan hasil nyata untuk membuat model forecasting yang lebih akurat di
masa mendatang.

I. Tujuan dan fungsi Forecasting


Fungsi Forecasting adalah sebagai pedoman untuk menentukan arah kebijakan dan
keputusan perusahaan yang efektif dan efisien di masa depan.

Dengan fungsi tersebut,makas forecasting menjadi penting karena beberapa hal berikut :

• Sebagai kajian bagi kebijakan perusahaan yang berlaku pasa saat ini,masa
lalu,serta sejauh mana pengaruhnya di masa depan.

• Adanya time gap antara kebijakan dengan implementasinya.

• Perusahaan memiliki acuan atau arah sehingga setiap kebijakan sejalan dengan
tujuan perusahaan.

• Memberikan solusi strategis apabila di masa depan menghadapi masalah yang


berkaitan dengan bisnis.

• Permintaan selalu saja menghadapi anomaly atau perubahan dan tentu bisa saja
berbeda dari masa lalu dengan masa depan.

• Menjaga stabilitas keuangan perusahaan

Anda mungkin juga menyukai