Npm : 1905110010036
Kelas : 01
Kendala perencanaan hutan diindonesia
Praktek pengelolaan hutan yang kurang efektif terjadi karena lemahnya kapasitas
kelembagaan di tingkat daerah. Sebagai contoh, Unit Pelaksana Teknis (UPT) pemerintah
yang bertugas untuk mengawasi kawasan konservasi kekurangan dana dan sumber daya
manusia. Lemahnya kapasitas kelembagaan dapat berakibat lemahnya kemampuan dalam
meninventarisir potensi dan kondisi riil sumber daya hutan di tingkat tapak. Pemerintah
daerah yang bertugas untuk mengelola Hutan Lindung tidak melaksanakan peranannya
dengan baik. Selain itu, struktur desentralisasi dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di
tingkat kabupaten dan provinsi masih belum selesai disusun dan dikembangkan.
Sementara itu, tanggung jawab pengelolaan Hutan Produksi sebagian besar berada di
tangan pemegang konsesi yang bekerja dengan pengawasan yang minim dari pemerintah.
Substansi peraturan tidak dapat rnengendalikan biaya transaksi tinggi di luar biaya
resmi yang telah ditetapkan;
Instansi pemerintah belum menerapkan peraturan itu sehingga kontrol yang
seharusnya dilakukan tidak berjalan;
Masyarakat (terrnasuk dunia usaha) belum memahami isi peraturan atau bahkan tidak
mengetahuinya sarna sekali;
Sanksi yang mungkin ada dari implementasi suatu peraturan tidak berjalan, sehingga
masyarakat tidak melihat adanya resiko apabila rnereka rnelanggar peraturan;
Biaya yang ditanggung ketika melakukan pelanggaran peraturan lebih murah daripada
bila peraturan dipatuhi.
Sumber: https://bangazul.com/permasalahan-hutan-di-indonesia/