Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perencanaan merupakan fungsi pertama dan yang utama dalam kegiatan


manajemen. Oleh karenanya berbagai faktor yang terkait dengan perencanaan
perlu untuk dipahami sebelum kegiatan dijalankan. Hal ini disebabkan karena
perencanaan akan menentukan ke mana organisasi akan diarahkan.

Pada intinya, perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa


yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta
bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui
serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.

Perencanaaan yang baik adalah ketika apa yang dirumuskan dapat


direalisasikan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Sebaliknya, perencanaan
yang buruk adalah ketika apa yang dirumuskan dan ditetapkan ternyata tidak
bisa diimplementasikan, sehingga tujuan organisasi tidak terwujud.

Pendidikan Agama Islam dengan berbagai jalur, jenjang, dan bentuk


yang ada seperti pada jalur pendidikan formal ada jenjang pendidikan dasar
yang berbentuk Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah, jenjang
pendidikan menengah ada yang berbentuk Madrasah Alyah dan Madrasah
Aliyah Kejuruan, dan pada jenjang pendidikan tinggi terdapat begitu banyak
Perguruan Tinggi Agama Islam dengan berbagai bentuknya ada yang
berbentuk Akademi, Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas. Pada jalur
pendidikan non formal seperti Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak,
Majelis Ta’lim, Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jalur Pendidikan Informal
seperti pendidikan yang diselenggarakan di dalam kelurarga atau pendidikan
yang diselenggarakan oleh lingkungan. Kesemuanya itu perlu pengelolaan atau
manajemen yang sebaik-baiknya, sebab jika tidak bukan hanya gambaran
negatif tentang pendidikan Islam yang ada pada masyarakat akan tetap melekat
dan sulit dihilangkan bahkan mungkin Pendidikan Islam yang hak itu akan

1
2

hancur oleh kebathilan yang dikelola dan tersusun rapi yang berada di
sekelilingnya, sebagaimana dikemukakan Ali bin Abi Thalib: “kebenaran yang
tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun
rapi”.

Oleh sebab itu, Dalam mengembangkan strategi dibutuhkan


perencanaan, pandangan umum mengatakan bahwa strategi dikembangkan dan
diterapkan dengan cara linear, dan bahwa strategi yang diinginkan oleh
organisasi akan diterapkan secara keseluruhan untuk menjadi kenyataan
sebagai strategi yang aktual. Akan tetapi tidak setiap strategi yang diinginkan
selalu menjadi kenyataan. Hal ini disebabkan oleh adanya pergeseran keadaan
lingkungan yang tidak diharapkan, sehingga masalah-masalah dalam
pencapaian yang tidak terlihat sebelumnya, sering muncul dan membatasi
efisiensi dan formulasi dari strategi yang telah direncanakan.

Meskipun demikian, tidak berarti bahwa organisasi tersebut menjadi


tidak memiliki strategi sama sekali. Dalam kaitan ini, strategi yang dikejar
organisasi tidak perlu didukung oleh organisasi atau tokoh-tokoh seniornya.
Tetapi harus ditempatkan pada konteks tujuan yang dikejar oleh organisasi.
Dengan demikian strategi itu dapat berkembang secara berkesinambungan,
mudah menyesuaikan diri dan sekaligus meningkatkan diri.
3

B. Rumusan Masalah
Dari uraian-uraian diatas, maka penulis akan merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan yang strategis?
2. Bagaimana implementasi perencanaan strategis dalam Lembaga
Pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perencanaan yang strategis
2. Untuk mengetahui implementasi perencanaan strategis dalam Lembaga
Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Strategis

Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah dikenal oleh


hamper setiap orang, kita mengenal rencana pembangunan, perencanaan
pendidikan, perncanaan produksi suatu perusahaan. Bahkan keluarhga yang
pada waktu dulu dipandang sebagai sesuatu yang berjalan menurut alam
sekarang direncanakan juga yang dikenal dengan sebutan keluarga berencana. 1
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya apa yang aharus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.
Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi
diwaktu yang akan datang dalam perencanaan dan kegiatan yang diputuskan
akan dilaksanakan.2

Perencanaan Strategis adalah suatu kerangka berpikir logis yang


menetapkan di mana Anda berada, ke mana Anda akan pergi, bagaimana
Anda bisa sampai di sana. Ia juga merupakan proses yang mengarahkan para
pemimpin mengembangkan visi dalam menggambarkan masa depan yang
dikehendaki. Ia mengubah cara managemen berpikir, mengalokasikan, dan
merealokasikan berbagai sumber daya, sementara pelaksanaan program
berlangsung. Dengan kata lain, perencanaan berhubungan dengan dampak
masa depan dari keputusan yang dibuat sekarang, atau disebut sebagai
futuarity of current decisions. Ia mencakup pilihan-pilihan yang berkaitan
dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Ia juga merangkul kekuatan-
kekuatan eksternal yang tidak dapat dikendalikan. Bahkan perencanaan

1
Depdiknas, Permendiknas RI No 19 Th. 2007 Tentang Standar Pengelolaan Oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta, 2007),
2
Hafhiduddin, Didin dan Tanjung, Hendri, Manajemen Syariah, (Cet. I; Jakarta: Gema
Insani Press, 2003), 34

4
5

strategis adalah falsafah, yaitu suatu sikap, a way of life, suatu proses
berpikir, suatu aktivitas intelektual.3

Perencanaan strategis adalah instrument kepemimpinan dan suatu


proses. Sebagai suatu proses, ia menentukan apa dan bagaimana usaha
mencapainya, suatu proses yang menjelaskan sasaran-sasaran. Perencanaan
strategis sebagai komponen dari manajemen strategis bertugas untuk
memperjelas tujuan dan sasaran, memilih berbagai kebijaksanaan, terutama
dalam memperoleh dan mengalokasikan sumber daya, serta menciptakan
suatu pedoman dalam menerjemahkan kebijaksanaan organisasi. Bahkan
dipandang sebagai metode untuk mengelola perubahanperubahan yang tidak
dapat dihindari sehingga dapat juga disebut sebagai metode untuk berurusan
dengan kompleksitas lingkungan yang sering kali erat hubungannya dengan
kepentingan organisasi.4

Dalam buku management, Richard menyebutkan bahwa


perencanaan merupakan tindakan untuk menentukan tujuan organisasi dan
apa yang dibutuhkan untuk mencapainya.5

Wikipedia menjelaskan Rencana adalah dokumen yang digunakan


sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya mencakup alokasi
sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana
dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi
penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi
rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana
umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana
operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota
organisasi.

3
Handoko, T. Hani, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta, 2003), 74
4
Harjanto, Perencanaan Pembelajaran, (cet. 1, Jakarta 1997), 45
5
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan.
6

Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana


jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang
umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun,
rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu
tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan
memiliki intermediate time frame. Menurut kekhususannya, rencana dibagi
menjadi rencana direksional dan rencana spesifik. Rencana direksional
adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara umum, tidak
mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya untuk
"meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang harus
dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel,
namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah
rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan
profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan
memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.

Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu


single use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain
untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah
pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006."
Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan
tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan,
kebijakan, dan lain-lain.6

Dari pengertian di atas, disimpulkan bahwa perencanaan sebagai


sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan
strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh,
serta merumuskan system pencernaan yang menyeluruh untuk
mengordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan
6
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik, (Cet. II; Jakarta: PT. Grasindo, 1998), 67
7

organisasi karena perencanaan merupakan suatu kegiatan strategi untuk


mencapai tujuan dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Dalam perencanaan, ada dua elemen penting yang selalu ada yaitu tujuan
dan rencana.

Ada tiga alasan yang menunjukkan pentingnya perencanaan


strategis. Pertama, memberikan kerangka dasar dalam semua bentuk-bentuk
perncanaan lainnya harus diambil. Kedua, pemahaman terhadap
perencanaan setrategis dan mempermudah pemahaman bentuk-bentuk
perencanaan lainnya. Ketiga, perencanaan strategic sering merupakan titik
permulaan bagi pemahaman dan penilaian kegiatan-kegiatan manajer dan
organisasi.

B. Implementasi perencanaan strategis dalam lembaga pendidikan

Standar pengelolaan pendidikan pada sekolah yang ditetapkan oleh


pemerintah, salah satu bagiannya adalah perencanaan. Dalam perencanaan ini
meliputi visi, misi, tujuan, dan rencana kerja sekolah/madrasah. Artinya setiap
sekolah wajib merumuskan dan menetapkan serta mengembangkan visi, misi,
tujuan, dan rencana kerja di sekolahnya sesuai dengan kriteria dan ketentuan
membuat: 1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan
yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan yang
telah ditetapkan tersebut. Dalam hal rencana kerja, sekolah dituntut mutu
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan; 2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan
berdasarkan rencana jangka menengah.7 Melihat konteks ketentuan pemerintah
yang berupa peraturan menteri pendidikan nasional tentang perencanaan
tersebut, maka pada hakekatnya sekolah dituntut untuk merumuskan dan
memiliki perencanaan strategis meliputi: pertama, formulasi strategis memuat

7
M. Miftahuddin, Perencanaa Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 86
8

visi, misi, tujuan dan rumusan program strategis empat tahunan dalam bentuk
rencana kerja jangka menengah; kedua, implementasi strategis memuat
program strategis tahunan berupa rencana kegiatan dan anggaran berdasarkan
berdasarkan rencana jangka menengah.

Dalam mengimplementasikan perencanaan strategis di sekolah, maka


tiap sekolah menjalankan proses yang berupa langkah-langkah atau cara-cara
tertentu agar perencanaan strategis dapat disusun secara efektif dan efisien.
Tiap sekolah tentu memiliki langkah-langkah yang berbeda-beda disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang ada disekolahnya. Sekolah akan menghasilkan
sebuah perencanaan strategis yang baik apabila dalam penyusunannya
menggunakan metode yang baik pula.

Perencanaan strategis di sekolah dibutuhkan sebagai bentuk usaha


antisipasi terhadap perubahan atau masalah di sekolah yang perlu diselesaikan.
Antisipasi masalah itu bisa sederhana dan bisa juga kompleks. Apapun
masalah itu apakah sederhana atau kompleks, membutuhkan penyelesaian yang
tuntas, artinya penyelesaian itu tidak setengah-setengah sehingga masalah itu
tidak muncul lagi dalam waktu yang lama atau untuk selamanya. Untuk
menyelesaikan antisipasi masalah ini membutuhkan pikiran-pikiran, analisis-
analisis melalui pendekatan tertentu. Dalam melakukan analisis-analisis
tersebut sekolah dapat menggunakan salah satu pendekatan analisis atau
beberapa model analisis. Dalam hal ini tiap sekolah juga berbeda dalam
menggunakan pendekatan analisisnya. Dalam perencanaan membutuhkan
pendekatan rasional kearah tujuan yang telah ditetapkan. Namun demikian,
pada prinsipnya dalam perencanaan strategis harus menghasilkan sebuah
analisis lingkungan strategis baik ekstenal maupun internal.

Analisis dilakukan melalui proses intelektual yang menentukan secara


sadar tindakan yang akan dilakukan dan mendasarkan keputusan-keputusan
pada tujuan yang hendak dicapai, informasi yang tepat waktu dan dapat
dipercaya, serta memperhatikan perkiraan keadaan yang akan datang, sehingga
9

tergambar dengan jelas apa yang menjadi tantangan nyata bagi sekolah ke
depan. Dengan adanya tantangan masa depan sekolah, maka dilahirkankan visi,
misi, tujuan, dan program-program strategis yang merupakan wujud dari
antisipasi dan solusi masalah yang akan datang.

Selain visi, misi, dan tujuan yang harus dijelaskan dalam perencanaan
strategis, ia juga diminta memberi alasan yang rasional mengenai program
yang dipilih untuk menyongsong perubahan dan menyelesaikan masalah atau
mengapa suatu misi harus dipikul. Perencanaan ini dengan misinya harus juga
menjelaskankondisi tempat perencanaan itu akan dilaksanakan yaitu apa yang
akan dikerjakan, siapa yang akan dilibatkan dalam pekerjaan itu, bagaimana
persyaratan fasilitasnya, dan kriteria hasil yang bagaimana yang diinginkan.

Dalam manajemen strategis perencana sekaligus manajer berusaha


memadukan formulasi dengan implementasi atau pikiran dengan tindakan.
Perencanaan belum dianggap cukup hanya merupakan dokumentasi hasil
pikiran, melainkan bagaimana proses penciptaan dokumen itu,
implementasinya, pelaksanaan hasilnya di lapangan dapat diamankan dari
gangguan-gangguan baik yang bersumber dari dalam lembaga pendidikan itu
sendiri maupun dari luar lembaga. Implementasi perencanaan strategis dapat
dilaksanakan secara efektif atau tidak bisa dilihat dengan melihat tingkat
capaian dari target dan sasaran program yang telah ditetapkan.

Untuk melihat efektivitas implementasi perencanaan strategis di


sekolah dapat dilakukan dengan melakukan monitoring dan evaluasi. Oleh
karena itu perencanaan strategis dalam implementasinya akan tergambar
faktornya adalah komitmen manajemen. Komitmen itu terutama berupa
efektivitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas implementasi
perencanaan strategis perlu diketahui dan di analisis oleh sekolah. Salah satu
kemauan untuk membangun dan mempertahankan disiplin perencanaan,
terlibat secara total dalam segala waktu, berbicara tentang rencana sesering
10

mungkin, dan kemudian secara konstan memfokuskan perhatian pada isu-isu


perencanaan.

Syarafuddin menjelaskan bahwa untuk saat sekarang ini, setiap


lembaga pendidikan memerlukan adanya perencanaan strategis dengan
menyusun misi, visi, tujuan, sasaran, metode, program dan kegiatan. Ia
menegaskan bahwa sebagai salah satu jenis perencanaan, maka keberadaan
perencanaan strategis mencakup spektrum kegiatan yang luas dan memerlukan
waktu yang lama dalam mewujudkannya dan harus didukung sumber daya
yang baik. Hal itu dimaksudkan sebagai perencanaan jangka panjang untuk
menjawab tantangan eksternal sekolah yang semakin dinamis dan kompleks.
Di sini diperlukan analisis kekuatan, kelemahan (faktor internal organisasi
sekolah), dan peluang serta ancaman/tantangan (faktor ekstenal organisasi
sekolah). Akhirnya akan diketahui dimana posisi sekolah, mau ke mana
sekolah, dan apa masalah krusial yang dihadapi , lalu dibuatlah perencanaan
strategis menjangkau masa depan yang lebih baik.8

Ditegaskan juga oleh Bryson bahwa perencanaan strategis telah


didefinisikan sebagai upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan
tindakan penting yang membentuk dan mengarahkan bagaimana suatu
organisasi, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa melakukan apa yang
dikerjakannya itu. Menurutnya arti penting perencanaan strategis berasal dari
kemampuannya membangun organisasi secara efektif merespon lingkungan
yang telah berubah secara dramatis dan kini di depannya. Ditegaskannya pula
bahwa perencanaan strategis dapat membantu orgasnisasi dan komunitas untuk
merumuskan dan memecahkan masalah terpenting yang mereka hadapi.
Perencanaan strategis dapat membantu organisasi membangun kekuatan dan
mengambil keuntungan dari peluang penting, sembari organisasi mengatasi

8
Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 1997), 53
11

kelemahan dan ancaman serius. Perencanaan strategis dapat membantu


organisasi menjadi lebih efektif dalam dunia yang sangat bermusuhan.9

Dalam Manajemen pendidikan Islam perencanaan itu meliputi:

1. Penentuan prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas


kebutuhan agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses
pendidikan, masyarakat dan bahkan murid.
2. Penetapan tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap
pelaksanaan dan hasil pendidikan.
3. Formulasi prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
4. Penyerahan tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok
kerja.10

Jika dilihat dari posisi pembangunan kelembagaan, maka perencanaan


dapat dibedakan kedalam dua kategori, yaitu:

1. Perencanaan strategis (strategic planning)

Perencanaan strategis dilakukan oleh para perencana yang


memperhatikan visi dan misi lembaga yang dikaitkan dengan kepentingan
stakeholders serta lingkungan internal dan eksternal lembaga, yang diikuti
kajian isu-isu strategis bagi pengembangan prioritas lembaga di masa depan.

Perencanaan strategis ini biasanya dilakukan untuk jangka waktu


minimum tiga tahun. Perencanaan strategik akhir-akhir ini menjadi sangat
penting sejalan dengan perkembangan lingkungan yang sangat pesat dan
sangat sulit diprediksikan, seperti perkembangan teknologi yang sangat
pesat, pekerjaan manajerial yang semakin kompleks, dan percepatan
perubahan lingkungan eksternal lainnya.

9
Ramayulius, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. 1; Jakarta: Kalam Mulia, 2007), 43
10
Richard L. Daft, Management, (Cet. 6; Jakarta: Salemba Empat, 2006), 75
12

2. Perencanaan operasional (operational planning)

Perencanaan operasional merupakan perencanaan internal organisasi


yang biasanya terbatas pada mengendalikan proses terjadinya transformasi
sistem (input, proses, dan output).11

Apabila perencanaan strategis diimplementasikan secara benar dan


komprehensif, tentu sebuah sekolah akan mudah meraih keberhasilannya.
Tidak sedikit contoh keberhasilan dan kesuksesan dari lembaga pendidikan
karena visi besar dari organisasi maupun pemimpinnya. Namun visi besar
tersebut tetap realistis dengan indikator pencapaian yang jelas. Perencanaan
strategis mengarahkan organisasi dan para pemimpin mengembangkan visi
dalam menggambarkan masa depan yang dikehendaki. Selain visi,
kemudian sekolah memiliki rumusan misi, melakukan analisis lingkungan
strategis yang komprehensif, merumuskan isu-isu strategis, memiliki tujuan
jangka panjang dan strategi utama, memiliki tujuan tahunan dan strategi
jangka pendek sesuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang
telah ditentukan, mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui
alokasi sumber daya yang dianggarkan, dan mengevaluasi keberhasilan
proses strategi sebagai masukan pengambilan keputusan di masa datang.
Kesemuanya merupakan tahapan implementasi perencanaan strategis yang
menuntun sekolah akan dapat menjawab tantangan perubahan yang begitu
cepat dan kompleks serta akan meraih kemenangan dalam persaingan yang
semakin ketat.

11
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005),
36
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Perencanaan memiliki peranan yang amat penting dalam pengelolaan


sebuah institusi atau lembaga terutama pada lembaga pendidikan, karena
lembaga pendidikan bukanlah menghailkan barang dan jasa tetapi lembaga
penidikan merupakan sebuah pabrik yang akan memproduksi generasi-generai
yang unggul dalam pretasi dan anggun dalam akhlak, apalagi dengan lembaga
yang berlabelkan Islam sebagai pandangan dan pedoman dalam membina dan
mengembangkan peserta didik.

Perencanaan ini meliputi perencanaan strategis yang diukur dari


berbagai sudut pandang baik itu lembaga, lingkungan eksternal, peluang dan
sebagainya yang bertujuan mampu mengelola organisasi atau lembaga
pendidikan Islam sesuai target dan mencapai sasaran. Sedangkan perencanaan
operasional merupakan langkah-langkah nyata dalam pengoperasionalan
sebuah lembaga pendidikan Islam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, Permendiknas RI No 19 Th. 2007 Tentang Standar Pengelolaan Oleh

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, 2007

Hafhiduddin, Didin dan Tanjung, Hendri, Manajemen Syariah, Cet. I; Jakarta:


Gema Insani Press, 2003

Handoko, T. Hani, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta, 2003

Harjanto, Perencanaan Pembelajaran, cet. 1, Jakarta 1997

http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan.

J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik, Cet. II; Jakarta: PT. Grasindo, 1998

M. Miftahuddin, Perencanaa Pendidikan Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001

Mahdi bin Ibrahim, Amanah dalam Manajemen, Jakarta: Pustaka Al Kautsar,


1997

Ramayulius, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. 1; Jakarta: Kalam Mulia, 2007

Richard L. Daft, Management, Cet. 6; Jakarta: Salemba Empat, 2006

Sagala, Syaiful, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi

Memenangkan Persaingan Mutu, Cet. 1; Jakarta: Nimas Multima, 2006

Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005

14

Anda mungkin juga menyukai