Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

NAMA : SENSIANA RUNUH

NPM : 190600001

KELAS : 3 A

SOAL-SOAL :

1. Untuk menentukan status personil seseorang HPI memliki 2 Prinsip yaitu


a. Prinsip personal yang melahirkan asas nasionalitas atau prinsip
kewarganegaraan.Dimana ditentukan oleh Hukum nasional.
b. Prinsip teritorial yang melahirkan prinsip domisili.Dimana sesorang
ditentukan oleh hukum yang berlaku di domisili orang tersebut
tinggal.

2. Titik Taut Primer :


Pilihan Hukumnya mengunakan Hukum perdata Internasional
Titik taut sekunder :
Pilihan Hukumnya mengunakan Hukum Indonesia.

3. Teori Post Box (Teori kotak surat pos) yang terdiri dari :
 Teori Mail Box atau teori pengiriman surat, digunakan oleh Anglo
Saxon.
 Teori Penerimaan Surat (Arrival Theory), oleh Negara Eropa
Kontinental.
 Teori Modern :
 The Proper Law Theory atau hukum yang paling cocok.
 The most Characteristic Connection Theory atau teori
hubungan yang paling karakteristik/relevan.
 Catatan :
 Pilihan hukum merupakan TTS yang utama untuk
menentukan applicable law bagi kontrak perdata/dagang
atau bisnis Internasional.
 Jika tidak ada pilihan hukum, maka dapat digunakan
teori LLC,LLS, dll
 Jika ada kontrak yang absent persons, digunakan teori
post box sebagai penentuan applicable law.
 Jika dalam suatu kontrak Internasional terdapat 2 atau
lebih TTS, dipakailah teori Proper Law atau teori
hubungan paling karakteristik
4. Batasan – batasan bagi pilihan Hukum sebagai dasar untuk menentukan
Hukum yang berlaku dalam suatu kasus HPI adalah
a. Pilihan hukum secara tegas,dimana didalam klasula kontrak tersebut
terdapat piulihan hukum yang dinyatakan secara tegas.Contohnya:
“This contract shall be governed by the laws of Republic
Indonesia.Dari klasula ini, jelas terlihat bahwa pilihan hukum para
pihak adalah hokum Negara Indonesia.
b. Pilihan Hukum Secara diam – diam.Dalam hal ini para pihak
memilih hukum yang berlaku secara diam – diam,Maksud dari para
pihak mengenai pilihan hokum seperti ini disimpulkan dari sikap
mereka,isi dan bentuk perjanjian tersebut.
c. Pilihan Hukum yang dianggap atau yang disebut juga “ Presumptio
Iuris”. Hakim menerima telah terjadi suatu pilihan hokum
berdasarkan dugaan – dugaan hokum belaka.Dalam hokum antar tata
hokum Intern Indonesia dikenal lembaga penundukan Hukum secara
dianggap.
d. Pilihan Hukum secara hipotetis.Disini,sebenarnya tidak ada satu
kemauan dari para pihak untuk memilih pilihan hokum.Hakimlah
yang melakukan pilihan Hukum.
5. Penyeludupan Hukum beserta Contohnya :
Penyeludupan Hukum Istilah :
 Wetsonduiking,Fraude a La Loi,Fraus legis,Fraudulent creation of
Points of Contacts.
 Pengertiannya : Perbuatan seseorang atau beberapa orang yang
secara sengaja menghindari pemberlakuan Hukum nasional Negara
sendiri dengan memeberlakukan suatu system hokum Negara asing /
lainnya bagi perbuatan – perbuatan tertentu .
 Latar belakang : Karena Hukum nasional sendiri dianggap
menghambat keinginan/kepentingan orang tersebut ,sehingga dicari
jalan keluarnya dengan memeakai system Hukum asing.
 Contoh Kasus :
Kasus perkawinana seorang duda WNI unutk kedua kalinya, menurut
BW harus menunggu masa tunggu 300 hari,Untuk menghindarinya
maka siduda kawin menurut Hukum Prancis karena disana tidak
dikenal masa tunggu 300 hari untuk perkawinan Duda tersebut .

6. Istilah Vested Rights adalah pelanjutan Keadaan Hukum ,hak – hak yang
telah diperoleh .Vested Rights adalah hak – hak yang telah diperoleh
seseorang secara sah menurut Hukum di suatu Negara ,akan tetap diakui
sah di Negara - Negara lainnya.Hak seseorang yang sah di Indonesia
akan dilanjutkan sah di Negara singapura,USA dan Negara – Negara
lainnya.

7. Tujuan Umum dan tujuan operasional GATT adalah :


 Untuk menciptakan suatu iklim perdaganangan internasional yang
aman dan jelas bagi masyarakat bisnis,serta juga untuk menciptakan
liberalisasi perdagangan yang berkelanj.utan,lapangan kerja, dan
iklim perdagangaan yang sehat
 Untuk menerapkan prinsip – prinsip umum liberalisasi perdagangan
berdasarkan trakat multilateral.Traktat tersebut berupa
pengangguran tariff,penghapusan kendala perdagangan serta
penghapusan praktik perdaganagan uang diskriminatif.
8. Putusan Arbitrase Internasional dapat dilaksanakan di Indonesia setelah
memperoleh eksekuatur dari Mahkamah Agung Republik Indonesia yang
selanjutnya dilimpahkan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Anda mungkin juga menyukai