Anda di halaman 1dari 32

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

5.1 Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian diharapakan dapat memberikan gambaran

mengenai kondisi trotoar, fasilitas penyeberangan dan pemanfaatanya bagi pejalan

kaki pada jalan Urip Sumoharjo Yogyakarta, baik trotoar pada sisi utara maupun

trotoar sisi selatan. Lokasi penelitian ini dipilih karena penulis mengamati secara

singkat pada saat survei pendahuluan, banyaknya pejalan kaki dan penyeberang

jalan pada jalan Urip Sumoharjo Yogyakarta lebih terpusat pada lokasi yang

dijadikan sebagai lokasi penelitian ini. Hal lain yang mendorong penulis untuk

mengambil lokasi penelitian tersebut juga dikarenakan adanya penyalahgunaan

fasilitas pejalan kaki yang ditemui pada lokasi penelitian, seperti adanya pengalihan

fungsi trotoar menjadi area berniaga pedagang kaki lima, pengalihan fungsi trotoar

menjadi tempat parkir, serta tidak adanya kebebasan samping bagi pejalan kaki

yang berjalan diatas trotoar. Selain itu penulis juga mengamati, sebagian pejalan

kaki pada jam-jam tertentu di beberapa titik lokasi pengamatan, lebih memilih

menggunakan badan jalan daripada berjalan diatas trotoar yang terkesan sesak dan

sempit, untuk mendapatkan kenyamanan dan ruang yang lebih lega.

5.2 Kondisi Eksisting Jalur Pejalan Kaki

5.2.1 Trotoar

Kondisi eksisting trotoar merupakan keadaan trotoar secara nyata di

lapangan pada saat penelitian ini dilakukan. Adapun kondisi trotoar di 3 lokasi

pengamatan adalah sebagai berikut ini.

44
45

1. Lokasi 01 Utara

Tabel 5.1 Kondisi Eksisting Trotoar dan Lingkungan Lokasi 01 Utara

No Kondisi Trotoar dan Lingkungan Keterangan


1 Elevasi trotoar dari permukaan jalan 9,50cm
2 Tinggi ruang bebas 3,00m
3 Kebebasan samping Tidak ada
4 Pembatas trotoar Menggunakan kereb
5 Bahan penutup permukaan Paving slab, tanpa guide block
6 Lebar trotoar 1,80m
7 Pemanfaatan lahan Ruko
8 Jarak trotoar dari sisi depan gedung 50cm
9 Peneduh Atap ruko
10 Pemanfaatan badan jalan Parkir mobil
11 Hambatan pada akses trotoar Pkl, tiang listrik dan parkir motor
12 Pejalan kaki Sebagian besar menggunakan trotoar
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

2. Lokasi 01 Selatan

Tabel 5.2 Kondisi Eksisting Trotoar dan Lingkungan Lokasi 01 Selatan

No Kondisi Trotoar dan Lingkungan Keterangan


1 Elevasi trotoar dari permukaan jalan 15,00cm
2 Tinggi ruang bebas 3,00m
3 Kebebasan samping Tidak ada
4 Pembatas trotoar Menggunakan kereb
5 Bahan penutup permukaan Paving slab, tanpa guide block
6 Lebar trotoar 1,85m
7 Pemanfaatan lahan Ruko dan bangunan bertingkat
8 Jarak trotoar dari sisi depan gedung 60cm
9 Peneduh Atap ruko
10 Pemanfaatan badan jalan Parkir motor dan becak
11 Hambatan pada akses trotoar Pkl dan tiang listrik
12 Pejalan kaki Menggunakan trotoar dan badan jalan
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
46

3. Lokasi 02 Utara

Tabel 5.3 Kondisi Eksisting Trotoar dan Lingkungan Lokasi 02 Utara

No Kondisi Trotoar dan Lingkungan Keterangan


1 Elevasi trotoar dari permukaan jalan 10,00cm
2 Tinggi ruang bebas 3,00m
3 Kebebasan samping Tidak ada
4 Pembatas trotoar Menggunakan kereb
5 Bahan penutup permukaan Paving slab, tanpa guide block
6 Lebar trotoar 1,80m
7 Pemanfaatan lahan Ruko
8 Jarak trotoar dari sisi depan gedung 20cm
9 Peneduh Atap ruko
10 Pemanfaatan badan jalan Parkir mobil
Pkl, parkir motor, tiang listrik dan
11 Hambatan pada akses trotoar
pohon
12 Pejalan kaki Sebagian besar menggunakan trotoar
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

4. Lokasi 02 Selatan

Tabel 5.4 Kondisi Eksisting Trotoar dan Lingkungan Lokasi 02 Selatan

No Kondisi Trotoar dan Lingkungan Keterangan


1 Elevasi trotoar dari permukaan jalan 8,00cm
2 Tinggi ruang bebas 3,00m
3 Kebebasan samping Tidak ada
4 Pembatas trotoar Menggunakan kereb
5 Bahan penutup permukaan Paving slab, tanpa guide block
6 Lebar trotoar 1,85m
7 Pemanfaatan lahan Swalayan dan ruko
8 Jarak trotoar dari sisi depan gedung 60cm
9 Peneduh Atap ruko dan atap tanaman
10 Pemanfaatan badan jalan Parkir motor
11 Hambatan pada akses trotoar Pkl dan parkir motor
12 Pejalan kaki Menggunakan trotoar dan badan jalan
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
47

5. Lokasi 03 Utara

Tabel 5.5 Kondisi Eksisting Trotoar dan Lingkungan Lokasi 03 Utara

No Kondisi Trotoar dan Lingkungan Keterangan


1 Elevasi trotoar dari permukaan jalan 14,00cm
2 Tinggi ruang bebas Bebas (tanpa pelindung)
3 Kebebasan samping Sebagian ada
4 Pembatas trotoar Menggunakan kereb
5 Bahan penutup permukaan Paving slab
6 Lebar trotoar 1,80m
7 Pemanfaatan lahan Hotel dan toko
8 Jarak trotoar dari sisi depan gedung >75cm
9 Peneduh Tidak ada
Sebagian digunakan untuk parkir
10 Pemanfaatan badan jalan
mobil
11 Hambatan pada akses trotoar Tiang listrik
12 Pejalan kaki Sebagian besar menggunakan trotoar
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

6. Lokasi 03 Selatan

Tabel 5.6 Kondisi Eksisting Trotoar dan Lingkungan Lokasi 03 Selatan

No Kondisi Trotoar dan Lingkungan Keterangan


1 Elevasi trotoar dari permukaan jalan 13,00cm
2 Tinggi ruang bebas 3,00m
3 Kebebasan samping Tidak ada
4 Pembatas trotoar Menggunakan kereb
5 Bahan penutup permukaan Paving slab, tanpa guide block
6 Lebar trotoar 1,80m
7 Pemanfaatan lahan Ruko
8 Jarak trotoar dari sisi depan gedung 50cm
9 Peneduh Atap ruko dana tap tanaman
10 Pemanfaatan badan jalan Parkir motor
11 Hambatan pada akses trotoar Pkl, parkir motor dan tiang besi
12 Pejalan kaki Menggunakan trotoar dan badan jalan
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
48

5.2.2 Fasilitas Penyeberangan

Fasilitas penyeberangan yang terdapat pada lokasi penelitian berupa zebra

cross yang terletak pada lokasi 01. Fasilitas penyeberangan lain juga terdapat pada

lokasi 02 berupa pelican cross, namun karena kondisi lampu lalu lintas yang sudah

tidak berfungsi serta peletakannya yang tidak terlihat oleh pengendara kendaraan

bermotor, sehingga fasilitas penyeberangan pada lokasi 02 dianggap sebagai zebra

cross. Letak zebra cross pada lokasi 01 berada sekitar 155 meter sebelum

persimpangan dan zebra cross pada lokasi 02 berada sekitar 65 meter dari zebra

cross pada lokasi 01. Zebra cross dan marka jalan terlihat dengan jelas. Terdapat

parkir kendaraan bermotor pada badan jalan sebelum memasuki area zebra cross

dari trotoar sebelah utara maupun selatan tepatnya di depan lokasi 01 dan 02. Pada

titik zebra cross tidak terdapat rambu lalu lintas yang menunjukkan tempat

penyeberangan jalan. Pada daerah sekitar zebra cross juga terdapat garis stop

sebagai batas berhenti kendaraan.

5.3 Evaluasi Kondisi Eksisting Fasilitas Pejalan Kaki

5.3.1 Trotoar

Pada tabel 5.7 disajikan hasil evaluasi terhadap kondisi eksisting trotoar.

Acuan (1) mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan

Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, dan acuan (2)

mengacu pada Keputusan Dirjen Bina Marga Tahun 1999 No. 032/T/BM/1999

tentang Pedoman Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Pada Jalan Umum.


49

Tabel 5.7 Evaluasi Kondisi Eksisting Trotoar

Komponen Lokasi
No Acuan Syarat Penilaian
yang Dinilai Trotoar
01 Utara Cukup baik
01 Selatan Cukup baik
Tinggi Memiliki tinggi minimal 02 Utara Cukup baik
1 1
ruang bebas 2,5 meter 02 Selatan Cukup baik
03 Utara Cukup baik
03 Selatan Cukup baik
01 Utara Tidak baik
01 Selatan Tidak baik
Kebebasan Memiliki kebebasan samping 02 Utara Tidak baik
2 1
samping minimal 0,3 meter 02 Selatan Tidak baik
03 Utara Kurang baik
03 Selatan Tidak baik
01 Utara Cukup baik
Apabila jalur pejalan kaki
01 Selatan Cukup baik
memiliki perbedaan tinggi
Pembatas 02 Utara Cukup baik
3 2 dengan sekitarnya, maka harus
trotoar 02 Selatan Cukup baik
diberi pembatas dapat berupa
03 Utara Cukup baik
kereb atau batas penghalang
03 Selatan Cukup baik
01 Utara Cukup baik
01 Selatan Cukup baik
Perkerasan trotoar dapat dibuat
Perkerasan 02 Utara Cukup baik
4 2 dari blok beton, perkerasan
trotoar 02 Selatan Cukup baik
aspal, atau plesteran
03 Utara Cukup baik
03 Selatan Cukup baik
Jalur Pejalan kaki setidaknya 01 Utara Kurang baik
Lebar
berukuran lebar 1,8 meter. 01 Selatan Kurang baik
minimum
Lokasi trotoar yang berada di 02 Utara Kurang baik
5 trotoar 1
jalan daerah pertokoan atau 02 Selatan Kurang baik
berdasarkan
kaki lima lebar minimum 03 Utara Cukup baik
lokasi
trotoar 5 meter 03 Selatan Kurang baik
01 Utara Cukup baik
Jalur pejalan kaki harus 01 Selatan Cukup baik
Elevasi jalur memiliki perbedaan tinggi 02 Utara Cukup baik
6 1
pejalan kaki dengan jalur kendaraan. Beda 02 Selatan Cukup baik
tinggi maksimal 0,2 meter 03 Utara Cukup baik
03 Selatan Cukup baik
Pejalan kaki biasanya tidak 01 Utara Kurang Baik
Jarak trotoar nyaman bila berdekatan 01 Selatan Kurang Baik
dari sisi dengan bagian depan gedung 02 Utara Kurang Baik
7 1
depan saat berjalan. Trotoar 02 Selatan Kurang Baik
gedung setidaknya berjarak 0,75 meter 03 Utara Cukup baik
dari sisi depan gedung 03 Selatan Kurang Baik
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
50

Berdasarkan tabel 5.7 diatas, hasil evaluasi menunjukkan bahwa hampir

keseluruhan lokasi tidak memiliki kebebasan samping yang cukup. Keseluruhan

trotoar pada lokasi penelitian tidak dilengkapi dengan adanya ubin pemandu (guide

block) bagi penyandang disabilitas dan pejalan kaki berkebutuhan khusus.

Ketersediaan ramp disetiap persimpangan, ruang pejalan kaki yang memasuki pintu

keluar masuk bangunan dan pada titik-titik penyeberangan juga jarang ditemui,

ramp hanya ditemui pada beberapa titik pada trotoar didepan bangunan yang dicor

sendiri oleh pemiliknya. Komponen lebar minimum trotoar yang berada pada lokasi

pertokoan dan pedagang kaki lima berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor: 03/PRT/M/2014 tidak memenuhi syarat, kecuali lokasi 03 utara

dikarenakan tidak terdapat pedagang kaki lima pada jalur pejalan kaki di lokasi ini.

Hal tersebut mungkin disebabkan oleh keterbatasan lahan sehingga perlu adanya

perencanaan trotoar berdasarkan volume pejalan kaki yang menggunakan trotoar

tersebut.

5.3.2 Zebra Cross

Pada tabel 5.8 disajikan hasil evaluasi terhadap kondisi eksisting zebra

cross. Acuan (1) mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan

Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, acuan (2)

mengacu pada Keputusan Dirjen Bina Marga No. 011/T/Bt/1995 tentang Tata Cara

Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan dan acuan (3) mengacu

pada Penempatan Marka Jalan yang dikeluarkan oleh Pustran Balitbang Pekerjaan

Umum.
51

Tabel 5.8 Evaluasi Kondisi Eksisting Zebra Cross

Komponen
No Acuan Syarat Kondisi Eksisting Penilaian
yang Dinilai
Lokasi zebra
cross terdekat
Lokasi Terletak <90m dari Kurang
1 1 berada pada jarak
zebra cross sinyal lalu lintas baik
155m dari sinyal
lalu lintas
Berada pada Zebra cross
Jarak antar jarak180m dari titik lokasi 02 terletak Kurang
2 1
zebra cross penyeberangan yang 65m dari zebra baik
lain cross lokasi 01
Garis membujur
Panjang zebra
Dimensi garis dengan lebar 0,3m Cukup
3 1 cross 3m dan
zebra cross dan panjang minimal baik
lebarnya 0,3m
2,5m
Lokasi Terdapat parkir
Kebebasan
penyeberangan harus kendaraan pada
pandangan
terlihat jelas oleh badan jalan yang Kurang
4 pengendara 2
pengendara dan dapat menggangu baik
dan pejalan
ditempatkan tegak pandangan
kaki
lurus sumbu jalan pengendara
Marka jalan harus Kondisi marka
Kejelasan bersifat tetap, kokoh jalan masih dapat Cukup
5 2
marka dan tidak licin serta terlihat dengan baik
terlihat jelas jelas
Terdapat garis
Garis utuh melintang
utuh yang
Garis yang berfungsi Cukup
6 3 melintang
Pembatas sebagai batas berhenti baik
sepanjang daerah
kendaraan
penyeberangan
Memiliki tebal garis Tebal garis
Dimensi garis minimal 0,2m dan pembatas 0,3m Cukup
7 3
pembatas berjarak minimal 1m dan berjarak 1m baik
dari zebra cross dari zebra cross
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan tabel 5.8 diatas, hasil evaluasi kondisi eksisting zebra cross

menunjukkan bahwa letak zebra cross berada jauh dari persimpangan, dimana

pengendara kendaraan bermotor tidak mengharapkan adanya penyeberang jalan.

Jarak antar zebra cross pada lokasi penelitian juga relatif dekat, namun penempatan

dan jarak antar zebra cross dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi di

lapangan apabila sangat memerlukan fasilitas penyeberangan.


52

5.4 Evaluasi Pelengkap Jalur Pejalan Kaki

Pelengkap jalur pejalan kaki menjadi hal yang sangat penting, karena

dengan ketersediaan pelengkap jalur pejalan kaki dapat meningkatkan rasa aman

dan nyaman bagi para pengguna fasilitas pejalan kaki. Pada tabel 5.9 disajikan hasil

evaluasi pelengkap jalur pejalan kaki. Evaluasi pelengkap jalur pejalan kaki

berdasarkan aturan yang berlaku dan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum Nomor: 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan

Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan.

Tabel 5.9 Evaluasi Pelengkap Jalur Pejalan Kaki

Fasilitas
Syarat Eksisting Rekomendasi
Pelengkap
Rambu-rambu peringatan
diletakkan pada tempat Tidak terdapat rambu-
sebelum mengarah pada rambu peringatan
lokasi penyeberangan untuk penyeberangan
Rambu Tidak baik
memperingatkan sebelum mengarah
Pengendara bermotor akan pada lokasi
adanya aktivitas penyeberangan
penyeberangan
Lokasi penyeberangan harus Lampu penerangan
Lampu dilengkapi dengan pada lokasi
Tidak baik
penerangan penerangan cahaya yang penyeberangan sudah
cukup tidak berfungsi
Lampu apill yang berfungsi Lampu apill hanya
untuk memberi isyarat terdapat pada zebra
Lampu
kepada pejalan kaki saat cross lokasi 02 dan Kurang baik
apill
yang tepat untuk kondisinya sudah tidak
menyeberang jalan. berfungsi
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
53

Berdasarkan tabel 5.9, hasil evaluasi pelengkap jalur pejalan kaki

menunjukkan bahwa pelengkap jalur pejalan kaki pada lokasi penelitian tidak

memenuhi syarat berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:

03/PRT/M/2014.

5.5 Perencanaan Jalur Pejalan Kaki

Dalam perencanaan jalur pejalan kaki berupa trotoar dan fasilitas

penyeberangan maka dibutuhkan beberapa data untuk menunjang perencanaan agar

dapat sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Data yang dibutuhkan antara lain

sebagai berikut.

5.5.1 Perhitungan Volume Pejalan Kaki

Volume pejalan kaki (P) menjelaskan jumlah pejalan kaki yang melintasi

suatu daerah pengamatan dalam satuan waktu, sehingga akan diketahui berapa

banyak pejalan kaki yang menggunakan trotoar tersebut. Untuk mendapatkan

besarnya volume pejalan kaki maka diawali dengan pencatatan terhadap jumlah

pejalan kaki. Dalam pencatatan jumlah pejalan kaki baik pejalan kaki dengan arah

perjalanan dari timur ke barat atau sebaliknya dari barat ke timur tidak dipisahkan

namun langsung dilakukan perhitungan sekaligus untuk kedua arah. Pengamatan

jumlah pejalan kaki dibedakan menjadi pengamatan pejalan kaki yang berjalan

pada trotoar sisi utara dan selatan. Untuk perhitungan jumlah pejalan kaki maka

pejalan kaki yang menggunakan badan jalan dianggap menggunakan trotoar

sehingga jumlah pejalan kaki yang menggunakan trotoar dan badan jalan

dijumlahkan dan diperoleh jumlah pejalan kaki gabungan. Jumlah pejalan kaki
54

gabungan yang telah diperoleh akan dipilih yang jumlahnya terbesar untuk masing-

masing hari.

1. Lokasi 01 Utara

Jumlah pejalan kaki gabungan terbesar pada hari Senin, 08 Mei 2017 terjadi

pada pukul 19.00–19.15 WIB sebanyak 80 orang dengan tingkat arus pejalan kaki

sebesar 2,96 orang/menit/meter. Untuk hari Rabu, 10 Mei 2017 jumlah pejalan kaki

terbesar terjadi pada pukul 18.45-19.00 WIB sebanyak 71 orang dengan tingkat arus

pejalan kaki sebesar 2,63 orang/menit/meter. Contoh perhitungan volume pejalan

kaki berdasarkan data pada lampiran jumlah pejalan kaki, maka jumlah pejalan kaki

gabungan terbesar pada lokasi 01 sisi utara pada Senin, 08 mei 2017 terjadi pada

pukul 19.00 WIB–19.15 WIB.

Lebar Trotoar = 1,80 meter

Waktu Pengamatan (19.00 WIB–19.15 WIB) = 15 menit

Jumlah Pejalan Kaki yang menggunakan Trotoar = 75 org

Jumlah Pejalan Kaki yang menggunakan Badan Jalan = 5 org

Jumlah Pejalan Kaki Gabungan = 80 org

Maka, Tingkat Arus Pejalan Kaki = 80/15/1,80

= 2,96 org/menit/meter
55

Tabel 5.10 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 01 Utara

Lokasi : 01 Hari/ Tanggal : Senin, 08 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,80 meter Sisi Trotoar : Utara
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 19.00-19.15 Trotoar 75 2,78
2 19.00-19.15 Badan Jalan 5 0,18
3 19.00-19.15 Gabungan 80 2,96
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Tabel 5.11 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 01 Utara

Lokasi : 01 Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,80 meter Sisi Trotoar : Utara
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 18.45-19.00 Trotoar 62 2,30
2 18.45-19.00 Badan Jalan 9 0,33
3 18.45-19.00 Gabungan 71 2,63
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan data pada tabel 5.10 dan 5.11 maka volume pejalan kaki yang

digunakan untuk mendesain lebar trotoar adalah volume pejalan kaki terbesar pada

lokasi 01 sebelah utara yaitu volume pejalan kaki pada hari Senin, 08 Mei 2017

pada pukul 19.00-19.15 WIB dengan tingkat arus pejalan kaki sebesar 2,96

orang/menit/meter.

2. Lokasi 01 Selatan

Jumlah pejalan kaki gabungan terbesar lokasi 01 selatan terjadi pada hari

Rabu, 10 Mei 2017 pukul 16.00-16.15 WIB sebanyak 147 orang dengan tingkat

arus pejalan kaki sebesar 5,30 orang/menit/meter. Untuk hari Senin, 08 Mei 2017
56

pejalan kaki gabungan terbesar terjadi pada pukul 16.15-16.30 WIB sebanyak 144

orang dengan tingkat arus pejalan kaki sebesar 5,20 orang/menit/meter.

Tabel 5.12 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 01 Selatan

Lokasi : 01 Hari/ Tanggal : Senin, 08 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,85 meter Sisi Trotoar : Selatan
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 16.15-16.30 Trotoar 112 4,04
2 16.15-16.30 Badan Jalan 32 1,15
3 16.15-16.30 Gabungan 144 5,20
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Tabel 5.13 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 01 Selatan

Lokasi : 01 Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,85 meter Sisi Trotoar : Selatan
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 16.00-16.15 Trotoar 98 3,53
2 16.00-16.15 Badan Jalan 49 1,77
3 16.00-16.15 Gabungan 147 5,30
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan data pada tabel 5.12 dan 5.13 maka volume pejalan kaki yang

digunakan untuk mendesain lebar trotoar adalah volume pejalan kaki terbesar pada

lokasi 01 sebelah selatan yaitu volume pejalan kaki pada hari Rabu, 10 Mei 2017

pada pukul 16.00-16.15 WIB dengan tingkat arus pejalan kaki sebesar 5,30

orang/menit/meter.
57

3. Lokasi 02 Utara

Jumlah pejalan kaki gabungan terbesar lokasi 02 utara terjadi pada hari

Rabu, 10 Mei 2017 pukul 15.30-15.45 WIB sebanyak 66 orang dengan tingkat arus

pejalan kaki sebesar 2,45 orang/menit/meter. Untuk hari Senin, 08 Mei 2017 jumlah

pejalan kaki gabungan terbesar terjadi pada pukul 11.45-12.00 WIB sebanyak 63

orang dengan tingkat arus pejalan kaki sebesar 2,33 orang/menit/meter.

Tabel 5.14 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 02 Utara

Lokasi : 02 Hari/ Tanggal : Senin, 08 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,80 meter Sisi Trotoar : Utara
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 11.45-12.00 Trotoar 56 2,07
2 11.45-12.00 Badan Jalan 7 0,26
3 11.45-12.00 Gabungan 63 2,33
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Tabel 5.15 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 02 Utara

Lokasi : 02 Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,80 meter Sisi Trotoar : Utara
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 15.30-15.45 Trotoar 62 2,30
2 15.30-15.45 Badan Jalan 4 0,15
3 15.30-15.45 Gabungan 66 2,45
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan data pada tabel 5.14 dan 5.15 maka volume pejalan kaki yang

digunakan untuk mendesain lebar trotoar adalah volume pejalan kaki terbesar pada

lokasi 02 sebelah utara yaitu volume pejalan kaki pada hari Rabu, 10 Mei 2017 pada
58

pukul 15.30-15.45 WIB dengan tingkat arus pejalan kaki sebesar 2,45

orang/menit/meter.

4. Lokasi 02 Selatan

Jumlah pejalan kaki gabungan terbesar lokasi 02 selatan terjadi pada hari

Senin, 08 Mei 2017 pukul 19.30-19.45 WIB sebanyak 165 orang dengan tingkat

arus pejalan kaki sebesar 5,95 orang/menit/meter. Untuk hari Rabu, 10 Mei 2017

jumlah pejalan kaki terbesar terjadi pada pukul 19.15-19.30 WIB sebanyak 165

orang dengan tingkat arus pejalan kaki sebesar 5,30 orang/menit/meter.

Tabel 5.16 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 02 Selatan

Lokasi : 02 Hari/ Tanggal : Senin, 08 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,85 meter Sisi Trotoar : Selatan
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 19.30-19.45 Trotoar 129 4,65
2 19.30-19.45 Badan Jalan 36 1,30
3 19.30-19.45 Gabungan 165 5,95
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Tabel 5.17 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 02 Selatan

Lokasi : 02 Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,85 meter Sisi Trotoar : Selatan
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 19.15-19.30 Trotoar 118 4,25
2 19.15-19.30 Badan Jalan 29 1,05
3 19.15-19.30 Gabungan 147 5,30
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
59

Berdasarkan data pada tabel 5.16 dan 5.17 maka volume pejalan kaki yang

digunakan untuk mendesain lebar trotoar adalah volume pejalan kaki terbesar pada

lokasi 02 sebelah selatan yaitu volume pejalan kaki pada hari Senin, 08 Mei 2017

pada pukul 19.30-19.45 WIB dengan tingkat arus pejalan kaki sebesar 5,95

orang/menit/meter.

5. Lokasi 03 Utara

Jumlah pejalan kaki gabungan terbesar lokasi 03 utara terjadi pada hari

Rabu, 10 Mei 2017 pukul 15.45-16.00 WIB sebanyak 85 orang dengan tingkat arus

pejalan kaki sebesar 3,15 orang/menit/meter. Untuk hari Senin, 08 Mei 2017 jumlah

pejalan kaki terbesar terjadi pada pukul 12.15-12.30 WIB sebanyak 82 orang

dengan tingkat arus pejalan kaki sebesar 3,04 orang/menit/meter.

Tabel 5.18 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 03 Utara

Lokasi : 03 Hari/ Tanggal : Senin, 08 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,80 meter Sisi Trotoar : Utara
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 12.15-12.30 Trotoar 61 2,26
2 12.15-12.30 Badan Jalan 21 0,78
3 12.15-12.30 Gabungan 82 3,04
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
60

Tabel 5.19 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 03 Utara

Lokasi : 03 Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,80 meter Sisi Trotoar : Utara
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 15.45-16.00 Trotoar 67 2,48
2 15.45-16.00 Badan Jalan 18 0,67
3 15.45-16.00 Gabungan 85 3,15
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan data pada tabel 5.18 dan 5.19 maka volume pejalan kaki yang

digunakan untuk mendesain lebar trotoar adalah volume pejalan kaki terbesar pada

lokasi 03 sebelah utara yaitu volume pejalan kaki pada hari Rabu, 10 Mei 2017 pada

pukul 15.45-16.00 WIB dengan tingkat arus pejalan kaki sebesar 3,15

orang/menit/meter.

6. Lokasi 03 Selatan

Jumlah pejalan kaki gabungan terbesar lokasi 03 selatan terjadi pada hari

Senin, 08 Mei 2017 pukul 12.45-13.00 WIB sebanyak 145 orang dengan tingkat

arus pejalan kaki sebesar 5,37 orang/menit/meter. Untuk hari Rabu, 10 Mei 2017

jumlah pejalan kaki terbesar terjadi pada pukul 19.30-19.45 WIB sebanyak 126

orang dengan tingkat arus pejalan kaki sebesar 4,67 orang/menit/meter.


61

Tabel 5.20 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 03 Selatan

Lokasi : 03 Hari/ Tanggal : Senin, 08 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,80 meter Sisi Trotoar : Selatan
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 12.45-13.00 Trotoar 128 4,74
2 12.45-13.00 Badan Jalan 17 0,63
3 12.45-13.00 Gabungan 145 5,37
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Tabel 5.21 Volume dan Tingkat Arus Pejalan Kaki di Lokasi 03 Selatan

Lokasi : 03 Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Mei 2017


Lebar Trotoar : 1,80 meter Sisi Trotoar : Selatan
Jumlah Tingkat Arus Pejalan
Trotoar/Badan
No Waktu Pejalan Kaki Kaki
Jalan/ Gabungan
(Org) (Org/Menit/Meter)
1 19.30-19.45 Trotoar 112 4,15
2 19.30-19.45 Badan Jalan 14 0,52
3 19.30-19.45 Gabungan 126 4,67
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan data pada tabel 5.20 dan 5.21 maka volume pejalan kaki yang

digunakan untuk mendesain lebar trotoar adalah volume pejalan kaki terbesar pada

lokasi 03 sebelah selatan yaitu volume pejalan kaki pada hari Senin, 08 Mei 2017

pada pukul 12.45-13.00 WIB dengan tingkat arus pejalan kaki sebesar 5,37

orang/menit/meter.
62

5.5.2 Perhitungan Kebutuhan Lebar Trotoar

Kebutuhan lebar trotoar dihitung berdasarkan volume pejalan kaki (P)

terbesar pada waktu pengamatan. Perhitungan lebar trotoar mengacu pada Pedoman

Perencanaan Jalur Pejalan Kaki Pada Jalan Umum. Contoh Perhitungan

menggunakan lokasi 01 sisi utara seperti dibawah ini.

Volume Pejalan Kaki (P) = 2,96 org/menit/meter

Dengan menggunakan rumus (3.1)

Maka Lebar Trotoar yang dibutuhkan, W = 2,96/35 + 1,5 = 1,584 meter ≈ 1,6 meter.

Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan lebar trotoar berdasarkan volume

pejalan kaki maka diperoleh lebar trotoar yang dibutuhkan seperti pada tabel 5.22.

Tabel 5.22 Perhitungan Kebutuhan Lebar Trotoar

Perhitungan
Lebar
Tingkat Arus Kebutuhan
Lokasi Trotoar
No Pejalan Kaki Lebar
trotoar Eksisting
(Orang/menit/meter) Trotoar
(Meter)
(meter)
1 1 Utara 2,96 1,80 1,6
2 1 Selatan 5,30 1,85 1,7
3 2 Utara 2,45 1,80 1,6
4 2 Selatan 5,95 1,85 1,7
5 3 Utara 3,15 1,80 1,6
6 3 Selatan 5,37 1,80 1,7
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan perhitungan lebar trotoar diatas didapatkan hasil yang

menyatakan bahwa keseluruhan perhitungan lebar trotoar yang dibutuhkan lebih

kecil dibandingkan lebar trotoar eksisting, sehingga kondisi lebar trotoar yang ada

saat ini seharusnya masih sangat layak untuk dapat melayani pejalan kaki pada
63

lokasi penelitian. Namun fakta yang ditemukan berdasarkan pengamatan

dilapangan adalah trotoar di jalan Urip Sumoharjo Yogyakarta tidak dimanfaatkan

sesuai dengan ketentuan jalur pejalan kaki. Jalur trotoar seringkali dimanfaatkan

sebagai area berdagang PKL bahkan mengambil lebih dari setengah jalur pejalan

kaki, yang menyebabkan lebar trotoar berkurang. Banyak pejalan kaki yang harus

mengantri untuk mendapatkan giliran berjalan diatas trotoar yang sebenarnya

menjadi hak pejalan kaki. Kondisi tersebut seringkali ditemukan pada trotoar sisi

selatan khususnya lokasi 02. Kemudian ditemukan juga beberapa pelanggaran

seperti trotoar yang dipakai sebagai area parkir motor dan adanya peletakan

vegetasi dan street furniture pada jalur pejalan kaki yang dapat mengganggu

keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki.

5.5.3 Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki

Penentuan tingkat pelayanan fasilitas pejalan kaki pada lokasi penelitian

mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/PRT/M/2014.

Tingkat pelayanan jalur pejalan kaki ditentukan dengan membandingkan data

kecepatan pejalan kaki terhadap Tingkatan Standar Pelayanan Jalur Pejalan Kaki,

seperti pada tabel 5.23. Minimum standar pelayanan jalur pejalan kaki pada

kawasan perdagangan adalah kategori pelayanan C.

Tabel 5.23 Tingkatan Standar Pelayanan Jalur Pejalan Kaki

No Tingkat Pelayanan Kecepatan Rerata (m/mnt)


1 A ≥ 78
2 B ≥ 75
3 C ≥ 72
4 D ≥ 68
5 E ≥ 45
6 F < 45
Sumber : Menteri Pekerjaan Umum, 2014
64

Tabel 5.24 Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki pada Trotoar Sisi Utara

Pengamatan Gabungan
Lokasi 01 Lokasi 02 Lokasi 03
dalam 2 Hari
Waktu tempuh rerata per
0,73 0,82 0,66
lokasi (menit)
Kecepatan rerata
68,49 60,98 75,77
(meter/menit)
Tingkat Pelayanan D E B
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Tabel 5.25 Tingkat Pelayanan Jalur Pejalan Kaki pada Trotoar Sisi Selatan

Pengamatan Gabungan
Lokasi 01 Lokasi 02 Lokasi 03
dalam 2 Hari
Waktu tempuh rerata per
0,84 1,01 0,94
lokasi (menit)
Kecepatan rerata
59,52 49,50 53,19
(meter/menit)
Tingkat Pelayanan E E E
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan tabel 5.24 dan 5.25 dapat dilihat bahwa tingkat pelayanan jalur

pejalan pada lokasi penelitian tidak memenuhi standar pelayanan jalur pejalan kaki

pada kawasan perdagangan, kecuali pada lokasi 03 sisi utara. Oleh sebab itu

diperlukan penataan ulang fasilitas pejalan kaki pada lokasi penelitian khususnya

pada trotoar sisi selatan, sehingga dapat meningkatkan pelayanan jalur pejalan kaki

sesuai dengan standar yang berlaku pada kawasan tersebut.

5.5.4 Penataan Jalur Pejalan Kaki

Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :

03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan

Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, prasarana

jaringan pejalan kaki dapat dimanfaatkan untuk interaksi sosial, ekologis


65

(taman/jalur hijau), bersepeda, pameran dan kegiatan usaha kecil atau PKL

sepanjang tidak mengganggu fungsi utama dari prasarana pejalan kaki. Dengan

ketentuan bahwa lebar jalur pejalan kaki minimal adalah 5,00 meter dan lebar

maksimal area berjualan yang dapat digunakan adalah 3,00 meter atau memiliki

perbandingan antara lebar jalur pejalan kaki dan lebar area berdagang adalah 1:1,5.

Lebar jalur pejalan kaki pada lokasi penelitian hanya sekitar 1,80 meter sehingga

jalur pejalan kaki pada lokasi penelitian tidak dapat dimanfaatkan sebagai area

berdagang PKL. Agar lebar jalur pejalan kaki tidak berkurang oleh peletakan

vegetasi dan street furniture, maka pada kedua sisi trotoar (utara dan selatan)

diberikan penambahan lebar sebesar 0,60 meter pada bagian luar trotoar yang

digunakan sebagai jalur perabot jalan sehingga sirkulasi pejalan kaki tidak

terganggu oleh peletakan vegetasi dan street furniture pada jalur pejalan kaki. Lebar

sarana dan prasarana pejalan kaki dapat dilihat pada tabel 5.26.

Tabel 5.26 Lebar Sarana dan Prasarana Jaringan Pejalan Kaki

Rencana Lebar Lebar Jalur


Lokasi
No Jalur Pejalan Kaki Perabot Jalan
trotoar
(m) (m)
1 01 Utara 1,80 0,60
2 02 Utara 1,85 0,60
3 03 Utara 1,80 0,60
4 01 Selatan 1,85 0,60
5 02 Selatan 1,80 0,60
6 03 Selatan 1,80 0,60
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Elevasi minimal jalur perabot jalan yang direncanakan adalah 15 cm,

sehingga kendaraan bermotor tidak dapat naik ke atas trotoar. Tinggi antara jalur
66

pejalan kaki dan jalur perabot jalan dibuat berbeda satu sama lain agar penggunaan

masing-masing area sesuai dengan batas daerahnya.

Agar tidak terjadi ketimpangan antar instrumen lalu lintas, dibutuhkan

analisis mengenai dampak pada lingkungan yang akan terjadi apabila penataan jalur

pejalan kaki seperti diatas dapat terealisasikan. Sehingga penataan jalur pejalan kaki

tidak serta merta mengorbankan pelayanan moda transportasi demi kenyamanan

dan keamanan pejalan kaki.

5.5.5 Desain Jenis Fasilitas Penyeberangan

Penentuan jenis fasilitas penyeberangan mengacu pada Keputusan Dirjen

Bina Marga Tahun 1999 No. 032/T/BM/1999. Jenis fasilitas penyeberangan

ditentukan dengan membandingkan data arus pejalan kaki dan arus lalu lintas pada

lokasi penelitian dengan dengan tabel penentuan fasilitas penyeberangan seperti

pada tabel 3.4, Sehingga didapatkan rekomendasi fasilitas penyeberangan

berdasarkan kebutuhan saat ini.

Tabel 5.27 Volume Gabungan Penyeberang Jalan Hari Senin, 08 Mei 2017

Volume Penyeberang Jalan (P) Arus Penyeberang


No Waktu
U-S S-U Jalan (Org/Jam)
1 11.00-12.00 262 281 534
2 12.00-13.00 274 280 554
3 14.30-15.30 259 320 579
4 15.30-16.30 336 414 750
5 18.00-19.00 337 285 622
6 19.00-20.00 381 398 779
P rerata (Orang/Jam) 636,3
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
67

Tabel 5.28 Volume Gabungan Penyeberang Jalan Hari Rabu, 10 Mei 2017

No Waktu Volume Penyeberang Jalan (P) Arus Penyeberang


U-S S-U Jalan (Org/Jam)
1 11.00-12.00 271 291 562
2 12.00-13.00 303 306 609
3 14.30-15.30 268 267 535
4 15.30-16.30 360 402 762
5 18.00-19.00 348 356 704
6 19.00-20.00 356 395 751
P rerata (Orang/Jam) 653,8
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan data pada tabel 5.27 dan 5.28, maka digunakan data volume

gabungan penyeberang jalan terbesar yaitu data pada hari Rabu, 10 Mei 2017

dengan rerata arus penyeberang jalan sebesar 653,8 Orang/Jam.

Tabel 5.29 Volume Gabungan Kendaraan Senin, 08 Mei 2017

Volume Kendaraan
No Waktu Kendaraan Kendaraan Sepeda Kendataan
Berat Ringan Motor tak bermotor
1 11.00-12.00 122 1197 4141 40
2 12.00-13.00 70 717 3707 42
3 14.30-15.30 69 832 3571 39
4 15.30-16.30 78 933 5226 55
5 18.00-19.00 58 1011 4631 23
6 19.00-20.00 27 972 4125 29
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
68

Tabel 5.30 Volume Gabungan Kendaraan Rabu, 10 Mei 2017

Volume Kendaraan
No Waktu Kendaraan Kendaraan Sepeda Kendaraan
Berat Ringan Motor tak bermotor
1 11.00-12.00 95 1190 4325 40
2 12.00-13.00 77 748 3624 51
3 14.30-15.30 62 847 3715 41
4 15.30-16.30 71 1023 5238 40
5 18.00-19.00 56 1202 4785 32
6 19.00-20.00 29 977 4156 27
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Untuk mendapatkan data arus lalu lintas, data pada tabel 5.29 dan 5.30

dikonversi kedalam satuan SMP (Satuan Mobil Penumpang) dengan mengalikan

volume masing-masing kendaraan dengan emp (faktor pengali SMP). Emp untuk

jalan 2 lajur 1 arah dapat dilihat pada tabel 5.31.

Tabel 5.31 Keterangan Nilai Ekivalen Mobil Penumpang

No Jenis Kendaraan EMP


1 Kendaraan Berat (HV) 1,3
2 Kendaraan Ringan (LV) 1,0
3 Sepeda Motor (MC) 0,4

Kendaraan tak bermotor (sepeda, becak, kereta dorong), parkir pada badan

jalan dan pejalan kaki tidak memiliki emp karena dianggap sebagai hambatan

samping. Sehingga konversi nilai arus lalu lintas hanya dilakukan pada kendaraan

berat, kendaraan ringan dan sepeda motor. Hasil perhitungan arus lalu lintas dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.


69

Tabel 5.32 Volume Gabungan Kendaraan Senin, 08 Mei 2017

Arus Lalu Lintas (SMP) (V) Arus


No Waktu Kendaraan Kendaraan Sepeda Lalu Lintas
Berat Ringan Motor (Kend/Jam)
1 11.00-12.00 158,6 1197 1656,4 3012,0
2 12.00-13.00 91,0 717 1482,8 2290,8
3 14.30-15.30 89,7 832 1428,4 2350,1
4 15.30-16.30 101,4 933 2090,4 3124,8
5 18.00-19.00 75,4 1011 1852,4 2938,8
6 19.00-20.00 35,1 972 1650,0 2657,1
V rerata (Kendaraan/Jam) 2728,9
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Tabel 5.33 Volume Gabungan Kendaraan Rabu, 10 Mei 2017

Arus Lalu Lintas (SMP) (V) Arus


No Waktu Kendaraan Kendaraan Sepeda Lalu Lintas
Berat Ringan Motor (Kend/Jam)
1 11.00-12.00 123,5 1190 1730,0 3043,5
2 12.00-13.00 100,1 748 1449,6 2297,7
3 14.30-15.30 80,6 847 1486,0 2413,6
4 15.30-16.30 92,3 1023 2095,2 3210,5
5 18.00-19.00 72,8 1202 1914,0 3188,8
6 19.00-20.00 37,7 977 1662,4 2677,1
V rerata (Kendaraan/Jam) 2805,2
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan data pada tabel 5.32 dan 5.33, maka digunakan data arus lalu

lintas terbesar yaitu data pada hari Rabu, 10 Mei 2017 dengan rerata rerata arus

lalu lintas sebesar 2805,2 Kendaraan/Jam.


70

Tabel 5.34 Rekomendasi Fasilitas Penyeberangan

P P rerata V V rerata Kebutuhan


PV2
No (Org/Jam) (Org/Jam) (Kend/Jam) (Kend/Jam) Fasilitas
(2)x(4)2
(1) (2) (3) (4) Penyeberangan
1 562 3043,5
2 609 2297,7
Pelican Cross
3 535 2413,6 9
653,8 2805,2 5,1 x 10 dengan Lapak
4 762 3210,5
Tunggu
5 704 3188,8
6 751 2677,1
Sumber : Hasil Penelitian, 2017

Berdasarkan tabel 5.34, dapat diambil kesimpulan bahwa jenis fasilitas

penyeberangan yang sesuai dengan lokasi penelitian saat ini adalah jenis

penyeberangan pelican cross dengan lapak tunggu, namun karena kondisi jalur

kendaraan pada lokasi penelitian merupakan jalan satu arah, sehingga tidak

memungkinkan pengadaan lapak tunggu. Maka rekomendasi fasilitas

penyeberangan menjadi pelican cross.

Jalur kendaraan pada lokasi penelitian merupakan kawasan yang padat

kendaraan dengan kecepatan tinggi, sehingga penulis merekomendasikan adanya

penggunaan rumble strip pada daerah sebelum memasuki area penyeberangan, agar

dapat meningkatkan kewaspadaan pengendara terhadap aktifitas penyeberangan.

5.5.6 Analisis Kelayakan Ruas Jalan

Analisis kelayakan ruas jalan perkotaan dihitung menggunakan metode

MKJI 1997 berdasarkan kapasitas dasar ruas jalan. Kapasitas dasar ruas jalan

adalah jumlah kendaraan maksimum yang dapat melintasi suatu penampang pada

suatu jalur selama satu jam, dalam keadaan jalan dan lalu-lintas yang mendekati
71

kondisi ideal. Perhitungan kapasitas ruas jalan menggunakan rumus sebagai

berikut.

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs

dimana :

C = kapasitas ruas jalan (SMP/Jam)

Co = kapasitas dasar

FCw = faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu-lintas

FCsp = faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisahan arah

FCsf = faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping

FCcs = faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota

Tabel 5.35 Perhitungan Kapasitas Ruas Jalan

Variabel Kapasitas ruas Kapasitas ruas Keterangan


Perhitungan jalan eksisting jalan rencana
1.650 1.650 Kapasitas dasar untuk jalan
Co
smp/jam/lajur smp/jam/lajur satu arah
Faktor penyesuaian lebar
FCw 1,04 0,992 eksisting = 3,75m/lajur dan
lebar rencana = 3,45m/lajur
Faktor penyesuaian untuk
FCsp 1,00 1,00
jalan satu arah
Faktor penyesuaian dengan
FCsf 0,95 0,95 hambatan samping tinggi
dengan lebar 2,00 m
Faktor penyesuaian dengan
FCcs 0,86 0,86
jumlah penduduk <1juta
Terdapat pengurangan
Kapasitas 1401,97 1337,26
kapasitas ruas jalan sebesar
Jalan (C) smp/jam/lajur smp/jam/lajur
64,71 smp/jam/lajur
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
72

Berdasarkan tabel 5.35 diatas, didapatkan hasil yang menunjukan bahwa

akan terjadi pengurangan kapasitas ruas jalan sebesar 64,71 smp/jam/lajur atau

258,84 smp/jam apabila jalur pejalan kaki mengalami penambahan lebar sebesar

0,6 meter per sisi trotoar. Kapasitas ruas jalan eksisting adalah 1401,97

smp/jam/lajur atau sebesar 5607,88 smp/jam dan kapasitas ruas jalan rencana

adalah 1337,26 atau sebesar 5349,04 smp/jam.

Berdasarkan hasil analisis diatas dilakukan perhitungan untuk mendapatkan

nilai derajat kejenuhan terhadap kapasitas ruas jalan rencana terhadap arus lalu

lintas pada lokasi penelitian. Perhitungan nilai derajat kejenuhan menggunakan

rumus sebagai berikut.

𝑉
DS =
𝐶

Dimana,

DS = Derajat Kejenuhan

V = Arus Lalu Lintas (Smp/jam)

C = Kapasitas Ruas Jalan (Smp/jam)

Tabel 5.36 Perhitungan Derajat Kejenuhan

Variabel Perhitungan Ruas Jalan Eksisting Ruas Jalan Rencana


V 2805,2 2805,2
C 5964,28 5349,04
DS 0,47 0,52
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
73

dibawah ini menunjukkan beberapa batas lingkup V/C Ratio untuk masing-masing

tingkat pelayanan beserta karakteristik-karakteristiknya.

Tabel 5.37 Tingkat Pelayanan Kapasitas Ruas Jalan

Batas
Tingkat
Keterangan Lingkup
Pelayanan
V/C
Kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan
A 0,00 – 0,20
tinggi dan volume lalu lintas rendah
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai
B 0,20 – 0,44
dibatasi oleh kondisi lalu lintas
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak
C 0,45 – 0,74
kendaraan dikendalikan
Arus mendekati stabil, kecepatan masih dapat
D 0,75 – 0,84
dikendalikan. V/C masih dapat ditolerir
Arus tidak stabil kecepatan terkadang terhenti,
E 0,85 – 1,00
permintaan sudah mendekati kapasitas
Arus dipaksakan, kecepatan rendah, volume
F ≥ 1,00
diatas kapasitas, antrian panjang (macet)
Sumber : Traffic Planning and Engineering, snd Edition Pergamon Press
Oxword, 1979

Berdasarkan perhitungan derajat kejenuhan pada tabel 5.36, didapatkan

hasil yang menunjukan bahwa tingkat pelayanan kapasitas ruas jalan eksisting dan

ruas jalan rencana berada pada kategori pelayanan C.

5.5.7 Perhitungan Kelandaian Trotoar

Untuk mewujudkan trotoar yang ramah terhadap pejalan kaki berkebutuhan

khusus, maka diberikan fasilitas pelengkap jalur pejalan kaki berupa pelandaian

trotoar secara memanjang, pada jalur pejalan kaki yang memiliki perbedaan tinggi

terhadap jalur kendaraan. Pemberian ramp pada lokasi penelitian mengacu pada

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 03/PRT/M/2014. Kelandaian yang


74

diberikan tidak melebihi 8% atau setara dengan panjang 1 satuan vertikal banding

12 satuan horizontal (1 banding 12).

Tinggi
Vertikal
Trotoar

Sumber : Google Image

Gambar 5.1 Kelandaian Ramp

Contoh Perhitungan kelandaian trotoar :

lokasi trotoar A

tinggi trotoar (Vertikal) = 0,10 m

panjang proyeksi horizontal = 0,10 x 12

= 1,20 meter

Gambar 5.2 Lokasi Pemberian Kelandaian

Kelandaian ramp yang diberikan pada trotoar berbeda-beda, disesuaikan

dengan tinggi trotoar pada masing-masing lokasi berdasarkan gambar 5.2.

Pemberian kelandaian ramp pada lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel 5.35.
75

Tabel 5.35 Kelandaian Ramp

Lokasi Tinggi Trotoar Panjang horizontal


No
Trotoar (Meter) (Meter)
1 A 0,10 1,20
2 B 0,10 1,20
3 C 0,08 0,96
4 D 0,08 0,96
5 E 0,15 1,80
6 F 0,15 1,80
7 G 0,10 1,20
8 H 0,10 1,20
9 I 0,12 1,44
10 J 0,12 1,44
11 K 0,12 1,44
12 L 0,17 2,04
13 M 0,15 1,80
14 N 0,15 1,80
15 O 0,18 2,16
Sumber: Hasil Penelitian, 2017

Trotoar juga diberikan pelandaian secara melintang untuk kebutuhan

drainase. Pemberian pelandaian secara melintang berkisar antara 2%-4%. Contoh

pelandaian secara melintang dapat dilihat seperti pada gambar 5.3.

Gambar 5.3 Kemiringan Melintang Trotoar

Anda mungkin juga menyukai