Anda di halaman 1dari 102

BAHAN AJAR

menggunakan

ETABS VERSI 8.4.5

DISUSUN OLEH:
HARYANTO YOSO WIGROHO

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKINIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2006
PENGANTAR

Dewasa ini perkembangan dibidang konstruksi sangat pesat, baik dalam hal
teknologi pelaksanaan konstruksi maupun dalam hal perangkat lunak komputer
untuk desain struktur bangunan. Prosesor yang mempunyai kemampuan kecepatan
semakin tinggi akan memudahkan para perancang struktur untuk mendesain
bangunan dengan cepat, mudah, efisien dan optimum. CSi (Computer and
Structur, Inc.) dari Berkeley, California USA yang awalnya mengeluarkan perangkat
lunak SAP80, SAP90, dan SAP2000 tidak ketinggalan pula mengeluarkan ETABS,
yang merupakan perangkat lunak untuk analisis dan disain struktur khusus untuk
bangunan gedung.

Dengan menggunakan program ETABS, pembuatan atau perubahan model,


melakukan analisis, merancang/mendesain dan mengoptimalkan desain, semuanya
langsung dapat dikerjakan melalui single interface yang terintergrasi dengan
Microsoft Windows.

Susunan buku ini terdiri dari tiga bab, pada bab I dibahas secara umum
tentang program ETABS versi 8.45, kemampuan yang dimiliki oleh program ETABS
pada graphical user interface-nya. Dibahas juga bagaimana langkah-langkah
pembuatan model struktur, penjelasan kontrol hasil analisis dan desain struktur.

Bab II pada buku ini menbahas tutorial secara cepat untuk memberikan
pengalaman atau kebiasaan kepada pembaca dalam menguasai menu-menu yang
ada pada ETABS versi 8.45. Pada bab ini pembaca diajak untuk bersama-sama
membuat model, menentukan material, menentukan penampang elemen,
menentukan beban pada struktur dan menngontrol atau merencanakan elemen
struktur. Beberapa keistimewaan dasar ETABS versi 8.45 dikemukakan pada bab II
ini, dan penekanan materi adalah pada struktur dengan beban statik.

Bab III membahas model dengan beban dinamik dengan data respon
spektrum maupun time history. Pada bab ini diberikan contoh bagaimana
menentukan beban gempa statik pada program ETABS versi 8.45. Ditunjukkan pula
beberapa keunggulan program ETABS versi 8.45 dalam menentukan massa
bangunan, pusat massa, dan beban gempa statik tiap-tiap lantai yang dibangkitkan
secara otomatis oleh program.

Model struktur pada contoh menggunakan material baja maupun beton,


sehingga diharapkan pembaca telah mempelajari peraturan-peraturan yang

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


vi Pengantar

digunakan. Peraturan-peraturan tersebut antara lain ACI, AISC, dan peraturan lain
yang berhubungan dengan peraturan beton dan baja yang ada di Eropa dan Canada.

Buku ini masih belum banyak membahas ETABS secara keseluruhan,


misalnya tentang analisis non linear, karena penulis hanya memfokuskan penulisan
untuk analisis dan perancangan (disain) bangunan gedung yang perilakunya elastik.
Namun demikian, penulis berharap semoga buku ini cukup membantu bagi praktisi
dan mahasiswa yang ingin mempelajari analisis dan disain struktur dengan program
ETABS.

Akhirnya penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca
demi perbaikan yang perlu. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini.

Yogyakarta, September 2006

Penulis,

Haryanto Yoso Wigroho


haryanto@mail.uajy.ac.id

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


DAFTAR ISI

PENGANTAR ………………………………………………………………………………….. v

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… vii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………. 1

1.1. Umum ………………………………….………………………………………………… 1

1.2. Graphical User Interface …….……………………………………………….……… 2

1.3. Membuat Model ….……………………..…..………………………………………… 5

1.4. Mode (Cara) ….…………………………….…………………………………………… 6

1.5. Locking dan Unlocking Model …….………………………………..……………… 7

1.6. Undo dan Redo ………………………………….……………………..……………… 8

BAB II STRUKTUR DENGAN BEBAN STATIK ……………………………………. 9

2.1. Struktur Menara Air ………………………….……………………………………… 9

2.2. Model Bangunan 2 Lantai ….……………………………………………….……… 35

2.3. Model Bangunan Baja ….……………..…..………………………………………… 54

BAB III STRUKTUR DENGAN BEBAN DINAMIK ……………………..…………. 71

3.1. Umum ….………….……………………….…………………………………………… 71

3.2. Bangunan Beton 5 Lantai …………………………………………..……………… 72

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..………………..…………. 99

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006 vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Umum

ETABS (Extended 3D Analysis of Building Systems) adalah program komputer


yang digunakan khusus untuk analisis dan disain bangunan gedung. Konsep ini
sudah dipikirkan sejak 35 tahun yang lalu oleh para ahli dibidang Teknik Sipil.

Dengan menggunakan program ETABS, pembuatan atau perubahan model,


melakukan analisis, merancang/mendesain dan mengoptimalkan desain, semuanya
langsung dapat dikerjakan melalui single interface yang terintergrasi dengan
Microsoft Windows. Hasil keluaran berupa tampilan grafis yang meliputi hasil
analisis gaya-gaya elemen atau tegangan, desain struktur baja atau beton,
displacement langsung dapat diketahui. Hasil analisis dan desain dapat dipilih
untuk sebagian atau keseluruhan elemen, kemudian dicetak melalui printer, atau
disimpan ke dalam file. Program ETABS menyediakan empat fasilitas untuk analisis
dan desain struktur, ialah membuat model, memodifikasi, meng-analisis, dan men-
desain struktur.

Kemampuan analisis ETABS sangat kuat dan mengacu pada penelitian


analisis numerik dan algoritme terbaru. Program ETABS tersedia dalam dua versi,
ialah ETABS Plus dan ETABS Nonlinear. Kedua versi terdiri atas modul-modul yang
terintegrasi dalam operasi Windows berdasar pada graphical user interface sebagai
berikut.

a) Drafting modul untuk menghasilkan model.

b) Modul untuk menghasilkan beban gempa dan angin.

c) Modul untuk menghasilkan distribusi beban gravitasi pada balok dan kolom
apabila plat lantai tidak diberikan sebagai bagian sistem plat.

d) Modul untuk menghasilkan Output (keluaran).

e) Modul untuk desain kolom, balok dan bracing baja.

f) Modul untuk desain kolom dan balok beton.

g) Modul untuk desain balok composite.

h) Modul untuk desain shear wall.

Program ETABS pertama kali melakukan perhitungan properti yang diberikan


pada struktur gedung dalam model matematik, kemudian komputer melakukan
Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006 1
Pendahuluan 2

langkah-langkah seperti kebiasaan membangun bangunan gedung pada


kenyataannya, yaitu lantai per lantai, tingkat per tingkat.

Terminologi yang digunakan pada program ini ialah column (kolom), beam
(balok), brace (bresing) dan wall (dinding geser), juga nodes (joint/titik kumpul) dan
finite element. Beberapa istilah dalam bahasa Inggris yang digunakan sengaja tidak
dicari padanannya dalam bahasa Indonesia karena akan sangat mengganggu,
misalnya : window, menu, displacements (perpindahan dan rotasi), point
(joint/node/titik kumpul), toolbar, shear wall, dan sebagainya,

1.2. Graphical User Interface

Beberapa ciri tampilan pokok dari Graphical user interface diperlihatkan pada
gambar 1.1. Tampilan tersebur antara lain Main Window, Main Title Bar, Menu
Bar, Display Title Bar dan lain-lainnya. Bagian-bagian tersebut beberapa akan
dijelaskan fungsinya pada sub-bab ini.

Gambar 1.1. Graphical user interface

Main Window berisi semua yang ada pada graphical user interface, window
ini dapat dipindah, di-minimized/maximized, resized atau ditutup menggunakan
standar operasi window.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Pendahuluan 3

Menu Bar berisi semua menu yang ada pada program, untuk mengakes
menu-menu tersebut dilakukan dengan meng-klik pada menu yang diinginkan,
maka akan keluar menu drop-down yang berisi sub-sub menu perintah. Perhatikan
bahwa ada beberapa sub-menu yang diikuti oleh tiga titik, … , atau diikuti oleh
tanda segitiga, ►, di sebelah kanannya. Simbol tiga titik menunjukkan bahwa
sebuah form baru akan muncul ketika menu tersebut dipilih, sedangkan simbol
segitiga menunjukkan bahwa sub-menu baru akan muncul ketika dipilih menu yang
memiliki simbol segitiga yang mengikutinya.

Toolbars dan Button (Tombol) berisi tombol–tombol yang mewakili perintah–


perintah utama. Untuk menjalankan suatu perintah, klik tombol pada toolbar yang
mewakili perintah yang bersangkutan. Tampilan Toolbar dapat diatur dengan
membuang atau menambahkan beberapa tombol perintah baru dengan klik kanan
pada toolbar, maka akan muncul form baru berisi daftar tombol perintah, kemudian
tinggal dipilih atau dibuang tombol sesuai yang diebutuhan.

Display Windows menampilkan bentuk geometri dari suatu model, yang


kadang-kadang diikuti dengan menampilkan properti dari model tersebut, serta
hasil analisis dari desain model. Display Windows hanya dapat menampilkan 4
buah windows pada saat yang bersamaan. Setiap window pada Display Windows
memiliki orientasi tampak, tipe tampilan, dan pilihan tampilan. Hanya ada satu
window yang aktif pada suatu saat, sehingga perintah–perintah hanya akan terjadi
pada window yang aktif tersebut. Untuk mengaktifkan salah satu window, klik pada
window yang ingin diaktifkan. Kadangkala perlu untuk me-refresh tampilan window,
normalnya program akan me–refresh tampilan window secara berkala, tetapi untuk
suatu kasus tertentu, misalnya setelah menghapus elemen, window perlu di-refresh

manual melalui menu View>Refresh Window, atau meng-klik toolbar . Untuk


menutup window, tinggal meng-klik pada tombol yang ada di pojok kanan atas
main window.

Display Title Bar terletak dibagian atas Display Window, yang akan tampak
terang bila aktif. Teks pada Display Title Bar menunjukan tampilan tipe dan lokasi
tingkat atau elevasi tampak samping. Apabila dilakukan analisis/desain, Title Bar
ini akan menampilkan keterangan hasil analisis/desain.

Status Bar terletak pada bagian kiri bawah window utama, teks yang tampak
menunjukkan status terkini (current) dari program. Sesekali teks memberikan
informasi tentang tipe dan lokasi tampilan yang aktif pada window. Setelah
dilakukan analisis, misalnya deformed shapes, maka akan ditampilkan “Right click

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Pendahuluan 4

on any point for displacements values”. Apabila di-klik kanan pada sembarang point
(titik kumpul) maka akan ditampilkan nilai-nilai displacement titik tersebut. Apabila
ditampilkan deformed shapes, termasuk juga mode shapes, maka kontrol animasi
yang ada disebelah kanan Status Bar akan muncul.

Koordinat Mouse Pointer ditampilkan pada sisi kanan Status Bar. Koordinat
yang ditampilkan disini adalah sistem koordinat sesuai dengan pilihan pada drop-
down box yang terletak disisi kanan Status Bar. Untuk memilih alternatif sistem
koordinat yang lain, dilakukan dengan menu Edit>Edit Grid Data, yang kemudian
dapat ditambahkan/dihapus sistem koordinat yang diinginkan. Koordinat Mouse
Pointer tidak selalu ditampilkan, dan hanya ditampilkan bila Mouse Pointer ada
pada Window yang aktif. Pada bidang dua dimensi atau pada tampak elevasi,
koordinat Mouse Pointer selalu akan ditampilkan, sedangkan pada tampilan tiga
dimensi koordinat Mouse Pointer akan ditampilkan jika Mouse Pointer-nya
menempel (snap) pada suatu titik atau perpotongan garis grid.

Plan View Drawing atau tampilan bidang gambar dapat dipilih menggunakan
drop-down box yang ada di sisi kanan Status Bar. Ada tiga pilihan yang dapat
dilakukan, antara lain :

a) One story : maksudnya penggambaran obyek, pemilihan obyek dan lain-lain


penentuan obyek, hanya untuk tingkat (story) yang dipilh saja.

b) All Stories : maksudnya penggambaran obyek, pemilihan obyek dan lain-


lain penentuan obyek, dillakukan untuk semua tingkat (story) pada bidang
yang sama.

c) Similar Stories : maksudnya penggambaran obyek, pemilihan obyek dan


lain-lain penentuan obyek, dillakukan untuk tingkat yang serupa (similar
story) pada bidang yang sama. Similar story ditentukan melalui form Story
Data, dengan menu Edit>Edit Story Data>Edit Story.

Current Units menunjukkan satuan (unit) yang digunakan pada analisis


atau desain, yang ditunjukkan pada sisi paling kanan dari Status Bar. Satuan ini
dapat diubah setiap saat melalui drop-down box, untuk dipilih satuan yang
diinginkan, misalnya kN-m, kg-m, N-mm, kg-mm dan sebagainya. Satuan ini juga
dapat diubah melalui drop-down box yang ada di dalam beberapa form yang lain.

Aerial View adalah window kecil yang dapat dipindah-pindahkan (float) di


atas window utama. Apabila window utama tidak maksimal, Aerial View ini dapat

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Pendahuluan 5

ditempatkan di luar window utama. Untuk menampilkan dapat dilakukan melalui


menu Option>Show Aerial View.

Mouse adalah alat bantu untuk menggambarkan obyek, memilih


menu/obyek atau yang lainnya. Ada tujuh cara menggunakan mouse pada program
ETABS, ialah (1) klik-kiri, (2) klik-kanan, (3) klik-kiri sambil menekan tombol Ctrl
pada keyboard, (4) klik-kanan sambil menekan tombol Ctrl pada keyboard, (5) klik-
kiri sambil menekan tombol Shift pada keyboard, (6) double klik, dan (7) drag atau
menarik. Masing-masing cara tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a) Klik-kiri adalah menekan tombol mouse sebelah kiri kemudian melepasnya.


Biasanya klik-kiri ini digunakan untuk memilih menu, mengaktifkan toolbar
dan memlih obyek pada model. Untuk selanjutnya pada buku ini klik-kiri ini
hanya akan dituliskan dengan ‘klik’ saja.

b) Klik-kanan adalah menekan tombol mouse sebelah kanan kemudian


melepasnya. Klik-kanan pada obyek biasanya digunakan untuk
menampilkan apa yang diinginkan, misalnya : displacement, gaya elemen,
reaksi dan sebagainya.

c) Tombol Ctrl digunakan untuk memilih obyek yang letaknya ada di atas
obyek lainnya. Pada kasus ini jika ingin dipilih obyek khusus, maka tekan
tombol Ctrl bersamaan dengan klik sekali saja. Dengan klik kiri akan
ditampilkan form yang berisi beberapa obyek, kemudian dari form ini dapat
dipilih obyek yang diinginkan.

d) Tombil Shift digunakan untuk memilih data yang berdekatan/berurutan


pada list box. Hal ini dilakukan dengan meng-klik item pertama, kemudian
dengan menekan tombol Shift, klik item yang terakhir, maka akan terpilih
beberapa item diantara klik pertama dan klik terakhir tersebut.

e) Double klik adalah menekan dua kali tombol mouse kiri dengan cepat. Pada
saat melakukan double klik ini mouse tidak boleh bergeser. Double klik
digunakan salah satunya untuk melengkapi pada saat menggambar model.

f) Drag dilakukan dengan cara klik-kiri sambil ditahan kemudian mouse


digeser ke posisi yang lain, kemudian klik dilepas. Cara ini digunakan untuk
memindahkan window aerial view, atau untuk me-reshape obyek.

1.3. Membuat Model

Untuk membuka program ETABS melalui Window XP dimulai dari Start>All


Programs>ETABS 8 Nonlinier> ETABS 8 Nonlinier. Setelah Graphical User

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Pendahuluan 6

Interface ditampilkan pilih menu File>New Model atau dapat dipilih toolbar ,
kemudian langkah-langkah selanjutnya akan dijelaskan pada latihan-latihan
membuat model. Setelah model ditampilkan jika diperlukan bantuan dapat
menggunakan fasilitas help melalui menu Help>Search for Help On, atau dapat
dengan menekan tombol F1 pada keyboard. Untuk menyimpan data model gunakan

menu File>Save atau melalui toolbar . Data akan disimpan dengan ekstensi *.edb
yang berbentuk binary, dan file-file backup yang berbentuk text dengan ekstensi
*.$et atau *.e2k. File-file yang berbentuk text dapat dibuka dengan program notepad
atau wordpad.

Untuk membuat model beberapa langkah baku yang harus dilakukan


dijelaskan sebagai berikut.

a) Menentukan grid geometri, yang dapat dilakukan dengan memilih template


atau menentukan sendiri.

b) Menentukan properti material.

c) Menentukan frame section dan wall/slab/deck section.

d) Menggambar balok, kolom, plat lantai dan juga dinding geser atau bresing
jika ada.

e) Menentukan load case dan beban statik yang bekerja pada model.

f) Menentukan beban dinamik, yang inputnya dapat berupa respon spektrum


atau time history. Pada langkah ini termasuk juga menentukan massa
bangunan.

g) Analisis struktur dan kontrol hasil. Pada langkah ini perlu dikontrol apakah
deformasi dan gaya-gaya pada struktur hasilnya masih “wajar”. Apabila
ditemui hasil-hasil yang tidak sewajarnya, misalnya terlampau besar atau
terlampau kecil, maka perlu di-cek apakah data yang diberikan sudah
benar. Kesalahan dapat saja terjadi pada pemilihan satuan, kombinasi
beban, atau data yang lain.

h) Desain atau kontrol elemen struktur sesuai peraturan yang berlaku.

1.4. Mode (Cara)

Ada dua mode (cara) yang diberikan oleh program ETABS yaitu draw mode
dan select mode. Pada draw mode dimungkinkan untuk menggambar obyek, sedang
select mode dimungkinkan untuk memilih obyek dan kemudian meng-edit,

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Pendahuluan 7

menentukan obyek (misal : mememberi properti, beban dan lainnya), dan mencetak
hasilnya ke printer. Pada program ETABS mode default-nya adalah select mode.

Pada draw mode secara otomatis memungkinkan dipilih melalui satu dari
sub-menu mengikuti perintah dari draw menu, atau dengan cara meng-klik pada
toolbar yang berhubungan dengan menu yang bersangkutan. Beberapa contoh
toolbar untuk draw menu ditunjukkan seperti di bawah ini.

a) Untuk menggambarkan Point Object dapat digunakan toolbar .

b) Untuk menggambar Line Object : , , , , atau .

c) Untuk menggambar Area Object : , , , , atau .

Draw mode ini akan terus aktif sampai dikerjakan satu dari beberapa hal
berikut ini.

a) Klik pada tollbar Pointer .

b) Menekan tombol Esc pada keyboard.

c) Memilih menu Select dari display menu yang ada.

Pada kondisi select mode, pointer dalam keadaan Normal Select Pointer, dan

seting default-nya mouse pointer akan tampak seperti . Pada kondisi draw mode,
pointer dalam keadaan Alternate Select, dan seting default-nya akan tampak seperti
↑.

Perlu dicatat bahwa bila dalam draw mode mouse pointer digerakkan dekat
dengan toolbar atau menu bar, maka tampilan pointer yang tadinya ↑ , akan

berubah sementara menjadi . Secara khusus untuk mengubah tampilan mouse


dapat dilakukan melalui Window start Menu, Control Panel, kemudian klik pada
Mouse.

1.5. Locking dan Unlocking Model

Tombol yang memungkinkan model untuk locked (terkunci) dan unlocked (tak

terkunci) diberikan pada menu Options atau tollbar . Apabila model dalam
keadaan terkunci, maka model tidak dapat diubah/di-edit.

Setelah menjalankan perintah analisis (run), program secara otomatis akan


menyimpan hasil-hasil analisis dan mengunci model untuk mencegah bila ada
Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006
Pendahuluan 8

perubahan yang akan menyebabkan tidak valid-nya hasil analisis dan desain. Untuk

mengubah model menjadi tak terkunci tekan toolbar , kemudian baru dilakukan
perubahan-perubahan seperti yang diinginkan.

1.6. Undo dan Redo

Keistimewaan Undo pada program ini ialah memungkinkan untuk


mengembalikan model yang telah diubah atau salah input (misal : geometri, beban,
properti dan sebagainya), untuk dikembalikan pada kondisi terakhir model tersebut
disimpan (di-save). Sebagai contoh apablia telah menggambar satu atau lebih obyek,
kemudian diinginkan untuk tidak jadi menggambar obyek tersebut, maka

digunakan menu Edit>Undo atau melalui toolbar . Dan apabila ternyata

diinginkan menggambar lagi, gunakan menu Edit>Redo atau melalui toolbar .

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


BAB II
STRUKTUR DENGAN BEBAN STATIK

2.1. Struktur Menara Air

Sebuah konstruksi menara air yang teridiri dari bak-bak air yang diletakkan
di atas plat beton seperti pada gambar 2.1, semua bahan dari beton bertulang
dengan berat volume 24 kN/m3. Beban luar yang bekerja pada plat adalah berat air
sebesar 12 kN/m2 sebagai beban mati (DL=dead load), dan beban hidup (LL=live
load) sebeasr 1,0 kN/m2. Beban hidup sebesar 0,5 kN/m’ dianggap bekerja pada
balok B2.

Modulus elastis beton Ec = 2. 104 MPa


Air 30 m
3 Plat beton
Mutu beton fc' = 20 MPa
Mutu baja tulangan Fyl = 400 MPa
B1
Mutu baja sengkang Fys = 240 MPa
3,0 m
Balok B1 : 200x400 mm2
Balok B2 : 150x300 mm2
Kolom : 350x350 mm2
B2
Tebal plat beton : 150 mm
3,0 m Dukungan pondasi sendi

1 2
1,0 3,0 m 1,0
B2

3,0 m 1,0 m
B

B2 5,0 m 3,0 m
Z 3,0 m
X A
1,0 m
B2 1.5 m 5,0 m
Y
3,0 m
X
1 2
(a) Tampak (b) Denah

Gambar 2.1. Menara air

Untuk merencanakan model struktur pada gambar 2.1 tersebut dapat diikuti
langkah-langkah sebagai berikut.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006 9


Struktur Dengan Beban Statik 10

A. Menentukan Geometri Model

Dari gambar denah terlihat pada arah sumbu X (global) ada 4 grid dengan
dua grid diberi label 1 dan 2, pada arah sumbu Y (global) ada 4 grid dengan 2 grid
diberi label A dan B. Pada arah sumbu vertikal Z (global) ada 4 tingkat, yaitu balok
ikat B2 ada 4, dan balok B1 pada tingkat paling atas.

Setelah program ETABS dijalankan, untuk mentukan grid dapat diikuti


langkah-langkah seperti di bawah ini.

1. Pastikan terlebih dahulu unit (satuan) dalam kN-m, seperti gambar 2.2.

Gambar 2.2. Menentukan unit (satuan)

2. Untuk menentukan model yang baru dilakukan melalui menu File>New Model,

atau gunakan toolbar , maka akan muncul form seperti gambar 2.3

Gambar 2.3. Awal pilihan model

Pada gambar 2.3 terlihat ada 3 button pilihan, yang pertama Choose.edb
digunakan untuk membuka file ETABS yang sudah tersimpan terdahulu.
Default.edb ialah memulai model ETABS menggunakan pilihan yang ada pada
Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006
Struktur Dengan Beban Statik 11

file Default.edb, yang ada pada directory yang sama dengan ETABS.exe. Apabila
file Default.edb tidak ada, maka ETABS akan menggunakan pilihan yang sama
seperti pada pilihan No. Pilih button No, sehingga akan ditampilkan form seperti
pada gambar 2.4 berikut

Gambar 2.4. Data grid dan tingkat

3. Pada ‘Grid Dimension (Plan)’ untuk ‘Number Lines in X Direction’ diisi 4, yang
maksudnya 4 grid arah X, untuk ‘Number Lines in Y Direction’ diisi 4. Kemudian
pada ‘Spacing in X Direction’ dan ‘Spacing in Y Direction’ sementara diisi 3, yang
nantinya akan diedit. Pada ‘Story Dimension’ untuk ‘Number of Stories’ diisi 5,
maksudnya 5 tingkat, pada ‘Typical Story Height’ diisi 3, dan pada ‘Bottom Story
Height’ diisi 1.5. Pada ‘Typical Story Height’ diisi dengan 3, maksudnya tinggi
tingkat tipikal-nya adalah 3m, sedangkan tinggi tingkat paling bawah (‘Bottom
Story Height’) diisi 1,5.

4. Klik pada radio button ‘Custom Grid Spacing’, kemudian klik ‘Grid Labels’, maka
akan ditampilkan form seperti gambar 2.5. Pada ‘Beginning X ID’ diganti dengan
1, pada gambar denah untuk label grid arah X adalah dengan angka 1 dan 2.
Pada ‘Beginning Y ID’ diganti dengan A, pada gambar denah untuk label grid arah
Y adalah dengan huruf A dan B. Kemudian klik OK.
Catatan : untuk pemberian label arah X dapat dilakukan dari kiri ke kanan, atau dari
kanan ke kiri, sedangkan untuk pemberian label arah Y dapat dilakukan dari
bawah ke atas, atau dari atas ke bawah.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 12

Gambar 2.5. Menentukan label grid

5. Dari data form seperti pada gambar 2.4 klik pada ‘Edit Grid’, maka akan tampil
form seperti gambar 2.6. berikut.

Gambar 2.6. Menentukan data grid

Pada form ‘Define Grid Data’ untuk ‘Display Grid as’ pilih ‘Spacing’, kemudian
pada ‘X Grid Data’ dan ‘Y Grid Data’ diisi data seperti gambar 2.6.

Pada ‘X Grid Data’ :

a) Baris nomor 1, ‘Grid ID’ dikosongkan, kemudian ‘Spacing’ diisi 1, ‘Line Type’
diganti Secondary dengan cara ‘double-klik’, ‘Visibility’ diisi Show, ‘Buble
Loc’ diisi Top.

b) Baris nomor 2, ‘Grid ID’ diberi label 1, kemudian ‘Spacing’ diisi 3, ‘Line Type’
diisi Primary, ‘Visibility’ diisi Show, ‘Buble Loc’ diisi Top.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 13

c) Baris nomor 3, ‘Grid ID’ diberi label 2, kemudian ‘Spacing’ diisi 1, ‘Line Type’
diisi Primary, ‘Visibility’ diisi Show, ‘Buble Loc’ diisi Top.

d) Baris nomor 4, ‘Grid ID’ dikosongkan, kemudian ‘Spacing’ diisi 0, ‘Line Type’
diganti Secondary, ‘Visibility’ diisi Show, ‘Buble Loc’ diisi Top.
Catatan : Maksud dari isian data pada butir a) di atas adalah, jika ‘Grid ID’ dikosongkan,
maka label pada grid tersebut tidak ada atau kosong. Untuk ‘Spacing’ jarak dari
grid paling kiri (nomor 1) ke grid nomor 2 adalah 1,0 m. ‘Line Type’ dapat dipilih
Secondary atau Primary dengan klik dua kali secara cepat (double-klik). Jika
dipilih Primary lingkaran label akan ditampilkan, tetapi jika dipilih Secondary
maka lingkaran label tidak ditampilkan. Pilihan pada ‘Visibility’ juga dilakukan
dengan double-klik. Jika ‘Visibility’ dipilih Show, maka grid akan ditampilkan,
jika dipilih Hide, maka grid tidak ditampilkan. Pilihan pada ‘Buble Loc.’,
digunakan untuk memilih lokasi lingkaran label grid. Untuk grid arah X dapat di
letakkan di atas (Top) atau di bawah (Bottom), untuk grid arah Y dapat di
letakkan di kiri (Left) atau di kanan (Right).

Pada ‘Y Grid Data’ :

a) Baris nomor 1, ‘Grid ID’ dikosongkan, kemudian ‘Spacing’ diisi 1, ‘Line Type’
diganti Secondary, ‘Visibility’ diisi Show, ‘Buble Loc’ diisi Top.

b) Baris nomor 2, ‘Grid ID’ diberi label A, kemudian ‘Spacing’ diisi 3, ‘Line Type’
diisi Primary, ‘Visibility’ diisi Show, ‘Buble Loc’ diisi Top.

c) Baris nomor 3, ‘Grid ID’ diberi label B, kemudian ‘Spacing’ diisi 1, ‘Line Type’
diisi Primary, ‘Visibility’ diisi Show, ‘Buble Loc’ diisi Top.

d) Baris nomor 4, ‘Grid ID’ dikosongkan, kemudian ‘Spacing’ diisi 0, ‘Line Type’
diganti Secondary, ‘Visibility’ diisi Show, ‘Buble Loc’ diisi Top.
Catatan : Penjelasan dan cara mengganti data pada ‘Y Grid Data’ ini sama dengan yang
dijelaskan pada ‘X Grid Data’.

Pada ‘Bubble Size’ diisi 0.7. Data ini menunjukkan besar kecilnya lingkaran label
sesuai dengan yang diinginkan.

Setelah form ‘Define Grid Data’ selesai diisi kemudian klik OK.

6. Pada ‘Story Dimensions’ klik ‘Custom Story Data’, kemudian klik ‘Edit Story
Data’, maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.7. Kemudian diisi data
sebagai berikut ini.

a) Baris nomor 6 pada ‘Label’ diganti Plat, maksudnya adalah plat beton paling
atas. Pada ‘Master Story’ diganti dengan No, yang maksudnya tingkat ini
bukan sebagai master story.

b) Baris nomor 5 pada ‘Label’ diganti BL-3, maksudnya adalah sebagai label
balok ikat nomor 3. Pada ‘Master Story’ diganti dengan Yes, yang

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 14

maksudnya tingkat ini digunakan sebagai master story, yang nantinya


digunakan untuk pilihan Similar Story untuk tingkat di bawahnya.

c) Baris nomor 4 pada ‘Label’ diganti BL-2, maksudnya adalah sebagai label
balok ikat nomor 2. Pada ‘Master Story’ dipilih No, pada ‘Similar To’ dipilih
BL-3, yang maksudnya tingkat BL-2 ini serupa dengan tingkat BL-3.

d) Untuk baris nomor 3 dan 2 diganti sama dengan baris nomor 4, hanya label
saja yang diubah.

Gambar 2.7. Data grid tingkat

Setelah selesai mengisi data form pada gambar 2.7 kemudian klik OK, maka
dilayar akan ditampilkan seperti gambar 2.8.
Catatan : Nama-nama label seperti PLAT, BL-1, SLOOF dan sebagainya dapat ditentukan
sesuai selera masing-masing. Hanya yang perlu diingat nama tersebut harus
mempunyai maksud, dan tidak terlalu panjang.

Pada gambar 2.8 terlihat pada window sebelah kiri adalah tampak atas (Plan
View), sedang pada window sebelah kanan tampak 3 dimensi (3D). Pada gambar
tersebut window yang aktif adalah yang sebelah kiri, yang ditunjukkan dengan
Title Bar yang lebih terang. Pada Title Bar window sebelah kiri menunjukkan
Plan View-nya adalah PLAT, elevasinya 13.5, sedang pada window sebelah kanan
posisi bidang PLAT terlihat ada pada tingkat paling atas, yang ditunjukkan
dengan garis grid yang lebih terang. Untuk memindah elevasi atau tingkat dapat

digunakan toolbar atau yang ada di bagian atas.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 15

Gambar 2.8. Tampilan Main Window

B. Menentukan Properti Bahan dan Frame Section

Untuk menentukan properti bahan/material dilakukan langkah-langkah


seperti berikut ini.

1. Melalui menu Define>Material Properties atau klik toolbar akan ditampilkan


form seperti gambar 2.9. Dari form tersebut sorot pada CONC, maksudnya
adalah bahan beton bertulang, dan klik pada ‘Modify Show Material…’, maka
akan ditampilkan form seperti pada gambar 2.10.

Gambar 2.9. Menentukan material

2. Pada form ‘Material Property Data’ diisi data seperti pada gambar 2.10

Pada ‘Analyisis Property Data’ untuk ‘Weight per unit Volume’ diisi 24, untuk
‘Modulus of Elasticity’ diisi 2e7 (maksudnya 2.107 kN/m2, dari MPa dijadikan

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 16

kN/m2). Untuk data ‘Mass per unit Volume’, ‘Poisson’s Ratio’ dan ‘Coeff of
Thermal Expansion’ biarkan apa adanya tidak perlu diubah.

Pada ‘Design Property Data (ACI 318-99)’ untuk ‘Specified Conc Comp Strenght,
f’c’ diisi 20e3 (20.103 kN/m2), untuk ‘Bending Reinf. Yield Stress fy’ diisi 400e3
(400.103 kN/m2), untuk ‘Shear Reinf. Yield Stress fys’ diisi 240e3 (240.103
kN/m2).

Gambar 2.10. Menetukan properti material

Setelah form ‘Material Property Data’ sudah diisi seperti gambar 2.10 klik OK,
dan klik OK lagi.

3. Melalui menu Define>Frame Section… atau klik toolbar akan ditampilkan


form seperti pada gambar 2.11.

Gambar 2.11. Menentukan penampang

4. Pada ‘Define Frame Properties’ gambar 2.11, melalui drop-down box pilih ‘Add
Rectangular’, maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.12

Pada ‘Section Name’ diisi K35X35, pada ‘Material’ pilih CONC, pada ‘Dimensions’
untuk ‘Depth (t3)’ diisi 0.35, dan pada ‘Width’ (t2) diisi 0.35.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 17

Sebagai catatan, pada ETABS versi 8.4.5 default untuk penampang beton segi-
empat adalah untuk kolom, sehingga ‘Reinforcement…’ tidak perlu diubah.

Setelah form isian seperti gambar 2.12 selesai kemudian klik OK.

Gambar 2.12. Menentukan properti kolom

5. Langkah nomor 4 diulang dengan memilih ‘Add Rectangular’ dari drop-down box,
maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.13(a).

Pada ‘Section Name’ diisi B20X40, pada ‘Material’ pilih CONC, pada ‘Dimensions’
untuk ‘Depth (t3)’ diisi 0.4, dan pada ‘Width’ (t2) diisi 0.2.

Klik pada ‘Reinforcement…’ kemudian akan tampil form seperti gambar 2.13(b),
pada ‘Design Type’ dipilih Beam, sementara untuk data yang lain dibiarkan dulu.
Isian untuk ‘Concrete Cover to Rebar Center’ pada ‘Top’ dan ‘Bottom’
maksudnya adalah jarak pusat tulangan terhadap sisi luar selimut beton.

(a) Penampang segi-empat (b) Data penulangan

Gambar 2.13. Menentukan properti balok 200x400

6. Langkah nomor 5 diulang dengan memilih ‘Add Rectangular’ dari drop-down box,
maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.14.
Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006
Struktur Dengan Beban Statik 18

Pada ‘Section Name’ diisi B15X30, pada ‘Material’ pilih CONC, pada ‘Dimensions’
untuk ‘Depth (t3)’ diisi 0.3, dan pada ‘Width’ (t2) diisi 0.15. Klik pada
‘Reinforcement…’ kemudian pada ‘Design Type’ dipilih Beam.

Gambar 2.14. Menentukan properti balok 150x300

Dari langkah nomor 3 sampai 6, telah ditentukan penampang elemen K35X35


(kolom), B200X400 (balok plat), dan B15X30 (balok ikat dan sloof). Untuk
penampang yang lain (default-nya ETABS), supaya tidak mengganggu sebaiknya
dihapus. Untuk menghapus penampang lain yang tidak digunakan, dilakukan
dengan cara berikut.

a) klik pada panampang dengan nama A-CompBm (paling atas), kemudian


digulung (scroll) ke bawah sampai penampang dengan nama A-TrWebPIPE
(di atas penampang B15X30), sambil menekan ‘Shift’ klik pada A-
TrWebPIPE. Dengan demikian penampang dengan nama A-CompBm sampai
A-TrWebPIPE akan terpilih seperti pada gambar 2.15. Kemudian klik pada
button ‘Delete Property’, maka penampang yang terpilih tersebut akan
dihapus.

Gambar 2. 15. Memilih penampang berurutan

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 19

b) Langkah a) diulang untuk mengahpus penampang lain yang tidak


digunakan, sehingga pada form ‘Define Frame Properties’ hanya tinggal
penampang yang akan digunakan seperti pada gambar 2.16.

Gambar 2.16. Properti penampang yang digunakan

C. Menggambar Elemen Struktur

1. Pastikan window yang aktif adalah sebelah kiri, dan pada pilihan tingkat adalah
‘One Story’. Melalui menu Draw>Draw Line Object>Create Columns In Region

atau menggunakan toolbar , akan ditampilkan floating-form (dapat dipindah-


pindah) seperti gambar 2.17. Apabila floating-form dirasa menggangu dapat
digeser agak kekanan.

Gambar 2.17. Menggambar elemen kolom

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 20

2. Pada ‘Property’ floating-form pilih K35X35, kemudian klik pada perpotongan grid
A-1, kemudian klik pada perpotongan grid A-2. Dilanjutkan dengan klik pada B-1
dan B-2. Langkah ini adalah menggambar elemen kolom untuk tingkat paling
atas (PLAT) saja, karena pilihan tingkat adalah ‘One Story’.

3. Tingkat digeser kebawah dengan toolbar sehingga Plan View menjadi BL-3,
dan pilihan tingkat diubah menjadi ‘Similar Stories’. Klik pada perpotongan grid
A-1, kemudian klik pada perpotongan grid A-2, dilanjutkan dengan klik pada B-1
dan B-2. Langkah ini menggambarkan elemen kolom mulai dari tingkat elevasi
BASE sampai dengan BL-3, karena adanya pilihan tingkat ‘Similar Stories’,
dimana pada data grid tingkat BL-2, BL-1 dan SLOOF adalah similar dengan BL-
3.
Catatan : Sebenarnya elemen kolom pada model ini dapat digambar untuk semua tingkat
sekaligus dengan pilihan tingkat All Stories, karena properti kolom dari
dukungan (BASE) sampai tingkat atas (PLAT) adalah sama, yaitu K35X35.

4. Tingkat digeser ke atas lagi dengan toolbar , pilihan tingkat tetap ‘Similar
Stories’. Aktifkan assignment untuk menggambar balok melalui menu

Draw>Draw Line Object>Draw Lines atau menggunakan toolbar . Kemudian


‘Property’ pada floating-form pilih B20X40, yang mana balok pada tingkat paling
atas propertinya adalah B20X40.

5. Gambar balok pada as A dengan cara klik pada perpotongan grid arah Y paling
kiri dengan grid A, tarik kekanan kemudian klik pada perpotongan grid A-1.
Lanjutkan terus kekanan klik pada perpotongan grid A-2, dan terus ke
perpotongan grid A dengan grid arah Y paling kanan. Setelah sampai pada grid
arah Y paling kanan kemudian klik-kanan untuk menyelesaikan penggambaran
balok pada as A. Langkah ini diulang untuk menggambar elemen balok pada as B

6. Untuk menggambar elemen balok pada as 1, pada prinsipnya sama dengan


langkah 6. Mulai dari perpotongan grid arah X paling bawah dengan as 1, ditarik
ke atas ke peotongan grid A-1, terus ke B-1, dan terakhir ke perpotongan grid
arah X paling atas dengan as 1. Langkah ini diulang untuk menggambar elemen
balok pada as 2. Setelah langkah ini selesai, maka pada tingkat atas sudah
tergambar elemen balok seperti pada gambar 2.18.

7. Tingkat digeser ke bawah satu kali dengan toolbar , pilihan tingkat tetap
‘Similar Stories’. Aktifkan assignment untuk menggambar balok secara cepat
melalui menu Draw>Draw Line Object>Create Lines In Region atau

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 21

menggunakan toolbar . Kemudian ‘Property’ pada floating-form pilih B15X30,


yang mana balok pada tingkat BL-3 kebwah propertinya adalah B15X30.

8. Klik pada as A diantara titik A-1 dan A-2, kemudian dilanjutkan klik pada as B
diantara titik B-1 dan B-2. Pada tingkat BL-3 kebawah balok dibawah as A dan
diatas as B tidak ada, sehingga tidak digambar.

9. Klik pada as 1 diantara titik A-1 dan B-1, kemudian dilanjutkan klik pada as 2
diantara titik A-2 dan B-2. Pada tingkat BL-3 kebawah balok disebelah kiri as 1
dan disebelah kanan as B tidak ada, sehingga tidak digambar. Setelah langkah
ini selesai, maka seluruh balok di bawah tingkat BL-3 telah tergambar. Hal ini
ditunjukkan pada tampilan window yang ada disebelah kanan gambar 2.19.

Gambar 2.18. Penggambaran elemen balok tingkat atas

Setelah langkah 1 sampai dengan 9 dilakukan, maka seluruh elemen balok


dan kolom telah tergambar. Untuk mengontrol apakah properti elemen sudah sesuai
dengan data yang diinginkan maka melalui menu View>Set Building View
Options…, atau klik toolbar , akan ditampilkan form seperti gambar 2.20.

Dari form ‘Set Bulding View Options’ gambar 2.20, aktifkan (check atau √ )
pada ‘Line Section’, kemudian klik OK. Aktifkan window yang kanan, kemudian klik

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 22

toolbar lagi, aktifkan (check atau √ ) pada ‘Line Section’, kemudian klik OK, maka
tampilan terakhir model struktur menjadi seperti pada gambar 2.21.

Gambar 2.19. Penggambaran elemen balok tingkat BL-3 kebawah

Gambar 2.20. Pilihan tampilan (Set Building View Options)

Catatan : Default dukungan pada ETABS adalah sendi. Hal ini tampak pada tampilan
gambar 2.18 pada window sebelah kanan. Untuk mengubah menjadi dukungan
jepit atau yang lainnya akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 23

Gambar 2.21. Tampilan model dengan Line Section

D. Menentukan dan Menggambar Plat

Untuk menentukan dan menggambar plat beton pada tingkat paling atas
dilakukan langkah-langkah seperti berikut.

1. Melalui menu Define>Wall/Slab/Deck Sections…, atau klik toolbar akan


ditampilkan form seperti gambar 2.22(a).

(a) Pilihan Plat/Wall/Deck (b) Properti plat

Gambar 2.22. Menentukan properti plat

2. Dari form ‘Define Wall/Slab/Deck Sections’ pilih SLAB1, kemudian klik pada
‘Modify/Show Section…’, maka akan tampil form seperti gambar 2.22(b).

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 24

3. Pada form ‘Wall/Slab Section’ , untuk ‘Section Name’ dipilih P150, untuk
‘Material’ pilih CONC, untuk ‘Thickness’ diisi 0.15 baik pada ‘Membrane’ maupun
‘ Bending’, untuk ‘Type’ pilih Membrane. Kemudian klik OK.
Catatan : Pada tipe plat, pilihan ‘Shell’ maksudnya plat mempunyai kekakuan sebagai ‘in-
plane membrane’ dan ‘out-of-plane plate bending’. Untuk pilihan ‘Membrane’
plat hanya mempunyai kekakuan sebagai ‘in-plane membrane’. Untuk pilihan
‘Plate’ plat hanya mempunyai kekakuan pada ‘out-of-plane plate bending’

4. Untuk menggambar plat, pastikan window yang aktif adalah sebelah kiri, dan
elevasi tingkat ada pada paling atas (PLAT). Melalui menu Draw>Area

Object>Draw Rectangular Areas…, atau klik toolbar , maka akan


ditampilkan floating-form seperti gambar 2.23.

5. Dari floating form seperti gambar 2.23 pilih ‘Property’ dengan P150. Kemudian
klik (sambil ditahan) pada perpotongan grid pada sudut kiri-bawah, geser ke
perpotongan grid pada sudut kanan-atas, klik dilepas, maka menggambar plat
segi-empat pada tingkat atas selesai.

Gambar 2.23. Floating form untuk menggambar plat

6. Untuk melihat apakah plat sudah tergambar dengan benar, dapat dikontrol
dengan ‘View Set Building Options’ dengan toolbar . Sebelumnya aktifkan dulu
window yang sebelah kanan, kemudian klik toolbar , kemudian check (√) pada
‘Object Fill’ seperti pada gambar 2.24. Setelah langkah ini dilakukan tamnpilan
model terakhir seperti ditunjukkan pada gambar 2.25.

Gambar 2.24. Mengaktifkan ‘Object Fill’

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 25

Gambar 2.25. Tampilan plat dengan ‘Object Fill’

E. Menentukan Beban

Untuk mentukan beban pada model struktur dibagi menjadi dua, ialah beban
mati dan beban hidup. Beban mati ialah beban elemen struktur itu sendiri, dan juga
beban-beban yang bekerja di atasnya. Beban sendiri elemen struktur dapat dihitung
oleh program dengan memberi faktor ‘Selft Weight Multiplier’ dengan nilai 1 pada
saat penentuan ‘Load Case’.

Pada model ini beban yang bekerja pada plat ada dua, ialah beban mati air
(DL) sebesar 12 kN/m2, dan beban hidup (LL) sebesar 1 kN/m2. Beban yang bekerja
pada balok B2 (dari SLOOF sampai BL-3) hanya beban hidup (LL) sebesar 1 kN/m2,
karena beban mati (DL) sudah dihitung oleh program.

Langkah-langkah untuk menentukan beban pada model struktur ialah


sebagai berikut.

1. Menentukan ‘Load Case’. Untuk menentukan ‘Load Case’ dilakukan melalui

menu Define>Static Load Cases…, atau melalui toolbar , maka akan


ditampilkan form seperti pada gambar 2.26.

Pada form gambar 2.26 ‘Load’ DEAD adalah untuk beban mati (DL), sedangkan
LIVE adalah untuk beban hidup (LL). Pada ‘Self Weight Multiplier’ untuk DEAD
nilainya 1, artinya berat sendiri elemen struktur diperhitungkan, jika diberi nilai

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 26

0, maka berat sendiri elemen struktur tidak diperhitungkan. Karena macam


beban sudah sesuai dengan keinginan, maka from ini tidak perlu di-edit,
kemudian klik OK.

Gambar 2.26. Menentukan ‘Load Cases’

2. Menentukan beban pada plat. Untuk menentukan beban pada plat, dapat
dilakukan sebagai berikut.

a) Pastikan window kiri yang aktif, dan posisi bidang gambar ada pada elevasi
PLAT (paling atas). Klik pada tengah-tengah bidang plat, maka pilihan plat
akan ditunjukkan dengan tampak disekelilingnya dengan garis putus-putus.

b) Melalui menu Assign>Shell/Area Loads>Uniform…B, atau klik toolbar


akan ditampilkan form seperti gambar 2.27(a). Pada ‘Load Case Name’ pilih
DEAD, pada ‘Load’ diisi 12, pada ‘Direction’ pilih Gravity. Kemudian klik
OK.

c) Pilih lagi plat, melalui menu Assign>Shell/Area Loads>Uniform… akan


ditampilkan form seperti gambar 2.27(b). Pada ‘Load Case Name’ pilih LIVE,
pada ‘Load’ diisi 1, pada ‘Direction’ pilih Gravity. Kemudian klik OK.

(a) Beban mati (b) Beban hidup


Gambar 2.27. Menentukan beban plat

3. Menentukan beban pada balok.

a) Geser elevasi lantai ke BL-3 dengan toolbar , pastikan pilihan tingkat


pada ‘Similar Stories’

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 27

b) Pilih semua elemen balok dengan cara meng-klik pada masing-masing


elemen. Elemen yang terpilih akan ditampilkan dengan garis putus-putus.

c) Melalui menu Assign>Frame/Line Loads>Distributed…, atau klik toolbar

akan ditampilkan form seperti gambar 2.28. Pada ‘Load Case Name’ ganti
dengan LIVE, pada ‘Load Type and Direction’ pilih Forces dan Gravity, pada
‘Uniform Load’ isi dengan 0.5. Kemudian klik OK.

Gambar 2.28. Menentukan beban hidup balok

F. Analisis Model

Setelah data geometri, properti elemen dan beban-beban diberikan, maka


model struktur sudah dapat di-analisis. Sebelum melakukan analisis (Run), perlu
dicek seting menu analisis melalui menu Analize>Set Analysis Options…. Dari
menu ini akan ditampilkan form seperti pada gambar 2.29.

Pada form gambar 2.29 terlihat bahwa pada ‘Dynamic Analysis’ terlihat check
(√) atau aktif, padahal model ini tidak ada data untuk analisis dinamik, misalnya :
respon spektrum atau time history, massa dan sebagainya. Agar tidak terjadi
kesalahan (error) atau peringatan (warning) maka pada ‘Dynamic Analysis’ perlu di-
non aktifkan dengan meng-klik pada pilihan ‘Dynamic Analysis’, sehingga tanda √
tidak aktif.

Untuk mulai analisis dilakukan melalui menu Analyze>►Run Analysis, atau


tekan tombol F5 pada keyboard, atau klik pada toolbar ►, maka program akan
melakukan analisis strukturnya. Jika tidak ada kesalahan (error) atau peringatan
(warning), hasil deformasi struktur tampak seperti pada gambar 2.30.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 28

Gambar 2.29. Pilihan Analisis

Gambar 2.30. Deformasi struktur akibat beban mati (DEAD)

Pada gambar 2.30 tampak yang aktif adalah window sebelah kanan, dan pada
Title Bar dijelaskan 3-d View Deformed Shape (DEAD), yang maksudnya adalah
deformasi akibat beban mati (DEAD), pada tampilan 3 dimensi. Untuk mengubah
deformasi akibat beban hidup dapat dilakukan melalui menu Display>Show

Deformed Shape…, atau klik toolbar , maka akan tampil form seperti pada
gambar 2.31.

Dari form ‘Deformed Shape’ pilih LIVE Static Load pada drop-down box
‘Load’ seperti gambar 2.31. Kemudian klik OK, maka tampilan deformasi akan
ditampilkan akibat beban hidup (LIVE).

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 29

Gambar 2.31. Mengubah beban untuk deformasi

Dari tampilan deformasi akibat beban mati (DEAD) melalui window kanan,
klik-kanan pada joint 6 (as A paling kiri), maka akan ditampilkan keterangan form
seperti gambar 2.32. Pada point 6 tersebut dijelaskan bahwa translasi arah X=0,
arah Y=0, dan arah Z=−0.001048. Artinya point 6 tersebut akibat beban mati hanya
translasi (pindah tempat) ke-arah Z sebesar 0.001048 m ke bawah, sedang ke arah
X dan Y tidak ada translasi. Nilai translasi pada point 6 tersebut adalah cukup
wajar, karena hanya 1,048 mm ke bawah oleh beban sendiri dan beban air, padahal
translasi terbesar adalah pada point 6 tersebut. Jadi kesimpulannya hasil deformasi
struktur sangat wajar.

Gambar 2.32. Displacement pada point 6

Untuk melihat gaya-gaya elemen pada model, dilakukan langkah-langkah


berikut ini.

1. Aktifkan window sebelah kiri, kemudian klik toolbar , atau melalui menu
View>Set Elevation View…, maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.33.
Pada ‘Elevation’ pilih A, kemudian klik OK, maka tampilan window sebelah kiri
adalah tampak elevasi untuk as A.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 30

Gambar 2.33. Menetukan tampak elevasi

2. Klik toolbar , atau melalui menu Display>Show Member Forces/Stress


Diagram>Frame/Pier/Spandrel Forces akan ditampilkan form seperti gambar
2.34. Pada ‘Load’ pilih DEAD Static Load, pada ‘Component’ pilih Moment, pada
‘Scaling’ pilih Auto, pada ‘Options’ pilih Fill Diagram, pada ‘Include’ pilih
Frames. Kemudian klik OK, maka diagram momen akan ditampilkan pada
window sebelah kiri pada tampak elevasi utnuk as A seperti pada gambar 2.35.

Catatan : Pada ‘Options’ada 2 pilihan, yaitu Fill Diagram dan Show Values on
Diagram, jika dipilih Show Values on Diagram, maka tampilan diagram akan
seperti pada window sebelah kanan gambar 2.35.

Gambar 2.34. Menetukan diagram gaya

3. Aktifkan window sebelah kanan, ulangi langkah 1 dengan klik toolbar , pada
‘Elevation’ pilih 1, kemudian klik OK, maka tampilan window sebelah kanan

adalah tampak elevasi untuk as 1. Ulangi langkah 2 dengan klik toolbar , pada

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 31

‘Options’ pilih Show Values on Diagram, aktifkan √, yang lainnya tetap.


Kemudian klik OK, maka pada window sebelah kanan, diagram momen akan
ditampilkan lengkap dengan nilainya (value).

Gambar 2. 35. Tampilan diagram momen

Catatan : Untuk output gaya-gaya yang lain dan jenis pembebanan yang lain, dapat dipilih
melalui toolbar seperti pada langkah nomor 2. Misalnya ingin ditampilkan
Axial Force (gaya normal), Shear 2-2 (gaya geser arah sumbu 2), Shear 3-3
(gaya geser arah sumbu 3), Torsion (momen torsi), Moment 2-2 (momen
terhadap sumbu 2), Moment 3-3 (momen terhadap sumbu 3).

4. Buka form ‘Member Force Diagram for Frame’ dengan klik toolbar , pada
‘Component’ pilih Axial Force, pada ‘Options’ pilih Show Values on Diagram,
aktifkan √, yang lainnya tetap. Kemudian klik OK, maka akan ditampilkan
diagram gaya aksial seperti gambar 2.36. Jika dilihat gaya aksial pada kolom
paling atas di ujung bawah besarnya adalah 115,92 kN. Apabila di-cek beban-
beban mati yang bekerja pada plat atas sebesar 12 kN/m2, ditambah berat
sendiri plat, balok dan kolom, maka nilai beban aksial tersebut benar. Sehingga
hasil analisis model sudah wajar dan dapat diterima.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 32

Gambar 2. 36. Diagram gaya aksial akibat beban mati (DEAD)

G. Desain Model

Untuk memulai desain model dillakukan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Pastikan model dalam kondisi analisis, yang ditunjukkan dengan toolbar


‘Lock/Unlock’ pada posisi terkunci. Melalui menu Options>Preferences>
Concrete Frame Design... akan ditampilkan form seperti gambar 2.37. Pada
‘Design Code’ pilih ACI 318-99, untuk yang lainnya dibiarkan sesuai defaultnya.

Gambar 2. 37. Pilihan desain struktur beton

Catatan : Pada ‘Design Code’, ada beberapa pilihan diantaranya: UBC97, BS8110 89,
BS8110 97, CSA-A23.3-94, EUROCODE 2-1992, NZS 3101-95, Indian IS 456-
2000, Mexican RCDF 2001. Disarankan pembaca memahami peraturan yang
dipilih. Untuk paeraturan beton Indonesia (SNI 03-2847-2002) belum tersedia,
tetapi menurut hemat penulis paraturan yang dekat dengan SNI adalah ACI,
dengan merubah koefisien-koefisien yang sesuai dengan SNI 03-2847-2002.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 33

2. Melalui menu Design>Concrete Frame Design>Select Design Combos… akan


ditampilkan form seperti gambar 2.38. Pada box sebelah kanan sudah tersedia 2
kombinasi beban, yaitu DCON1 dan DCON2. Ini adalah kombinasi yang dibuat
oleh program sesuai dengan peraturan ACI 319-99.

Gambar 2. 38. Pilihan kombinasi beban

3. Pilih DCON1, kemudian klik ‘Show’, maka akan tampil form seperti gambar 2.
39(a). Pada form tersebut ‘Case Name’ DEAD Static Load, ‘Scale Factor’ diberi
nilia 1.4. Artinya pada kombinasi dengan notasi DCON1, hanya berisi beban mati
dikalikan dengan 1,4 saja.

(a) Kombinasi DCON1 (b) Kombinasi DCON2

Gambar 2. 39. Kombinasi menurut ACI 318-99

4. Pilih DCON2, kemudian klik ‘Show’, maka akan tampil form seperti gambar 2.
39(b). Pada form tersebut ‘Case Name’ DEAD Static Load, ‘Scale Factor’ diberi
nilia 1.4, dan ‘Case Name’ LIVE Static Load, ‘Scale Factor’ diberi nilia 1.7.
Artinya pada kombinasi dengan notasi DCON2, beban mati (DEAD) dikalikan
dengan 1,4 ditambah beban hidup (LIVE) dikalikan 1,7. Hal ini ditunjukkan pada
‘Load Combination Type’ pada pilihan ADD(ditambahkan).

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 34

Secara matematik kedua kombinasi beban tersebut dapat dijelaskan sebagai


berikut : DCON1 = 1,4 DEAD

DCON2 = 1,4 DEAD + 1,7 LIVE (2-1)


Catatan : Pilihan ‘Load Combination Type’ ada 4 macam, yaitu : ADD (ditambah), ENVE
(dipilih nilai maksimum/minimum), ABS (absolut) dan SRSS (Square Root of the
Sum of the Squares).

5. Melalui menu Design>Concrete Frame Design>Start Design/Check of


Strucure, maka program akan melakukan proses desain beton bertulang. Setelah
proses desain selesai, pada layar yang aktif akan ditampilkan hasil desain. Pada
tampilan model ini hasil desain tampak nol semua. Hal ini karena yang
ditampilkan adalah luas tulangan pokok atau ‘Longitudinal Reinforcing’ (lihat
pada Title Bar yang aktif), yang dalam model ini satuannya masih dalam m2.
Untuk menampilkan luas tulangan dalam satuan mm2, pilih satuan pada drop-
down box dikanan-bawah dengan kN-mm atau N-mm, maka akan ditampilkan
luas tulangan longitudinal (tulangan pokok) dalam satuan mm, seperti gambar
2.40(a).

(a) Luas tulangan longitudinal (b) Luas tulangan sengkang

Gambar 2. 40. Hasil desain beton bertulang

6. Melalui menu Design>Concrete Frame Design>Display Design Info… akan


ditampilkan form ‘Display Design Result’. Pada ‘Design Output’ pilih Shear
Reinforcing, kemudian klik OK, maka akan ditampilkan hasil desain luas
tulangan sengkang seperti gambar 2.40(b).

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 35

2.2. Model Bangunan 2 Lantai

Bangunan 2 lantai dengan denah dan potongan seperti gambar 2.41, atap
bangunan utama (bentang 6m) menggunakan rangka baja (truss), pada selsar atap
menggunakan plat beton. Pada denah lantai-2, antara point A1−B1−B2−A2 dibuat
void, maksudnya tidak ada plat lantai, dalam praktek biasanya untuk ruang tangga.
Dukungan pada dasar pondasi (base) dianggap jepit, ketentuan properti bahan,
penampang dan beban seperti diberikan pada gambar.

Dimensi semua balok atap 200x300 mm2, balok lantai-2 pada as A, B dan C
dimensinya 200x300 mm2, balok as 1 sampai as 6 bentangan 6m dimensinya
250x500 mm2, untuk bentang 2,5m dimensinya 250x300 mm2. Kolom lantai-1
untuk as A dan B dimensinya 300x500 mm2, untuk as C dimensinya 300x300 mm2,
sedangkan semua kolom lantai-2 dimensinya 300x300 mm2.

Balok atap bentangan 6m pada as 1 dan as 6 dipasang gunung-gunung dari


pasangan batu merah, dengan intensitas beban segitiga pada tengah 4,325 kN/m’,
ditambah beban mati merata DEAD=3 kN/m’ dan beban hidup LIVE=0,5 kN/m’.

DINDING 3m DINDING 1m Beton Ec = 2.10 4 MPa, fc' = 20 MPa


6 Baja tulangan Fy = 320 MPa, sengkang Fys = 240 MPa
Baja profil siku Es = 2.10 5 MPa, Fy = 240 MPa
3,0 m Beban P --> DEAD = 3.8 kN, LIVE = 1,0 kN
Beban plat lantai --> DEAD = 1.8 kN/m2 , LIVE = 2,5 kN/m2
Beban plat atap --> DEAD = 0.8 kN/m2 , LIVE = 1,0 kN/m 2
5 Beban dinding tinggi 3m 7.5 kN/m', tinggi 1m 2,5 kN/m'
P
3,0 m
P P KUDA2 TRUSS
SIKU 2L60x60x6
1,73 m P P
4
PLAT 100mm
DINDING 3m 3,0 m
B3
B1:250x500
4,0 m B2:250x300
3 K2 B3:200x300 K2 K2 3,5 m

3,0 m PLAT 120mm

B1 B2
2
K1:300x500
K1 K2:300x300 K1 K2 4,5 m
3,0 m
Y VOID LANTAI BAWAH
1
X 6,0 m 2,5 m
6,0 m 2,5 m
A B C A B C
DENAH LANTAI 2 POTONGAN

Gambar 2.41. Denah dan potongan bangunan 2 lantai

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 36

Untuk merencanakan model struktur pada gambar 2.41 tersebut dijelaskan


seperti langkah-langkah berikut.

A. Menentukan Grid Geometri Model

Dari gambar denah terlihat pada arah sumbu X (global) ada 3 grid dengan
nama label A, B dan C, sedang pada arah sumbu Y (global) ada 6 grid dengan nama
label 1 sampai 6. Pada arah sumbu vertikal Z (global) ada 4 tingkat, yaitu elevasi
4,5m , 8,0m, 8,5m dan 10,23m. Elevasi 10,23m ini digunakan untuk menentukan
puncak kuda-kuda.

Setelah program ETABS dijalankan, untuk mentukan grid dapat diikuti


langkah-langkah seperti di bawah ini.

1. Pastikan terlebih dahulu unit (satuan) dalam kN-m, kemudian klik toolbar ,
kemudian dari form ‘New Model Initialization’ pilih NO. Isikan data seperti
gambar 2.42.

Gambar 2.42. Menentukan data grid dan tingkat

2. Dari form gambar 2.42 pilih ‘Custom Grid Spacing’, kemudian klik Grid Labels…
maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.43. Pada gambar 2.43 grid arah X
dimulai dengan label A, grid arah Y dimulai dengan label 1. Hal ini sudah sesuai
dengan denah gambar 2.41, sehingga tidak perlu diubah. Klik OK saja.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 37

Gambar 2.43. Menentukan label grid

3. Dari form gambar 2.42 pilih ‘Custom Grid Spacing’, kemudian klik Edit Grid…
maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.44. Pada ‘Display Grid as’ pilih
Spacing, kemudian isikan data seperti pada gambar 2.44. Kemudian klik OK.

Gambar 2.44. Data grid dan tingkat

4. Pada ‘Story Dimension’ pilih ‘Custom Story Data’ kemudian klik Edit Story
Data…, maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.45. Untuk label tingkat
(story) dan tinggi elevasi tingkat isikan seperti pada gambar 2.45. Kemudian klik
OK.

Setelah selesai menentukan sampai langkah 4 ini penentuan grid dan tingkat
selesai.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 38

Gambar 2.45. Menentukan data tingkat

B. Menentukan Properti Bahan dan Frame Section

Untuk menentukan properti bahan/material dilakukan langkah-langkah


seperti berikut ini.

1. Melalui menu Define>Material Properties atau klik toolbar akan ditampilkan


form ‘Define Material’. Dari form tersebut pilih CONC pada ‘Material’ dan klik
‘Modify Show Material…’, maka akan ditampilkan form seperti pada gambar 2.46.

Gambar 2.46. Menentukan data material untuk beton

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 39

2. Isikan form pada ‘Material Property Data’ seperti gambar 2.46. Kemudian klik
OK.

3. Melalui form ‘Define Material’ pilih STEEL, kemudian klik pada ‘Modify Show
Material…’, maka akan ditampilkan form seperti pada gambar 2.47. Isikan data
pada ‘Design Property Data’ seperti pada gambar 2.47. Setelah selesai klik OK.
Catatan : Langkah nomor 3 ini ini maksudnya untuk menentukan data material profil siku
pada rangka kuda-kuda.

Gambar 2.47. Menentukan data material untuk baja

4. Melalui menu Define>Frame Sections… atau klik toolbar akan ditampilkan


form ‘Define Frame Properties’. Dari form tersebut pilih semua properti yang ada
pada window sebelah kiri kemudian dihapus.

(a) Kolom 300x500 (b) Kolom 300x300

Gambar 2.48. Menentukan properti kolom beton

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 40

5. Melalui drop-down box, pilih Add Rectangular. Dari form ‘Rectangular Section’
pilih ‘Material’ pada drop-down box dengan CONC, kemudian isikan data untuk
kolom 300x500 seperti pada gambar 2.48(a). Klik OK.

6. Ulangi langkah nomor 5 tersebut, kemudian isikan data untuk kolom 300x300
seperti pada gambar 2.48(b). Klik OK.

7. Ulangi langkah nomor 5 tersebut, untuk menetukan data untuk balok 200x300,
250x300 dan 250x500 seperti pada gambar 2.49. Perlu diingat bahwa pada
pilihan ‘Reinforcement’ untuk balok adalah Beam.

(a) Balok 200x300 (b) Balok 250x300 (c) Balok 250x500


Gambar 2.49. Menentukan properti balok beton

8. Dari form ‘Define Frame Properties’, melalui drop-down box pilih Add Double
Angle. Maka akan tampil form ‘Double Angle Section’ seperti gambar 2.50, pilih
‘Material’ pada drop-down box dengan STEEL, kemudian isikan data untuk profil
siku 2L60x60x6 seperti pada gambar 2.50(b).

128
6
60
60 60
8

(a) Detail profil 2L60x60x6 (b) Data 2L60x60x6

Gambar 2.50. Menentukan proprti profil siku 2L60x60x6

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 41

C. Menggambar Elemen Kolom dan Balok

1. Pastikan window yang aktif adalah sebelah kiri, dan pada pilihan tingkat adalah

‘One Story’. Melalui menu View>Set Elevation View… atau toolbar ,


kemudian pafa ‘Elevations’ pilih A dan klik OK.

2. Pilih menu Draw>Draw Line Object>Draw Lines atau menggunakan toolbar ,


akan ditampilkan floating-form seperti gambar 2.51. Pada ‘Property’ pilih
K30X50, kemudian gambar elemen kolom mulai dari grid A1 paling bawah
(elevasi BASE) ke grid A1 pada elevasi LT-2, kemudian klik-kanan untuk
mengakhiri penggambaran satu kolom. Ulangi lengkah menggambar elemen
kolom tersebut sampai grid A6.

Gambar 2.51. Menggambar elemen kolom

3. Geser elevasi menggunakan toolbar sehingga ‘Elevation View’ menjadi B,


gambarkan elemen kolom untuk lantai 1 (di bawah elevasi LT-2) mulai dari B1
sampai B2.

4. Geser elevasi menggunakan toolbar sehingga ‘Elevation View’ menjadi C, pada


‘Property’ pilih K30X30. Gambarkan elemen kolom untuk lantai 1 mulai dari C1
sampai C2. Langkah nomor 2 sampai 4 diulang untuk menggambarkan kolom
lantai 2, dengan property K30X30. Untuk menggambar kolom lantai 2 perlu
diperhatikan bahwa pada as A dan B, kolom mulai dari elevasi LT-2 sampai

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 42

elevasi AT-2, sedang untuk kolom as C mulai dari elevasi LT-2 sampai elevasi
AT-1.

Gambar 2.52. Hasil penggambar kolom pada LT-2

Setelah selesai menggambar semua kolom klik toolbar , kemudian pilih LT-2.
Klik toolbar , dari form yang tampil pada ‘Object View Options’ aktifkan Line
Labels, maka akan ditampilkan label kolom seperti gambar 2.52.

5. Pilih menu Draw>Draw Line Object>Draw Lines atau menggunakan toolbar ,


pada ‘Property’ pilih B25X50, kemudian gambar elemen balok mulai grid A1 ke
B1. Ulangi sampai balok pada grid A6 ke B6. Gambar elemen balok pada grid B1
ke C1 dengan pilihan ‘Property’ B25X30, kemudian lanjutan sampai balok B6 ke
C6.

6. Pilih menu Draw>Draw Line Object>Draw Lines atau menggunakan toolbar ,


pada ‘Property’ pilih B20X30, kemudian gambar elemen balok untuk grid A1 ke
A2, dan seterusnya sampai grid A5-A6. Ulangi menggambar elemen balok
tersebut untuk as B dan C.

7. Geser tingkat dengan toolbar ke atas pada ‘Plan View’ AT-1. Pilih menu

Draw>Draw Line Object>Draw Lines atau menggunakan toolbar , pada


‘Property’ pilih B20X30, kemudian gambar elemen balok untuk grid B1-B2, dan

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 43

seterusnya sampai grid B5-B6. Ulangi menggambar elemen balok tersebut untuk
as C, as 1B-1C, 2B-2C dan seterusnya sampai as 6B-6B.

Setelah langkah 1 sampai dengan 7 dilakukan, maka seluruh elemen balok dan
kolom telah tergambar. Untuk mengontrol apakah properti elemen sudah sesuai
dengan data yang diinginkan maka melalui menu View>Set Building View
Options… atau toolbar pilih Line Sections pada ‘Object View Options’,
kemudian pada window kiri tampilkan ‘Plan View’ dan window kanan tampilkan
‘Elevation View’ , maka akanditampilkan gambar Line Sections sperti gambar
2.53.

Gambar 2.53. Line sections untuk balok dan kolom

D. Menggambar Elemen Plat

Setelah elemen kolom dan balok selesai digambar, selanjutnya digambar


elemen plat lantai dan atap mengikuti langah-langkah berikut ini.

1. Dari form ‘Set Bulding View Options’ melalui toolbar , non-aktifkan (check
atau √) pada ‘Line Section’, untuk window kiri maupun kanan. Tampilkan window
kiri dengan ‘Plan View LT-2’ window kanan ‘3 D View’.

2. Melalui menu Draw>Draw Area Objects>Draw Areas… atau toolbar , pilih


P120 pada ‘Property’, kemudian klik pada titik 1-B, kemudian klik pada titik 2-

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 44

B, klik ke titik 2-A, klik ke titik 6-A, klik ke titik 6-B dan klik ke titik 1-A, yang
terakhir klik-kanan untuk menyelesaikan penggambaran plat. Langkah ini
digunakan untuk menggambar plat lantai 2, dengan bagian 1-A, 1-B, 2-B dan 2-
A adalah bagian kosong (void).

3. Geser tingkat ke atas pada ‘Plan View - AT-1’, melalui menu Draw>Draw Area

Objects>Draw Rectangular Areas… atau toolbar , pilih P100 pada ‘Property’,


kemudian klik pada titik 1-B, kemudian sambil ditahan dan ditarik ke atas klik
pada titik 6-C. Langkah ini adalah menggambar plat atap dengan properti P100,
yang berbentuk segi-empat dengan cara cepat.

4. Aktifkan window pada tampilan 3-D, kemudian melalui toolbar aktifkan (check
atau √) pada ‘Object Fill’, maka pada window tampilan 3-D akan ditampilkan
model plat seperti gambar 2.54.

Gambar 2.54. Penggambaran plat lantai 2 dan atap selasar

E. Menentukan Beban Gravitasi

Beban yang bekerja pada model struktur terdiri dari beban plat dan beban
pada elemen balok. Beban mati yang bekerja pada plat lantai terdiri dari beban mati
(DEAD) 1,8 kN/m2, dan beban hidup (LIVE) 2,5 kN/m2. Beban mati yang bekerja
pada plat atap terdiri dari beban mati (DEAD) 0,8 kN/m2, dan beban hidup (LIVE)
1,0 kN/m2. Beban yang bekerja pada elemen balok hanya beban dinding. Untuk

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 45

diding 3m bebannya adalah 7,5 kN/m’ (DEAD), untuk dinding tinggi 1m bebannya
2,5 kN/m’ (DEAD). Khusus balok atap as 1-AB dan as 6-AB dibebani beban atap
merata 3 kN/m’ (DEAD), 0,5 kN/m’ (LIVE), dan beban segitiga gunung-gunung
dengan intensitas 4,325 kN/m’ (DEAD) pada puncak.

Langkah-langkah untuk menentukan beban tersebut dijelaskan sebagai


berikut.

1. Pastikan window kiri yang aktif dengan tampilan ‘Plan View – LT-2’, kemudian
pilih plat lantai 2 dengan meng-klik pada area plat lantai 2. Jika pilihan aktif
dilayar akan tampak garis putus-putus pada sisi plat lantai yang dipilih.

2. Pilih menu Assign>Shell Area Loads>Uniform… atau toolbar , maka akan


ditampilkan form seperti gambar 2.55, kemudian isikan data beban DEAD seperti
gambar 2.55(a).

(a) Beban DEAD (b) Beban LIVE


Gambar 2.55. Menentukan beban pada plat lantai

3. Pilih lagi plat lantai 2, kemudian ulang langkah nomor 2 dan isikan data beban
LIVE seperti gambar 2.55(b).

4. Geser tingkat dengan toolbar ke atas pada ‘Plan View’ AT-1. Pilih plat atap,
kemudian berikan data beban untuk DEAD dan LIVE seperti pada gambar 2.56.

(a) Beban DEAD (b) Beban LIVE


Gambar 2.56. Menentukan beban pada plat atap

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 46

5. Geser tingkat dengan toolbar ke bawah pada ‘Plan View - LT-2’. Pilih semua
balok yang ada dinding 3m, ialah balok as A.1-6, as B.2-6, as 1.A-B, 2.A-B, 4.A-
B dan 6.A-B. Pilih menu Assign>Frame/Line Loads>Distrubuted… atau toolbar

, maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.57. Melalui form ‘Frame
Distributed Loads’ pada ‘Load Case Name’ pilih DEAD, pada ‘Load Type and
Direction’ pilih Gravity, pada ‘Options’ pilih Replace Existing Loads, dan pada
‘Uniform Load’ isikan data ‘Load’ dengan 7.5 seperti gambar 2.57(a).

(a) Beban dinding tinggi 3m (b) Beban dinding tinggi 1m


Gambar 2.57. Menentukan beban diding pada balok

6. Pilih semua balok yang ada dinding 1m, ialah balok as 1.B-C, as 6.B-C dan as

C.1-6. Pilih menu Assign>Frame/Line Loads>Distrubuted… atau toolbar ,


sama seperti langkah nomor 5 pada ‘Uniform Load’ isikan data ‘Load’ dengan 2.5
seperti gambar 2.57(a).

7. Geser tingkat dengan toolbar ke atas pada ‘Plan View - AT-2’. Pilih elemen
balok pada as 1-AB dan as 6-AB, kemudian pilih menu Assign>Frame/Line

Loads>Distrubuted… atau toolbar , maka akan ditampilkan form seperti


gambar 2.58(a). Pada ‘Trapezoidal Loads’ pilih ‘Relative Distance from End-I’,
kemudian pada ‘Distance’ 0 isikan Load 0, pada ‘Distance’ 0.5 isikan Load 4.325
dan pada ‘Distance’ 1 isikan Load 0. Pada ‘Uniform Loads’ isikan 3 seperti
gambar 2.58(a). Data pada ‘Trapezoidal Loads’ hanya diisi untuk 3 jarak
(‘Distance’) saja karena bebannya berbentuk segi-tiga (gunung-gunung), jika
bentuk beban trapesium maka datanya adalah 4.

8. Pilih lagi elemen balok pada as 1-AB dan as 6-AB, kemudian pilih menu

Assign>Frame/Line Loads>Distrubuted… atau toolbar , maka akan


ditampilkan form seperti gambar 2.58(b). Pada ‘Trapezoidal Loads’ isikan data 0

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 47

untuk ‘Load’ pada semua ‘Distance’ dan pada ‘Uniform Loads’ isikan data beban
0.5 untuk beban LIVE seperti pada gambar 2.58(b).

(a) Beban DEAD (b) Beban LIVE


Gambar 2.58. Menentukan beban balok gunung-gunung

Catatan : Pada form ‘Frame Distributed Loads’ ada 2 tipe beban yang dapat diberikan
pada elemen balok. Yang pertama ‘Trapezoidal Loads’ dan yang kedua ‘Uniform
Load’. Pada ‘Trapezoidal Loads’ada dua cara menentukan jarak beban, ialah
dengan ‘Relative Distance from End-I’ dan ‘Absolute Distance from End-I’.Pada
contoh gambar 2.58(a) dipilih ‘Relative Distance from End-I’, maksudnya ialah
jarak dari ujung-I (awal menggambar elemen) adalah rasio jarak dibagi panjang
elemen. Pada contoh terlihat pada jarak 0 intensitas beban 0, kemudian pada
jarak 0.5 (pada tengah bentang elemen) intensitas beban 4,325 kN/m’ dan pada
jarak 1 (ujung-J) intensitas beban 0. Jika dipilih ‘Absolute Distance from End-I’,
maka data isian menjadi seperti gambar 2.59 berikut.

Gambar 2.59. Menentukan beban balok gunung-gunung


dengan pilihan ‘Absolute Distance from End-I’

F. Menentukan Rangka Atap Baja

Untuk menggambar dan menentukan beban rangka atap baja, dilakukan


dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 48

1. Pastikan window aktif adalah sebelah kiri. Melalui menu View>Set Elevation

View… atau toolbar akan ditampilkan form ‘Set Elevation View’, pada
‘Elevations’ pilih 2, kemudian klik OK, sehingga tampilan window kiri pada
‘Elevation View-2’.

2. Pilih menu Draw>Draw Line Object>Draw Lines atau toolbar , dari form
‘Properties of Object’ pada “Property’ pilih 2L60. Kemudian gambarkan elemen
mulai dari point 2A.AT-2 ke 2.AT-2, diteruskan ke 2B.AT-2. Gambar lagi elemen
diagonal dari point 2A.AT-2 ke 2.AT-3, diteruskan ke 2B.AT-2, kemudian elemen
vertikal dari point 2.AT-2 ke 2.AT-3. Setelah langkah tersebut selesai akan
tampak seperti gambar 2.60.

Gambar 2.60. Menggambar rangka atap baja

3. Pilih elemen diagonal dan horisontal pada rangka atap, kemudian melalui menu
Edit>Divide Lines… akan ditampilkan form seperti gambar 2.61.

Gambar 2.61. Membagi elemen menjadi 2 bagian

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 49

Dari form ‘Divide Selecting Lines’ pada ‘Divide into’ isikan 2, kemudian klik OK,
maka elemen diagonal dan horisontal akan terbagi menjadi 2 bagian. Hal ini akan
tampak jelas bila pada tampilan, dengan menggunakan toolbar diaktifkan
‘Object Shrink’ pada pilihan ‘Special Effects’.

4. Gambar elemen rangka batang yang lain melalui point di tengah elemen diagonal
ke tengah point elemen horisontal di bawahnya, terus ke point puncak, terus ke
point elemen horisontal sebelah kanan, dan terkahir ke point tengah elemen
diagonal yang kanan. Jika langkah ini selesai maka akan ditampilkan rangka
batang seperti gambar 2.62.

Gambar 2.62. Tampilan rangka batang

5. Pilih semua elemen rangka batang melalui menu Select>By Frame Sections…,
kemudian pilih 2L60 dan klik OK, maka semua elemen dengan properti 2L60
akan terpilih. Kemudian melalui menu Assign>Frame/Line>Frame Releases
Partial Fixity…, akan ditampilkan form seperti gambar 2.63(a). Dari form ‘Assign
Frame Releases’ check (√) pada Moment 33 (Major) untuk Start dan End,
kemudian klik OK.
Catatan : Maksud langkah nomor 5 tersebut ialah bahwa pada ujung awal (Start) dan
ujung akhir (End) elemen rotasinya di-release, sehingga pada ujung-ujung
elemen tidak ada momen terhadap sumbu 3 (major).

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 50

(a) Release M33 pada ujung elemen (b) Tampilan releases

Gambar 2.63. Merelease ujung elemen

6. Pilih semua joint pada rangka batang yang akan dibebani dengan P (lihat gambar
2.41 pada POTONGAN), beban P tersebut untuk DEAD 3.8 kN, dan untuk LIVE
1,0 kN. Melalui menu Assign>Joint/Point Loads>Force…akan ditampilkan form
seperti gambar 2.64(a), kemudian pilih DEAD pada ‘Load Case Name’, dan isikan
pada ‘Force Global Z’ dengan -3.8. Klik OK.

(a) Beban DEAD (b) Beban LIVE

Gambar 2.64. Menentukan beban joint

7. Ulangi langkah nomor 6, kemudian isikan data untuk beban hidup pada joint
seperti pada gambar 2.64(b), kemudian klik OK.

8. Untuk menggambar rangka baja pada as 3, 4 dan 5 di-copy dari rangka baja yang
sudah digambar pada langkah nomor 1 sampai 7 tersebut. Unutk meng-copy
ikuti langkah berikut.

a) Pastikan window aktif adalah sebelah kiri dengan tampilan ‘Elevation View –
2’. Pilih semua elemen dan joint rangka atap, sehingga tampak seperti
gambar 2.65.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 51

Gambar 2.65. Memilih rangka atap baja

b) Pilih menu Edit>Replicate… maka akan ditampilkan form seperti gambar


2.66(a). Pilih tab ‘Linear’, pada ‘Increment Data’ untuk ‘dx’ diisi 0, untuk ‘dy’
diisi 3, pada ‘Number’ diisi 3. Klik pada ‘Options…’, maka akan ditampilkan
form seperti gambar 2.66(b), pada form ini semua pilihan terlihat aktif
(check), artinya semua assignment yang diberikan pada rangka baja yang asli
akan di-copy semuanya. Apabila diinginkan tidak semua assignment yang
diberikan tidak di-copy, beberapa pilihan dapat tidak dilaktifkan.

(a) Form ‘Replicate’ (b) Pilihan yang di-copy

Gambar 2.66. Meng-copy melalui ‘Replicate’

Catatan : Maksud isian ‘Increment Data’ pada form gambar 2.66(a) dijelaskan sebagai
berikut. ‘dx’ diisi 0 karena rangka baja tidak dicopy kearah sumbu X (jarak copy
ke X adalah 0), sedangkan ‘dy’ diisi 3 karena rangka baja dicopy dengan jarak
3m kearah Y, kemudian ‘Number’ diisi 3 karena rangka baja di-copy sebanyak 3
kali, yaitu untuk as 3, 4 dan 5.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 52

c) Klik OK, maka rangka baja pada as 3, 4, dan 5 akan di-copy dari rangka
baja as 2, termasuk beban-beban pada joint, kecuali pada joint kolom atas
dudukan rangka baja.

d) Pilih semua joint kolom atas dudukan rangka baja, kemudian berikan beban
mati (DEAD) senesar 3.8 dan beban hidup (LIVE) sebesar 1.

G. Analisis dan Kontrol Desain

Setelah semua data selesai diberikan, maka dapat dilakukan analisis


struktur. Sebelum melakukan analisis struktur, perlu dilihat pada menu
Analyze>Set Analysis Options…, apakah pilihan ‘Dynamic Analysis’-nya aktif. Jika
dalam keadaan aktif, klik pada check agar tidak aktif, kemudian klik OK. Kemudian
lakukan analisis melalui menu Analyze>Run Analysis atau tekan F5, kemudian
lihat hasil displacement pada joint seperti gambar 2.67. Pada joint ini translasi arah
Z adalah −0.000732, artinya adalah 0,0732 mm, yang masih wajar.

Gambar 2.67. Hasil analisis untuk displacement

Untuk kontrol desain ada dua macam, ialah desain untuk baja (rangka atap)
dan desain untuk beton. Untuk desain baja digunakan peraturan AISC-ASD89,
dengan cara memilih peraturan (code) melalui menu Options>Preferences>Steel
Frame Design…, kemudian pada ‘Design Code’ pilih AISC-ASD89. Lakukan kontrol
desain dengan menu Design>Steel Frame Design>Start Design/Check of

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 53

Structure…, maka pada rangka baja akan ditampilkan nilai rasio interalsi P-M
seperti gambar 2.68(a). Jika nilai rasio tersebut kurang dari 1.0 maka struktur
dianggap aman dari beban-beban yang bekerja, tetapi jika nilainya lebih besar dari
1.0 maka struktur perlu diperbesar dimensi penampangnya.

(a) Hasil desain baja (b) Hasil desain beton

Gambar 2.68. Hasil kontrol desain baja dan beton

Untuk kontrol desain beton digunakan peraturan ACI 318-99, dengan cara
memilih peraturan (code) melalui menu Options>Preferences>Concrete Frame
Design…, kemudian pada ‘Design Code’ pilih ACI 318-99. Lakukan kontrol desain
beton dengan menu Design>Concrete Frame Design>Start Design/Check of
Structure…, kemudian ubah satuan dengan N-mm, maka akan ditampilkan hasil
desain tulangan longitudinal seperti pada gambar 2.68(b).

Untuk menampilkan hasil/kontrol desain yang lain, misalnya tulangan geser


untuk beton, dilakukan melalui menu Design>Concrete Frame Design>Display
Design Info …, kemudian pada ‘Design Output’ pilih Shear Reinforcing, maka akan
ditampilkan luas tulangan geser yang diperlukan.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 54

2.3. Model Bangunan Baja

Bangunan baja 2 lantai dan denah plat atap seperti gambar 2.69, modulus
elastis baja Es = 2.105 MPa, tegangan luluh baja 240 MPa, tegangan tarik minimum
360 MPa. Balok sekunder (balok anak) arah sumbu X pada bentang 6m adalah
balok komposit. Tinggi lantai 2 adalah 3,5m, dan tinggi lantai dasar (base) 4,5m,
sedangkan dukungan pada dasar pondasi (base) dianggap sendi.

Kolom as A, B digunakan kolom H300, dan kolom as C digunakan H200.


Balok lantai 2 as A, B dan as 1 sampai as 6 bentangan 6m digunakan W300, balok
as 1 sampai as 6 bentangan 3m dan balok sekunder digunakan W250.

Beban pada plat lantai 2 adalah 1,8 kN/m2 untuk DEAD, dan 2,5 kN/m2
untuk LIVE, beban pada plat atap adalah 0,8 kN/m2 untuk DEAD, dan 1,0 kN/m2
untuk LIVE. Plat lantai 2 dari beton tebal 120mm, sedangkan plat atap tebal 100mm
yang dibuat menjorok keluar selebar 0,75m pada keliling bangunan.

DINDING 3m DINDING 1m
0,75
6 6

4,0 m 4,0 m

5 5

Balok Sekunder 4,0 m Balok Sekunder 4,0 m

4 4
VOID
4,0 m 4,0 m

3 3
DINDING 3m
4,0 m 4,0 m

2 2

4,0 m 4,0 m
Y
1 0,75
1
X
6,0 m 3m 0,75 6,0 m 3m 0,75

A B C A B C
DENAH LANTAI 2 DENAH PLAT ATAP

300 150
125
15 10
200
9
10 12
300 300
200 8 7 250
6

15 12 10 9

KOLOM H300 KOLOM H200 BALOK W300 BALOK W250

Gambar 2.69. Denah bangunan baja 2 lantai


Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006
Struktur Dengan Beban Statik 55

Untuk merencanakan model struktur pada gambar 2.41 tersebut dijelaskan


seperti langkah-langkah berikut.

A. Menentukan Grid Geometri Model

Dari gambar denah terlihat pada arah sumbu X (global) ada 3 grid dengan
nama label A, B dan C, sedang pada arah sumbu Y (global) ada 6 grid dengan nama
label 1 sampai 6. Pada arah sumbu vertikal Z (global) ada 2 tingkat, yaitu elevasi
4,5m dan 8,0m.

Setelah program ETABS dijalankan, untuk mentukan grid dapat diikuti


langkah-langkah seperti di bawah ini.

1. Pastikan terlebih dahulu unit (satuan) dalam kN-m, kemudian klik toolbar ,
kemudian dari form ‘New Model Initialization’ pilih NO. Isikan data seperti
gambar 2.70.

Gambar 2.70. Menentukan data grid dan tingkat

2. Dari form gambar 2.70 pilih ‘Custom Grid Spacing’, kemudian klik Grid Labels…
maka akan ditampilkan form ‘Grid Labeling Options’. Pada form ‘Grid Labeling
Options’ ini sudah sesuai dengan denah gambar 2.69, sehingga tidak perlu
diubah. Langsung klik OK saja.

3. Dari form gambar 2.70 pilih ‘Custom Grid Spacing’, kemudian klik Edit Grid…
maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.71. Pada ‘Display Grid as’ pilih
Spacing, kemudian isikan data seperti pada gambar 2.71. Kemudian klik OK.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 56

Gambar 2.71. Menentukan data grid

4. Pada ‘Story Dimension’ pilih ‘Custom Story Data’ kemudian klik Edit Story
Data…, maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.72. Untuk label tingkat
(story) dan tinggi elevasi tingkat isikan seperti pada gambar 2.72. Kemudian klik
OK.

Gambar 2.72. Menentukan data tingkat

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 57

Setelah selesai menentukan sampai langkah 4 ini penentuan grid dan tingkat
selesai.

B. Menentukan Properti Bahan dan Frame Section

Untuk menentukan properti bahan/material dilakukan langkah-langkah


seperti berikut ini.

1. Melalui menu Define>Material Properties atau klik toolbar akan ditampilkan


form ‘Define Material’. Dari form tersebut pilih STEEL pada ‘Material’ dan klik
‘Modify Show Material…’, maka akan ditampilkan form seperti pada gambar 2.73.

Gambar 2.73. Menentukan data material baja

2. Isikan form pada ‘Material Property Data’ seperti gambar 2.73. Kemduian klik
OK.

3. Melalui menu Define>Frame Sections… atau klik toolbar akan ditampilkan


form ‘Define Frame Properties’. Dari form tersebut pilih semua properti yang ada
pada window sebelah kiri kemudian dihapus.

4. Melalui drop-down box, pilih Add I/Wide Flange, kemudian dari form ‘I/Wide
Flange Section’ pada ‘Section Name’ isikan H300, pada ‘Material’ pilih STEEL,
kemudian isikan data untuk kolom H300 seperti pada gambar 2.74(a). Kemudian
klik OK.

5. Melalui drop-down box, pilih Add I/Wide Flange, kemudian dari form ‘I/Wide
Flange Section’ pada ‘Section Name’ isikan H200, pada ‘Material’ pilih STEEL,
kemudian isikan data untuk kolom H200 seperti pada gambar 2.74(b). Kemudian
klik OK.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 58

(a) Kolom H300 (b) Kolom H200

Gambar 2.74. Menentukan properti kolom baja

6. Melalui drop-down box, pilih Add I/Wide Flange, kemudian dari form ‘I/Wide
Flange Section’ pada ‘Section Name’ isikan W300, pada ‘Material’ pilih STEEL,
kemudian isikan data untuk kolom W300 seperti pada gambar 2.75(a). Kemudian
klik OK.

7. Melalui drop-down box, pilih Add I/Wide Flange, kemudian dari form ‘I/Wide
Flange Section’ pada ‘Section Name’ isikan W250, pada ‘Material’ pilih STEEL,
kemudian isikan data untuk kolom W250 seperti pada gambar 2.75(b). Kemudian
klik OK.

(a) Balok W300 (b) Balok W250


Gambar 2.75. Menentukan properti balok baja

8. Melalui menu Define>Wall/Slab/Deck Sections… atau klik toolbar akan


ditampilkan form ‘Define>Wall/Slab/Deck Sections’. Dari form tersebut pilih
DECK1 kemudian klik ‘Modify/Shiw Section…’, maka akan ditampilkan form

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 59

seperti pada gambar 2.76. Pada ‘Section Name’ ubah menjadi D120, pada ‘Type’
pilih Solid Slab, pada ‘Slab Depth (tc)’ isikan 0,12, pada ‘Diameter’ isikan 0,019,
pada ‘Height’ isikan 0,10, pada ‘Tensile Strength, Fu’ isikan 360e3 dan pada
‘Slab Material’ pilih CONC. Kemudian klik OK.

Gambar 2.76. Menentukan penampang deck plat lantai

9. Klik pada Add New Deck, kemudian isikan data untuk plat atap seperti pada
gambar 2.77. Pada ‘Section Name’ ubah menjadi D100, pada ‘Type’ pilih Solid
Slab, pada ‘Slab Depth (tc)’ isikan 0,10, pada ‘Diameter’ isikan 0,019, pada
‘Height’ isikan 0,08, pada ‘Tensile Strength, Fu’ isikan 360e3 dan pada ‘Slab
Material’ pilih CONC. Kemudian klik OK.

Gambar 2.77. Menentukan penampang deck plat atap


Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006
Struktur Dengan Beban Statik 60

C. Menggambar Elemen Kolom dan Balok

1. Pastikan window yang aktif adalah sebelah kiri dengan tampilan ‘Plan View -ATP’,
dan pada pilihan tingkat adalah ‘Similar Story’. Pilih menu Draw>Draw Line

Objects>Create Columns in Region… atau toolbar , kemudian pada ‘Property’


pilih H300 dan klik pada A1, A2 dan seterusnya sampai A6, kemudian klik pada
B1, B2 dan seterusnya sampai B6, maka kolom H300 sudah tergambar untuk
lantai 1 dan lantai 2.

2. Pilih pada ‘Property’ dengan H200 dan klik pada C1, C2 dan seterusnya sampai
C6, maka kolom H200 sudah tergambar untuk lantai 1 dan lantai 2.

3. Pilih menu Draw>Draw Line Objects>Create Lines in Region… atau toolbar ,


kemudian pada ‘Property’ pilih B300 dan gambarkan balok untuk as 1-AB, 2-AB,
dan seterusnya sampai as 6-AB. Ulangi menggambar balok B300 ini untuk as A
dan B.

4. Pada ‘Property’ pilih B250 dan gambarkan balok untuk as 1-BC, 2-BC, dan
seterusnya sampai as 6-BC. Ulangi menggambar balok B250 ini untuk as C.

Gambar 2.78. Form Properties of Object balok sekunder

5. Untuk menggambar balok sekunder (balok anak) pilih menu Draw>Line Objects>

Create Secondary Beam in Region…, atau toolbar , maka akan tampil form
seperti gambar 2.78. Pada ‘Property’ pilih W250, pada ‘No. of Beams’ isikan 1,
pada ‘Approx. Orientation’ pilih Parallel to X or T, kemudian klik pada bidang
A1-A2-B2-B1. Ulangi klik pada bidang A2-A3-B3-B2, terus klik pada bidang A4-
A5-B5-B4 dan terakhir klik pada bidang A5-A6-B6-B5.

6. Geser tingkat dengan toolbar pada ‘Plan View-ATP’, ulangi langkah nomor 5
untuk menggambar balok sekunder pada atap. Klik pada bidang A1-A2-B2-B1,
klik pada bidang A2-A3-B3-B2, klik pada bidang A3-A4-B4-B3, klik pada bidang
A4-A5-B5-B4 dan terakhir klik pada bidang A5-A6-B6-B5.

Setelah langkah 1 sampai dengan 6 dilakukan, maka seluruh elemen balok dan
kolom telah tergambar. Untuk mengontrol apakah properti elemen sudah sesuai

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 61

dengan data yang diinginkan maka melalui menu View>Set Building View
Options… atau toolbar pilih Line Sections pada ‘Object View Options’,
kemudian pada window kiri tampilkan ‘Plan View’, maka akan ditampilkan
gambar Line Sections seperti gambar 2.79. Pada window kiri tampak ‘Line
Section’ untuk balok pada lantai 2, sedangkan pada window kanan tampak ‘Line
Section’ untuk balok pada atap.

Gambar 2.79. Hasil penggambaran balok

D. Menggambar Elemen Plat

Setelah elemen kolom dan balok selesai digambar, selanjutnya digambar


elemen plat lantai dan atap mengikuti langah-langkah berikut ini.

1. Dari form ‘Set Bulding View Options’ melalui toolbar , non-aktifkan (check
atau √) pada ‘Line Section’, untuk window kiri maupun kanan. Tampilkan window
kiri dengan ‘Plan View LT-2’ window kanan ‘3 D View’. Pastikan pilihan tingkat
adalah pada ‘One Story’.

2. Melalui menu Draw>Draw Area Objects>Draw Areas… atau toolbar , pilih


D120 pada ‘Property’, kemudian klik pada titik 1-A, kemudian klik pada titik 3-
A, klik ke titik 3-B, klik ke titik 4-B, klik ke titik 4-A, klik ke titik 6-A, klik ke titik
6-C dan klik ke titik 1-C, kemudian klik-kanan untuk mengakhiri penggambaran
plat deck lantai 2.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 62

3. Geser tingkat ke atas pada ‘Plan View - ATP’, melalui menu Draw>Draw Area

Objects>Draw Rectangular Areas… atau toolbar , pilih D100 pada ‘Property’,


kemudian klik pada titik 1-A, kemudian sambil ditahan dan ditarik ke atas klik
pada titik 6-C. Langkah ini adalah menggambar plat deck atap dengan properti
D100, yang berbentuk segi-empat dengan cara cepat.

4. Aktifkan pointer menjadi , kemudian pilih plat deck atap, kemudian gunakan
menu Edit>Expand/Shrink Areas…¸ maka akan tampil form seperti gambar
2.80. Isikan pada ‘Offset Value’ dengan 0,75, kemudian klik OK, maka plat atap
akan diekspan sebesar 0,75m ke-empat arah.

Gambar 2.80. Meng-eskpan deck plat atap

5. Aktifkan window pada tampilan 3-D, kemudian melalui toolbar aktifkan (check
atau √) pada ‘Object Fill’, maka pada window tampilan 3-D akan ditampilkan
model plat seperti gambar 2.81.

Gambar 2.81. Tampilan plat deck lantai 2 dan atap

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 63

E. Menentukan Beban Gravitasi

Beban yang bekerja pada model struktur terdiri dari beban plat dan beban
pada elemen balok. Beban mati yang bekerja pada plat lantai terdiri dari beban mati
(DEAD) 1,8 kN/m2, dan beban hidup (LIVE) 2,5 kN/m2. Beban mati yang bekerja
pada plat atap terdiri dari beban mati (DEAD) 0,8 kN/m2, dan beban hidup (LIVE)
1,0 kN/m2. Beban yang bekerja pada elemen balok hanya beban dinding. Untuk
dinding tinggi 3m bebannya adalah 7,5 kN/m’ (DEAD), untuk dinding tinggi 1m
bebannya 2,5 kN/m’ (DEAD).

Langkah-langkah untuk menentukan beban tersebut dijelaskan sebagai


berikut.

1. Pilih menu Define>Static Load Cases… atau toolbar , maka akan tampil form
seperti gambar 2.82, kemudian pada ‘Load’ isikan SDEAD, pada ‘Type’ pilih
SUPER DEAD, pada ‘Self Weight Multiplier’ isikan 0, sehingga ada 3 macam
pembebanan seperti pada gambar 2.82. Kemudian klik OK.

Gambar 2.82. Menentukan Load Cases Super Dead

Catatan : Langkah ini digunakan untuk menetukan beban mati yang didukung oleh balok
komposit. Beban mati pada balok komposit ini diantaranya ubin, spesi, plafon,
dinding dan lain-lainnya. Hal ini dijelaskan sebagai berikut,.pada saat aksi
komposit belum terjadi baja profil hanya mendukung berat sendiri dan plat beton
saja,atau dapat dikatakan hanya beban DEAD yang bekerja,tetapi setelah beton
mengeras aksi komposit sudah terjadi, sehingga beban yang bekerja ialah beban
DEAD, SDEAD, dan beban LIVE.

2. Pastikan window kiri yang aktif dengan tampilan ‘Plan View – LT-2’, kemudian
pilih plat lantai 2 dengan meng-klik pada area plat lantai 2. Jika pilihan aktif
dilayar akan tampak garis putus-putus pada sisi plat lantai yang dipilih.

3. Pilih menu Assign>Shell Area Loads>Uniform… atau toolbar , maka akan


ditampilkan form seperti gambar 2.83, kemudian pada ‘Load Case Name’ pilih
SDEAD dan isikan data beban 1.8 seperti gambar 2.83(a).

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 64

(a) Beban SDEAD (b) Beban LIVE


Gambar 2.83. Menentukan beban pada plat lantai 2

4. Pilih lagi plat lantai 2, pilih menu Assign>Shell Area Loads>Uniform…,


kemudian pada ‘Load Case Name’ pilih LIVE dan isikan data beban 2.5 seperti
gambar 2.83(b).

5. Geser tingkat dengan toolbar ke atas pada ‘Plan View - ATP’. Pilih plat atap,
kemudian berikan data beban untuk SDEAD dan LIVE seperti pada gambar 2.84.

(a) Beban SDEAD (b) Beban LIVE


Gambar 2.84. Menentukan beban pada plat atap

6. Geser tingkat dengan toolbar ke bawah pada ‘Plan View - LT2’. Pilih semua
balok yang ada dinding 3m, ialah balok as A.1-6, as B.1-3, as B.4-5, 1.A-B, 3.A-
B, 4.A-B dan 6.A-B. Pilih menu Assign>Frame/Line Loads>Distrubuted… atau

toolbar , maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.85. Melalui form
‘Frame Distributed Loads’ pada ‘Load Case Name’ pilih DEAD, pada ‘Load Type
and Direction’ pilih Gravity, pada ‘Options’ pilih Replace Existing Loads, dan
pada ‘Uniform Load’ isikan data ‘Load’ dengan 7.5 seperti gambar 2.85(a).

7. Pilih elemen balok yang ada dinding tinggi 1m, ialah balok pada as 1-AB, 6-AB
dan as C.1-6, kemudian pilih menu Assign> Frame/Line Loads>Distrubuted…

atau toolbar , maka akan ditampilkan form seperti gambar 2.85(b). Isikan data
beban DEAD seperti pada gambar 2.85(b).

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 65

(a) Beban dinding tinggi 3m (b) Beban dinding tinggi 1m


Gambar 2.85. Menentukan beban diding pada balok

F. Analisis dan Kontrol Desain

Setelah semua data selesai diberikan, maka dapat dilakukan analisis


struktur. Sebelum melakukan analisis struktur, perlu dilihat pada menu
Analyze>Set Analysis Options…, apakah pilihan ‘Dynamic Analysis’-nya aktif. Jika
dalam keadaan aktif, klik pada check agar tidak aktif, kemudian klik OK. Kemudian
lakukan analisis melalui menu Analyze>Run Analysis atau tekan F5, kemudian
lihat hasil displacement pada joint seperti gambar 2.86. Pada joint ini translasi dan
rotasi yang terjadi adalah sangat kecil, sehingga displacement masih wajar.

Gambar 2.86. Hasil analisis untuk displacement

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 66

Untuk kontrol desain baja digunakan peraturan AISC-ASD89, dengan cara


memilih peraturan (code) melalui menu Options>Preferences>Steel Frame
Design…, kemudian pada ‘Design Code’ pilih AISC-ASD89. Lakukan kontrol desain
dengan menu Design>Steel Frame Design>Start Design/Check of Structure…,
maka pada rangka baja akan ditampilkan nilai rasio interalsi P-M seperti gambar
2.87.

Gambar 2.87. Hasil kontrol desain baja

Untuk kontrol desain balok komposit, dilakukan dengan langkah-langkah


berikut.

1. Pastikan window kiri aktif, pilih tampilan pada ‘Plan View – LT2’. Melalui menu
Option>Preferences>Composite Beam Design…, maka akan tampil form seperti
gambar 2.88. Pilih pada ‘Design Code’ dengan AISC-ASD89, kemdian lihat pada
tab ‘Beam’, kemudian ‘Deflection’, ‘Vibration’ dan ‘Price’, maka akan ditampilkan
penjelesan-penjelasan seperlunya tentang syarat-syarat yang berhubungan
dengan balok komposit sesuai dengan code yang dipilih. Kemudian klik OK.

2. Pilih menu Design>Composite Beam Design>Select Design Combo…, maka


akan tampil form seperti gambar 2.89. Pada form tersebut aktifkan tab
‘Construction’ , maka akan terlihat pada window sebelah kanan ada 2 kombinasi
beban, yaitu DCMPC1 dan DCMPC2. Pilih DCMPC1, kemudian klik SHOW, maka

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 67

akan ditampilkan form seperti gambar 2.90(a). Kemudian tampilkan juga


kombinasi beban DCMPC2 seperti ditampilkan pada gambar 2.90(b).

Gambar 2.88. Pilihan Design Code untuk balok komposit

Kombinasi beban yang ditunjukkan pada gambar 2.90 tersebut dibuat sendiri
oleh program sesuai dengan code yang dipilih, yang nantinya digunakan untuk
kontrol tegangan pada saat konstruksi (pelaksanaan pekerjaan). Untuk
kombinasi yang lain dapat dipilih melalui tab ‘Strength’ yang digunakan untuk
kontrol kekuatan/tegangan, dan tab ‘Deflection’ untuk kontrol defleksi
(lendutan). Coba amati kombinasi beban-beban yang ada dan bandingkan
dengan ketentuan-ketentuan pada code yang dipilih.

Gambar 2.89. Pilihan Load Combination balok komposit

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 68

(a) Kombinasi DCMPC1 (b) Kombinasi DCMPC2

2.90. Kombinasi pada Construction balok komposit

3. Pilih menu Design>Composite Beam Design>Start Design Using Similarity…,


maka program akan merencanakan desain balok komposit. Kemudian pilih menu
Design>Composite Beam Design>Display Design Info…, maka akan tampil
form seperti gambar 2.91. Pilih pada tampilan yang diinginkan, misalnya pada
‘Stress Ratios’, kemudian pilih Final Load, kemudian klik OK, maka akan
ditampilkan rasio tegangan pada beban final (akhir), setelah aksi komposit
terjadi.

Gambar 2.91. Form Desain balok komposit

Catatan : Pada desain balok komposit default-nya akan dilakukan untuk elemen yang
memenuhi syarat sebagai berikut: (1) balok dan plat beton pada bidang
horisontal, (2) ujung-ujung elemen adalah sendi (pinned), (3) penampang elemen
berbentuk profil I atau bentuk kanal.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Statik 69

4. Pilih salah satu balok komposit pada lantai 2 dengan klik-kanan, maka akan
ditampilkan form seperti pada gambar 2.92. Kemudian klik pada ‘Details…’ maka
akan ditampilkan form hasil desain balok komposit seperti gambar 2.93.

Gambar 2.92. Interactive Composite Beam Design

Gambar 2.93. Hasil desain balok komposit

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


BAB III
STRUKTUR DENGAN BEBAN DINAMIK

3.1. Umum

Struktur yang dibebani dinamik perlu data pendukung antara lain: massa
bangunan, fungsi respon spektrum, fungsi time history dan pusat massa bangunan
tiap lantai. Beberapa contoh fungsi respon spektrum dan time history diberikan
pada gambar 3.1.

0.40

0.30
0.60
0.20
0.50

Percepatan
0.10
0.40
0.00
PSA

0.30
-0.10
0.20
-0.20

0.10 -0.30

0.00 -0.40
0.00 0.60 1.25 2.00 3.00 0.0 1.4 3.7 5.9 6.9 8.2 10.0 11.4
Waktu (detik) Waktu (detik)

(a) Respon spektrum menurut SNI-2002 (b) Time history gempa Elcentro

Gambar 3.1. Fungsi respon spektrum dan time history

Contoh-contoh yang diberikan pada bab ini meliputi beban dinamik dengan
data respon spektrum dan data time history. Untuk data beban respon spektrum
diambil dari Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung
SNI 03-1726-2002 sesuai dengan wilayah gempa yang dipilih, sedang untuk data
time history diambil dari rekaman gempa Elcentro yang ada pada directory Example
program ETABS.

Pada program ETABS untuk struktur dengan rigid diaphragm (diafragma


kaku) translasi terjadi pada bidang X-Y global, sedangkan rotasi yerjadi pada sumbu
Z global. Perencanaan menggunakan obyek area, misalnya plat, sebagai diafragma
kaku tidak akan memberikan pengaruh pada perlikau lentur plat tersebut.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006 71


Struktur Dengan Beban Dinamik 72

3.2. Bangunan Beton 5 Lantai

Sebuah konstruksi bangunan lima lantai seperti pada gambar 3.2 semua
bahan dari beton bertulang dengan berat volume 24 kN/m3, f’c=20 MPa, modulus
elastis Ec=2.104 MPa. Baja tulangan pokok fyl = 400 MPa, sengkang fys = 240 MPa.
Beban luar yang bekerja pada plat lantai 1,8 kN/m2 sebagai beban mati (DEAD), dan
beban hidup (LIVE) sebeasr 2,5 kN/m2. Beban pada atap adalah 0,8 kN/m2 sebagai
beban mati (DEAD), dan beban hidup (LIVE) sebeasr 1,0 kN/m2. Beban dinding
penyekat 7,5 kN/m2, dan beban dinding pada selasar 2,5 kN/m2.

8 8

4,0 m 4,0 m

7 7

4,0 m 4,0 m

6 6

4,0 m 4,0 m

5 5

4,0 m 4,0 m

4 4
VOID
4,0 m 4,0 m

3 3

4,0 m 4,0 m

2 2

Y
4,0 m 4,0 m

X 1 1

8,0 m 3m 4,0 m 4,0 m 1m 8,0 m 3m 4,0 m 4,0 m 1m


A B C D E A B C D E

DENAH TIPIKAL LANTAI 2 SD. 4 DENAH PLAT ATAP

Gambar 3.2. Bangunan 5 lantai

Dimensi kolom segi-empat 400x600mm2, kolom bujur sangkar 400x400mm2,


sedangkan balok bentang 8m dan balok as A, B, as 2C-E dan as 4C-E 300x600mm2.
Untuk balok selasar bentang 4m dimensi 300x400mm2, balok selasar as C dan 5C-
E dimensi 250x400mm2.

Beban dinamik diambil dari respon spektrum dari SNI 03-1726-2002 untuk
wilayah 3 diatas tanah sedang dengan data seperti pada tabel 3.1. Beban gempa
dihitung dengan persamaan 3.1 sesuai SNI 03-1726-2002 dengan
mempertimbangkan faktor keutamaan dan daktilitas strukturnya. Daktilitas
struktur (R) dapat diambil antara 3,5 sampai dengan 8,5.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 73

C1 I
V = Wt (3-1)
R

dengan I=1 (gedung umum, misal : kantor, pertokoan, sekolah dll.), R=8,5 (daktail
penuh), dan Wt berat total bangunan.

Tabel 3.1 Data respon spektrum

t C1
0.00 0.23
0.20 0.55
0.60 0.55
0.80 0.41
1.00 0.33
1.25 0.26
1.50 0.22
1.75 0.19
2.00 0.17
2.25 0.15
2.50 0.13
3.00 0.11

Untuk merencanakan model struktur pada gambar 3.2 tersebut dapat diikuti
langkah-langkah sebagai berikut.

A. Menentukan Geometri Model

Dari gambar denah terlihat pada arah sumbu X (global) ada 5 grid yang diberi
label A, B, C, D dan E. Pada arah sumbu Y (global) ada 8 grid yang diberi label 1, 2
dan seterusnya sampai 8. Pada arah sumbu vertikal Z (global) ada 5 tingkat, dengan
ketinggian antar tingkat 4m, sedang untuk lantai paling bawah 4,5m.

Setelah program ETABS dijalankan, untuk mentukan grid dapat diikuti


langkah-langkah seperti di bawah ini.

1. Pastikan terlebih dahulu unit (satuan) dalam kN-m.

2. Untuk menentukan model yang baru dilakukan melalui menu File>New Model,

atau gunakan toolbar , maka akan muncul form seperti gambar 3.3

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 74

Gambar 3.3. Awal pilihan model

Pada gambar 3.3 terlihat ada 3 button pilihan, pilih button No, sehingga akan
ditampilkan form seperti pada gambar 3.4 berikut

Gambar 3.4. Data grid dan tingkat

3. Pada ‘Grid Dimension (Plan)’ untuk ‘Number Lines in X Direction’ diisi 5, yang
maksudnya 5 grid arah X, untuk ‘Number Lines in Y Direction’ diisi 8. Kemudian
pada ‘Spacing in X Direction’ sementara diisi 4, yang nantinya akan diedit,
sedang ‘Spacing in Y Direction’ diisi 4. Pada ‘Story Dimension’ untuk ‘Number of
Stories’ diisi 5, maksudnya 5 tingkat, pada ‘Typical Story Height’ diisi 4, dan pada
‘Bottom Story Height’ diisi 4.5.

4. Klik pada radio button ‘Custom Grid Spacing’, kemudian klik ‘Grid Labels’, maka
akan ditampilkan form seperti gambar 3.5. Pada ‘Beginning X ID’ diisi A, pada
gambar denah untuk label grid arah X adalah dengan angka A, B, C, D dan E.
Pada ‘Beginning Y ID’ diisi dengan !, pada gambar denah untuk label grid arah Y
adalah dengan huruf 1, 2, 3 dan seterusnya sampai 8. Kemudian klik OK.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 75

Gambar 3.5. Menentukan label grid

5. Dari data form seperti pada gambar 3.4 klik pada ‘Edit Grid’, maka akan tampil
form seperti gambar 3.6. berikut.

Gambar 3.6. Menentukan data grid

Pada form ‘Define Grid Data’ untuk ‘Display Grid as’ pilih ‘Spacing’, kemudian
pada ‘X Grid Data’ dan ‘Y Grid Data’ diisi data seperti gambar 3.6. Kemudian klik
OK.

6. Pada ‘Story Dimensions’, seperti gambar 3.4, klik ‘Custom Story Data’,
kemudian klik ‘Edit Story Data’, maka akan ditampilkan form seperti gambar 3.7.
Kemudian data diubah/diisikan seperti pada gambar 3.7.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 76

Gambar 3.7. Data grid tingkat

Setelah selesai mengubah/mengisi data form pada gambar 3.7 kemudian klik
OK, maka dilayar akan ditampilkan seperti gambar 3.8.

Gambar 3.8. Tampilan Main Window

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 77

B. Menentukan Properti Bahan dan Frame Section

Untuk menentukan properti bahan/material dilakukan langkah-langkah


seperti berikut ini.

1. Melalui menu Define>Material Properties atau klik toolbar akan ditampilkan


form seperti gambar 3.9. Dari form tersebut sorot pada CONC, maksudnya
adalah bahan beton bertulang, dan klik pada ‘Modify Show Material…’, maka
akan ditampilkan form seperti pada gambar 2.10.

Gambar 3.9. Menentukan material

2. Pada form ‘Material Property Data’ diisi data seperti pada gambar 3.10

Pada ‘Analyisis Property Data’ untuk ‘Weight per unit Volume’ diisi 24, untuk
‘Modulus of Elasticity’ diisi 2e7 (maksudnya 2.107 kN/m2, dari MPa dijadikan
kN/m2). Untuk data ‘Mass per unit Volume’, ‘Poisson’s Ratio’ dan ‘Coeff of
Thermal Expansion’ biarkan apa adanya tidak perlu diubah.

Pada ‘Design Property Data (ACI 318-99)’ untuk ‘Specified Conc Comp Strenght,
f’c’ diisi 20e3 (20.103 kN/m2), untuk ‘Bending Reinf. Yield Stress fy’ diisi 400e3
(400.103 kN/m2), untuk ‘Shear Reinf. Yield Stress fys’ diisi 240e3 (240.103
kN/m2).

Gambar 3.10. Menetukan properti material

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 78

Setelah form ‘Material Property Data’ sudah diisi seperti gambar 3.10 klik OK,
dan klik OK lagi.

3. Melalui menu Define>Frame Section… atau klik toolbar akan ditampilkan


form seperti pada gambar 3.11.

Gambar 3.11. Menentukan penampang

4. Pada ‘Define Frame Properties’ gambar 3.11, melalui drop-down box pilih ‘Add
Rectangular’, maka akan ditampilkan form seperti gambar 3.12

Pada ‘Section Name’ diisi K40X60, pada ‘Material’ pilih CONC, pada ‘Dimensions’
untuk ‘Depth (t3)’ diisi 0.60, dan pada ‘Width’ (t2) diisi 0.40. seperti gambar
3.12(a). Kemudian ulang langkah nomor 4 ini untuk menentukan kolom
K40X40, seperti gambar 3.12(b).

(a) Kolom K400X600 (b) Kolom 400X400

Gambar 3.12. Menentukan properti kolom

5. Langkah nomor 4 diulang dengan memilih ‘Add Rectangular’ dari drop-down box,
maka akan ditampilkan form seperti gambar 3.13(a).

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 79

Pada ‘Section Name’ diisi B30X60, pada ‘Material’ pilih CONC, pada ‘Dimensions’
untuk ‘Depth (t3)’ diisi 0.60, dan pada ‘Width’ (t2) diisi 0.30.

Klik pada ‘Reinforcement…’ kemudian akan tampil form seperti gambar 2.13(b),
pada ‘Design Type’ dipilih Beam, sementara untuk data yang lain dibiarkan dulu.
Isian untuk ‘Concrete Cover to Rebar Center’ pada ‘Top’ dan ‘Bottom’
maksudnya adalah jarak pusat tulangan terhadap sisi luar selimut beton.

(a) Penampang balok (b) Data penulangan

Gambar 3.13. Menentukan properti balok 300x600

6. Langkah nomor 5 diulang dengan memilih ‘Add Rectangular’ dari drop-down box,
maka akan ditampilkan form seperti gambar 3.14. Kemudian diisikan data untuk
balok B25X40

(a) Penampang balok (b) Data penulangan

Gambar 3.14. Menentukan properti balok 250x400

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 80

Dari langkah nomor 3 sampai 6, telah ditentukan penampang elemen K40X6 dan
K40X40 untuk kolom, serta B30X60 dan B25X40 untuk balok. Untuk
penampang yang lain (default-nya ETABS), supaya tidak mengganggu sebaiknya
dihapus, dengan cara seperti yang pernah dijelaskan pada bab sebelumnya.

C. Menggambar Elemen Struktur

1. Pastikan window yang aktif adalah sebelah kiri, dan pada pilihan tingkat adalah
‘All Stories’. Melalui menu Draw>Draw Line Object>Create Columns In Region

atau menggunakan toolbar , akan ditampilkan floating-form (dapat dipindah-


pindah) seperti gambar 3.15. Apabila floating-form dirasa menggangu dapat
digeser agak kekanan.

Gambar 3.15. Menggambar elemen kolom

2. Pada ‘Property’ floating-form pilih K40X60, kemudian klik pada perpotongan grid
A-1, kemudian klik pada perpotongan grid B-1, dan seterusnya sampai semua
kolom dengan dimensi 400X600 tergambar seperti pada gambar 3.15. Karena
pilihan tingkat adalah ‘All Stories’, maka semua kolom akan digambar dari lantai
1 sampai dengan lantai 5. Pada gambar 3.15 terlihat bahwa kolom pada as D-2,
D-4, E-2 dan E-4 arahnya belum benar. Maka pilih kolom pada as D-2, D-4, E-2
dan E-4, kemudian melalui menu Assign>Frame/Line>Local Axes…., akan

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 81

ditampilkan form seperti gambar 3.16. Pada ‘Angle’ diisikan 90, maksudnya
sumbu-3 kolom diputar 90 derajad. Kemudian klik OK, maka arah kolom akan
berputar sebesar 90 derajad.

Gambar 3.16. Memutar sumbu-3 kolom

3. Langkah nomor 2 dilulang untuk menggambarkan kolom K40X40.

4. Pilih assignment untuk menggambar balok melalui menu Draw>Draw Line

Object>Draw Lines atau menggunakan toolbar . Property pada floating-form


pilih B30X60, kemudian digambarkan semua balok dengan dimensi 300x600.

Gambar 3.17. Property balok

5. Property pada floating-form pilih B25X40, kemudian digambarkan semua balok


dengan dimensi 250x400. Setelah semua balok digambar, aktifkan ‘Line Section’

melalui toolbar , maka model akan ditampilkan seperti pada gambar 3.17.
Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006
Struktur Dengan Beban Dinamik 82

6. Untuk menggambar balok anak digunakan menu Draw Line Objects>Create

Secondary Beams In Region or In Clicks (Plan) atau tekan toolbar , maka


akan ditampilkan floating form seperti pada gambar 3.18. Pada ‘Property’ pilih
B30X60, pada ‘No. of Beams’ diisikan 1, pada ‘Approx. Orientation’ pilih Paralles
to X or T. Maksud pilihan tersebut ialah : property balok 300X600, ujung-ujung
balok adalah sendi (pin), jumlah balok anak dalam satu region adalah 1, arah
balok sejajar dengan sumbu X. Kemudian klik pada daerah yang dibatasi A-1, B-
1, A-2, B-2, dan seterusnya ke arah atas pada daerah yang ada balok anaknya
sejajar sumbu X.

Gambar 3.18. Property balok anak arah sumbu X

7. Untuk menggambar balok anak arah Y pada daerah yang dibatasi C-2, D-2, C-4,
D-4, dan D-2, E-2, D-4 dan E-4, gunakan menu Draw>Draw Line Object>Draw

Lines atau menggunakan toolbar . Pada floating form pilih isian seperti pada

gambar 3.19. Aktifkan toolbar (Snap to Line Ends and Midpoints), maksudnya
ialah untuk mengunci pada tengah-tengah balok, kemudian digambar balok anak
mulai dari tengah balok as 2-CD ke as 4-CD, diteruskan balok anak mulai dari
tengah balok as 2-DE ke as 4-DE.

Gambar 3.19. Property balok anak arah sumbu Y

Setelah langkah 1 sampai 7 dilakukan, maka seluruh elemen balok dan


kolom mulai dari lantai 1 sampai dengan lantai 5 telah tergambar seperti
ditunjukkan pada gambar 3.20.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 83

Gambar 3.20. Elemen balok dan balok anak

D. Menentukan dan Menggambar Plat

Untuk menentukan dan menggambar plat lantai beton tebal 120mm pada
lantai 2 sampai dengan lantai 5, dan plat atap tebal 100mm, dilakukan langkah-
langkah seperti berikut.

(a) Plat atap P100 (b) Plat lantai P120

Gambar 3.21. Menentukan properti plat

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 84

1. Melalui menu Define>Wall/Slab/Deck Sections…, atau klik toolbar , sorot


pada SLAB1, kemudian klik pada ‘Modify/Show Section…’ akan ditampilkan form
seperti gambar 3.21(a). Pada ‘Section Name’ diisi P100, ‘Material’ pilih CONC,
‘Thicness’ diisi 0,100 pada ‘Membrane’ maupun ‘Bending’, pada ‘Type’ pilih
Membrane. Kemudian klik OK.

2. Hapuslah property plat yang lain selain P100, kemudian klik pada ‘Add New Slab’
dan diisikan data seperti pada gambar 3.21(b).

3. Untuk menggambar plat, pastikan window yang aktif adalah sebelah kiri, dan
elevasi tingkat ada pada paling atas (Plan View ATP). Pilih pilihan story pada
‘Similar Stories’. Melalui menu Draw>Area Object>Draw Areas…, atau klik

toolbar , maka akan ditampilkan floating-form seperti gambar 3.22. Pilih


‘Property’ dengan P100, kemudian klik pada A-1, C-1, C-2, E-2, E-5, C-5, C-8
dan terakhir A-8.

Gambar 3.22. Properti plat atap (P100)

4. Geser ‘Plan View’ ke bawah dengan toolbar pada Plan View LT5. Pada floating
form seperti gambar 3.22 pilih ‘Property’ dengan P120. Kemudian klik pada A-1,
C-1, C-2, E-2, E-5, C-5, C-8 dan terakhir A-8, seperti yang dilakukan pada
langkah nomor 3, maka plat lantai 2 sampai dengan 5 telah digambarkan.

Gambar 3.23. Mengaktifkan ‘Object Fill’

5. Untuk melihat apakah plat sudah tergambar dengan benar, dapat dikontrol
dengan ‘View Set Building Options’ dengan toolbar . Sebelumnya aktifkan dulu

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 85

window yang sebelah kanan, kemudian klik toolbar , kemudian check (√) pada
‘Object Fill’ seperti pada gambar 3.23. Setelah langkah ini dilakukan tamnpilan
model terakhir seperti ditunjukkan pada gambar 3.24.

Gambar 3.24. Tampilan plat dengan ‘Object Fill’

E. Menentukan Beban Plat dan Balok

Untuk mentukan beban pada model struktur dibagi menjadi empat, ialah
beban mati, beban hidup, beban gempa arah X, dan beban gempa arah Y. Pada
model ini beban yang bekerja pada plat lantai ialah 1,8 kN/m2 untuk beban mati
(SDEAD), dan 2,5 kN/m2 untuk beban hidup (LIVE). Pada plat atap beban yang
bekerja ialah 0,8 kN/m2 untuk beban mati (SDEAD), dan 1,0 kN/m2 untuk beban
hidup (LIVE).

Langkah-langkah untuk menentukan beban pada model struktur ialah


sebagai berikut.

1. Menentukan Load Cases beban. Untuk menentukan ‘Load Case’ digunakan menu

Define>Static Load Cases…, atau melalui toolbar , maka akan ditampilkan


form seperti pada gambar 3.25. Pada kolom ‘Load’ defaultnya ialah DEAD yang
menyatakan beban mati dan LIVE yang menyatakan beban hidup. Pada ‘Self

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 86

Weight Multiplier’ untuk DEAD nilainya 1, artinya berat sendiri elemen struktur
diperhitungkan, sedang pada LIVE dan SDEAD nilainya 0, yang artinya berat
sendiri elemen struktur tidak diperhitungkan. Beban SDEAD digunakan untuk
menyatakan beban-beban mati yang didukung plat lantai dan balok, misalnya
ubin, plafon, dinding dan lain-lainnya. Kemudian ditambahkan beban gempa
arah X, yang diberi nama EX, dan beban gempa arah Y yang diberi nama EY
seperti pada gambar 3.25. Kemudian klik OK.

Gambar 3.25. Menentukan ‘Load Cases’

Catatan : Pada beban EX dan EY, ‘Type’ dipilih QUAKE, sedangkan pada ‘Auto Lateral
Load’ dipilih User Coefficient. Maksud pemilihan User Coefficient ialah
nantinya kita akan menentukan besarnya koefifsien beban gempa berdasar
waktu getar T sesuai kurva respon spektrum.

2. Menentukan beban pada plat. Untuk menentukan beban pada plat, dapat
dilakukan sebagai berikut.

a) Pastikan window kiri yang aktif, dan posisi bidang gambar ada pada elevasi
‘Plan View ATP’ (atap). Klik pada tengah-tengah bidang plat, maka pilihan
plat atap akan ditunjukkan dengan tampak disekelilingnya dengan garis
putus-putus.

b) Melalui menu Assign>Shell/Area Loads>Uniform…, atau klik toolbar


akan ditampilkan form seperti gambar 3.26(a). Pada ‘Load Case Name’ pilih
SDEAD, pada ‘Load’ diisi 0,8, pada ‘Direction’ pilih Gravity. Kemudian klik
OK.

c) Pilih lagi plat atap, kemudian melalui menu Assign>Shell/Area


Loads>Uniform… diisi data seperti pada form gambar 3.26(b). Pada ‘Load
Case Name’ pilih LIVE, pada ‘Load’ diisi 1.0, pada ‘Direction’ pilih Gravity.
Kemudian klik OK.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 87

(a) Beban mati (b) Beban hidup


Gambar 3.26. Menentukan beban plat atap

d) Geser tingkat ke bawah dengan toolbar sampai pada ‘Pan View LT5’,
pastikan pilihan ‘Story’ tetap pada Similar Stories. Klik pada plat lantai,
kemudian melalui menu Assign>Shell/Area Loads>Uniform… diisikan data
seperti pada form gambar 3.27(a). Pada ‘Load Case Name’ pilih SDEAD, pada
‘Load’ diisi 1.8, pada ‘Direction’ pilih Gravity. Kemudian klik OK.

(a) Beban mati (b) Beban hidup


Gambar 3.27. Menentukan beban plat lantai

Sampai dengan langkah 2 ini beban mati dan beban hidup plat atap maupun plat
lantai telah diberikan.

3. Menentukan beban dinding pada balok.

a) Pastikan posisi window kiri pada ‘Pan View LT5’, dan pilihan ‘Story’ tetap
pada Similar Stories. Pilih semua balok yang akan dibebani dinding sebesar
7,5 kN/m’ seperti ditunjukkan pada gambar 3.28(a).

b) Melalui menu Assign>Frame/Line Loads>Distributed…, atau klik toolbar

akan ditampilkan form seperti gambar 3.28(b). Pada ‘Load Case Name’
pilih SDEAD, pada ‘Load Type and Direction’ pilih Forces dan Gravity, pada
‘Uniform Load’ isi dengan 7.5. Kemudian klik OK.

c) Pilih semua balok yang akan dibebani dinding sebesar 2,5 kN/m’ seperti
ditunjukkan pada gambar 3.29(a). Pada ‘Load Case Name’ pilih SDEAD, pada

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 88

‘Load Type and Direction’ pilih Forces dan Gravity, pada ‘Uniform Load’ isi
dengan 2.5. Kemudian klik OK.

(a) Memilih balok (b) Beban balok

Gambar 3.28. Menentukan beban balok yang dibebani 7,5 kN/m’

(a) Memilih balok (b) Beban balok

Gambar 3.29. Menentukan beban balok yang dibebani 2,5 kN/m’

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 89

Sampai dengan langkah 3 ini beban gravitasi plat dan balok telah diberikan,
tinggal menentukan beban dinamik dengan data respon spektrum seperti pada
tabel 3.1.

F. Menentukan Beban Dinamik

Untuk menentukan beban dinamik struktur terlebih dahulu ditentukan


massa bangunan. Pada program ETABS terdapat fasilitas untuk menghitung dan
menentukan massa bangunan.

Sebelumnya perlu disesuaikan terlebih dahulu denah lantai 2 sampai 5,


bahwa pada daerah 3-A, 3-B, 4-A dan 4-B adalah bidang void, artinya tidak ada plat
lantai. Untuk menentukan hal tersebut dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

1. Pastikan posisi window kiri pada ‘Pan View LT5’, dan pilihan ‘Story’ tetap pada
Similar Stories. Pilih balok anak pada daerah 3-A, 3-B, 4-A, 4-B, kemudian
tekan tombol Delete, maka balok anak akan terhapus.

2. Melalui menu Draw>Area Object>Draw Areas…, atau klik toolbar , maka


akan ditampilkan floating-form seperti gambar 3.30. Pada ‘Property’ pilih
OPENING, kemudian klik pada daerah 3-A, 3-B, 4-B, 4-A, maka plat pada derah
tersebut akan menjadi void atau opening.

Gambar 3.30. Menentukan void pada plat lantai

Untuk menentukan massa bangunan agar massanya dihitung oleh program


dilakukan melalui menu Define>Mass Source…, maka akan ditampilkan form
seperti gambar 3.31. Kemudian diisikan data seperti gambar 3.31, dan klik OK.
Data pada gambar 3.31 tersebut maksudnya ialah bahwa massa bangunan yang
diperhitungkan ialah berat sendiri/self yang dinyatakan dengan DEAD sebesar
100%, ditambah dengan beban mati yang didukung plat dan balok (SDEAD) sebesar
100%, ditambah dengan beban hidup (LIVE) sebesar 60%. Untuk beban sendiri
struktur yang terdiri dari balok, kolom dan plat, yang dinyatakan dengan DEAD,
tidak perlu didefinisikan, karena pilihan ‘From Self’ sudah memperhitungkan berat
sendiri strukturnya.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 90

Gambar 3.31. Menentukan massa bangunan

Pilih semua elemen dan joint dengan toolbar , kemudian melalui menu
Assign>Joint/Point>Rigid Diaphragm…, maka akan ditampilkan form seperti
gambar 3.32. Default nama diaphragma ialah D1, hal ini tidak perlu diubah tinggal
klik OK saja.

Gambar 3.32. Menentukan diaphragma kaku

Untuk menentukan fungsi respon spektrum dilakukan seperti langkah


berikut.

1. Melalui menu Define>Response Spectrum Functions…, akan ditampilkan form


seperti gambar 3.33(a). Pilih Add User Spectrum pada ‘Click to’, kemudian isikan
data seperti gambar 3.33(b), dengan cara setiap mengisi sepasang data ‘Period’
dan ‘Acceleration’ klik Add. Jika telah selesai klik OK, dan klik OK lagi.

2. Melalui menu Define>Response Spectrum Cases…, akan ditampilkan form


seperti gambar 3.34(a). Klik pada Add User Spectrum pada ‘Click to’, kemudian
diisikan data seperti pada gambar 3.34(b). Jika telah selesai klik OK, dan klik OK
lagi.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 91

(a) Pilihan data (b) Data respon spektrum

Gambar 3.33. Menentukan fungsi respon spektrum sesuai Tabel 3.1

(a) Pilihan data (b) Data respon spektrum

Gambar 3.34. Menentukan data response spectrum case

Catatan : data pada gambar 3.34(b) damping 0.05 artinya rasio redaman struktur 5%,
kemudian pada Scale Factor 9.81 adalah percepatan gravitasi dalam unit
m/det2.

Sampai dengan langkah di atas, data untuk beban gravitasi dan beban
dinamik telah selesai, hanya untuk beban gempa masih perlu di berikan data

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 92

koefisien beban gempanya, sesuai dengan waktu getar bangunan hasil keluaran
analisis strukturnya.

G. Analisis Model

Setelah data geometri, properti elemen dan beban-beban diberikan, maka


model struktur sudah dapat di-analisis. Sebelum melakukan analisis (Run), perlu
dicek seting menu analisis melalui menu Analize>Set Analysis Options…. Dari
menu ini akan ditampilkan form seperti pada gambar 3.35(a). Dari gambar 3.35(a)
klik pada ‘Set Dynamic Parameters…’, maka akan ditampilkan form seperti gambar
3.35(b), kemudian diisikan data pada ‘Number of Modes’ dengan 12. Jika telah
selesai klik OK, dan klik OK lagi.

(a) Pilihan analisis (b) Menentukan jumlah mode

Gambar 3.35. Pilihan Analisis dan menentukan jumlah mode

Untuk mulai analisis dilakukan melalui menu Analyze>►Run Analysis, atau


tekan tombol F5 pada keyboard, atau klik pada toolbar ►, maka program akan
melakukan analisis strukturnya. Jika tidak ada kesalahan (error) atau peringatan
(warning), hasil deformasi struktur akan ditampilkan.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 93

Untuk menampilkan mode (ragam getar) klik pada toolbar atau melaluiu
menu Display>Show Mode Shape…, maka akan ditampilkan form seperti gambar
3.36.

Gambar 3.36. Menentukan mode shape

Gambar 3.37. Mode shape 1 arah Y

Dari tampilan mode shape 1 diperoleh waktu getar 1.6735 detik arah
goyangan ialah arah sumbu Y, sehingga diperoleh Ty=1.6735 detik. Dengan meng-
klik panah >> pada bagian kanan-bawah window, maka akan ditampilkan mode
shape 2 dengan waktu getar 1.6444 detik arah goyangan ialah arah sumbu X,
sehingga diperoleh Tx=1.6444 detik.

Dari hasil analisis waktu getar Tx dan Ty ini kemudian kita dapat
menentukan koefisien gempa Cx dan Cy, dengan cara menentukan hubungan
antara T dan C dengan data tabel 3.1 yang telah dimasukkan pada data respon
spektrum terdahulu.

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 94

Untuk memperoleh hubungan antara T dan C serta menentukan koefisien


beban gempa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Terlebih dahulu program di-unlock, dengan menekan toolbar .

2. Melalui menu Define>Response Spectrum Functions…, akan ditampilkan form


‘Define Response Spectrum Functions’, kemudian sorot pada W3SDG, dan klik
‘Modify/Show Spectrum’, maka akan ditampilkan kurva respon spektrum seperti
gambar 3.38.

3. Tentukan hubungan antara Tx=1.6444 detik dengan koefisien gempa arah X


pada kurva dengan menggeser-geser pointer. Untuk T yang mendekati 1.6444
detik diperoleh koefisien Cx sebesar 0.2024.

Gambar 3.38. Menentukan koefisien gaya gempa

4. Ulangi langkah nomor 3 untuk menentukan hubungan antara Ty=1.6735 detik


dengan koefisien gempa arah Y. Untuk T yang mendekati 1.6735 detik diperoleh
koefisien Cy sebesar 0.1990.

5. Koefisien gempa ditentukan dengan persamaan (3-1), yang nilainya tergantung


dari R (daktilitas struktur yang diinginkan). Apabila nilai I ditentukan sebesar 1
dan daktilitas struktur R ditentukan sebesar 5 (daktilitas terbatas), maka nilai
C X I 0.2024 C I 0.1990
= = 0.0405 dan nilai Y = = 0.0398 .
R 5 R 5

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 95

Gambar 3.39. Menetukan koefisien beban gempa arah X

6. Melalui menu Define Static Load Cases…, akan ditampilkan form ‘Define Static
Load Case Names’. Sorot ‘Load’ pada EX, kemudian klik ‘Modify Lateral Load’,
maka akan ditampilkan form seperti gambar 3.39. Kemudian diisikan data
seperti pada gambar 3.39, pada ‘Direction and Eccentricity’ pilih X dir, pada
‘Base Shear Coefficient, C’ diisi dengan 0.0405. Kemudian klik OK.

7. Sorot ‘Load’ pada EY, kemudian klik ‘Modify Lateral Load’, maka akan
ditampilkan form seperti gambar 3.40. Kemudian diisikan data pada ‘Direction
and Eccentricity’ pilih Y dir, pada ‘Base Shear Coefficient, C’ diisi dengan 0.0398.
Kemudian klik OK.

Gambar 3.40. Menetukan koefisien beban gempa arah Y

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 96

(a) Beban gempa arah X (b) Beban gempa arah Y

Gambar 3.41. Tampilan beban gempa pada atap

Setelah data koefisien beban gempa arah X dan arah Y ditentukan analisis
struktur diulang. Untuk kontrol hasil analisis beban gempa dilakukan melalui menu
Display>Show Loads>Joint/Point…, kemudian pada ‘Load Case’ pilih EX, maka
akan ditampilkan beban gempa arah X pada plat atap seperti pada gambar 3.41(a).

Untuk kontrol displacements hasil analisis dilakukan dengan cara sebagai


berikut.

1. Pastikan window kiri yang aktif, kemudian display window kiri tampilkan dalam

bentuk ‘Elevation View’ dengan toolbar , kemudian pilih ‘Elevations 1’.

2. Tampilkan deformasi akibat beban EX (gempa arah X) dengan toolbar .

3. Klik kanan pada joint paling kanan atas, maka akan ditampilkan form ‘Point
Displacements’ seperti pada gambar 3.42. Pada ‘Trans’, maksudnya ialah
translasi, terlihat nilai arah X : 0.035832, arah Y : - 0.000236 dan arah Z : -
0.000331, unit dalam meter.

Terlihat bahwa translasi arah X akibat beban gempa pada lantai atap ialah
sebesar 0.035832 meter, atau 3.5832 cm. Hal ini apakah masih wajar? Untuk
menentukan apakah wajar atau tidak, harus dibandingkan dengan peraturan
yang berlaku. Jika menurut peraturan yang berlaku nilai translasi arah X
tersebut masih terlalu besar, maka dimensi pendukung beban lateralnya (dalam

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 97

model ini kolom), perlu diubah dengan memperbesar dimensinya. Untuk


menambah kekakuan, disamping dengan memperbesar dimensi kolom, dapat
dilakukan dengan menambah pengaku lateral, misalnya dinding geser atau
bresing.

Gambar 3.42. Displacements pada model

4. Untuk mengetahui rasio simpangan tingkat dengan tinggi tingkat atau lateral
drifts, klik pada tombol ‘Lateral Drifts…’, maka akan ditampilkan form seperti
gambar 3.43. Ditunjukkan bahwa pada tingkat ATP lateral drifts arah X ialah
0.00463, sedangkan arah Y sebesar 0.000009.

Gambar 3.43. Tampilan lateral drifts

Untuk menampilkan gaya-gaya elemen dilakukan dengan tampilan window

kiri yang aktif sebagai ‘Elevation View’, kemudian klik toolbar , atau melalui
menu Display>Show Member Forces/Stress Diagram>Frame/Pier/Spandrel

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


Struktur Dengan Beban Dinamik 98

Forces akan ditampilkan form seperti gambar 3.44(a). Pada ‘Load’ pilih EX Static
Load, pada ‘Component’ pilih Moment 3-3.

(a) Memilih beban (b) Tampilan gambar M3-3

Gambar 3.44. Menampilkan gaya elemen M3-3 akibat beban EX

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006


DAFTAR PUSTAKA

----------------, Integrated Building Design Software An Introduction to ETABS,


Computer and Structures, Inc., Berkeley, California, 2002

----------------, Integrated Building Design Software Concrete Frame Design Manual,


Computer and Structures, Inc., Berkeley, California, 2002

----------------, Integrated Building Design Software Steel Frame Design Manual,


Computer and Structures, Inc., Berkeley, California, 2002

----------------, Integrated Building Design Software User Interface Reference Manual,


Computer and Structures, Inc., Berkeley, California, 2002

----------------, Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, Direktorat


Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung, 1983

----------------, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan


Gedung SNI 03-1726-2002, Badan Standardisasi Nasional, 2002

----------------, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung


SNI 03-2847-2002, Bandung 2002

Gunawan, R, Tabel Profil Konstruksi Baja, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1990

Gunung Garuda P.T, Products Catalogue, Engineering Service Center, Cibitung,


Bekasi, 1999

Wigroho, H.Y., Analisis & Perancangan Struktur Frame Menggunakan SAP2000 Versi
7.42, Andi Offset, Yogyakarta, 2001

Modul ETABS Versi 8.45 oleh Haryanto Yoso Wigroho 2006 99

Anda mungkin juga menyukai